Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI BETON GEOPOLIMER

DISUSUN OLEH :

NAMA : GREYTI SAVINA MOSEY

NIM : 19012040

PRODI : KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI MANADO

KOTA MANADO

TAHUN 2020

i
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN……………………………………………………….(1)
1.2 LATAR BELAKANG……………………………………………….(2)
1.3 TUJUAN…………………………………………………..................(3)
1.4 MANFAAT……………………………………………….................(4)
2. GAGASAN……………………………………………………………...(5)
3. KESIMPULAN……………………………………………….................(6)
4. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. ………..(7)
1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada umumnya beton dikenal sebagai material yang tersusun dari komposisi
utama beton (agregat), air, dan semen Portland (biasa disebut semen). Beton
sangat popular dan digunakan secara luas, karena bahan pembuatnya mudah
didapat, harganya relative murah, dan teknologi pembuatannya relatif sederhana.
Namun, akhir-akhir ini beton tersebut makin sering mendapatkan kritik,
khususnya dari kalangan yang peduli kelestarian lingkungan hidup, karena emisi
gas rumah kaca (karbon dioksida) yang dihasilkan pada proses produksi semen.

Untuk memproduksi satu ton semen, gas rumah kaca yang dihasilkan sebesar
lebih kurang satu ton juga. Gas ini dilepaskan ke atmosfer dengan bebas dan
kemudian merusakkan lingkungan, di antaranya menyebabkan pemanasan global.

Dalam perkembangannya, para pakar teknologi beton mulai melakukan riset


pembuatan beton geopolimer. Geopolimer dapat didefisinikan sebagai material
yang dihasilkan dari geosintesis aluminosilikat polimerik dan alkali silikat yang
menghasilkan kerangka polimer SiO4 dan A1O4 yang terikat secara tetrahedral
(Davidovits dalam septia, 2011). Dalam pembuatan beton geopolimer dapat
memanfaatkan material alami. Bahan tersebut tidak dapat mengikat jadi perlu
ditambah air dan bahan kimia lain yang dapat mengikat yaitu natrium.

1.2 TUJUAN

Tujuan pembuatan beton geoplimer adalah untuk mengurangi kerusakan


lingkungan yang ada. Beton geopolimer juga bertujuan untuk mengurangi
pemanasan global.

1.3 MANFAAT

Tentunya manfaat dari pembuatan beton geopolimer sangat berpengaruh terhadap


lingkungan. Kesehatan lingkungan sangatlah penting bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup. Oleh karena itu, pembuatan beton geopolimer ini sangat
dibutuhkan saat ini sampai pada masa yang akan datang.
2. GAGASAN

BETON GEOPOLIMER

Beton geopolimer adalah sebuah senyawa silikat alumino anorganik yang


disintesiskan dari bahan-bahan produk sampingan seperti abu terbang (fly ash)
abu sekam padi (risk husk ash) dan lain-lain, yang banyak mengandung silicon
dan alimunium (Davidovits, 1997) Geopolimer merupakan produk beton
geosintetik dimana reaksi pengikatan yang terjadi adalah reaksi polimerisasi.
Dalam reaksi polimerisasi ini Alumunium (AI) dan silica (Si) mempunyai
peranan penting dalam ikatan polimerisasi. Reaksi Ai dan Si dengan alkalin akan
menghasilkan A1O4 dan SiO4.

Adalah professor Joseph Davidovits dari perancis yang pertama kali


mengemukakan ide bahwa sesumgguhnya pyramid tidaklah dibangun
menggunakan batu-batu yang dipahat seperti halnya Candi Borobudur yang
kemudian disusun menjadi bangunan yang mengundang kekaguman sepanjang
masa dan menjadikannya salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Davidovits juga menemukan bahwa struktur kimia dan karakteristik struktur


mikro batuan penyusun pyramid amat serupa dengan beton geopolimer yang dai
hasilkan di laboratoriumnya, serta sejauh ini tidak didapati batuan alamiah di
sekitar lokasi pyramid yang memiliki ciri-ciri susunan kimia serta struktur mikro
yang serupa.
Adapun bahah-bahan yang digunakan dalam pembuatan beton geopolimer :

1. Solid material
Solid material adalah salah satu komponen sistem anorganik geopolymer.
Solid material untuk geopolymer dapat berupa material alami seperti
kaolin, tanah liat, mika, andalusit, dan lain sebagainya. Alternatif lain yang
digunakan adalah material yang berasal dari produk sampingan seperti fly
ash, silica fune, slag, rice-husk ash, lumpur merah, dan lain-lain.
A. Tanah liat

Unsur kimia yang terkandung dalam tanah liat :

Unsur/senyawa %
Silica (SiO2) ± 59.14
Alumunium Karbonat (A12O3) ± 15.34
Besi (Fe2O3) ± 0.69
Kalsium Oksida (CaO) ± 0.51
Natrium Oksida (Na2O) ± 0.38
Magnesium Oksida (MgO) ± 0.35
Kalium (K2O) ± 0.11
Air (H2O) ± 0.12
TiO2 ± 0.11
Lain-lain ± 0.09

Tanah liat juga terbagi beberapa jenis yaitu :


- Tanah liat primer (hasil dari pelapukan tanah fledspatik oleh tenaga
endogen)

- Tanah liat sekuner tanah (hasil dari pelapukan tanah fledspatik oleh
tenaga eksogen)
B. Fly ash
Bahan yang berasal dari sisa pembakaran batu bara yang tidak
terpakai. Material ini mempunyai kadar bahan semen yang sangat
tinggi dan mempunyai sifat pozzolanik, yaitu dapat bereaksi dengan
kapur bebas yang dilepaskan semen saat proses hidrasi. Komposisi dari
fly ash sebagian besar dari silikat dioksida (SiO2), alumunium
(A12O3), besi (Fe2O3) dan kalsium (CaO), serta magnesium,
potassium, sodium, titanium,, sulfur dalam jumlah yang kecil.

2. Air
Syarat pemakaian ai untuk beton :
- Tidak mengandung lumpur
- Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton lebih
dari 15 gram/liter
- Tidak mengandung klorida (CI) lebih dari 0,5 gram/liter
- Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter

3. Alkali aktivator
Zat atau unsur ysng menyebabkan zat atau unsur lain bereaksi. Aktivator
yang sering digunakan adalah unsur akali yang terhidrasi yaitu sodium
hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na2SiO3). Jumlah larutan alkali
activator (NaOH+Na2SiO3+air)
4. Agregat
Adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atau mortar.
Berdasarkan sumberya agregat terbagi atas :
- Agregat alam
Diambil dari endapan alam tanpa merubah keadaan aslinya selama
produksi, kecuali pemecahan, penyaringan, penentuan ukuran
butiran atau pencucian.
- Agregat buatan
Agregat yang dihasilkan sebagai produk tambahan dari pembuatan
produk lain.
Berdasarkan berat isinya
- Agregat berat
Agregat dengan berat jenis lebih dari 2.9
- Agregat normal
Agregat dengan berat jenis 2.4-2.9
- Agregat ringan
Memiliki berat jenis kurang dari 2.0
Berdasarkan besar butiran
- Agregat halus (mempunyai ukuran butir antara 4,75-0,075mm)
- Agregat kasar (mempunyai ukuran lebih besar dari 4,75mm)
5. Bahan tambah
Alkalin aktivator yang digunakan adalah sodium silikat dan sodium
hidroksida. Sodium silikat berfungsi untuk mempercepat reaksi
polimerisasi, sedangkan sodium hidroksida berfungsi untuk mereaksasikan
unsur-unsur A1 dan Si yang terkandung dalam fly ash sehingga dapat
menghasilkan polymer yang kuat.

Pembuatan Beton Geopolimer :


Pembuatan dilakukan satu hari sebelum pengadukan dengan cara menimbang
kebutuhan sodium hidroksida sesuai dengan mix design. Setelah itu
mencampurkan sodium hidroksida dengan sodium silikat (waterglass) sampai
merata. Setelah teraduk dengan rata masukan larutan alkaline activator dan
diamkan selama 24 jam.
Setelah larutan alkaline activator didiamkan selama 24 jam dilakukan pembuatan
sampel design yang dibuat. Setelah itu masukan fly ash ke dalam molen, setelah
itu masukan ash dan larutan alkaline activator ke dalam molen bersamaan
berputarnya molen, ketika fly ash dan larutan bercampur hingga berbentuk pasta
masukan pasir ke dalam molen, kemudian masukan kerikil ke dalam molen sambil
terus diaduk sampai semua material tercampur rata. Kemudian tuang campuran
beton ke dalam bak dan masukan ke dalam cetakan yang sebelumnya telah
dibasahi dengan air. Simpan pada suhu ruangan. Buka cetakan setelah kurang
lebih 24 jam pengadukan.

Sifat Beton Geopolimer :


- Memiliki kekuatan awal yang tinggi penyusutan (shrinkage)
- Dapat mengeras dengan cepat pada temperatur ruang dan memiliki
kekuatan tekan sekitar 20 mpa
- Lebihbunggul dari pada semen Portland
- Memiliki kandungan alkali yang tinggi
- Tahan asam karena tidak seperti semen Portland

Kelebihan dan kekurangan Beton Geopolimer :


a. Kelebihan
- Tahan terhadap api
- Tahan terhadap lingkungan korosif
- Tahan terhadap reaksi alkali silica
- Tidak menggunakan semen sebagai bahan perekatnya, maka dapat
mengurangi polusi udara
- Mempunyao rangka susut yang kecil
b. Kekurangan
- Pembuatan beton geopolimer lebih rumit dibandingkan beton
semen, karena membutuhkan alkaline activator
- Belum ada rancang campuran yang pasti

Pengaplikasian Beton Geopolimer


Geopolimer dapat diaplikasikan pada berbagai lapangan industri automobile,
aerospace, metalurgi dan pengecoran bukan besi dan lain-lain. Tipe dari aplikasi
material-material geopolimer ditentukan oleh struktur kimia dalam hal ini adalah
rasio atom Si dan A1 dalam polisylate. Rasio Si dan A1 yang rendah menginisiasi
jaringan 3D yang sangat kaku. Sementara rasio Si dan A1 yang lebih besar dari
menghasilkan karakter polimer dari geopolimer material tersebut. Kebanyakan
aplikasi geopolimer pada bidang teknik sipil cocok pada rasio Si dan A1 yang
rendah seperti batu bata, keramik, proteksi terhadap api, beton yang rendah Co2.

Pada saat ini penggunaan beton geopolimer merupakan solusi untuk mengurangi
kerusakan lingkungan pada sekitar bangunan yang akan di bangun nanti.
Penggunaan beton geopolimer juga dapat mengurangi pemanasan global.

Untuk langkah penerapannya, bisa di lakukan dengan cara yang sudah dijelaskan
diatas. Penerapannya pun harus mengikuti sesuai syarat yang ditentukan agar
supaya kegunaannya tepat sasaran dan tidak terjadi kesalahan.

3. KESIMPULAN
Pada umumnya beton dikenal sebagai material yang tersusun dari komposisi
utama beton (agregat), air, dan semen Portland (biasa disebut semen). Beton
sangat popular dan digunakan secara luas, karena bahan pembuatnya mudah
didapat, harganya relative murah, dan teknologi pembuatannya relatif sederhana.
Namun, akhir-akhir ini beton tersebut makin sering mendapatkan kritik,
khususnya dari kalangan yang peduli kelestarian lingkungan hidup, karena emisi
gas rumah kaca (karbon dioksida) yang dihasilkan pada proses produksi semen.

Untuk memproduksi satu ton semen, gas rumah kaca yang dihasilkan sebesar
lebih kurang satu ton juga. Gas ini dilepaskan ke atmosfer dengan bebas dan
kemudian merusakkan lingkungan, di antaranya menyebabkan pemanasan global.

Dalam perkembangannya, para pakar teknologi beton mulai melakukan riset


pembuatan beton geopolimer. Geopolimer dapat didefisinikan sebagai material
yang dihasilkan dari geosintesis aluminosilikat polimerik dan alkali silikat yang
menghasilkan kerangka polimer SiO4 dan A1O4 yang terikat secara tetrahedral
(Davidovits dalam septia, 2011). Dalam pembuatan beton geopolimer dapat
memanfaatkan material alami. Bahan tersebut tidak dapat mengikat jadi perlu
ditambah air dan bahan kimia lain yang dapat mengikat yaitu natrium.

4. DAFTAR PUSTAKA

https://www.quora.com/What-is-geopolymer-concrete

https://pasirjakarta.wordpress.com/supplier-tanah-liat-ball-clay-belitung-murah-
untuk-keramik/

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/macam-macam-tanah-liat

https://id.scribd.com/doc/282471863/Makalah-Beton-Geopolimer

Anda mungkin juga menyukai