Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN Ny. YS

DI RUANGAN TULIP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

TK III MANADO

NAMA MAHASISWA : JUSRIL SINDRING/210803048

PRESEPTOR I :

PRESEPTOR II :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA


KOTAMOBAGU 2021
A. Konsep Medis
1. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin di
kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian
dengan istilah infeksi urin, termasuk pula berbagai infeksi disaluran kemih yang
tidak hanya mengenai kandung kemih (protatitis uretritis).

2. Etiologi
Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala
bervariasi tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan wanita
pasien di rumah sakit, 30 – 40% disebabkan proteus, stapilokok, dan bahkan
pseudomonas. Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainan salauran
kemih. Namun harus dip[erhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan
lebih dari satu organisme. Selain itu terdapat factor-faktor predisposisi yang
mempermudah terjadinya ISK yaitu :
a.      Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi
ureter (sebagian atau total).
b.      Refluks Vesikoureter
c.      Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
d.      Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
e.      Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
f.      Kehamilan
g.      Jenis kelamin
h.      Penyalahgunaan analgesic secara kronik
i.      Penyakit ginjal
j.  Personal Hygiene
   3. Manifestasi Klinis
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a.      Mukosa memerah dan oedema
b.      Terdapat cairan eksudat yang purulent
c.      Ada ulserasi pada urethra
d.      Adanya rasa gatal yang menggelitik
e.      Good morning sign
f.      Adanya nanah awal miksi
g.      Nyeri pada saat miksi
h.      Kesulitan untuk memulai miksi
i.      Nyeri pada abdomen bagian bawah.
Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
a.      Disuria (nyeri waktu berkemih)
b.      Peningkatan frekuensi berkemih
c.      Perasaan ingin berkemih
d.      Adanya sel-sel darah putih dalam urin
e.      Nyeri punggung bawah atau suprapubic
f.      Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
a.      Demam
b.      Menggigil
c.      Nyeri pinggang
d.      Disuria
4. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
2. Hematogen
3. Asending
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter, atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadinya ISK ialah, hematogen dan asending, tetapi dari dua
cara ini asendinglah yang paling sering terjadi.
a).  Infeksi Hematogen
Infeksi Hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada
pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi
E.coli karena itu jarang ada infeksi hematogen E.coli.
b).  Infeksi Asending
1).  Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung
mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga
dihuni oleh bakteri normal kulit seperti, basil difteroid, streptokokus.
Disamping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian
distal uretra ini disertai jaringan periuteral dan vestibula vaginalis
juga banyak dihuni bakteri yang berasal dari usus karena letak anus
tidak jauh dari tempat tersebut. Karena peran factor predisposisi,
maka kolonisasi basil koliform pada wanita didaerah tersebut diduga
karena Adanya perubahan flora normal di daerah perineum dan
berkurangnya antibody local.
2).  Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih.
Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih belum
diketahui dengan jelas. Beberapa factor yang mempengaruhi
masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah:
 Faktor Anatomi
Kenyataan bahwa ISK banyak pada wanita daripada laki-laki, hal
ini disebabkan oleh Uretra wanita lebih pendek terletak lebih
dekat pada anus sedangkan uretra laki-laki bermuara saluran
kelenjar prostate dikenal sebagai anti bakteri yang sangat kuat.
 Faktor tekanan urin pada waktu miksi
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi
karena tekanan urin. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam
kandung kemih setelah pengeluaran urin.
 Faktor lain, misalnya:
1.   Kebersihan alat kelamin bagian luar.
2.   Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan
menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks karena refluks
intrareral. Refluks vesikoureter adalah keadaan patologis
karena tidak berfungsinya valvula vesikoureter sehingga
aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal.
Valvulo vesikoureter yang tidak berfungsi ini disebabkan karena:
1.  Edema mukosa ureter akibat infeksi
2.  Tumor pada kandung kemih dan penebalan dindidng kandung
kemih.
5. Penatalaksanaan

a. Secara umum tujuan terapi ISKadalah menghilangkan gejala dengan cepat,


mengeradikasi kuman patogen, meminimalisasi rekurensi dan mengurangi
morbiditas serta mortilitas. Tujuan itu dapat tercapai dengan pemberian
antibiotik sambil mencari penyebab.
b. Penatalaksanaan ISK pada lansia harus dilakukan sedini mungkin agar
progresifitasnya tidak berlanjut. Dalam memilih antibiotik harus
diperhatikan bebrapa hal yaitu efek samping (terutama pada ginjal), harga,
resistensi, kepatuhan (complience), dan interaksi obat. Mengingat adanya
penyakit komorboid yang munkin juga diderita oleh pasien, maka kita
perlu mencari tahu obat-obat apa saja yang sedang dikonsumsi oleh pasien,
lalu menganalisis apakah obat ISK yang kita berikan akan berinteraksi
dengan obat-obatan tersebut.
c. Antibiotik yang umum digunakan untuk menobati ISK tidak berkomplikasi
pada lansia adalah trimethroprim/sulfamethoxazol (TMP/SMX),
fluorokuinolon, fosfomisin, dan nitrofurantoin.
d. TMP/SMX telah menjadi obat lini pertama pada ISK non komplikata
karena mapu membunuh banyak jenis mikroorganisme, kecuali
enterococcus. Kelebihan lain dalah TMP/SMX tersedia dalam bentuk sirup
sehingga cocok digunakan pada lansia yang mempunyai kesulitan menelan.
Akan tetapi sekarang sudah mulai tampak kecenderungan resistensi
TMP/SMX pada E. Coli
e. Flurokuinolon sedikit demi sedikit mulai menggeser TMP/SMX karena
tolerabilitas dan compliencenya lebih baik. Antibiotik ini bisa digunakan
pada gram negatif dan positif tetapi lebih efektif pada gram negatif. Kadar
kreatinin clearence perlu dipantau bila kita memutuskan memberi
fluorokuinolon. Bila creatinin clearence kurang dari 0.5 ml/detik, dosis
dikurangi.
f. Fosfomisisn diberika dalam dosis tunggal sehingga compliance pasien
lebih baik. Fosfomisisn efektif pada gramnegatif tapi kurang pada gram
positif. Harganya cukup mahal.
g. Nitrofurantoin tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal, yaitu kreatinin klerens kurang dari 0.67 ml/detik. Sayang sudah
tidak tersedia lagi dipasaran.
h. Kaum lansia lebih rentan terhadap[ efek samping dan toksisitas antibiotik.
Hal itu dikarenakan menurunnya fungsi metabolisme dan ekskresi.
Akibatnya,kadar obat dalam serum tinggi dan berpotensi menyebabkan
kerusakan ginjal. Oleh karena itu batas keamanan obat pada lansia sepit,
pemilihan antibiotik harus berhati-hati dengan mempertimbangkan
kelarutan obat, perubahan komposisi tubuh, status nutrisi(kadar albumin),
dan efek samping.
i. Di samping obat-obatan, terapi nonfarmakologi harus diterapkan.
Sayangnya langkah itu sering dilupakan, terapi nonfarmakologi mencakup
nutrisi dan imobilisasi. Asupan makanan dan cairan perlu disesuaikan
hingga optimal sesuai kemampuan penderita. Kita perlu mengusahakan
agar makanan yang diberikan habis dimakan, dan pasien tidak boleh
diimobilisasi terlalu lam untuk mencegah dekubitus.
j. Dengan adanya diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat, semoga tidak
ada lagi kasus ISK.

6. Komplikasi
a.  Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
b.  Gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai