Anda di halaman 1dari 28

ISLAM DISIPLIN ILMU 1

KONSEP BARAT TENTANG


PUSAT RUANG KOTA
Abied Rizky Putra Muttaqien
abied.rizky@unissula.ac.id

Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik
Unissula - 2021
QS. Al - An‘am Ayat 165

ْ ٰۤ ٰ َ َّ
ٍ ‫ض َد َر ٰج‬
‫ت‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ق‬
َ ‫و‬َ ‫ف‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ض‬‫ع‬‫ب‬ ‫ع‬َ
ٍ َْ ْ ْ َ َْ َ َ َ ِ ْ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ف‬
َ ‫ى‬
ِٕ ‫َل‬ ‫خ‬ ‫م‬‫ك‬ُ
ْ َ َ ْ ‫َو ُه َو ال‬
‫ل‬‫ع‬ ‫ج‬ ‫ي‬‫ذ‬ِ
َ ‫ِليَ ْبلُ َو ُك ْم ِف ْي َما ٓ ٰا ٰتى ُك ْۗ ْم اِ َّن َرب ََّك‬
ِ ِۖ ‫س ِر ْي ُع ْال ِعقَا‬
ࣖ ‫ب َواِنَّ ٗه لَغَفُ ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬

Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
PENGANTAR
Menurut pendekatan Fungsionalisme, kota diibaratkan sebagai sebuah
organisme yang memiliki organ-organ di mana setiap organ memiliki fungsinya
masing-masing yang spesifik untuk menopang kelangsungan hidup organisme
tersebut.

Dalam konteks ruang kota, kota itu sendiri secara keseluruhan diibaratkan
sebuah organisme yang memiliki organ berupa ruang ekonomi, politik, sosial,
ekologi, pendidikan, peribadatan dan lain sebagainya di mana setiap ruang
memiliki fungsinya masing-masing yang spesifik untuk keberlangsungan hidup
suatu kota

Tanpa denyut nadi kota, organ-organ yang dimiliki kota tidak berguna karena
tidak memiliki daya gerak yang membuatnya hidup.
TATA RUANG PUSAT KOTA

Ruang pusat kota sebagai sumber denyut nadi


kehidupan kota dapat diidentifikasi dari tiga unsur
pembentuknya, yakni : Pusat-ruang kota memiliki intensitas
penggunaan ruang paling tinggi dibandingkan
ruang-ruang lainnya dikarenakan merupakan
intensitas pusat kehidupan kota dan pusat kegiatan warga
penggunaan kota.
ruang

Pusat-ruang kota memiliki akses


ruang paling terintegrasi dengan
Pusat-ruang kota memiliki Tata ruang ruang-ruang lainnya dikarenakan
perwajahan ruang dengan Pusat kota intensitas penggunaan ruang yang
karakter visual paling kuat, tinggi menuntut pusat-ruang kota
baik dari segi bentuk, skala, dapat diakses dari berbagai arah
dimensi, warna dan unsur oleh warga kota.
lainnya, sehingga
menjadikannya sebagai perwajahan
vocal-point ruang kota yang akses ruang
ruang
membentuk wajah dominan
dan citra suatu kota.
MEKANISME PERTUMBUHAN DARI TITIK PUSAT KOTA

2. Kegiatan yang
1. Kegiatan di pusat- terjadi di ruang-ruang
ruang kota akan lain tersebut kembali
mendenyutkan mengarah ke pusat-
kehidupan kota ruang kota, sehingga
dengan mendorong memperkuat denyut
terjadinya kegiatan di nadi pusat-ruang kota
dalam ruang-ruang berupa peningkatan
lainnya (centripetal) intensitas kegiatan
(centrifugal)

3. Peningkatan intensitas kegiatan


di pusat-ruang kota mendorong
perluasan ruang diikuti dengan
peningkatan akses secara kuantitas
maupun kualitas menjangkau dan
melayani skala ruang yang lebih
luas.

Tiga proses ini terus berulang , sehingga kota terus mengalami pertumbuhan baik
kualitas maupun kuantitas perluasan wilayah kota.
• Mekanisme gerak kota
• berdasarkan pendekatan Fungsionalisme

Sumber:
Andika Saputra , 1439 H. Arsitektur Islam. Kartasura.
http://www.andikasaputra.net/2017/12/konsep-kota-barat-dan-kota-
islam.html
KONSEP KOTA BARAT

Konsep Kota Barat pada masa modern hingga masa postmodern memiliki organ yang berkedudukan
sebagai sumber denyut nadi bagi kehidupan kota adalah ruang ekonomi.

Kota di negara maju menempatkan ruang ekonomi sebagai sumber denyut nadi
kota karena di dalam kota ini dapat diselenggarakan pasar dengan seminimal mungkin kontrol dari
ruang politik, sehingga secara spasial seringkali dilakukan pemisahan tegas antara ruang ekonomi
dengan ruang politik.

negara berkembang yang berkedudukan sebagai pusat-ruang


Sedangkan kota di
kota adalah ruang politik dikarenakan seluruh aspek kehidupan warga kota, terutama
kegiatan ekonomi, masih sangat membutuhkan dan bergantung pada peran pemerintah sebagai
pembuat kebijakan, penarik serta penghubung dengan pemodal asing dan sebagai pelaku kegiatan
ekonomi, sehingga seringkali ruang politik berdampingan erat bahkan terintegrasi dengan ruang
ekonomi.
EKONOMI SEBAGAI PANGLIMA

Capaian ekonomi ini diukur dari tingkat kesehatan suatu kota yang
meliputi variabel abstrak dan variabel fisik.
 Variabel abstrak terdiri dari tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
produksi, distribusi dan konsumsi, tingkat pendapatan perkapita
penduduk, tingkat investasi dan perputaran modal dan sebagainya.

 Sementara variabel fisik terdiri dari intensitas kegiatan yang terjadi


di ruang ekonomi, perwajahan ruang ekonomi dan akses serta
jaringan ruang ekonomi. Dari variabel fisik tersebut terbentuk prinsip
arsitektural bahwa semakin tinggi intensitas kegiatan ekonomi dan
semakin kuat karakter perwajahan ruangnya serta semakin luas
terhubung dengan ruang-ruang lainnya, maka semakin kuat denyut
nadi ekonomi menopang keberlangsungan kehidupan kota, dan berarti
semakin sehat pula kondisi kota tersebut.
PROSES PERTUMBUHAN KOTA

Terjadinya kegiatan di ruang


ekonomi akan mendenyutkan
ruang-ruang lainnya, seperti
ruang politik, ruang sosial, ruang
pendidikan dan sebagainya.

Contoh: sekolah menghasilkan


SDM tinggi-->berkembang
keterampilan spesifikasi sesuai
kebutuhan produksi ekonomi--
>aliran modal masuk -->terjadi
perluasan ruang ekonomi--
>perluasan akses dan pengaruh
pusat-ruang kota.
TAHAP PERKEMBANGAN MODERN

1. Kota Modern menerapkan model pembangunan


Economic Development yang mengandalkan ruang
ekonomi berwujud pabrik-pabrik skala besar untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan yang
berasaskan faham
Modernisme
menyebabkan
masalah lingkungan
akibat eksploitasi SDA
untuk memenuhi
angka produksi pabrik Kerja ekonomi di ruang pabrik yang berorientasi
yang terus mengalami produksi massal sebagai pusat kegiatan dalam
peningkatan seiring kehidupan warga Kota Modern
perluasan distribusi
TAHAP PERKEMBANGAN MODERN LANJUT

Pertama adalah faham Modernisme-Lanjut (Late-


Modernism) yang berpandangan bahwasanya Modernisme
tidaklah gagal, hanya perlu dilakukan perbaikan bagian-
bagian yang buruk. Faham ini mengusulkan model
pembangunan Economic-Environmental Development
sebagai kritik terhadap model pembangunan Economic
Development, dimana capain ekonomi tetap menjadi
tujuan utama, tetapi aspek lingkungan menjadi
pertimbangan dalam menentukan kebijakan, strategi dan
kegiatan ekonomi.
TAHAP PERKEMBANGAN MODERN LANJUT

Secara spasial, dalam Kota Modern-Lanjut ruang


ekonomi tetap menduduki posisi sebagai pusat-ruang
kota. Yang membedakannya dengan Kota Modern
adalah dalam pembangunan kota dan perwujudan fisik
arsitekturalnya memperhatikan aspek keberlanjutan
lingkungan hidup, di antaranya dengan memberi
perhatian pada keberadan ruang terbuka hijau.
Ruang ekonomi perlu diintegrasikan dengan ruang
ekologi yang ditandai dengan hadirnya taman kota
maupun hutan kota di sekitar ruang ekonomi dan
ruang-ruang lainnya.
Gambar: Kota Sao Paulo di Brazil dan Kota Seoul di Korea
Selatan dengan pusat-ruang kota berwujud ruang
perkantoran yang merupakan perluasan kegiatan ekonomi
produksi di bidang jasa

Perbedaan selanjutnya dengan Kota Modern adalah untuk mengukur kondisi kota tidak saja berdasarkan
variabel ekonomi, tetapi juga berdasarkan variabel ekologi. Rasio RTH menjadi penting. Luasan ruang terbuka
berbanding dengan luasan ruang terbangun, kondisi air tanah, penggunaan bahan ramah lingkungan, tingkat
penggunaan energi ruang terbangun.
Tidak akan bermakna capaian angka ekonomi jika dalam upaya mencapainya malah menyebabkan
kerusakan lingkungan yang berakibat pada menurunnya kualitas kehidupan kota.
Perbedaan ketiga antara Kota Moden-Lanjut dengan Kota
Modern adalah terjadinya perluasan kegiatan ekonomi
bergeser menempati wilayah-pinggiran kota agar
secara spasial berjauhan dari ruang-ruang lainnya untuk
meminimalkan pengaruh polusi dan pencemaran dari
ruang pabrik terhadap kualitas kehidupan warga kota
secara luas.

Menggantikan posisi ruang pabrik, ruang ekonomi yang


menempati lokasi-lokasi strategi di wilayah-dalam
kota diduduki oleh ruang perkantoran dan
perbelanjaan modern.
Kota Osaka di Jepang (atas) dan Kota Seoul di korea
Selatan (bawah) yang menjadikan ruang terbuka hijau
sebagai pengikat ruang ekonomi perkantoran.
Perbedaan terakhir antara kedua kota ialah mengenai ruang dominan yang mendominasi
wajah kota. Dalam Kota Modern yang mendominasi wajah kota adalah ruang pabrik,
sedangkan dalam Kota Modern-Lanjut yang mendominasi wajah kota adalah ruang
perkantoran. Ruang pabrik tidak lagi mendominasi wajah kota dikarenakan posisinya
bergeser menempati wilayah-pinggiran kota dan secara kuantitas mengalami penurunan
dibandingkan seiring pesatnya pertumbuhan ruang perkantoran yang menandai pergeseran
dari ekonomi produksi barang menjadi ekonomi produksi jasa.
Kota Las Vegas (atas) dan Kota New York (bawah) di Amerika Serikat dengan perwajahan didominasi
ruang ekonomi konsumsi berwujud ruang hiburan dan ruang perbelanjaan modern.
PAHAM POSTMODERN

Paham postmodern meyakini bahwa Modernisme telah mengalami kegagalan, karena


menghilangkan jatidiri manusia sebagai human being.
Paham ini menganggap seluruh bagian modernitas tidak dapat diterima dan
dipertahankan.
Untuk itu, paham Posmodernisme mengambil posisi sebagai anti-tesis terhadap Modernisme.
Namun demikian, dalam konteks Sustainable Development, faham Posmodernisme tetap
menetapkan ruang ekonomi sebagai pusat-ruang kota.
DAMPAK KOTA MODERN
Kehadiran ruang sosial sebagai pusat-ruang Kota Posmodern didasari pandangan bahwasanya Modernisme
tidak saja menyebabkan bencana lingkungan disebabkan eksploitasi alam untuk mendapatkan bahan baku
produksi, tetapi juga menyebabkan bencana kemanusiaan karena untuk memenuhi angka produksi
dilakukan dengan melakukan eksploitasi pekerja dalam bentuk jam kerja yang tinggi, upah kerja
yang rendah, ketiadaan jaminan kerja dan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Beban kegiatan ekonomi yang tinggi menyebabkan keretakan rumah tangga di ruang hunian dan
runtuhnya soliditas masyarakat di ruang sosial serta meningkatnya kegiatan di ruang kesehatan
akibat lingkungan kota yang tidak sehat. Dihadirkannya ruang sosial sebagai sumber denyut nadi Kota
Posmodern merupakan upaya menumbuhkan kembali vitalitas sosial warga kota agar tercipta
kehidupan sosial yang plural, selain ruang ekologi yang bertujuan untuk mengatasi berbagai kerusakan
lingkungan dan ruang ekonomi karena bagaimanapun sebuah kota tidak dapat bergerak jika tidak
memiliki kekuatan ekonomi yang menopang seluruh gerak ruang-ruang lainnya.
VARIABEL POSTMODERN

Sehingga dalam Kota Posmodern, sehatnya kondisi kota


tidak saja bersandarkan pada capaian ekonomi dan kondisi
lingkungan hidup, tetapi juga capaian sosial. Tidaklah
bermakna capaian ekonomi jika tidak beriringan dengan
capaian sosial dan lingkungan hidup.

Sementara dilihat dari aspek perwajahannya, pusat-ruang


kota Kota Posmodern memiliki kesamaan perwujudan fisik
dengan Kota Modern-Lanjut di mana ruang pabrik
mengalami pergeseran menempati wilayah-pinggiran kota,
sedangkan ruang ekonomi di wilayah-dalam kota ditempati
ruang perkantoran dan ruang perbelanjaan modern.
PENATAAN AKTIVITAS POSTMODERN

Formasi terpisah ditandai dengan batas-batas tegas yang memisahkan antara ruang ekonomi, ruang
ekologi dan ruang sosial. Walapun ketiga ruang tersebut terpisah secara fisik, tetapi terintegrasi melalui
akses sirkulasi agar warga kota dapat berkegiatan di tiga ruang yang merupakan pusat-ruang kota sebagai
kesatuan proses kegiatan.

Contoh penerapan model formasi ini adalah ruang perkantoran yang dipisahkan dari ruang
perbelanjaan dengan keberadaan ruang terbuka hijau berupa taman kota di antara keduanya.
Sedangkan formasi melebur merupakan ciri khas Kota Posmodern yang tidak dimiliki dua kota sebelumnya
di mana ruang perbelanjaan, ruang perkantoran, ruang ekologi dan ruang sosial melebur menjadi sebuah
ruang baru. Salah satu perwujudan ruang dengan formasi melebur adalah Mall yang tidak hanya mewadahi
kegiatan jual-beli, tetapi juga mewadahi kegiatan sosial dan memiliki ruang ekologinya sendiri yang
terintegrasi dengan ruang ekonomi dan ruang sosial. Keuntungan yang didapatkan warga kota dari formasi
ruang melebur adalah dapat melakukan ragam kegiatan sekaligus di dalam satu ruang tanpa harus
melakukan mobilisasi spasial berpindah antar bangunan, sehingga kegiatan yang dilakukan menjadi
lebih efisien.
Integrasi Ruang

Kota Batu Malang dengan perwajahan


didominasi ruang rekreasi sekaligus ruang
sosial yang terintegrasi dengan ruang Masjid.
PERBEDAAN PAHAM
Hal ini berangkat dari pandangan-alam Barat Modern mengenai manusia yang diistilahkannya dengan
Homo Economicus dan pandangan-alam Barat Posmodern yang memandang manusia sebagai Homo
Ludens.

Homo Economicus ialah pandangan bahwasanya hakikat kehidupan manusia adalah persoalan
ekonomi. Pandangan ini bersandarkan pada pengenalan bahwasanya hakikat manusia adalah tubuh
dan tubuh manusia memiliki serangkaian kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya.
Pemenuhan kebutuhan tubuh manusia dicapai dengan melakukan kerja ekonomi yang bersifat
pragmatis dalam artian kerja yang berguna bagi manusia adalah yang dapat memenuhi kebutuhan
ekonominya sebagai syaat untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Sehingga dalam pandangan Homo
Economicus, pemenuhan kebutuhan ekonomi, kerja ekonomi dan capaian ekonomi bersifat primer
untuk mempertahankan kehidupan dirinya yang tidak lebih dari tubuh.
Homo ludens - postmodern
Berbeda asas filosofis dengan Kota Modern dan Kota Modern-Lanjut, Kota Posmodern dibentuk
berasaskan pandangan-alam bahwasanya manusia merupakan Homo Ludens yang hakikat
kehidupannya adalah bermain-main untuk mencapai kesenangan. Berbeda dengan Homo
Economicus yang bersandarkan pada rasionalitas dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, Homo
Ludens memenuhi kebutuhan ekonomi dengan melepaskan hasrat secara berterusan yang mendapatkan
realisasinya dalam kegiatan konsumsi. Oleh karena itu Homo Ludens menuntut kerja ekonomi yang
dilakukan memiliki dimensi kesenangan dan setiap pemenuhan kebutuhan ekonomi memiliki dimensi
kenikmatan. Contoh sederhana soal kegiatan makan, bagi Homo Economicus yang dipentingkan adalah
makanan itu sendiri sebagai sumber daya yang harus dimiliki agar kegiatan makan dapat dilakukan
sehingga kebutuhan tubuh terhadap makan dapat dipenuhi. Sedangkan bagi Homo Ludens, persoalan
makan tidak cukup hanya dengan memiliki sumber daya karena kegiatan makan tidak saja berkaitan
dengan makanan itu sendiri, tetapi makanan tersebut haruslah nikmat dikecap lidah, nikmat
dipandang, nikmat disentuh dan semisalnya. Dimensi kesenangan dan kenikmatan ini menjadi primer
dalam kehidupan Homo Ludens.
Perwujudan Homo ludens

Perwujudan konsep Homo Ludens secara spasial dalam


Kota Posmodern adalah ruang kota, terutama pusat-
ruangnya, erat dengan citra hiburan, kesenangan dan
kenikmatan karena yang dibutuhkan manusia terhadap
ruang kota tidak saja ruang itu sendiri yang
digunakannya untuk melangsungkan kegiatan, tetapi
juga perwujudan fisiknya secara visual sebagai stimulus
untuk warga kota mencapai kenikmatan inderawi dan
emosional.

Atas dasar pandangan ini Kota Posmodern tampil dalam


perwujudannya yang rekreatif sebagai ciri khas kegiatan
ekonomi konsumsi yang menjadi orientasi kehidupan
warga kotanya.
Demikianlah konsep Kota Barat.

seperti apa konsep Kota Islam


Pertanyaan selanjutnya adalah

yang berasaskan pandangan-alam Islam mengenai


manusia? Apakah dari aspek sumber denyut nadinya memiliki kesamaan dengan Kota
Barat ataukah memiliki ciri khas yang membedakannya dengan kota selainnya? Lalu di
manakah letak kesamaan dan perbedaannya dengan konsep Kota Barat sebagaimana telah
dijelaskan pada bagian ini?
DAFTAR REFRENSI

1) Tafsir Al - Quran
2) Kitab Ibnu Khaldun
3) Prof. Raghib As-Sirjani : Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia :
Pustaka Al-Kautsar
4) https://www.merdeka.com/quran
SEMOGA BERMANFAAT
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik
Unissula - 2021

Anda mungkin juga menyukai