ْ ٰۤ ٰ َ َّ
ٍ ض َد َر ٰج
ت ع ب ق
َ وَ ف مكُ ضعب عَ
ٍ َْ ْ ْ َ َْ َ َ َ ِ ْ ف ر و ض رَ اْل ف
َ ى
ِٕ َل خ مكُ
ْ َ َ ْ َو ُه َو ال
لع ج يذِ
َ ِليَ ْبلُ َو ُك ْم ِف ْي َما ٓ ٰا ٰتى ُك ْۗ ْم اِ َّن َرب ََّك
ِ ِۖ س ِر ْي ُع ْال ِعقَا
ࣖ ب َواِنَّ ٗه لَغَفُ ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم
Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
PENGANTAR
Menurut pendekatan Fungsionalisme, kota diibaratkan sebagai sebuah
organisme yang memiliki organ-organ di mana setiap organ memiliki fungsinya
masing-masing yang spesifik untuk menopang kelangsungan hidup organisme
tersebut.
Dalam konteks ruang kota, kota itu sendiri secara keseluruhan diibaratkan
sebuah organisme yang memiliki organ berupa ruang ekonomi, politik, sosial,
ekologi, pendidikan, peribadatan dan lain sebagainya di mana setiap ruang
memiliki fungsinya masing-masing yang spesifik untuk keberlangsungan hidup
suatu kota
Tanpa denyut nadi kota, organ-organ yang dimiliki kota tidak berguna karena
tidak memiliki daya gerak yang membuatnya hidup.
TATA RUANG PUSAT KOTA
2. Kegiatan yang
1. Kegiatan di pusat- terjadi di ruang-ruang
ruang kota akan lain tersebut kembali
mendenyutkan mengarah ke pusat-
kehidupan kota ruang kota, sehingga
dengan mendorong memperkuat denyut
terjadinya kegiatan di nadi pusat-ruang kota
dalam ruang-ruang berupa peningkatan
lainnya (centripetal) intensitas kegiatan
(centrifugal)
Tiga proses ini terus berulang , sehingga kota terus mengalami pertumbuhan baik
kualitas maupun kuantitas perluasan wilayah kota.
• Mekanisme gerak kota
• berdasarkan pendekatan Fungsionalisme
Sumber:
Andika Saputra , 1439 H. Arsitektur Islam. Kartasura.
http://www.andikasaputra.net/2017/12/konsep-kota-barat-dan-kota-
islam.html
KONSEP KOTA BARAT
Konsep Kota Barat pada masa modern hingga masa postmodern memiliki organ yang berkedudukan
sebagai sumber denyut nadi bagi kehidupan kota adalah ruang ekonomi.
Kota di negara maju menempatkan ruang ekonomi sebagai sumber denyut nadi
kota karena di dalam kota ini dapat diselenggarakan pasar dengan seminimal mungkin kontrol dari
ruang politik, sehingga secara spasial seringkali dilakukan pemisahan tegas antara ruang ekonomi
dengan ruang politik.
Capaian ekonomi ini diukur dari tingkat kesehatan suatu kota yang
meliputi variabel abstrak dan variabel fisik.
Variabel abstrak terdiri dari tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
produksi, distribusi dan konsumsi, tingkat pendapatan perkapita
penduduk, tingkat investasi dan perputaran modal dan sebagainya.
Pembangunan yang
berasaskan faham
Modernisme
menyebabkan
masalah lingkungan
akibat eksploitasi SDA
untuk memenuhi
angka produksi pabrik Kerja ekonomi di ruang pabrik yang berorientasi
yang terus mengalami produksi massal sebagai pusat kegiatan dalam
peningkatan seiring kehidupan warga Kota Modern
perluasan distribusi
TAHAP PERKEMBANGAN MODERN LANJUT
Perbedaan selanjutnya dengan Kota Modern adalah untuk mengukur kondisi kota tidak saja berdasarkan
variabel ekonomi, tetapi juga berdasarkan variabel ekologi. Rasio RTH menjadi penting. Luasan ruang terbuka
berbanding dengan luasan ruang terbangun, kondisi air tanah, penggunaan bahan ramah lingkungan, tingkat
penggunaan energi ruang terbangun.
Tidak akan bermakna capaian angka ekonomi jika dalam upaya mencapainya malah menyebabkan
kerusakan lingkungan yang berakibat pada menurunnya kualitas kehidupan kota.
Perbedaan ketiga antara Kota Moden-Lanjut dengan Kota
Modern adalah terjadinya perluasan kegiatan ekonomi
bergeser menempati wilayah-pinggiran kota agar
secara spasial berjauhan dari ruang-ruang lainnya untuk
meminimalkan pengaruh polusi dan pencemaran dari
ruang pabrik terhadap kualitas kehidupan warga kota
secara luas.
Beban kegiatan ekonomi yang tinggi menyebabkan keretakan rumah tangga di ruang hunian dan
runtuhnya soliditas masyarakat di ruang sosial serta meningkatnya kegiatan di ruang kesehatan
akibat lingkungan kota yang tidak sehat. Dihadirkannya ruang sosial sebagai sumber denyut nadi Kota
Posmodern merupakan upaya menumbuhkan kembali vitalitas sosial warga kota agar tercipta
kehidupan sosial yang plural, selain ruang ekologi yang bertujuan untuk mengatasi berbagai kerusakan
lingkungan dan ruang ekonomi karena bagaimanapun sebuah kota tidak dapat bergerak jika tidak
memiliki kekuatan ekonomi yang menopang seluruh gerak ruang-ruang lainnya.
VARIABEL POSTMODERN
Formasi terpisah ditandai dengan batas-batas tegas yang memisahkan antara ruang ekonomi, ruang
ekologi dan ruang sosial. Walapun ketiga ruang tersebut terpisah secara fisik, tetapi terintegrasi melalui
akses sirkulasi agar warga kota dapat berkegiatan di tiga ruang yang merupakan pusat-ruang kota sebagai
kesatuan proses kegiatan.
Contoh penerapan model formasi ini adalah ruang perkantoran yang dipisahkan dari ruang
perbelanjaan dengan keberadaan ruang terbuka hijau berupa taman kota di antara keduanya.
Sedangkan formasi melebur merupakan ciri khas Kota Posmodern yang tidak dimiliki dua kota sebelumnya
di mana ruang perbelanjaan, ruang perkantoran, ruang ekologi dan ruang sosial melebur menjadi sebuah
ruang baru. Salah satu perwujudan ruang dengan formasi melebur adalah Mall yang tidak hanya mewadahi
kegiatan jual-beli, tetapi juga mewadahi kegiatan sosial dan memiliki ruang ekologinya sendiri yang
terintegrasi dengan ruang ekonomi dan ruang sosial. Keuntungan yang didapatkan warga kota dari formasi
ruang melebur adalah dapat melakukan ragam kegiatan sekaligus di dalam satu ruang tanpa harus
melakukan mobilisasi spasial berpindah antar bangunan, sehingga kegiatan yang dilakukan menjadi
lebih efisien.
Integrasi Ruang
Homo Economicus ialah pandangan bahwasanya hakikat kehidupan manusia adalah persoalan
ekonomi. Pandangan ini bersandarkan pada pengenalan bahwasanya hakikat manusia adalah tubuh
dan tubuh manusia memiliki serangkaian kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya.
Pemenuhan kebutuhan tubuh manusia dicapai dengan melakukan kerja ekonomi yang bersifat
pragmatis dalam artian kerja yang berguna bagi manusia adalah yang dapat memenuhi kebutuhan
ekonominya sebagai syaat untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Sehingga dalam pandangan Homo
Economicus, pemenuhan kebutuhan ekonomi, kerja ekonomi dan capaian ekonomi bersifat primer
untuk mempertahankan kehidupan dirinya yang tidak lebih dari tubuh.
Homo ludens - postmodern
Berbeda asas filosofis dengan Kota Modern dan Kota Modern-Lanjut, Kota Posmodern dibentuk
berasaskan pandangan-alam bahwasanya manusia merupakan Homo Ludens yang hakikat
kehidupannya adalah bermain-main untuk mencapai kesenangan. Berbeda dengan Homo
Economicus yang bersandarkan pada rasionalitas dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, Homo
Ludens memenuhi kebutuhan ekonomi dengan melepaskan hasrat secara berterusan yang mendapatkan
realisasinya dalam kegiatan konsumsi. Oleh karena itu Homo Ludens menuntut kerja ekonomi yang
dilakukan memiliki dimensi kesenangan dan setiap pemenuhan kebutuhan ekonomi memiliki dimensi
kenikmatan. Contoh sederhana soal kegiatan makan, bagi Homo Economicus yang dipentingkan adalah
makanan itu sendiri sebagai sumber daya yang harus dimiliki agar kegiatan makan dapat dilakukan
sehingga kebutuhan tubuh terhadap makan dapat dipenuhi. Sedangkan bagi Homo Ludens, persoalan
makan tidak cukup hanya dengan memiliki sumber daya karena kegiatan makan tidak saja berkaitan
dengan makanan itu sendiri, tetapi makanan tersebut haruslah nikmat dikecap lidah, nikmat
dipandang, nikmat disentuh dan semisalnya. Dimensi kesenangan dan kenikmatan ini menjadi primer
dalam kehidupan Homo Ludens.
Perwujudan Homo ludens
1) Tafsir Al - Quran
2) Kitab Ibnu Khaldun
3) Prof. Raghib As-Sirjani : Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia :
Pustaka Al-Kautsar
4) https://www.merdeka.com/quran
SEMOGA BERMANFAAT
Wassalamualaikum Wr. Wb.