01 Sulsel-Overview Peraturan Perundangan Terkait Penataan Ruang
01 Sulsel-Overview Peraturan Perundangan Terkait Penataan Ruang
OVERVIEW
PERATURAN-PERUNDANGAN
TERKAIT PENATAAN RUANG
Peristilahan
Struktur ruang
Pola Ruang
Kawasan Strategis
Pemanfaatan Ruang
Peraturan Zonasi
Perizinan
UU No. 26/2007 Penataan Ruang
Ps. 8 (2) Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang nasional meliputi:
b. pemanfaatan ruang wilayah nasional;
(3) Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional meliputi:
c. pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional; dan
Ps. 10 (2) Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi ... meliputi:
b. pemanfaatan ruang wilayah provinsi;
(3) Dalam penataan ruang kawasan strategis provinsi ..., pemerintah daerah provinsi melaksanakan:
c. pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi;
Jika KSN tumpang tindih dengan KSP dan KSK/Kab; dan KSP tumpang tindih dengan KSK/Kab, apakah seluruh
program pemanfaatan ruang dibebankan kepada Pemerintah, atau kepada Pemerintah Provinsi?
Dalam aspek hukum, ada perbedaan makna antara “diatur” dengan “ditetapkan”
JANGKA WAKTU RTRW
• NON-CONFORMING USE:
– Kegiatan penggunaan ruang yang sesuai dengan RTR lama dan memiliki izin yang sah, tetapi menjadi tidak
sesuai dengan RTR setelah penetapan RTR baru.
Ps. 1 angka 3: Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional
Ps. 17 (2) Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rencana sistem pusat permukiman dan
rencana sistem jaringan prasarana.
Ps. 20 (1) huruf b: rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi system perkotaan nasional yang terkait dengan
kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama;
Ps. 23 (1) huruf b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi system perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan
dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
Ps. 26 (1) huruf b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi system perkotaan di wilayahnya yang terkait
dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten
Ps. 44 (2) huruf b. b. rencana struktur ruang kawasan metropolitan yang meliputi system pusat kegiatan dan sistem jaringan
prasarana kawasan metropolitan dan/atau megapolitan
Ps. 51 (2) huruf b. rencana struktur ruang kawasan agropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan
prasarana kawasan agropolitan
Persoalan Struktur Ruang
• Hanya terdiri dari sistem pusat kegiatan (PKN, PKW, PKL dan PPK, SPK, PL) dan sistem jaringan prasarana
kawasan, tidak menyebutkan kegiatan fungsional
• Mencampurkan struktur (pusat, jaringan transportasi) dengan infrastruktur (prasarana , sarana dan utilitas)
• Definisi PKN, PKW, PKL kurang operasional, belum ada syarat minimum kelengkapan fasilitas PKN, PKW, PKL
• Karena PZ berbasis zona, maka tidak tepat untuk pengaturan infrastruktur/sarpras. Untuk melindungi
fungsi jaringan/sarpras, pengendalian infrastruktur/sarpras dapat menggunakan ketentuan teknis sektoral
yang ditetapkan.
STRUKTUR RUANG
Struktur ruang pada dasarnya terdiri dari 3 unsur pokok, yaitu:
Alokasi kegiatan fungsional utama:
• fungsi-fungsi primer (regional) : FP I, FP II, FP III
• Fungsi-fungsi sekunder (lokal) : FS I, FS II, FS III
• Kawasan strategis: nasional (FP I), provinsi (FP II), kabupaten/kota (FP III)
• FS I • Arteri
• Kolektor • Pusat Kota
• FS II
• Lokal • Pusat SWK
• FS III
• Lingkungan • Pusat Kecamatan
• Pusat Kelurahan
UU No. 26/2007 menambahkan • Pusat Lingkungan
Kawasan Strategis dlm struktur Jalan Tol
ruang:
- KS Nasional Jaringan
- KS Provinsi Prasarana Lain
- KS Kabupaten/Kota
PKN Arteri Primer PKN Arteri Sekunder
FS-I FS-I
FP-I FP-I
Lokal Primer
Lokal Sekunder
PKL Lokal Primer PKL Lokal Sekunder
FS-III FS-III
FP-III FP-III
Persil Persil
23
24
POLA RUANG
UU No. 26/2007:
Ps. 1 angka 21. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan
PENINJAUAN KEMBALI
DASAR KRITERIA PK
TUJUAN PENATAAN RUANG:
Ps. 3 Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang
aman (safe?), nyaman, produktif, dan berkelanjutan ....
TUGAS:
Ps. 7 (1) Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar‐besar kemakmuran rakyat.
BANDINGKAN DENGAN:
Ps. 23 (6) RTRWP ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.
Ps. 24 (1) RTR KSP ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.
Ps. 26 (7) RTRW kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
Ps. 27 (1) RTR KSKab ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
• Pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota, semua rencana umum, rencana rinci dan PZ ditetapkan dengan Peraturan
Daerah
• Pada tingkat Nasional, rencana umum ditetapkan dengan PP, rencana rinci ditetapkan dengan Peraturan Presiden,
indikasi arahan PZ dengan PP
• Pada rencana rinci ada perbedaan dasar hukum
MUATAN RTRWN/RTRWP/RTRW KAB:
• Pada skala RTRWK paling besar 1:10.000, RTH, RTNH kegiatan sektor informal dan
ruang evakuasi bencana tidak cukup tampak dalam pola ruang, hanya bisa pada
level kebijakan/aturan
• Ruang evakuasi bencana ada di RTRW Kota, tapi tidak disebutkan di RTRWN, RTRWP
dan RTRW Kabupaten. Padahal salah satu pertimbangan penerbitan UU No.
26/2007 adalah karakter wilayah indonesia yang rawan bencana
KETELITIAN PETA:
Ps. 14 (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur
dengan peraturan pemerintah.
PP No. 8/2013
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Peraturan Zonasi
Peraturan Zonasi merupakan perangkat utama Program PR
dalam pengendalian karena perizinan, insentif & Perizinan
disinsentif, dan sanksi harus didasarkan pada Pembiayaan
Insentif &
peraturan Zonasi
Pola penggunaan Disinsentif
tanah, air, udara,
Sanksi
dan SDA lain
Ketetapan Rencana Rinci dan PZ
• Perda RTR KSP, RTR KS Kab, dan RDTRK DAPAT DIGABUNG dengan perda peraturan PZ sistem provinsi, PZ
kabupaten/Kota, karena SAMA-SAMA DITETAPKAN DENGAN PERDA
• RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSN yang DITETAPKAN DENGAN PERPRES TIDAK DAPAT DISATUKAN dengan PZ
sistem nasional yang DITETAPKAN DENGAN PP
HIRARKHI PERATURAN ZONASI
PERATURAN ZONASI adalah PERATURAN BERBASIS ZONA; tidak tepat diterapkan untuk struktur ruang dan jaringan
prasarana (BUKAN ZONA)
PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG
Dasar
Jenis Izin Penjelasan Pemberian Izin
IZIN
PENGGUNAAN Izin penggunaan pemanfaatan tanah merupakan dasar
PEMANFAATAN untuk permohonan mendirikan bangunan
TANAH
IZIN LAIN
BERDASARKAN Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing RTR
PERATURAN
sektor dan/atau instansi yang berwenang
PER-UU-AN
Perizinan PR dalam PP No. 15/2010
39
UU No. 28/2009 tentang PDRD:
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada
orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan
Kegiatan
Usaha
Kegiatan
Khusus
UU Kepariwisataan UU
UU PPLH Bangunan
UU SDA UUPA
Gedung
UU Perdagangan
dll
UU Penataan Ruang
PERBEDAAN OBYEK
ZONING REGULATION
DAN BUILDING CODE
- Struktur bangunan
43
AMPLOP RUANG:
Apa yang dimaksud dg AMPLOP BANGUNAN
AMPLOP RUANG ? Pada skala
persil, tapak, BWP atau kota?
Penjelasan:
Ps. 36(1): Peraturan zonasi berisi
ketentuan yang harus, boleh, dan
tidak boleh dilaksanakan pada zona
pemanfaatan ruang yang dapat Sumber: Homeowners of
Sumber: NY City Dept. Of Planning,
terdiri atas ketentuan tentang Encino's Web Page; https:
http://www1.nyc.gov/
//homeownersofencino.wordpr
amplop ruang (KDRH, KDB, KLB, dan ess.com/zoning-primer/ site/planning/zoning/glossary.page
GSB), penyediaan sarpras, serta
ketentuan lain yang dibutuhkan Pada skala tapak dan persil, istilah yang biasa dipakai adalah
untuk mewujudkan ruang yang AMPLOP BANGUNAN, yaitu batas dimana bangunan dapat
didirikan, yang ditentukan oleh GSB (muka, samping, belakang), TB
aman, nyaman, produktif, dan
(tinggi bangunan), dan bukaan langit (sky exposure) jika ada
berkelanjutan.
PEMANFAATAN RUANG
Muatan RTRW
Ps. 20(11): RTRWN memuat: Ps. 26(1) RTRW kabupaten memuat:
Ps. 23(1) RTRWP memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi a. tujuan, kebijakan, dan strategi a. tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah penataan ruang wilayah provinsi; penataan ruang wilayah kabupaten;
nasional; b. rencana struktur ruang wilayah b. rencana struktur ruang wilayah
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem kabupaten yang meliputi sistem
nasional yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang perkotaan di wilayahnya yang
perkotaan nasional yang terkait berkaitan dengan kawasan perdesaan terkait dengan kawasan perdesaan
dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan dan sistem jaringan prasarana
dalam wilayah pelayanannya sistem jaringan prasarana wilayah wilayah kabupaten;
dan sistem jaringan prasarana provinsi; c. rencana pola ruang wilayah
utama; c. rencana pola ruang wilayah provinsi kabupaten yang meliputi kawasan
c. rencana pola ruang wilayah yang meliputi kawasan lindung dan lindung kabupaten dan kawasan
nasional yang meliputi kawasan kawasan budi daya yang memiliki nilai budi daya kabupaten;
lindung nasional dan kawasan strategis provinsi; d. penetapan kawasan strategis
budi daya yang memiliki nilai d. penetapan kawasan strategis provinsi; kabupaten;
strategis nasional; e. arahan pemanfaatan ruang wilayah e. arahan pemanfaatan ruang wilayah
d. penetapan kawasan strategis provinsi yang berisi indikasi program kabupaten yang berisi indikasi
nasional; utama jangka menengah lima program utama jangka menengah
e. arahan pemanfaatan ruang tahunan; dan lima tahunan; dan
yang berisi indikasi program f. arahan pengendalian pemanfaatan f. ketentuan pengendalian
utama jangka menengah lima ruang wilayah provinsi yang berisi pemanfaatan ruang wilayah
tahunan; dan indikasi arahan peraturan zonasi kabupaten yang berisi ketentuan
f. arahan pengendalian sistem provinsi, arahan perizinan, umum peraturan zonasi, ketentuan
pemanfaatan ruang wilayah arahan insentif dan disinsentif, serta perizinan, ketentuan insentif dan
nasional yang berisi ......... arahan sanksi. disinsentif, serta arahan sanksi.
Ps. 1 angka 14. Pemanfaatan ruang adalah Tidak menyebutkan:
upaya untuk mewujudkan struktur ruang
• perwujudan kawasan
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
strategis, dan
ruang melalui penyusunan dan
• penataagunaan tanah, air,
pelaksanaan program beserta
udara dan SDA lainnya
pembiayaannya
• Sejauh ini, dapat dikatakan belum ada RTRW yang memasukkan penatagunaan tanah dalam muatannya
• muatan RTRW dalam Permen PU no. 15-16-17/PRT/M/2009 dan Permen PU No. 10/PRT/M/2011 tidak
mencantumkan penatagunaan tanah dalam pemanfaatan ruangnya
Penatagunaan tanah bertujuan untuk (PP No. 16/2004, ps. 3):
a. mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan
fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;
c. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;
d. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi
masyarakat yang mempunyai hubungan hokum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang telah ditetapkan.
Penatagunaan tanah:
PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
48
Tata Ruang dan Pertanahan dihubungkan oleh
Penatagunaann Tanah:
PENYELENGGARAAN PENATAAN
HAK MENGUASAI TANAH
RUANG (UU No. 26/2007)
DARI NEGARA (UU No. 5/1960)
Pengaturan
Perencanaan Hak Rencana Umum
Tata Ruang Program
Pembinaan Pemanf. Ruang Penggunaan
Pemanfaatan
Pelaksanaan Pembiayaan Peruntukan
Ruang
Pengawasan Penatagunaan Persediaan
Pengendalian tanah, air, udara,
Pemanfaatan SDA lain
Ruang
Penguasaan
Peraturan Zonasi
Penggunaan Neraca Perubahan
Perizinan
UU No. 26/2007 Pemanfaatan Neraca Kesesuaian
UU No. 5/1960 Inssentif/Disinsenstif
Neraca Neraca Ketersediaan
PP No. 16/2004 Sanksi
49
Dalam UU No. 26/2007:
• Setiap orang mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan
RTR kepada pejabat berwenang (ps. 60 huruf e); dan mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah
dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menimbulkan kerugian (huruf f).
• Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
menurut kewenangan masing‐masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan (ps.37)
Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang
• tidak sesuai dengan RTR (ps. 37)