Anda di halaman 1dari 9

Rekayasa Sipil Vol. 6 No.2 September 2017.

Pp 77-85
ISSN 2252-7699

FAKTOR KUNCI SUKSES PENERAPAN VALUE ENGINEERING (VE)


PADA BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA

Ariadi1

Abstract
The implementation of VE in Indonesia is not well developed due to the many problems faced, the lack of
development of VE implementation in Indonesia such as the regulations in the implementation and the existence
of some concepts such as VE definition, value, cost, function, And the key success factor of applying VE is not
fully understood correctly. In this research will be done to identify what become the key factor of successful
implementation of Value Engineering in building project in Indonesia with case study of existing projects in DKI
Jakarta and Bandung City. The method used in this research is by deskriptip analysis. The expected result of this
research is knowing the key factor of successful application of VE and the most dominant .
Keywords: value engineering, critical succes factor, value, cost, function, descriptive analysis

Abstrak
Penerapan VE di Indonesia kurang berkembang dengan baik karena masih banyaknya permasalahan yang
dihadapi, kurang berkembangnya penerapan VE di Indonesia diantaranya peraturan perundangan dalam
pelaksanaan dan adanya beberapa konsep seperti definisi VE, nilai (value), biaya (cost), fungsi, manfaat (worth)
dan faktor kunci sukses penerapan VE tidak sepenuhnya dipahami dengan benar. Pada penelitiaan ini akan
dilakukan identifikasi apa yang menjadi faktor kunci sukses penerapan Value Engineering pada proyek
bangunan gedung di Indonesia dengan studi kasus proyek-proyek yang ada di daerah DKI Jakarta dan Kota
Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisi deskriftip. Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini diketahuinya faktor kunci sukses penerapan VE dan faktor yang paling dominan.
Kata kunci: value engineering, faktor kunci sukses, nilai, biaya, fungsi, analisis deskriptif

1. PENDAHULUAN 2011). Di industri konstruksi Indonesia,


kemungkinan besar keputusan perencanaan
Proyek konstruksi di Indonesia terus bangunan gedung yang dibuat oleh para
berkembang dan menjadi penggerak roda pemangku kepentingan selama tahap desain
perekonomian. Banyak proyek tersebut kurang tepat. Pelaksanaan konstruksi bangunan
memerlukan anggaran biaya, material, sumber gedung di Indonesia masih kurang efisien dan
daya manusia yang tidak sedikit dan semuanya banyak terjadi pemborosan (Tambunan, 2008).
diperlukan perencanaan yang tepat. Hal Ketidakefisienan pelaksanaan konstruksi
tersebut terkait dengan pemilihan desain dan bangunan gedung dapat terlihat dari tingginya
bahan material yang akan digunakan. pemborosan hingga mencapai nilai 57% dari
Pada tahap desain proyek berbagai biaya konstruksi (Abduh, 2005).
keputusan perencanaan yang dibuat para Ketidak efisienan pelaksanaan konstruksi
pemangku kepentingan akan memiliki bangunan gedung pada saat ini masih banyak
pengaruh yang sangat kuat terhadap terjadi, sehingga perlu dilakukan review design
penggunaan sumber daya selama tahap atau dilakukannya rekayasa nilai (value
konstruksi, keputusan perencanaan yang tepat engineering; VE) agar biaya-biaya dan usaha-
akan memberikan pengaruh positif bagi usaha yang tidak diperlukan dapat dihilangkan
penggunaan sumber daya yang efisien selama atau direduksi sehingga nilai atau biaya proyek
tahap konstruksi. Sementara itu keputusan tersebut dapat lebih hemat lagi.
perencanaan yang kurang tepat akan Menurut Suharto (2014), VE
berdampak buruk terhadap penggunaan dikembangkan pada awal Perang Dunia II oleh
sumber daya selama tahap konstruksi (Ikhsan, Lawrence D Miles dari perusahaan General
Elektrikal USA sewaktu melayani keperluan
1. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Pos-el: peralatan perang dalam jumlah yang besar dan
ariadix10@gmail.com.
77
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

ditujukan untuk mencari biaya yang paling dikumpulkan melalui kuesioner berasal dari
ekonomis bagi suatu produk. SAVE (2007) kontraktor dan konsultan perencana dan
mengungkapkan VE adalah aplikasi kontraktor/konsultan yang menjadi responden
metodologi nilai (value methodology) pada penelitian ini beroprasi di wilayah Kota
sebuah proyek atau layanan yang telah Bandung dan DKI Jakarta dengan kualifikasi
direncanakan atau dikonsepkan untuk perusahaan besar, sedang dan kecil.
mencapai peningkatan nilai. Metodologi nilai
adalah sebuah proses sistematis yang
digunakan oleh tim multidisiplin untuk 2. TINJAUAN PENELITIAN
meningkatkan nilai (value) dari sebuah proyek-
proyek melalui analisis terhadap fungsi- Menurut Zimmerman dan Hart (1982), VE
fungsinya. merupakan sebuah pendekatan yang bersifat
Penerapan VE di Indonesia kurang kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk
berkembang dengan baik karena masih mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.
banyaknya permasalahan yang dihadapi. Menurut Berawi (2014), VE merupakan suatu
Berawi (2014) mengungkapkan kurang proses pembuatan keputusan berbasis
berkembangnya penerapan VE di Indonesia multidisiplin yang sistematis dan terstruktur
diantaranya peraturan perundangan dalam melakukan analisis fungsi untuk mencapai nilai
pelaksanaan VE, kurangnya pemahaman terbaik (best value) sebuah proyek dengan
pengetahuan dan praktik tentang VE, adanya mendefinisikan fungsi-fungsi yang diperlukan
konflik kepentingan oleh pihak yang berbeda, untuk mencapai sasaran nilai (value) yang
fasilitator workshop VE yang kurang mumpuni, diinginkan dan menyediakan fungsi-fungsi
kurangnya dukungan dari pemilik proyek, tersebut dengan biaya (i.e. biaya hidup
kurangnya panduan mengenai VE dan keseluruhan atau penggunaan sumber daya)
kesulitan dalam proses evaluasi dan analisis yang optimum, konsisten dengan kualitas dan
fungsi. Sementara itu Fangidae (2006) kinerja yang dipersyaratkan.
berpendapat bahwa permasalahan yang VE mulai diperkenalkan di Indonesia pada
menghalangi tercapainya penerapan VE tidak tahun 1986 oleh Bapak Dr. Ir. Suriana Chandra.
optimal dan sulit meningkatkan daya saing Setelah VE dikenalkan di industri konstruksi
dalam industri konstruksi ialah karena adanya bangunan gedung di Indonesia lebih dari 30
beberapa konsep seperti definisi VE, nilai tahun tetapi belum menunjukkan perkembangan
(value), biaya (cost), fungsi, manfaat (worth) yang menggembirakan. Hal tersebut bukan
dan faktor kunci sukses penerapan VE tidak terjadi di Indonesia saja tetapi penerapan VE di
sepenuhnya dipahami dengan benar. konstruksi bangunan gedung di Asia Tenggara
Berdasarkan gambaran dan permasalahan pun belum berkembang dengan baik.
penerapan VE, penulis ingin mengkaji VE mempunyai beberapa kemampuan
mengenai faktor-faktor kunci sukses kritis yang dapat dipakai sebagai alat bagi Value
(critical success factors; CSF) penerapan VE Analysis. Kemampuan itu dikenal sebagai
konstruksi bangunan gedung di Indonesia. unsur-unsur utama dari Value Engineering.
Dengan memahami faktor kunci sukses Rumintang (2008) mengungkapkan ada
tersebut diharapkan adanya pemangku sembilan unsur-unsur dalam VE antara lain:
kepentingan tertarik untuk diaplikasikannya a) Analisis Fungsi (Function Analisis)
VE dalam proyek gedung yang ada di b) Model Pembiayaan (Cost Model)
Indonesia dan memberikan kontribusi c) Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle
keilmuan dalam dunia pendididkan Costing)
d) Teknik Sistem Analisis Fungsi
Tujuan yang ingin dicapai dalam (Function Analysis Sistem Technique)
penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor- e) Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value
faktor kunci sukses penerapan VE dalam Engineering Job Plan)
proyek konstruksi gedung di Indonesia dan f) Berpikir Kreatif
menentukan faktor-faktor kunci sukses yang g) Biaya dan Harga (Cost and Worth)
sangat berpengaruh atau dominan (CSF) h) Sikap dan Kebiasaan (Human Dynamic)
terhadap penerapan VE dalam proyek i) Keserasian Hubungan
konstruksi gedung di Indonesia.
Lingkup dari penelitian ini ialah data yang
digunakan merupakan persepsi yang
78
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

Pemeliharaan dan operasional merupakan 3. Hambatan Penerapan VE


sesuatu yang komplek dan menjadi beban bagi
para perencana dan pemilik. Seperti pada Penerapan VE di Indonesia tidak berjalan
bangunan hotel, kampus, rumah sakit dan dengan baik karena masih banyaknya
bangunan kantor lainnya, itu semua hambatan-hambatan yang melekat pada VE itu
memerlukan dana yang tidak sedikit, karena sendiri. Menurut Suriana (2014)
didalamnya menyangkut pengadaan air, mengungkapkan harus dapat membedakan
penerangan, staf operasional dan perawatan antara kritik yang dapat membangun dan
gedung lainnya. Pada saat ini pengembang hambatan dalam VE. Hambatan merupakan
harus dapat mengontrol secara efektif biaya- kondisi, keadaan dan sikap yang mencegah
biaya tersebut, agar bisa bersaing dengan perkembangan atau implementasi dari
industri konstruksi lainnya. Oleh karena itu, alternatif-alternatif VE yang cocok. Banyak
dalam perencanaan proyek harus sekali hambatan yang terjadi penerapan VE di
diperhitungkan juga LCC dalam penerapan VE. Indonesia diantaranya pimpinan tidak
Analisis LCC harus betul-betul menyukainya, pemahaman akan memakan
memperhitungkan biaya setiap saat selama banyak waktu, pemahaman VE tidak akan jalan,
masa manfaat dari fasilitas tersebut. tidak memiliki tenaga yang memadai,
Konsep faktor sukses (success factors) pemahaman tidak biasa diterapkan, tidak sesuai
dibangun oleh D. Ronald Daniel dari dengan kebijakan perusahaan,
McKinsey & Company pada tahun 1961, lalu pengguna/konsumen khawatir tidak
dipertajam menjadi critical success factors menerimanya, menimbulkan hal yang baru
oleh John F. Rockart antara tahun 1979-1981, yang nantinya bisa ditiru dan tidak mempunyai
setelah itu konsep ini banyak digunakan pada latar belakang yang.
berbagai bidang industri termasuk proyek
Budisuanda (2013). Kesuksesan VE bukan
hanya sekedar dapat terlaksananya cost-cutting
dalam suatu proyek, tetapi harus dapat 4. Identifikasi Faktor Kunci Sukses
merubah paradigma bahwa VE tersebut ada Penerapan VE
nilai tambah. Berawi (2014) mengungkapkan
studi VE yang dikelola dengan memperhatikan Banyaknya faktor pendukung agar
beberapa faktor kunci sukses penting seperti pelaksanaan VE bisa berhasil, diantaranya
jumlah waktu pelaksanaan workshop VE, penentuan tim VE yang baik, waktu studi VE
durasi workshop, jumlah dan keahlian tim VE yang cukup, biaya studi VE yang memadai dan
akan menghasilkan banyak alternatif nilai yang lain-lain. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor
memberikan nilai tambah. yang mempengaruhi kesuksesan penerapan VE
Ikhsan (2014) mengungkapkan CSF menurut beberapa penelitian terdahulu sesuai
merupakan istilah untuk suatu elemen yang dengan Gambar 1, telah terhimpun sebanyak 13
diperlukan untuk suatu organisasi atau proyek penelitian. Penelitian ini yang paling lama
untuk mencapai misinya. Ini adalah faktor kritis tahun 2004 dan yang terbaru tahun 2016. Dari
atau aktivitas yang diperlukan untuk menjamin jumlah tersebut menghasilkan faktor kunci
keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi. sukses penerapan VE sebanyak 80 dan
Ward dan Peppard (2002) dikelompokan berdasarkan justifikasi kualitatif
mengungkapkan ada tujuh manfaat analisis menurut kesmaan faktor atau maksud, sehingga
CSF antara lain: menghasilkan faktor/variabel utama 10. Untuk
a. Teknik yang paling efektif lebih jelasnya rekapitulasi variabel penelitian
dapat dilihat pada Tabel 1
b. Berkolerasi dengan tujuan pembuatan
sistem informasi
c. Perantara informasi yang baik
d. Prioritas potensi investasi modal
e. Mengoptimalkan konsentrasi.
f. Mempermudah identifikasi proses
g. Memberikan gambaran lengkap tentang
informasi

79
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp 77-85

Tabel 1 Rekapitulasi variabel dari berbagai sumber

Sumber Literatur
Kode Rane
Variabel Kelly Kaming Chougule Mantap Zetha Mahadik Priyanto Swetha
Variabel et al.
Robinson Rumintang Ikhsan
et al.
Berawi
et al. et al. et al. et al. et al.
dan
et al.
(2008) (2008) (2011) (2014) Attarde
(2004) (2013) (2014) (2014) (2014) (2015) (2016) (2016).
(2016)
Perencanaan yang
X1 matang dan             
terstruktur
Pemilihan metode
X2 kerja yang efektif dan             
efisien
Pemilihan alternatif
X3
material yang tepat             
Adanya dukungan
X4
top manajemen             
Adanya Tim VE yang
X5
multidisplin             
Adanya komitmen
X6 dari pihak yang             
terlibat
Input informasi dan
X7 komunikasi sebaik-             
baiknya
Waktu yang cukup
X8
dalam studi VE             
Studi VE didanai
X9
dengan cukup             
Adanya aturan
X10
pendukung             

80
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

yang biasa terlibat dalam proyek bangunan


5. Alur penelitian gedung.
Teknik pengambilan sampel responden
Rancangan alur penelitian merupakan pada penelitian ini menggunakan
gambaran rasionalisasi data agenda penelitian. nonprobability sampling dengan metode
Hal tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017)
proses penelitian yang akan dilaksanakan, mengungkapkan purposive sampling
sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaan merupakan teknik penentuan sampel dengan
penelitian. Oleh sebab itu alur penelitian pertimbangan tertentu, artinya orang yang
tersebut harus dibuat sebaik mungkin karena dimintakan informasi terhadap penelitian ini
sebagai penunjang dalam mewujudkan tujuan paham betul terhadap permasalahan yang
penelitian. Alur pada penelitian ini akan ditanyakan dalam kuesioner.
dijelaskan pada Gambar 2.
7. Teknik pengumpulan data

Data awal dari penelitian ini berupa data


sekunder yang dilakukan dengan
mengumpulkan literatur yang sesuai dengan
tema faktor kunci sukses penerapan VE di
Indonesia pada proyek bangunan gedung,
literatur tersebut berupa buku, tesis, jurnal,
prosiding dan artikel ilmiah lainnya yang telah
terpublikasi. Hasil data literatur tersebut dapat
membantu dalam mengidentifikasi faktor
kunci sukses penerapan VE di Indonesia yang
selanjutnya sebagai bahan membuat instrumen
penelitian. Untuk memperoleh data primer,
dilakukan dengan penyebaran kuesioner tetapi
pelaksanaan pengisiannya dengan tanya jawab
langsung atau wawancara dengan responden.

8. Menyusun Instrumen penelitian

Penyusunan instrumen penelitian dengan


menggunakan kuesioner dengan tahapan
Gambar 2 Diagram alir penelitian penyusunan sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi CSF.
b. Mengklasifikasikan CSF
c. Menyusun pernyataan-pernyataan dalam
6. Populasi dan sampel penelitian
variabel.
d. Menyusun jawaban responden dengan
Populasi dari penelitian ini adalah
kualitatif secara bertingkat dan
kontraktor dan konsultan yang ada di wilayah
dibuatkan skala ordinalnya, skala
Bandung dan DKI Jakarta, sementara ordinal dalam penelitian ini
responden yang digunakan dalam pengambilan
menggunakan skala likert. Skala yang
data mengenai faktor kunci sukses penerapan
digunakan pada kuesioner ini terdiri dari
VE di Indonesia kontraktor dan konsultan yang
empat tingkatan (0 sampai dengan 3)
terlibat di wilayah cakupan kerjanya. untuk mengkuantitatifkan pilihan
Responden yang diharapkan untuk
responden agar dapat diolah dan
pengambilan merupakan individu yang betul-
dianalisis menggunakan metode analisis
betul paham terhadap VE. Individu tersebut deskriptif. Skala Likert yang digunakan
dapat berasal dari direktur, manajer dan site
pada penelitian ini dapat dilihat pada
enjineer dari perusahaan kontraktor/konsultan
Tabel 2.

81
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

Tabel 2 Tingkat pengaruh parameter


10. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Skala Keterangan
0 Tidak berpengaruh Pada penelitian ini pengujian validasi
1 Cukup berpengaruh penyataan instrumen melakukan 2 tahapan
2 Berpengaruh
3 Sangat berpengaruh (1) validasi logis (2) validasi empiris,
penyataan yang dilakukan validasi
e. Menyusun kuesioner menjadi dua sebanyak 46 penyataan. Hasil validasi
bagian utama, bagian demografi dan logis ada 3 penyataan yang tidak valid dan
penyataan cara pandang responden hasil validasi empiris ada 4 pernyataan
terhadap faktor-faktor. yang tidak valid. Jadi, secara keseluruhan
f. Melakukan pengujian instrumen jumlah penyataan yang valid menjadi 39
penelitian atau uji validasi penyataan. Selanjutnya dilakukan uji
g. Melakukan perbaikan instrumen reliabilitas secara keseluruhan penyataan
penelitian yang dianggap tidak valid dan
reliable.
tersebut relialibel dengan cronbach's alpha
if item deleted > 0,7.

9. Metode Analisis Berdasarkan data penelitian, yang


merupakan data ordinal maka tidak
Analisis data penelitian dilakukan dengan dilakukan karena uji normalitas data pada
analisis statistik deskriptif. data ordinal sangat sulit dan kebanyakan
data ordinal digunakan metoda statistik
1. Menentukan skor terhadap pernyataan non parametrik.
kuesioner
2. Menentukan pengaruh dan peringkat
berdasarkan indeks kepentingan 11. Responden Penelitian
menggunakan rumus pada Persamaan 1.
Rata-rata = (1) Penelitian ini memfokuskan objek
penelitian yang memiliki kategori
dengan: kontraktor besar, kontraktor sedang,
N = jumlah responden
konsultan besar, konsultan sedang dan
Xi = jumlah responden yang menjawab
ai owner yang ada dikedua wilayah DKI
a1 = 0, a2 = 1, a3 = 2, a4 = 3. Jakarta dan Kota Bandung.

Dari hasil perhitungan tersebut Tabel 4.4 Sebaran wilayah responden


akan dihasilkan peringkat dari masing-
Wilayah
masing faktor kunci sukses penerapan Jakarta Bandung
Total
VE sehingga dapat diketahui faktor Konsultan N 4 3 7
utamanya. Furqon (1997) Besar % 57,1 42,9 100
mengungkapkan ada empat klasifikasi Konsultan N 9 6 15
Sedang % 60 40 100
faktor penilaian pada harga rata-rata,
Kontraktor N 4 6 10
dengan batasan sebagai berikut: Besar % 40 60 100
Kontraktor N 2 4 6
Tabel 3 Penilaian rata-rata pengaruh Sedang % 33,3 66,7 100
N 2 11 13
Owner
% 15,4 84,6 100
Harga Rata-
No Keterangan N 21 30 51
rata Total
1 0,0 - < 0,5 Tidak berpengaruh % 41,2 58,8 100
2 0,5 < 1,5 Cukup berpengaruh Sumber: Hasil olahan
3 1,5 < 2,5 Berpengaruh
4 2,5 < 3,0 Sangat berpengaruh

82
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

analisis deskriptif digunakan untuk


12. Analisis Deskriptif Penelitian menggambarkan data di dalam sebuah
penelitian dengan menyediakan kesimpulan
Metode analisis yang digunakan pada sederhana tentang sampel.
penelitian ini adalah analisi deskriptif.
Menurut Trochim (2006) dalam Ikhsan (2011)

Tabel 4.5 Peringkat faktor kunci sukses

Standar Tingkat
Variabel Deskripsi Rerata Peringkat
Deviasi Pengaruh
X1 Perencanaan yang matang dan terstruktur 2,15 0,817 4 Pengaruh
Pemilihan metode kerja yang efektif dan
X2
efisien
2,14 0,722 5 Pengaruh
X3 Pemilihan alternatif material yang tepat 1,87 0,861 10 Pengaruh
X4 Adanya dukungan top manajemen 2,19 0,721 1 Pengaruh
X5 Adanya Tim VE yang multidisplin 2,16 0,740 3 Pengaruh
X6 Adanya komitmen dari pihak yang terlibat 1,89 0,689 9 Pengaruh
Input informasi dan komunikasi sebaik-
X7
baiknya
2,19 0,758 2 Pengaruh
X8 Waktu yang cukup dalam studi VE 2,05 0,665 7 Pengaruh
X9 Studi VE didanai dengan cukup 2,10 0,749 6 Pengaruh
X10 Adanya aturan pendukung 2,01 0,825 8 Pengaruh
Sumber: Hasil olahan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang VE, (2) terlibat langsung dalam studi VE, (3)
di rangkum dalam Tabel 4.5 menghasilkan memberikan waktu yang cukup terhadap studi
subvariabel yang paling dominan dari VE, (4) mengharuskan keteribatan secara
keseluruhannya adalah “metode konstruksi partisipatif mulai dari pegaiwai tingkat bawah
harus dibuat secara detail” (X21) dengan nilai sampai atas dan (5) memebrikan rasa
rata-rata sebesar 2,65, subvariabel tersebut motivasi/optimisme bahwa pelaksanaan VE
bagian dari faktor” pemilihan metode kerja dapat berhasil maksimal. Tanpa dukungan top
yang efektif dan efisien” (X2). Namun, apabila manajemen tidak mungkin VE akan terwujud
tinjauan secara global faktor tersebut tidak dengan baik dan faktor tersebut merupakan
menjadi faktor yang paling dominan. Liima gerbang awal VE dapat terlaksana. Ikhsan
peringkat faktor yang paling dominan secara (2011) mengungkapkan saat ini top
global akan dijelaskan sebagai berikut: manajemen lebih banyak melakukan
Pertama, “faktor adanya dukungan top monitoring pada hasil pencapaian, bukan pada
manajemen” (X4) merupakan faktor yang proses dilakukannya VE itu sendiri.
sangat dominan pada penelitian ini, Kedua, “input informasi dan komunikasi
berdasarkan penelitian terdahulu yang terdiri sebaik-baiknya” (X7) menjadi faktor yang
dari 13 penelitian ada satu peneliti yang dominan dengan peringkat kedua sesuai
menempatkan faktor adanya dukungan top dengan hasil penelitiannya Chougule et al.
manajemen sebagai faktor yang paling (2014). Input informasi tersebut dapat berupa
dominan dalam kesuksesan penerapan VE data mengenai Sumber daya alam, sumber
yaitu: Robinson (2008). Namun, hal berbeda daya sosial, data kondisi proyek, adanya data
dari penelitian sebelumnya di mana penelitian yang sama dengan proyek tersebut atau adanya
tersebut menyimpulkan faktornya berdasarkan data dari berbagai sumber yang tepat dan
deskriptif kualitatif. akuran sehingga dapat menjadi bahan
Maksud dukungan top manajemen di sisni pembanding. Komunikasi menjadi bagian yang
lebih kearah pemilik proyek atau owner. tidak dapat dipisahkan dalam pencarian
Bentuk dukungan ini yang paling penting informasi, karena dengan kominikasi yang
adalah memberikan persetujuan terlaksananya tidak berjalan dengan baik maka informasi
VE dengan segala komitmennya seperti: (1) yang diperolehpun tidak akan maksimal.
memberikan insentif yang cukup terhadap tim Informasi tersebut harus di cermati, ditelaah

83
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

dan dipahami dengan baik oleh tim VE agar b) Hasil analisis faktor dengan metode
terpenuhi sesuai tujuannya. deskriptif menyimpulkan faktor kunci
Pentingnya faktor tersebut menunjukkan sukses penerapan VE di Indonesia pada
bahwa informasi dan komunikasi yang ada di proyek bangunan gedung dengan urutan
indonesia masih sangat sulit. Banyak data-data peringkat sebagai berikut: adanya
dan informasi tidak tersimpan dengan rapi dan dukungan top manajemen, Input
tidak dapat diakses secara mudah. Banyak informasi dan komunikasi sebaik-baiknya,
perusahaan, lembaga atau institusi di Indonesia Adanya Tim VE yang multidisplin,
mengabaikan data-data hasil lapangannya Perencanaan yang matang dan terstruktur,
hanya dalam kurun waktu singkat, padahal Pemilihan metode kerja yang efektif dan
data tersebut di waktu yang akan datang efisien, Studi VE didanai dengan cukup,
berguna. Waktu yang cukup dalam studi VE,
Ketiga, faktor kunci sukses pada Adanya aturan pendukung, Adanya
penelitian ini adalah “adanya Tim VE yang komitmen dari pihak yang terlibat dan
multidisplin” (X5) faktor tersebut cukup Pemilihan alternatif material yang tepat.
signifikan juga dengan pendapat Rumintang c) Ditinjau menurut aspek tingkat pengaruh
(2008) dan Ikhsan (2011) di mana kedua yang terdiri dari empat tingkatan secara
penelitian tersebut menempatkan faktor tesebut keseluruhan 10 faktor tersebut ada di
dengan urutan pertama dengan studi penelitian rentang antara 1,5 sampai 2,5. Jadi,
di Indonesia. Namun, penelitian keduanya termasuk kategori pengaruh.
studi kasus terhadap satu sampai tiga proyek
konstruksi saja. Tim VE yang multidisiplin
menjadi ujung tombak kesuksesan penerapan 11. DAFTAR PUSTAKA
VE karena tim VE yang menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi yang dapat Abduh, M. (2005), “Konstruksi Ramping:
dilaksanakan dalam VE. Memaksimalkan Value dan
Bentuk tim VE yang multidisiplin di sini Meminimalkan Waste”, Prosiding
dapat berupa melibatkan orang yang betul- Pendidikan Manajemen dan Rekayasa
betul paham terhadap proyek yang akan Konstruksi di Indonesia, Fakultas
dilakukan VE jangan sampai mengandalakan Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.
orang yang ada dalam konsultan VE saja bisa
jadi keahlian khusus tidak dimiliki oleh Berawi, M. A. (2014), Aplikasi Value
konsultan tersebut dan melibatkan orang- Engineering. Jakarta. UI-Press.
orang yang pernah melakukan VE yang
memiliki tingkat kreativitas dan inovasi yang Budisuanda, (2013), “Apa itu Critical Success
sangat tinggi sehingga dapat menghasilkan Factors (CSFs) Bagi Proyek”,
hasil yang lebih baik http://manajemenproyekindonesia.com
/?p=2518, (diakses tanggal 11 April
2017).
11. KESIMPULAN
Chougule, M. A. dan Kallurkar, S. P. (2014),
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan “Application of Value Engineering for
seperti identifikasi faktor, pengelompokan Cost Reduction of Household
faktor, analisis faktor dan pembahasan Furniture Product - A Case Study”.
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan IJIRSET, ISSN: 2319-8753 Vol. 3,
sebagai berikut: Issue 10. DOI: 10.15680/
a) Hasil identifikasi faktor kunci sukses IJIRSET.2014.0310024
penerapan VE di Indonesia pada
Fangidae, Y. J. C. (2006), “Penerapan Value
bangunan gedung yang dilakukan pada
Engineering pada Proyek Konstruksi”,
bab dua menghasilkan sebanyak 80 faktor
Thesis-Unpublished, Universitas
dari 13 penelitian terdahulu. Selanjutnya
Kristen-Petra, Surabaya.
faktor tersebut diklasifikasikan menjadi
46 subfaktor dan di klasifikasikan kembali
menjadi 10 faktor utama.

84
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85

Furqon, (1997). Statistika Terapan untuk Robinson, J. L. (2008), “Value Added


Penelitian, CV, Alfabeta, Bandung Stategies to Sustain a Succesfull Value
Inprovment Program”, Value World,
Ikhsan, S. (2011), “Critical Success Factor Volume 31, number 3, fall 2008, hal
Penerapan Value Engineering pada 19-25.
Tahap Konstruksi Bangunan Gedung
pada PT. X”, Tesis, Universitas Rumintang, A. (2008), “Analisa Rekayasa
Indonesia. Nilai Pekerjaan Struktur Gedung
Teknik Informatika UPN “Veteran”
Kaming, F. P. dan Elfran, B. P. (2013), Jatim”. Jurnal Rekayasa Perencanaan,
“Penerapan Value Engineering (VE) Vol 4, Feb. 2008.
oleh Kontraktor dan Konsultan
Indonesia” Prosiding Konferensi SAVE International Value Standard (2007),
Nasional Teknik Sipil 7, Universitas “2007 edition. Value standard and
Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24- Body of Knowledge.
26 Oktober.
Suharto, I. (2014). Manajemen Proyek: Dari
Kelly, J., Male, S., & Graham, D. (2004). Konseptual Sampai Operasional.
Value Management of Construction Cetakan kedua, Erlangga, Jakarta
Projects. London, Blackwell Science
Ltd. Sugiyono, (2014), Metode Penelitian
kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Mahadik, U. A. (2015), “Value Engineering Alfabeta, Bandung
For Cost Reduction and Sustainability
in Construction Projects”, IOSR Suriana, C. (2014) Maximizing Construction
Journal of Mechanical and Civil Project and Investment Budget
Engineering (IOSR-JMCE), e-ISSN : Eficiency with value Engineering, Elex
2278-1684, p-ISSN : 2320–334X PP Media Computindo, Jakarta.
95-97.
Swetha, S., Nalagoppula, R. S. dan Aleem,
Mantap, B., Hari, N. N. dan Fitri, S. (2014), (2016). “Application of Value
“Value Engineering pada Bangunan Engineering in Building Construction”,
Gedung Kampus III Universitas Prof. IJARSE, ISSN (p) 2319-8346, Vol. No.
DR. Hazairin, SH Kota Bengkulu, 5, Issue No. 10, Oktober 2016.
Proyek Konstruksi”. Universitas
Persada Indonesia-YAI, Jakarta. E- Ward, J. & Peppard, J. (2002), Strategic
mail: buyung_mantap@yahoo.co.id. Planning for Information System, (2nd
ed.), John Wiley & Sons
Priyanto, S., Hadi, S. dan Haryono, (2016),
“Value engineering dan strategi bisnis Zetha, H. dan Sesmiwati (2014), “Analisis
pada PT. Angkasa Pura II”, Jurnal Penerapan Metode Value Engineering
Manajemen Transportasi & Logistik pada Industri Konstruksi di Indonesia”.
(JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli Jurnal Teknik FTUP, Vol. No. 2 Juni.
2016, ISSN 2355-4721.
Zimmerman, P.E. dan Hart G. D. (1982),
Rane, N. L. dan Attarde, P.M. (2016), Value Engineering a Practical
“Application of Value Engineering in Approach for Owners, Designers and
Commercial Building Projects”, Contractors. Van Nostrand Reinhold
International Jornal Of Latest trends Company, New York.
in engineering and Technology
(IJLTET) ISSN 2278-621X Vol. 6
Issue 3 Jan.

85

Anda mungkin juga menyukai