Anda di halaman 1dari 59

MK_ASDL_03A-1(MHS)

SUMBER DAYA TANAH

Hadi Nugroho
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
2017
Sumber Daya Tanah

● Substansi alamiah terdapat di lapisan


permukaan bumi yang mempunyai nilai
potensial sebagai media yang mampu
mendukung kehidupan tanaman.
● Disamping itu juga sebagai ruang
atau tempat aktivitas kehidupan.
Penjelasan :
(1) Sebagai substansi alamiah di lapisan
permukaan bumi yang terbentuk dari
hasil interaksi antara bahan induk,
iklim, topografi, organisme dalam
kurun waktu tertentu.
(2) Tanah sebagai media tumbuh
vegetasi.
(3) Tanah sebagai penyusun ruang atau
tempat di permukaan bumi yang
digunakan mahluk hidup, untuk
melakukan aktivitasnya.
(4) Hasil proses pelapukan batuan
secara ‘insitu’ atau telah ‘diangkut’ dan
diendapkan di tempat lain.
(5) Massa partikel atau butiran satu
atau lebih mineral alamiah, satu
dengan yang lain “terikat lemah”, tidak
terkonsolidasi.
2
(6) Nilai kekuatan ≤ 10 kg/cm .
T A N A H
(Menurut Soil Staff Survey, 1990)

● Merupakan kumpulan benda alam di


permukaan bumi, setempat-setempat
dapat dimodifikasi bahkan dibuat oleh
manusia dari bahan bumi.

● Komposisi merupakan gejala kehidupan


dan mampu menopang kehidupan
tumbuh-tumbuhan.
Syarat Utama Pembentukan Tanah
● Secara Genesa:
(1) Terdapat Batuan Induk
- Batuan Beku
- Batuan Endapan
- Batuan Malihan
(2) Faktor yang mempengaruhi
Bahan Induk
- Bahan Induk Insitu
(Insitu Soil Parent Materials)
- Bahan Induk Terangkut
(Transported Soil Parent Materials)
Proses Terjadi Tanah
(1) Hasil Pelapukan Kimia dan Fisik
● Material lepas ukuran lanau dan lempung
(debris)
● Mineral baru berupa mineral lempung dan ion
dalam larutan
(2) Perkolasi Airhujan
● Pada bagian/lapisan debris membawa larutan
ion dan lembaran mineral lempung ≈ zone of
leaching (zona pencucian) =
absorb/penyerapan, ekstraksi dan
perpindahan; hasil berupa mineral presipitasi
atau hasil reaksi dengan material debris.
Area tempat terkumpul mineral baru dan
mineral lempung, disebut zona akumulasi.
(3) Interaksi antara mikroba,
jamur/fungi, akar tanaman dan
binatang (insects, worms & gophers)
serta sedimen.
- Bagian dari regolith yang dapat
membantu tanaman berakar untuk
tumbuh.

- Kegiatan biologis dari tanaman dan


mikroorganisme.

- Tempat berlangsungnya proses reaksi


kimia dari material organik.
● Tanah Menetap (Sedentary Soil)
- Deposit atau endapan organik yang
berkembang insitu, yang berasal dari
dekomposisi vegetasi.

● Saprolite
- Residuil soil with ‘relict’ rock structure.
Faktor Pembentuk Tanah
-Tanah meliputi horison tanah atau bahan induk
yang terletak di atas batuan induk, terbentuk
sebagai hasil interaksi antara faktor
pembentuk tanah, dinyatakan sebagai berikut:

S = f ( Cl, O, P, R, T, ...? )
S = Solum
Cl = Climate
O = Organism
P = Soil Parent Materials
R = Relief
T = Time
Kelompok Genesa Tanah
● Tanah Sisa (Residuil Soil)
- Sebagian besar mineral penyusun tanah telah
berubah oleh proses dekomposisi lanjut.
- Sisa ‘fabric’ atau struktur tanah masih
terlihat, atau kurang jelas kelihatan, kondisi
material repui (‘friable’).
● Tanah Terangkut (Transported Soil)
- Tanah sisa yang mengalami perpindahan tempat
dan terakumulasi oleh media perantara
transportasi, misal: gaya berat, air, angin atau
gletser.
- Secara umum sifat fisik tanah dapat diamati.
Distribusi Tanah

Secara umum distribusi tanah:


(1) Satuan Morfogenetik Perbukitan
(a) Tipe tanah sisa/residuil soil
(b) Tipe tanah menetap/sedentary soil
» Satuan bentuklahan perbukitan.
(2) Satuan Morfogenetik Dataran Rendah
(a) Tipe tanah terangkut
» Terutama di daerah satuan
bentuklahan fluvial dan pantai.
Tipe Tanah Residuil
● Tipe Tanah Aluvial
● Tipe Tanah Aluvial
● Tipe Tanah Aluvial
● Tipe Tanah Aluvial
Dasar Klasifikasi Tanah
(a) Horison Tanah Genetik
● Berdasarkan suatu profil tanah yang
diberi nama dan dicirikan berdasarkan
logika pembentukan tanah secara
alamiah.

(b) Horison Tanah Diagnostik


● Horison tanah yang diberi nama
berdasarkan ciri karakteristik hasil
observasi dan pengukuran lapangan dan
laboratorium.
PENAMPANG TANAH
Geologist Engineers Pedologist

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Tanah
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
. . . . . .. . .
Regolith . . . . . . . . Tanah
~ Tanah Saprolite . . . . . . . .
. . . . . . . .
⁞⁞⁞⁞⁞⁞⁞ ⁞⁞⁞
x x x x x x Batuan
x x x x x x
x x x x x x
Batuan Batuan
x x x x x x
Induk
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
PROFIL TANAH

Hosison A
Tanah
Eluviasi
.......................
........... ...........
Horison O

Bahan
Horison B Induk/Regolith

Horison C
Iluviasi

●•●•●•●•●•●•●
Horison R Batuan Induk
◦◦○○○◦○◦○◦○◦

•▪● ♦ ▪ ● ◦ ● ○ ● • ●
Horison Tanah

● Merupakan lapisan yang terjadi akibat


dari proses perkembangan tanah.
● Urutan horison tanah dari permukaan ke
arah bawah, merupakan suatu profil,
mengikuti logika pembentukan tanah,
misal: translokasi, transformasi,
pengurangan dan penambahan senyawa
kimia dan partikel tanah.
● Mempunyai sifat antara lain: sifat fisik
dan sifat kimia.
♦ Horison A
● Merupakan lapisan hasil pengolahan
tanah.
● Bagian dari akumulasi bahan organik
halus bercampur dengan bahan mineral,
disebut ‘Zona Eluviasi’.

♦ Horison O
● Lapisan tanah yang dominan bahan
organik.
♦ Horison B
- Lapisan yang terletak di bagian bawah
dari horison A dan horison O,
memperlihatkan proses pencucian silika
dan terjadi alterasi menjadi ‘liat’,
membebaskan unsur O2 struktur
granuler, gumpal atau prismatik.
- Mudah hancur atau rapuh akumulasi
‘liat’ .
● Tempat penimbunan senyawa Fe2O3 dan
Al2O3, hasil dari proses pencucian silika
lapisan di atasnya lapisan ‘seskuioksida’.

● Terjadi ubahan liat, membebaskan


ion O2 .
● Struktur tanah granuler, gumpal atau
prismatik, mudah hancur atau rapuh.
♦ Horison C
● Lapisan ini dapat serupa atau tidak
sama dengan bahan pembentuk solum di
atasnya.
● Masih menunjukkan sifat tanah yang
sedikit dipengaruhi oleh ‘pedogenik’ –
sebagai hasil hancuran bio-fisik-kimia.
● Termasuk dalam horison C ini, antara
lain: bahan endapan saprolit, batuan yang
lunak dan mudah hancur.
● Merupakan ‘Zona Iluviasi’.
♦ Horison R
● Merupakan bagian dari bahan induk
(parent materials).
● Kemungkinan terdiri dari tiga jenis
batuan alamiah.
Komposisi Tanah

» Dikenal sebagai “Soil Forming Minerals”

● Umumnya merupakan mineral hasil


pelapukan dari batuan atau material
induk, komposisi dapat terdiri dari :
silikat, oksida, karbonat, dan sulfat.
Mineral Utama Penyusun Tanah

Kelompok Mineral Tipe Komposisi Kimia


Mineral
Ortoklas KAl Si3O8
Felspar Albit NaAlSi3O8
Plagioklas Na Ca Al Si3O8
Muskovit (mika KAl2(Si3Al)O10(OH)2
Mika putih)
Silikat Biotit (mika K2(MgFe)6(SiAl)8O20(OH)4
hitam)
Amfibola Horenblenda Na,Ca,Mg,Fe, Al silikat
Augit Ca,Mg,Fe,Al silikat
Piroksen Enstatit MgSiO3
Diopsit CaMg(Si2O6)
Olivin (MgFe)2SiO4
Epidot Ca2(Al,Fe)3Si3O12(OH)
Zirkon ZrSiO4
Kwarsa SiO2
Oksida Aluminium Al2O3
Rutil TiO2
Karbonat Kalsit CaCO3
Dolomit CaMg(CO3)2
Sulfat Gipsum CaSO42H2O
Anhidrit CaSO4
Mineral Sekunder dalam Tanah

No. Tipe Mineral Rumus Kimia

1. Mineral lempung:
a. Kaolinit Al2Si2O5(OH)4
b. Illit K2Al4(Si6Al2O20)(OH4)
c. Smektit (1/2CaNa) 0.7(AlMgFe)4[(SiAl)8O20-nH20]
d. Klorit (Mg,Al,Fe)12 [(Si,Al)8O20] (OH)16
2. Alofan Al2O3.SO2.nHO

3. Bohemit γ AlO(OH)
4. Hematit Fe2O3

5. Lepidokrosit α FeO (OH)


6. Limonit 2Fe2O3.3H2O
7. Magnetit Fe3O4

8. Gibsit Al(OH)3

9. Goethit FeO(OH)

10. Jarosit KFe3(SO4)2(OH)6

11. Pirolusit MnO2

12. Apatit Ca5(PO4)3(Cl,F)


Diamater Butir Tanah

- Bongkah : > 256 mm


- Berangkal : 16 – 256 mm
- Kerakal : 4 – 16 mm
- Kerikil : 2 – 4 mm
- Pasir : 0,125 – 2,0 mm
- Lanau : 0,002 – 0,06 mm
- Lempung : < 0,002 mm
Pengelompokan Tanah

» Berdasarkan diagnostik tanah hasil


pengamatan, pemerian dan
pengukuran lapangan serta uji
laboratorium, dikelompokkan menjadi:

(A) Tanah untuk Rekayasa


(B) Tanah untuk Pertanian
Tanah Untuk
Rekayasa
● Hasil proses pelapukan batuan secara
‘insitu’ atau telah ‘diangkut’ dan diendapkan
di tempat lain.
● Terdiri dari massa partikel atau butiran
satu atau lebih mineral alamiah yang satu
dengan yang lain “terikat lemah”, tidak
terkonsolidasi.
● Dapat digali menggunakan peralatan
sederhana.
● Nilai kekuatan/strength ≤ 10 kg/cm2.
● Tanah sebagai ruang atau tempat di
permukaan bumi yang digunakan mahluk
hidup, untuk melakukan aktivitasnya.

● Merupakan kumpulan benda alam di


permukaan bumi, setempat-setempat dapat
dimodifikasi bahkan dibuat oleh manusia dari
bahan bumi.
KLASIFIKASI TANAH
(Menurut UCS)

● Menurut Unified Classification System


(UCS), berdasarkan ukuran partikel
yang diukur dari nomer ayakan, dibagi
menjadi :

(1) Tanah Berukuran Besar – Butir Kasar


Kerikil dan tanah kerikilan (G)
Pasir dan pasir kerikilan (S)
(2) Tanah Berukuran Besar – Butir Halus
Lanau (M)
Lempung (C)
Tanah organik (O)

(3) Tanah Organik Tinggi


Termasuk jenis humus, tanah lumpur,
gambut (Pt)
Klasifikasi Tanah
(Menurut UCS)
Group
Major Divisions Symbols Typical Names
Well-graded gravels and gravel-sand
GW mixtures, little or no fines
Clean Gravels Poorly graded gravels and gravel-sand
Gravels 50% GP mixtures, little or no fines
or more of coarse
fraction retained on Gravels with GM Silty gravels, gravel-sand-silt mixtures
No. 4 sieve Fines Clayey gravels, gravels-sand -clay mixtures
GC
Coarse-Grained Well-graded sands and gravelly sands, little
Soils More than SW or no fines
50% retained on Clean Sands Poorly graded sands and gravelly sands,
No. 200 sieve Sands more SP little or no fines
than 50 % of coarse
fraction passes No. 4 Sands With SM Silty sands, sand-silt mixtures
sieve Fines
SC Clayey sands, sand-clay mixtures

Inorganic silts, very fine sands, rock


ML flour, silty or clayey fine sands
Inorganic clays of low to medium plasticity,
Silts and Clays CL gravelly clays, sandy clays, silty clays, lean
Liquid limit 50% or less clays
Fined-Grained Organic silts and organic silty clays of low
Soils OL plasticity
50% or more Inorganic silts, micaceous or diatomaceous
passes No. 200 MH fine sands or silts, elastic silts
sieve
Silts and Clays CH Inorganic clays of high plasticity, fat clays
Liquid limit greater than 50%
OH Organic clays of medium to high plasticity

Highly Organic Soils PT Peat, muck and other highly organic soils

Sumber : ASTM Standards (1983); dalam Johnson dan DeGraff (1988).


Metode Analisis Tanah
Analisis Metode Ayakan/Saringan
(Sieve Method Analysis)
(1) Siapkan contoh tanah
(2) Keringkan, gunakan oven
(3) Timbang, misal 500 gr
(4) Siapkan saringan, susun mulai No.Saringan 270 -
10
Untuk memperoleh material tanah diam. terkecil –
besar
(5) Saring material tanah, diperoleh material tanah
diam. halus – kasar
(6) Timbang masing2 material tanah tsb.
(7) Hasil timbangan, tentukan kumulatif berat (gram)
(8) Plot pada kertas semilog » Kurva Gradasi.
Diameter Ukuran Butir, Kelas dan Nomor
Ayakan (Saringan)
Kurva Gradasi Tanah Berdasarkan
Persentase Kumulatif Berat
Deskripsi/Pemerian Tanah
Komponen Tanah
Pemerian Fisik Komponen Tanah
● Suatu massa tanah terdiri dari tiga
komponen: (a) solid’ (butir mineral), (b) air
dan (c) udara; berdasarkan volume dan
berat, maka dapat ditentukan
karakteristik fisik tanah.

● Pemerian meliputi:
(1) Berat isi (unit weight)
(2) Berat-jenis (specific gravity)
(3) Angka pori (void ratio)
(4) Derajat kejenuhan (degree of saturation)
(1) Berat Isi (Unit Weight)

Satuan berat atau densitas tanah yang


termasuk udara dan air serta partikel padat
(butiran mineral) dinyatakan dengan
rumus dasar :
berat dari material tanah
Ƴ=
volume dari material tanah

- Bila material tanah dalam kondisi basah :

Wt Ww + Ws
Ƴm = =
Vt Vv + Vs
- Bila kondisi material tanah dalam keadaan kering :

Wt Ws
Ƴd = =
Vt
Vv + Vs

(2) Berat Jenis (Specific Weight)


- Berat jenis (Gs) adalah perbandingan antara berat
isi butir tanah dan berat isi air :

weight of unit volume


Gs =
weight of unit volume of water at 40C
(3) Angka Pori (Void Ratio)
- Hubungan antara volume pori dan volume partikel
atau butiran dari suatu massa total tanah.

Vv
e =
Vs

Vv (void) = Volume pori = Va (air) + Vw (water)


Vs (solid) = Volume butiran

Nilai rentang porositas 0 ≤ n ≤ 1


Nilai rentang angka pori 0 < e < ∞
- Pori didalam massa tanah dapat dinyatakan sebagai
porositas (n) dan dinyatakan:

Vv
n = x 100%
Vt

e n
n= ; e =
1 + e 1 - n

nilai rentang porositas 0 ≤ n ≤ 1


nilai rentang angka pori 0 < e < ∞
- Menggunakan berat-jenis, maka ukuran berat
digunakan untuk menentukan volume.
- Porositas dapat ditentukan sebagai berikut:

Ƴd
n = 1 -
62.4 Gs

- Angka pori dinyatakan :

62.4 Gs
e = - 1
Ƴd
• Kadar Air (W)
- Keberadaan air diantara pori partikel atau
butiran-butiran mineral penyusun tanah.
Ww
W = x 100%
Ws

- Nilai kadar air mempunyai rentang:


0<W<∞
(4) Derajat Kejenuhan (S)

- Perbandingan volume air pori dengan isi


atau volume pori dalam suatu massa tanah,
dinyatakan dengan rumus:

Vw
S =
Vv

- Bila nilai S antara 0% sampai 100%,


maka sebagian pori terisi oleh air dan
sebagian lagi terisi oleh udara, dinyatakan
dengan persamaan :
- Suatu massa tanah mempunyai nilai S = 100%, keadaan
tanah jenuh air, atau
seluruh pori terisi oleh air.
- Bila nilai S = 0%, massa tanah dalam keadaan
kering atau seluruh pori terisi oleh udara dan bila
nilai S antara 0% sampai 100%, maka tanah dalam
keadaan basah, atau sebagian pori terisi oleh air dan
sebagian lagi terisi oleh udara.
- S dinyatakan dengan rumus:

W- Gs
S =
e

Keterangan:
W = kadar air, Gs = berat jenis tanah; e = angka pori
Tanah NonKohesif dan
Tanah Kohesif

● Karakteristik Tanah Nonkohesif


- Partikel bentuk meruah (bulky).
- Ukuran seragam (equidimensional).
- Bentuk membundar – sangat bersudut, akibat
abrasi atau pelarutan selama transportasi.
- Sifat : nonplastis.
Contoh : pasir dan lanau.
● Karakteristik Tanah Kohesif
- Berupa lempung, ukuran butir < 0.002 mm,
sifat plastis.
- Struktur lempung koloidal memanjang;
menggumpal , diendapkan di lingkungan laut, bila
bercampur dengan garam, pada akhir proses
penguapan membentuk penggumpalan.
- Terurai, terdiri dari partikel yang terorientasi,
susunan sejajar terbentuk selama
proses kompaksi.
Sifat Tanah Berukuran Mineral
Butir Halus-Lempung Lempung

Kohesi : gaya tarik elektrokimia karena proses kontak, semakin


padat partikelnya semakin kuat kohesinya.

Adhesi : afinitas atau daya tarik menarik dari material lempung


ke material lain yang tidak sejenis → kelengketan

Plastisitas : material mengalami perubahan bentuk tanpa


perubahan volume, faktor kadar air konstan.

Konsistensi : kadar air berkurang, maka lempung dari batas cair


menjadi fase plastis. Peralihan ini ditentukan oleh batas
Atterberg sesuai tipe lempung dan kemurniannya.

Aktivitas : perbandingan antara indeks plastisitas dan persen berat


material yang berukuran besar-butir lebih kecil dari 2 μ.
Aktivitas Tanah Lempung
● Berhubungan dengan afinitas atau daya tarik-
menarik untuk menghasilkan kadar air (swelling),
atau berkurangnya kadar air (shrinking).
● Aktivitas lempung adalah perbandingan antara
indeks plastisitas dan persen berat material
yang berukuran besarbutir lebih kecil dari
0.002 mm.
● Aktivitas dan Klasifikasi Tanah Lempung
(NAVFAC, 1982)

Aktivitas Klasifikasi
< 0.75 Lempung nonaktif (kaolinit)
0.75 - 1.25 Lempung normal (illit)
> 1.25 Lempung aktif (montmorilonit)
Diagram Tingkat Aktivitas
Massa Tanah Lempung
(NAVFAC, 1982)
Mineralogi dan Kimia
Mineral Lempung
● Mineral Lempung
- Tersusun oleh silikat aluminium hidroksida
(hydrous aluminium silicates).
- Kelompok mineral lempung yang umum adalah :
kaolinit, haloysit, ilit dan montmorilonit.

● Kimia Mineral Lempung


- Mineral lempung mempunyai unsur kation yang
menyerap pada permukaan partikel dari H, Ca,
K, Mg, atau Na.
- Base exchange merupakan kapasitas partikel
koloidal untuk merubah penyerapan kation pada
permukaan, menjelaskan kerentanan tanah
terhadap fenomena erosi oleh proses aliran air
tanah (piping).
Wassalamu’alaikum
Warahmatulahi Wabarakatuh

Selamat Belajar
dan
Semoga Sukses

Anda mungkin juga menyukai