Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PADA KELAS 12

SMA NEGERI 1 MAJENE


PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :
Dewanita Nurul Aribah. B
1992042042
Kelas B
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Rangka
Penelitian Mata Kuliah Penelitan Pendidikan Akuntansi Pada Program
Studi Pendidikan Akuntansi

ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PADA


KELAS 12 SMA NEGERI 1 MAJENE

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu isu
yang harus diperhatikan demi terciptanya pendidikan yang lebih
berkualitas. Isu kualitas sumber daya manusia terkait dengan
kualitas guru, siswa dan tenaga kependidikan. Ketiga elemen
tersebut saling berkaitan dalam upaya peningkatan kualitas
belajar – mengajar yang berpuncak pada peningkatan kualitas
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa lepas
dari strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun
tenaga pendidik. Kritik mengenai kualitas pendidikan di
Indonesia sangat banyak dikemukakan oleh pakar pendidikan,
para peneliti bidang pendidikan, dan para pemerhati pendidikan
(Irwan, 2018).
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan.
Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, mulai dari banyaknya program pelatihan yang
dapat diikuti secara gratis, adanya penyelenggaraan sertifikasi
untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, maupun
bertebarannya kursus gratis yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan non formal.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara
nasional merupakan salah satu agenda yang sedang
dilaksanakan oleh pemerintah. Upaya ini diarahkan agar setiap
lembaga pendidikan selalu berupaya untuk memberikan
jaminan kualitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau
masyarakat yakni suatu jaminan bahwa penyelenggaraan
pendidikan di sekolah-sekolah sesuai dengan apa yang
diharapkan. Apabila setiap lembaga penyelenggara pendidikan
selalu berupaya untuk memberikan jaminan kualitas dan upaya

2
ini dilakukan secara terus menerus, maka diharapkan kualitas
sumber daya manusia disuatu sekolah dapat meningkat.
Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat
penting untuk dianalisis karena dengan terciptanya suatu
sumber daya manusia yang berkompeten maka tercipta pula
pendidikan yang berkualitas, salah satu upaya yang dilakukan
dalam rangka peningkatan kualitas sekolah yaitu perlunya
diadakan penilaian kerja guru dan tenaga kependidikan setiap
minggu, bulan maupun tahunan untuk meningkatkan kinerja
guru dan tenaga kependidikan (Rahmawati, 2012).
Hal tersebut dapat dilakukan melalui analisis sumber daya
manusia yang menggunakan penilaian indikator pencapaian.
Setelah mengetahui hasil penilaian tersebut maka pihak sekolah
diharapkan untuk mengevaluasi kembali hal-hal apa saja yang
harus tingkatkan untuk tercapainya sumber daya manusia yang
kompeten. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA PADA KELAS 12 SMA 1 MAJENE”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kualitas mengajar guru pada Kelas 12 Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Majene?
2. Bagaimana kualitas pelayanan tenaga kependidikan pada
Kelas 12 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majene?
3. Bagaimana kualitas belajar siwa pada Kelas 12 Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Majene ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas mengajar guru pada Kelas 12
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majene
2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan tenaga
kependidikan pada Kelas 12 Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Majene
3. Untuk mengetahui kualitas belajar siswa pada Kelas 12
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majene
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian in diharapkan mempunyai manfaat atau penggunaan
dalam pendidikan. Baik secara langsung maupun tidak langsung
adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
a. Peneliti dapat mengetahui kualitas sumber daya yang
ada di sekolah.
b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lainnya.
2. Bagi guru
a. Sebagai bahan untuk mengetahui hal-hal yang perlu
ditingkatkan dalam proses pengajaran.
b. Masukan bagi guru dalam meningkatkan
profesionalisme dengan memperhatikan tinggi
rendahnya kualitas siswa, agar guru dapat
menyesuaikan ritme maupun teknik mengajar yang
sesuai.
c. Sebagai bahan masukan pentingnya meningkatkan
kualitas belajar mengajar disekolah.
3. Bagi sekolah
a. Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di sekolah.
4. Bagi siswa
a. Siswa dapat mengubah sikap, prilaku dan
keterampilan disekolah agar dapat mendukung
kualitas pembelajaran.
b. Sebagai bahan untuk evaluasi diri agar dapat lebih
baik kedepannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
KONSEPTUAL
A.Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif
yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di
dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi
sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia makro secara
umum terdiri dari dua yaitu SDM makro yaitu jumlah penduduk
dalam usia produktif yang ada di sebuah wilayah dan SDM
mikro dalam arti sempit yaitu individu yang bekerja pada
sebuah institusi atau perusahaan (Susan, 2019)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang
sangat penting dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan
elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber
daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu
sendiri yang mengendalikan faktor yang lain.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor
yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah
organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga
merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan.
Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di
sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana
untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia
adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu
organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi
sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah
satu sumber daya yang terdapat di dalam organisasi, meliputi
semua orang yang melakukan aktivitas.
Secara umum, sumber daya yang terdapat dalam suatu
organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam yaitu sumber
daya manusia dan sumber daya non manusia, yang termasuk
sumber daya non manusia adalah modal, mesin, teknologi,
bahan-bahan (material) dan lain-lain.
Menurut Syaiful Bahri Jamarah ( 2017 ) Adapun
komponen kualitas Sumber Daya Manusia yaitu :

1. Kualitas pekerjaan dan inovatifnya


Kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur
dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam
pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan
berdaya guna. Inovatif yaitu Kemampuan seseorang dalam
mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk
menghasilkan karya baru.
2. Kejujuran dalam bekerja
Kejujuran selain membawa banyak dampak positif juga
membawa kepada kehidupan yang jauh lebih baik. Pentingnya
kejujuran dalam bekerja wajib kita terapkan sejak usia dini agar
senantiasa bersikap jujur dalam berbagai tindakan.
3. Kehadiran dalam bekerja
Kehadiran seorang karyawan sebagai sebuah kewajiban
yang harus dilakukan kecuali ada hal-hal lain yang sifatnya
penting dan hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh
yang bersangkutan. Sistem kehadiran karyawan sudah
ditentukan dan diatur dari perusahaan dan kemudian duterapkan
di masing-masing bagian.
4. Sikap dalam bekerja
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan
masalah dalam pekerjaan. Jangan langsung pasrah melainkan
berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi
permasalahannya. Bisa jadi ini langkah untuk mencapai posisi
yang lebih tinggi jadi selesaikan dengan hati yang jernih.
5. Inisiatif dan kreatif
Seseorang akan dikatakan kreatif apabila dia mampu
membuat atau menciptakan sesuatu, entah itu hasil pemikiran
atau asumsi dari orang” yang belum pernah melihat hal yang
dibuatnya, namun orang yang kreatif belum tentu inisiatif,
Sedangkan seseorang akan dikatakan mempunyai inisiatif
apabila dia mampu melakukan sesuatu tanpa disadari oleh orang
lain disekitarnya, mungkin pula dia selalu mengandalkan
dirinya sendiri dalam melakukan hal apapun, namun orang yang
punya inisiatif belum tentu kreatif. Kerjasama dengan pihak lain.
Kerjasama dengan pihak lain sangat diperlukan dalam bekerja,
karena kerjasama akan membantu kelancaran dalam bekerja dan
berjalannya suatu pekerjaan.
6. Keandalan dalam bekerja
Keandalan dalam menjaga pekerjaan berarti mampu
menjalani kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral dan etika
kerja; mampu mengembangkan karakter diri yang taat moral dan
etika; mampu menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan, serta mampu
membebaskan diri dari kontrol dan pengaruh negatif orang lain.
7. Pengetahuan tentang pekerjaan
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga
kerja agar dapat melakukan kerja dengan wajar, Pengalaman
kerja ini sebelum ditempatkan dan harus diperoleh pada ia
bekerja dalam pekerjaan tersebut.
8. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
Dalam bertanggung jawab berarti kita sedang
menyelesaikan sebuah masalah. Di dalam bekerja selalu saja
ada kesalahan yang kita perbuat. Dan kesalahan tersebut harus
dipertanggung jawabkan, harus diselesaikan. Di saat kita
menyelesaikan masalah itu kita harus bijaksana dalam memilih
cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut agar
rasa tanggung jawab yang telah kita kerjakan dapat berhasil
dengan baik. Sehingga masalah itu kita dapat selesaikan dengan
bijaksana.
9. Pemanfaatan waktu dalam bekerja
Waktu tidak hanya setara dengan uang, namun lebih dari
itu. Waktu merupakan aset tak kasat mata yang paling sulit
untuk dikendalikan penggunaannya. Untuk itulah kita harus
memanfaatkan waktu dengan lebih efisien lagi.

2. Pengertian Tenaga Pendidikan


Tenaga kependidikan adalah pegawai yaitu mereka yang
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengembangan tenaga kependidikan
dapat dilakukan melalui jalur atau cara diklat dan jalur non
diklat.
Jalur diklat seperti melanjutkan pendidikan, penataran,
kegiatan seminar, lokakarya, dan lain-lain, jalur non
diklat misalnya dapat berbentuk promosi jabatan,
pemberian bonus dan insentif, teguran dan hukuman. atau
pegawai dapat menghasilkan sesuatu yang nyata dalam waktu
yang cepat. Contohnya seorang pegawai sebelum dilatih
sering melakukan kesalahan dalam bekerja, tetapi setelah
dilatih tingkat kesalahan menjadi berkurang (Anas, 2013)

3. Pengertian Guru
Dalam Undang-Undang tentang Guru dan Dosen pasal 1
ayat 1 disebutkan guru adalah pendidik professional. Sedangkan
dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 6 disebut sebagai pendidik
adalah tenaga kependidikan.
Guru adalah suri teladan kedua setelah orang tua. Guru
sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba
tahu, serta mampu mentransferkan kebiasaan dan pengetahuan
pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan
dan potensi anak didik. Guru yang bekerja sebagai tenaga
pengajar adalah elemen yang terpenting dan ikut bertanggung
jawab dalam proses pendewasaan bagi anak didik tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
guru dapat diartikan sebagai sosok yang mempunyai
kewenangan dan bertanggung jawab sepenuhnya di kelas atau
di sekolah untuk mengembangkan segenap potensi peserta didik
yang dimiliki sehingga mampu mandiri dan mengembangkan
nilai kepribadian sesuai ajaran Islam, dengan demikian tujuan
akhirnya adalah kedewasaan dan kesadaran untuk
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah Swt.
Oleh karena itu, setiap guru hendaknya mempunyai
kepribadian yang akan dicontoh dan diteladani oleh anak didik,
baik secara sengaja maupun tidak. Sudah barang tentu,
pekerjaan sebagai guru tidak sama dengan pekerjaan apapun,
diluar itu pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan.
Keahlian sebagai guru atau pendidik dalam Islam tidak
hanya sekedar memiliki kemampuan mentransfer pengetahuan
kepada peserta didik sebagaimana yang terjadi pada umumnya,
namun diperlukan syarat dan kepribadian yang ketat serta
memadai untuk menjadi seorang guru atau pendidik dalam
Islam (Ramli, 2015).

4. Pengertian Peserta Didik


Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu
dikembangkan. Peserta didik merupakan “ Raw Material”
(Bahan Mentah) dalam proses transformasi dan internalisasi,
menepati posisi yang sangat penting untuk melihat
signifikasinya dalam menemukan keberhasilan sebuah proses.
Peserta didik adalah makhluk individu yang mempunyai
kepribadian dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik
sebagai komponen yang tidak dapat terlepas dari sistem
pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik
merupakan obyek pendidikan tersebut.
Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik
merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah
potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan.
Jadi secara sederhana peserta didik dapat didefinisikan sebagai
anak yang belum memiliki kedewasaan dan memerlukan orang
lain untuk mendidiknya sehingga menjadi individu yang dewasa,
memiliki jiwa spiritual, aktifitas dan kreatifitas sendiri (Ramli,
2015)
B. Kerangka Berpikir
Urgensi Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia

Permasalahan

Analisis Kualitas Kompetensi Guru Analisis Kualitas Kualifikasi dan Kompetensi t


Analisis Kualitas Pengetahuan, Belajar dan Sikap Siswa kelas 12

Variabel

bel Dependen Guru,tenaga pendidik dan siswa kelas 12 Variabel Independen kualitas SDM
Skala Pengukuran likert Teknik pengumpulan data dan Analisis
Indikator/pengukuran Uji Validasi

Standar nasional Pendidikan (SNP) yang berkaitan dengan Standar kompetensi guru Bahan evaluasi bagi SDM dan pihak sekolah

Instrumen penilaian yang berupa penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang berpengaruh pada kualitas siswa kelas 12

an bekerja sama dengan direktorat tenaga kependidikan Ditjen PMPTK DEPDIKNAS 2009 yang berkaitan dengan standar kualifikasi khu

Hasil Penelitian
III. METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek
pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai factor yang
berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti.
Menurut Kerlinger (2006), variabel adalah konstruk atau sifat
yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi.
a. Variabel independen atau variabel bebas menurut
Sugiyono (2017: 39), adalah variabel yang menjadi sebab
perubahannya atau variabel yang mempengaruhi,
sehingga mengakibatkan timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel dalam penelitian ini adalah semua
yang memengaruhi proses pembelajaran atau Kualitas
Sumber Daya Manusia di SMA negeri 11 Pangkep
seperti : Guru, Siswa, dan Tenaga pendidik
b. Menurut Sugiyono (2015:96) variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variable bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kualitas Sumber Daya
Manusia
2. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam peneltian ini
adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode
penelitian merupakan prosedur atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu, Menurut(Resseffendi
2010:33) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang menggunakan angket dan dokumen mengenai
keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita teliti.
Melalui angket dan sebagainya kita mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis atau menjawab suatu pertanyaan.
Melalui penelitian deskriptif ini peneliti akan
memaparkan yang sebenarnya terjadi mengenai keadaan
sekarang ini yang sedang diteliti.
Sugiyono (2017:2) mengatakan bahwa, metode penelitian pada
dasarnya merupakan ciri-ciri ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan
dalam pendekatan kuantitatif .
Untuk pendekatan penelitian dalam skripsi ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif , seperti yang
dikemukakan (Sugiyono 2017:8) bahwa metode penelitian
kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk mengaju hipotesis
yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif ini digunakan oleh
peneliti untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pengaruh
perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa. Nana Syaodih
Sukmadinata (2011: 73) mengemukakan penelitiaan deskriptif
kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat
alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan
mengenai karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan.
Selain itu, penelitian deskriptif tidak memberikan
perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel
yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa
adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah
penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui kuesioner dan
dokumentasi. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu
menghasilkan uraian secara mendalam tentang ucapan, tulisan,
atau perilaku yang dapat diamati dari individu, kelompok,
masyarakat maupun organisasi tertentu.
Penggunaan desain penelitian deskriptif kuantitatif dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis kualitas sumber daya manusia di SMA Negeri 11
Pangkep.
Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner
Bagikan angket penelitian denganTinjau
tolak ukur
dokumen
kualitas
angket
gurupenelitian
dan dengan tolak ukur
Dokumentasi kepala sekolah
kualitas siswa

Teknik Analisis Data

Reduksi data
Penyajian data
Penarikan kesimpulan Uji Validasi

d. SkalaPengukuran
Variabel

Hasil Penelitian

B. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Peserta Didik, Guru dan Tenaga Kependidikan SMA 11 PANGKEP
yang berjumlah ….. orang

No Keterangan L P Jumlah
1 Peserta Didik di Kelas 12
2 Guru
3 Tenaga Kependidikan
Total
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah sebagian Peserta Didik, Guru dan Tenaga
Kependidikan SMA 1 Wajo. Dalam pengambilan sampel ini,
penelitian ini menggunakan tekhnik pengambilan Sampling Jenuh
yang merupakan tekhnik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
No Keterangan L P Jumlah
1 Peserta Didik di Kelas 12 15
2 Guru 5
3 Tenaga Kependidikan 5
Total 25

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, dapat diberikan secara
langsung atau melalui pos atau internet. Jenis angket ada dua,
yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner yang digunakan dalam hal
ini adalah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang sudah
disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih
dan menjawab secara langsung. (Sugiyono, 2011).
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara dalam
mengumpulkan data penelitian secara tidak langsung, artinya
data didapatkan melalui dokumen-dokumen pendukung yang
berhubungan dengan data yang akan diteliti. Menurut Robert C.
Bogdan seperti yang dikutip, Sugiyono 2005: 82 mengemukakan
bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu,
bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumentasi merupakan suatu cara dalam
memperoleh data dengan mengkaji dokumen tertulis, yang
dapat berupa data, gambar, tabel, diagram. Studi dokumen
dalam penelitian kualitatif menjadi sumber data yang
melengkapi pengumpulan data melalui observasi dan
wawancara.
Penulis menggunakan metode ini untuk memperloeh data
tentang hasil penilaian guru terhadap siswa baik berupa
penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan dan lain-lain.

D. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian
berupa proses penyusunan dan pengolahan data guna
menafsirkan data yang telah diperoleh. Menurut Sugiyono
(2013:206) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai
berikut:
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan.”
Dalam penelitian kualitatif, analisa adalah proses
menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau
interprestasi artinya memberikan makna pada analisis,
menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara
berbagai konsep.
Tahapan-tahapan dalam melaksanakan kegiatan
penelitian ini diawali dengan menganalisis data yang digunakan
dalam kegiatan penelitian, serta diikuti dengan pengujian
terhadap hipotesis penelitian. Analisis data merupakan
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca,
dipahami, dan diinterprestasikan.
Data yang akan dianalisis merupakan data hasil penelitian
lapangan dan penelitian kepustakaan, serta diikuti dengan
pengujian terhadap hipotesis penelitian, kemudian peneliti
melakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Adapun cara
yang digunakan dalam teknik analisis data adalah :
a. Reduksi Data
Adalah data yang diperoleh di lapangan kemudian ditulis
oleh peneliti dan berisi uraian atau laporan yang terperinci. Data
yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam
mengenai hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti
untuk mencari kembali data yang diperoleh bila data diperlukan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi
secara sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai
temuan penelitian. Di dalam penelitian ini data yang didapat
berupa kalimat, kata-kata yang berhubungan dengan fokus
penelitian, sehingga sajian data merupakan sekumpulan
informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan
kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
c. Mengambil kesimpulan dan vertifikasi
Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara
terus menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di
lapangan maupun setelah selesai di lapangan, langkah
selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan.
d. Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini menggunakan skala yang merupakan
teknik dalam menentukan skor. Menurut Sugiyono (2014: 132)
pengertian Skala Likert adalah sebagai berikut:
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.”
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item–item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.

Keterangan Skor Nilai


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PADA


SEKOLAH DI SMA NEGERI 11 PANGKEP

Nama Siswa/Guru :

Tanggal Pengisian Angket :

PETUNTUK ANGKET
1. Mohon angket diisi untuk menjawab seluruh pertanyaan yang telah
disediakan tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
2. Jawaban untuk nomor 1-30 berbentuk pertanyaan dengan cara memberi
tanda (√) pada butir alternatif jawaban yang tersedia.
3. Angket ini bersifat tertutup dan dijamin keberhasilannya.
4. Kepada siswa/guru SMA Negeri 11 Pangkep mengucapkan banyak terima
kasih atas partisipasinya guna mensukseskan penelitian ini.
5. Berikut tingkatan dari jawaban angket
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. KS : Kurang Setuju
d. TS : Tidak Setuju
e. STS : Sangat Tidak Setuju
I. GURU

NO. PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN


SS S KS TS STS
A. Kompetensi Pedagogik
1. Guru menguasai
karakteristik peserta didik
2. Guru dalam mewujudkan
pembelajaran efektif, efisien,
dan optimal.
3. Guru memberikan perlakuan
yang sama terhadap siswa
dengan kemampuan rendah
ataupun siswa yang
berkemampuan tinggi
4. Guru tidak memperhatikan
respon peserta didik dengan
baik dalam memahami
materi pembelajaran yang di
ajarkan
5. Guru tidak berkomunikasi
dengan baik kepada peserta
didik secara efektif,
empatik dan santun
6. Guru terlalu cepat dalam
menjelaskan materi
pelajaran, sehingga siswa
sulit untuk mengikuti
pelajarannya
B. Kompetensi Kepribadian
7. Guru bertindak sesuai
dengan norma agama,
hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional
Indonesia
8. Guru menampilkan diri
sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan
masyarakat
9. Guru menunjukkan tanggung
jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri
10. Guru tidak bertindak sesuai
dengan norma agama,
hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional
Indonesia
11. Guru tidak menampilkan diri
sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan
masyarakat
12. Guru tidak menunjukkan
tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri
C. Kompetensi Sosial
13. Guru tidak bersikap
diskriminatif terhadap
peserta didik
14. Guru dapat berkomunikasi
secara efektif dengan peserta
didik
15. Guru dapat beradaptasi
dengan peserta didik
16. Guru bersikap diskriminatif
terhadap peserta didik
17. Guru tidak dapat
berkonunikasi secara efektif
dengan peserta didik
18. Guru tidak dapat beradaptasi
dengan peserta didik
D. Kompetensi Profesional
19. Efektifitas memanfaatkan
waktu yang tersedia
20. Guru memberikan
penghargaan kepada siswa
21. Penampilan guru dalam
pembelajaran
22. Kurang efektifitas dalam
memanfaatkan waktu yang
tersedia
23. Guru tidak memberikan
penghargaan / reward kepada
siswa
24. Tidak memperhatikan
penampilan dalam proses
pembelajaran

II. KEPALA SEKOLAH

NO. PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN


SS S KS TS STS
A. Kompetensi Kepribadian
1. Kepala sekolah berperilaku
jujur, tegas, dan manusiawi
2. Kepala sekolah berperilaku
yang dapat diteladan oleh
guru dan masyarakat di
sekitarnya
3. Kepala sekolah menunjukkan
rasa tanggung jawab
terhadap pelaksanaan
pengajaran di sekolah
4. Kepala sekolah tidak
berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi
5. Kepala sekolah tidak
berperilaku teladan terhadap
guru dan masyarakat di
sekitarnya
6. Kepala sekolah tidak
menunjukkan rasa tanggung
jawab terhadap pelaksanaan
pengajaran di sekolah
B. Kompetensi Manajerial
7. Kepala sekolah mempunyai
kemampuan sebagai
pengawas atau pelaksana
fungsi manajemen
8. Kepala sekolah mempunyai
kemampuan untuk membuat
keputusan dan memecahkan
masalah
9. Kepala sekolah mempunyai
kemampuan berinofasi atau
menemukan cara baru dalam
kegiatan
10. Kurangnya kemampuan
Kepala sekolah dalam
melakukan pengawasan atau
fungsi manajemen
11. Kurang ulet dalam
pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah
12. Kurangnya inovasi atau cara
baru dalam serangkaian
kegiatan
C. Kompetensi Kewirausahaan
13. Kepala Sekolah dapat
menciptakan kreativitas dan
inovasi yang berguna untuk
pengembangan sekolah
14. Kepala sekolah memotivasi
untuk bekerja keras dalam
pencapaian keberhasilan
sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang efektif
15. Kepala sekolah memiliki
naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan
produksi/jasa pada sekolah
sebagai sumber belajar
peserta didik
16. Kepala sekolah tidak dapat
menciptakan kreativitas dan
inovasi yang berguna untuk
pengembangan sekolah
17. Kepala sekolah tidak
memotivasi untuk bekerja
keras dalam pencapaian
keberhasilan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran
yang efektif
18. Kepala sekolah tidak
memiliki naluri
kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan
produksi/jasa pada kepada
sekolah sebagai sumber
belajar peserta didik
D. Kompetensi Supervisi
19. Kebutuhan guru menjadi
prioritas utama dalam
kegiatan supervisi
20. Tujuan supervisi tertera
dengan jelas dalam program
supervise
21. Supervisi dilaksanakan
menggunakan instrumen
yang sesuai dengan apa yang
akan diukur
22. Kebutuhan guru tidak
diprioritaskan dalam
kegiatan supervisi
23. Tujuan supervisi tidak tertera
dengan jelas dalam program
supervise
24. Supervisi dilaksanakan
dengan tiidak menggunakan
instrumen yang sesuai
dengan apa yang akan diukur
E. Kompetensi Sosial
25. Kepala sekolah dapat
menjalin hubungan yang
baik dengan lembaga di luar
sekolah dalam upaya
peningkatan prestasi belajar
siswa
26. Kepala sekolah memiliki
inisiatif yang baik dalam
upaya pengembangan
sekolah
27. Kepala sekolah mampu
bekerja sama dan menjalin
hubungan baik dengan guru
28. Kepala sekolah memiliki
hubungan yang kurang baik
dengan lembaga di luar
sekolah dalam upaya
peningkatan prestasi belajar
siswa
29. Kepala sekolah tidak
berinisiatif dalam upaya
pengembangan sekolah
30. Kepala sekolah tidak bekerja
sama dan memiliki hubungan
yang kurang baik dengan
guru
KISI – KISI INSTRUMENT PENELITIAN
ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PADA
SMA Negeri
VARIABEL INDIKATOR NOMOR BUTIR
ITEM
I. GURU 1. PEDAGOGIK 1,2,3,4,5,6

2. KEPRIBADIAN 7,8,9,10,11,12

3. SOSIAL 13,14,15,16,17,18

4. PROFESIONAL 19,20,21,22,23,24

II. KEPALA 1. KEPRIBADIAN 1,2,3,4,5,6


SEKOLAH
2. MANAJERIAL 7,8,9,10,11,12

3. KEWIRAUSAHA 13,14,15,16,17,18

AN 19,20,21,22,23,24

4. SUPERVISI 25,26,27,28,29,30

5. SOSIAL
DAFTAR PUSTAKA
Harun, A., 2013. Pengembangan Tenaga Kependidikan. Islamika, Volume 13, pp.
167-175.
Irwan, N. P., 2018. ANALISIS MUTU PEMBELAJARAN DIJURUSAN
AKUNTANSI SMK SWASTA TELADAN MEDAN TAHUN
PELAJARAN 2017/2018. Skripsi, p. 1.
Rahmawati, I. D., 2012. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
DALAM PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH. Skripsi, pp. 1-13.
Ramli, M., 2015. Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Tarbiyah Islamiyah,
Volume 5, pp. 61-85.
Susan, E., 2019. Manajemen Sumber Manusia. Manajemen Pendidikan Islam,
Volume 9, pp. 952-962.

Anda mungkin juga menyukai