Anda di halaman 1dari 32

Ikatan Ahli Perencanaan

Provinsi Sulawesi Selatan

BIMTEK RDTR - ZONASI

DASAR-DASAR RENCANA RINCI

Ir. Juniar Ilham Prd, MT, IAP


Bidang Sertifikasi dan Layanan Sertifikat
Pengurus Nasional - Ikatan Ahli Perencanaan
Makasar, 16-18 September 2019
ISTILAH

1. Rencana Rinci adalah hasil perencanaan tata ruang pada yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek fungsional dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan
dan/atau kegiatan kawasan sebagai perangkat operasionalisasi rencana tata ruang
wilayah.
2. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar
kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara
kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
ISTILAH

3. RTR KSK adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap perkembangan
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
4. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian dari
kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis yang akan/perlu disusun rencana rincinya,
5. Delineasi KSK adalah garis yang menggambarkan batas KSK yang ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tipologi KSK.
Rencana Rinci

adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
fungsional dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan
sebagai perangkat operasionalisasi rencana tata ruang wilayah
RTRW KAB

Arah Pengendalian dan


Tujuan, Kebijakan, Strategi Arahan Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan Ruang

Penetapan Kawasan Strategis Struktur Ruang Wilayah Pola Ruang Wilayah

RENCANA
UMUM
RTR RDTR
Draft Pedoman RTR KSK KSK Permen ATR/BPN RENCANA
belum selesai disusun No.16/2018
RINCI

Identifikasi Bentuk Konsep Pengembangan


Tujuan Penataan BWP Rencana Struktur Ruang
Delineasi Kawasan Arahan Pemanfaatan
Ruang Rencana Pola Penetapan Sub BWP yang
Fokus Penanganan Ruang diprioritaskan

Arahan Pengendalian Peraturan


Pemanfaatan Ruang KetentuanPemanfaatan Ruang
Tingkat Ketelitian Peta Zonasi

1. Kawasan Perkotaan
Tujuan, Kebijakan, Strategi Pengelolaan Kawasan
2. Kawasan koridor ekonomi
3. Kawasan perdesaan
4. Kawasan cepat tumbuh
5. Kawasan tertinggal/terisolir
6. Kawasan konservasi cagar budaya/sejarah
7. Kawasan konservasi permukiman/ Komunikasi adat
Kawasan INTI 8. Kawasan Teknologi Tinggi
9. Kawasan Pengembangan SDA Darat
10. Kawasan Perlindungan dan pelestarian Lingkungan Hidup
Kawasan Penyangga 11. Kawasan Rawan Bencana
12. Kawasan Kritis Lingkungan
13. Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau Kecil
Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah
administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur 1
dan pola ruang.

Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai


strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan
2
substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok
peruntukan.
RENCANA
UMUM VS Rencana rinci sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan
RENCANA dasar penetapan peraturan zonasi  ketentuan yang mengatur
RINCI 3
tentang persyaratan pemanfaatan ruang serta ketentuan
pengendalian ruang.

Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi


yang melengkapi rencana rinci menjadi salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang  pemanfaatan ruang dapat 4
dilakukan sesuai dengan rencana penataan ruang
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 (Pasal 59) tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang diprioritaskan
untuk disusun rencana rincinya paling lama 24 bulan terhitung sejak pelaksanaan penyusunan dan tidak melebihi
masa berakhirnya rencana rinci tata ruang yang sedang berlaku.
Bagian dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan
strategis kabupaten/kota, yang dapat disusun rencana rincinya apabila:
a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan perkotaan
b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman
RDTRmerupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam
wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang
harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota dan disusun lengkap dengan peraturan zonasi yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP tertentu.
RTR KSK adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Hubungan antara RTRW Kabupaten/ Kota, RDTR, serta wilayah perencanaannya
Bagian Wilayah Perkotaan
yang selanjutnya disingkat
BWP adalah bagian dari RTRW Kab/Kota Wilayah Kab/Kota
kabupaten/kota dan/atau
kawasan strategis yang
akan/perlu disusun rencana RDTR BWP
rincinya

RTBL Sub BWP

Dirincikan lebih lanjut


Wil.Perencanaan dibagi lagi menjadi
Wilayah Perencanaan
MANFAAT DAN FUNGSI RENCANA RINCI

Manfaat dan fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis


(RTR-KSK)
• Mewujudkan keterpaduan antara pembangunan KSK dengan wilayah kabupaten
• Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam KSK Menjamin terwujudnya tata
ruang KSK yang berkualitas
• Acuan dalam sinkronisasi program
• Acuan lokasi investasi
• Acuan pemanfaatan ruang
• Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang
• Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang
• Acuan dalam administrasi pertanahan
Manfaat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan


pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten/kota

• ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsinya di


dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan

• ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun


program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan
ruangnya pada tingkat BWP atau Sub BWP.
Fungsi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari


kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW
• Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
• Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang

• Acuan dalam penyusunan RTBL.


BENTUK ALTERNATIF RENCANA RINCI

RTR Pulau/
Kepulauan

RTR Kawasan Strategis


RENCANA RINCI Nasional (KSN)

RTR Kawasan Strategis


Provinsi (KSP)

RTR Kawasan Strategis


Lingkup Kabupaten Kabupaten (KSK)

RDTR Kabupaten/
Kota
Penyusunan RTR KSK dilakukan dengan mempertimbangkan tipologi kawasan
strategis untuk memastikan ketentuan pelaksanaan penataan ruang KSK yang sesuai dengan
kebutuhan keragaman kawasan.

KRITERIA PENETAPAN KSK

Sudut Kepentingan Kriteria Penetapan KSK


1. Pertumbuhan a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
Ekonomi b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
c. Memiliki potensi ekspor;
d. Memiliki dukungan kawasan perumahan dan permukiman yang dilengkapi
dengan jaringan prasarana dan utilitas, serta sarana pemerintahan penunjang
kegiatan ekonomi;
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. Memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan;
g. Memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi; atau
h. Merupakan kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kabupaten.
2. Sosial dan Budaya a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
c. Merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya;
e. Merupakan tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya; atau
f. Merupakan tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
1. Memiliki fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
3. Pendayagunaan teknologi berdasarkan lokasi dan posisi geografis sumber daya alam
Sumber Daya strategis,
2. Memiliki sumber daya alam strategis; pengembangan teknologi
Alam dan/atau kedirgantaraan, serta tenaga atom dan nuklir;
Teknologi Tinggi 3. Memiliki fungsi sebagai pusat pemanfaatan dan pengembangan teknologi
kedirgantaraan;
4. Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
5. Memiliki fungsi sebagai lokasi dan posisi geografis penggunaan teknologi
kedirgantaraan teknologi tinggi strategis lainnya.

a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;


4. Fungsi dan b. Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,
Daya Dukung flora, dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang
harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
Lingkungan c. Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna
air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
d. Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan
iklim makro;
e. Merupakan kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
f. Merupakan kawasan rawan bencana alam; atau
g. Merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Sumber: Draft KSK
SUDUT KEPENTINGAN

Kawasan Kawasan Sosial Kawasan Kawasan Daya


Pengembangan Budaya Pengembangan Dukung
Ekonomi SDA/Teknologi Lingkungan Hidup

10. Kawasan
1. Kawasan 6. Kawasan 8. Kawasan Perlindungan T
Perkotaan, Konservasi Pengembangan &Pelestarian I
2. Kawasan Koridor Cagar Sumber Daya Lingkungan P
Ekonomi Budaya/Sejarah Alam (SDA Hidup O
3. Kawasan 7. Kawasan Darat) 11. Kaw. Rawan L
Perdesaan Konservasi 9. Kawasan Bencana O
4. Kawasan Cepat Permukiman Teknologi 12. Kawasan Kritis G
Tumbuh Komunitas Adat Tinggi Lingkungan I
5. Kawasan 13. Kawasan
Tertingga/ Perlindungan
Terisolir Pesisir& P.
Kecil
“RTR KSK berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun atau sesuai dengan jangka waktu berakhirnya RTRW
kabupaten dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun”

Pemilihan bentuk alternatif RTR KSK dilakukan dengan mengidentifikasi bentuk kawasan
strategis. KSK dapat terdiri atas kawasan inti dan kawasan penyangga serta dapat
berbentuk KSK berbasis kawasan dan KSK berbasis obyek strategis. KSK dapat berada
pada satu wilayah kecamatan atau berada pada lebih dari satu wilayah kecamatan dalam satu
wilayah kabupaten. KSK juga dapat berhimpitan dengan kawasan strategis lain seperti
Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan/atau Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Untuk lebih
jelasnya ketentuan mengenai lokasi dan bentuk KSK ditunjukkan pada penjelasan berikut.
Setelah dilakukan pemilihan tipologi dan bentuk KSK, tahapan penetapan RTR KSK selanjutnya adalah
dengan melakukan delineasi. Delineasi KSK adalah garis yang menggambarkan batas KSK yang ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tipologi KSK. Tahapan ini dapat mencakup delineasi
kawasan inti dan delineasi kawasan penyangga.
Delineasi KSK dapat menggunakan:

a. Batas administrasi wilayahbatas desa, batas kecamatan/kabupaten


b. Batas fisik yang nyata, jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau, dll
c. Batas fisik yang belum nyata, rencana jaringan jalan, rencana jaringan rel kereta api, dan
sebagainya;
d. Batas ekoregion, yaitu batas yang dihasilkan dari analisis lingkungan tertentu, batas Daerah Aliran
Sungai (DAS), batas Wilayah Sungai (WS), batas ekosistem, batas kawasan pesisir, dan sebagainya;
e. Batas tingkat kerawanan bencana alam, yaitu batas yang dihasilkan dari hasil analisis tingkat
kerawanan bencana alam,  batas kawasan rawan gerakan tanah tinggi, batas kawasan rawan tsunami,
batas kawasan rawan banjir dll
f. Batas fungsional yang ditetapkan melalui consensus
ILUSTRASI DELINEASI KSK

Delineasi KSK
Menggunakan
Batas
Administrasi
Wilayah
ILUSTRASI DELINEASI KSK

Delineasi KSK
Menggunakan
Batas Fisik yang
Nyata
ILUSTRASI DELINEASI KSK

Delineasi KSK
Menggunakan
Batas
Fungsional
Berdasarkan
Konsensus
Ketentuan mengenai penetapan delineasi KSK sesuai dengan karakteristik tipologi KSK
yang nantinya akan membentuk lingkup fokus penanganan penataan ruang.

Delineasi 1) Kawasan Perkotaan


Kawasan 2) Kawasan Koridor Ekonomi
KSK 3) Kawasan Perdesaan
4) Kawasan cepat tumbuh
5) Kawasan tertinggal/terisolir
6) Kawasan konservasi Cagar Budaya/sejarah
7) Kawasan konservasi permukiman/komunikasi adat
8) Kawasan teknologi tinggi
9) Kawasan pengembangan SDA
Fokus
10)Kawasan perlindungan dan pelestarian
Penanganan lingkungan hidup
11)Kawasan rawan bencana
12)Kawasan kritis lingkungan
13)Kawasan perlindungan pesisir dan pulau-pulau
kecil
Tahapan akhir dalam proses penetapan RTR KSK adalah menentukan kebutuhan skala peta. Skala peta KSK ditetapkan sekurang-
kurangnya dengan mempertimbangkan:

a. Kedalaman informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan tata ruang KSK
b. Pemanfaatan produk rencana tata ruang KSK
c. Luasan geografis KSK
d. Nilai strategis KSK

Skala peta KSK dapat berbeda antara skala peta kawasan inti dan skala peta kawasan penyangga, dimana skala peta pada kawasan
inti lebih detail dari kawasan penyangga. Pembedaan skala peta tersebut disesuaikan dengan karakteristik tipologi KSK.Ketentuan
mengenai skala peta KSK untuk masing-masing tipologi KSK ditunjukkan pada tabel berikut.

KETENTUAN SKALA PETA KSK


TIPOLOGI KSK SKALA PETA KSK
1. Kawasan Perkotaan Menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000

2. Kawasan Koridor Menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:5.000


Ekonomi
3. Kawasan Perdesaan a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya 1:10.000
KETENTUAN SKALA PETA KSK
TIPOLOGI KSK SKALA PETA KSK
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000

4. Kawasan Cepat Tumbuh a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya


1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
5. Kawasan a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Tertinggal/Terisolir 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
6. Kawasan Konservasi a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Cagar Budaya/Sejarah 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
7. Kawasan Konservasi a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Permukiman/Komunitas 1:5.000
Adat b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
8. Kawasan Teknologi a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Tinggi 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
9. Kawasan Pengembangan 1:5.000
Sumber Daya Alam Darat b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
10. Kawasan Perlindungan
dan Pelestarian 1:5.000
Lingkungan Hidup b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
11. Kawasan Rawan a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Bencana 1:5.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
12. Kawasan Kritis a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Lingkungan 1:10.000
b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000
13. Kawasan Perlindungan a. Kawasan Inti: menggunakan skala peta sekurang-kurangnya
Pesisir dan Pulau-Pulau 1:10.000
Kecil b. Kawasan Penyangga: menggunakan skala peta sekurang-
kurangnya 1:25.000

Anda mungkin juga menyukai