Jawab : Pada dasarnya terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objekdapat disebut aset yaitu: a. Manfaat ekonomi Untuk dapat disebut sebagai aset suatu objek harus mengandung manfaat ekonomi dimasa datang yang cukup pasti. Ini mengisyaratkan bahwa manfaat tersebut terukur dandapat dikaitkan dengan kemampuannya mendatangkan aliran kas atau pendapatan dimasa datang. Sejalan dengan APB, FASB menyatakan bahwa aset adalah sumberekonomik karena potensi jasa atau utilitas yang melekat di dalamnya yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan usaha dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, produksi, dan pertukaran. b. Dikuasai oleh entitas Untuk dapat disebt sebagai aset suatu objek tidak harus dimiliki oleh suatu entitastetapi cukup dikuasai oleh entitas. Pemilikan mempunyai makna yuridis atau legal. Artinya, untuk memiliki suatu objek diperlukan proses yang disebut transfer hak milik. Bila pemilikan menjadi kriteria aset, akan banyak pos yang tidak masuk aset sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca. c. Akibat transaksi atau kejadian masa lalu, Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteia atau tes pertama pengakuan objek sebagai aset tetapi tidak cukup untuk mengakui secara resmi dalam sistem pembukuan. Telah dibahas dalam rerangka konseptual bahwa kriteria pengakuan elemen adalah definisi, keterukuran,keberpautan, atau keterandalan. Bahwa aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan.
2. Apakah tujuan penilaian aset?
Jawab : Tujuan dan Proses Penilaian Aset Proses penilaian merupakan tahapan-tahapan penentuan nilai properti yang didasarkan pada tujuan untuk : memahami permasalahan, merencanakan hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemecahan masalah tersebut, mendapatkan data-data, mengklasifkasikan data, menganalisis, menginterprestasi dan selanjutnya mengekspresikannya dalam suatu estimasi nilai. Tujuannya adalah untuk menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat dan ketidakpastian dari aliran kas bersih yang masuk ke badan usaha. Maka dari itu, dasar penilaian aset harus dikaitkan dengan ‘aliran kas ke badan usaha’ agar penilaian lebih relevan. Aliran kas ke badan usaha ini dapat diprediksi melalui informasi semantik yang berupa: ✓ Posisi Keuangan ✓ Profitabilitas ✓ Likuiditas ✓ Solvensi Keempat informasi tersebut dalam penentuan/penyusunannya melibatkan penilaian aset. Jadi, tujuan dari penilaian aset itu adalah untuk merepresentasikan pos-pos aset yang berpautan dengan laporan kuangan, tentunya dengan menggunakan basis-basis yang sesuai.