Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PECAHNYA MURJI'AH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Dialiktika Khawarij dan Murjiah

Dosen Pengampu : Afifuddin Al Farasi

Disusun Oleh :

Muhammad Mubarok (2004016059)

Melin Nurullah

PROGRAM STUDI S1 AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2020/2021
Kata pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat taufik dan hidayah-nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “PECAHNYA MURJI'AH”

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dosen Mata
Kuliah Dialiktika Khawarij dan Murjiah Beliau adalah Bapak Afifuddin Al Farasi M. ag Semoga beliau
selalu diberikan kesehatan guna membimbing kami pada Mata Kuliah ini.

Makalah ini tentunya jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan keterbatasan waktu dan kemampuan,
maka kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi penyusun makalah guna untuk memperbaiki hasil karyanya
ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca. Sekian dan
Terimakasih.

Semarang, 29 Oktober 2021


Pembahasan

A. Golongan-Golongan Murjiah

Harun Nasution, pada umumnya kaum Murji'ah itu dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
golongan Murji'ah yang moderat dan golongan Murji'ah yang ekstrim.

1. Golongan Murji'ah yang Moderat


Golongan ini berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar itu tidak menjadi kafir karenanya,
dan tidak kekal dalam neraka. Orang tersebut akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa
yang ia kerjakan. Bahkan apabila Tuhan mengampuni dosanya itu ada kemungkinan ia tidak masuk
neraka sama sekali. Jadi menurut golongan ini, orang Islam yang melakukan dosa besar itu masih tetap
mukmin. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam golongan Murji'ah moderat ini antara lain: al-Hasan Ibn
Muhammad Ibn Ali Ibn Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli Hadits. (1)

Ajaran kaum Murji’ah moderat diatas dapat diterima oleh golongan Ahli sunah wal jamaah dalam Islam.
Asy’ari berpendapat, iman adalah pengakuan dalam hati tentang ke Esaan Tuhan dan tentang kebenaran
Rasul – rasulnya serta apa yang mereka bawa. Sebagai cabang dari iman adalah mengucapkan dengan
lisan dan mengerjakan rukun – rukun Islam. Bagi orang yang melakukan dosa besar, apabila meninggal
tanpa obat, nasibnya terletak ditangan Tuhan. Kemungkinan Tuhan tidak membari ampun atas dosa –
dosanya dan akan menyiksanya sesuai dengan dosa – dosa yang dibuatnya. Kemudian dia dimasukkan
kedalam surga, karena ia tidak akan mungkin kekal tinggal dalam neraka. (2)

2. Golongan Murji’ah yang Ekstrim

Yang termasuk golongan Murjiah yang ekstrim ini antara lain ialah:

a. Golongan Al-Jahmiah.

Mereka adalah pengikut Jahm Ibn Shafwan. Golongan ini berpendapat bahwa orang Islam yang percaya
kepada Tuhan dan kemudian ia menyatakan kufur kepada Tuhan secara lisan, maka orang tersebut tidak
menjadi kafir karenanya, sebab iman itu tempatnya dalam hati, bukan di lidah atau di tempat lain dari
tubuh manusia. Bahkan apabila orang tersebut melakukan penyembahan terhadap patung atau berhala,
atau menyatakan percaya pada trinitas, kemudian orang tersebut meninggal dunia, maka orang tersebut
dalam pandangan Allah masih tetap sebagai seorang mukmin yang sempurna imannya.

b. Golongan Al-Salihiah. Mereka adalah pengikut Abu Hasan al-Salihi. Golongan ini berpendapat bahwa
iman adalah mengetahui Tuhan, sedangkan kufr adalah tidak mengetahui Tuhan. Menurut mereka,
shalat itu tidak merupakan ibadat kepada Tuhan, karena yang disebut ibadat itu ialah beriman kepada
Tuhan, dalam arti mengetahui Tuhan.

c. Golongan Yunusiyah. Golongan ini berpendapat bahwa yang disebut iman itu hanyalah mengetahui
Tuhan. Karena itu mereka berkesimpulan bahwa melakukan perbuatan maksiat atau pekerjaan-
pekerjaan jahat itu tidak me-rusakkan iman seseorang.
d. Golongan Al-Ubaidiyah. Golongan ini berpendapat bahwa jika seseorang meninggal dunia dalam
keadaan beriman, maka dosa-dosa dari perbuatan-perbuatan jahat mereka tidak akan merugikan
mereka. Tidak merusakkan iman seseorang, dan demikian pula sebaliknya, perbuatan-perbuatan baik
yang dilakukan oleh seseorang musyrik (tidak beriman), tidak akan mengubah kedudukannya sebagai
orang yang musyrik.

B. Meredupnya Murji'ah

Pendapat golongan murji'ah ekstrim di atas timbul karena dilatar belakangi adanya suatu pegertian
bahwa perbuatan atau amal manusia tidak sepenting iman. Kemudian pegertian itu meningkat ekstrim
yakni imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidaknya seseorang.(3) Seperti dari
uraian di atas jelaslah, betapa berbahayanya ajaran Murji’ah yang ekstrim itu. Ajaran seperti itu jelas
dapat membawa kepada kerusakan akhlak dan moral, serta dapat merugikan masyarakat. Karena setiap
orang akan terdorong untuk melakukan kejahatan-kejahatan, tanpa khawatir akibat dari perbuatannya
itu. Nampaknya paham Murji’ah ekstrim inilah yang menyebab-kan nama Murji’ah menjadi buruk dan
tidak disenangi oleh kebanyakan umat Islam. Sebaliknya ajaran golongan Murji’ah yang moderat dapat
diterima oleh kebanyakan umat Islam, sehingga ajarannya dapat diterima oleh Ahlu Sunnah wa al-
Jama’ah. Bandingkan misalnya dengan pendapat Al-Asy’ari tentang iman, ia berkata: Iman adalah
pengakuan dalam hati tentang ke-Esaan Tuhan, tentang kebenaran Rasul-rasul-Nya dan segala apa yang
mereka bawa, serta mengucapkannya dengan lidah. Mengerjakan rukun-rukun Islam merupakan cabang
dari Iman. Menurut Al-Asy’ari, orang yang berdosa besar, jika meninggal tanpa bertaubat, maka
nasibnya berada di tangan Tuhan. Ada kemungkinan Tuhan mengampuni dosa-dosanya, tetapi ada
kemungkinan pula Tuhan tidak akan mengampuni dosa-dosanya, dan akan menyiksanya sesuai dengan
dosa-dosa yang pernah dilakukannya, dan kemudian barulah ia dimasukkan ke dalam surga, karena tak
mungkin ia kekal dalam api neraka. Pendapat Al-Asy’ari tersebut identik dengan pendapat yang
dimasukkan oleh golongan Murji’ah yang moderat, dan mungkin inilah sebabnya Ibn Hazm memasukkan
Al-Asy'ari ke dalam golongan kaum Murji'ah yang moderat. (4)

Kesimpulan

Murjiah lambat lain terbagi dan terpacah menjadi beberapa aliran dan golongan, seperti golongan
Murji’ah yang moderat, bahwasanya berpendapat bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar itu,
tidak menjadi kafir dan tidak kekal dalam neraka. Bahkan kalau Tuhan mengampuni dosanya, maka ada
kemungkinan orang tersebut tidak akan masuk dalam neraka. Sedangkan paham Murji’ah yang ekstrim
sangat berbahaya apabila diikuti oleh umat Islam, karena ajarannya dapat merusakkan akhlak dan moral
serta mendatangkan bencana dan malapetaka bagi masyarakat. Aliran ekstrim inilah yang kemudian
menjadi sesuatu yang buruk dipandangan dan tidak disukai oleh masyarakat.

1. Drs. Hasan Basri, M. Ag. Drs. Murif Yahya, M. Pd. Tedi Priatna, M. Ag. ILMU KALAM SEJARAH DAN
POKOK PIKIRAN ALIRAN-ALIRAN , Azkia Pustaka Utama, Bandung ,Cetakan II: April 2007. Hal 27

2.. http://edhakidam.blogspot.com/2014/10/aliran-murjiah.html?m=1

3. https://www.kompasiana.com/anis40075/5babc476677ffb39d9102eb2/pengaruh-aliran-murji-ah-
pada-generasi-muda-masa-kini

4. Drs. Hasan Basri, M. Ag. Drs. Murif Yahya, M. Pd. Tedi Priatna, M. Ag. ILMU KALAM SEJARAH DAN
POKOK PIKIRAN ALIRAN-ALIRAN , Azkia Pustaka Utama, Bandung ,Cetakan II: April 2007. Hal. 29

Anda mungkin juga menyukai