ANALISIS PANGAN
“ANALISIS LEMAK DALAM TEMPE GORENG”
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
2. Perhitungan
Kadar lemak (%) =
Berat erlenmeyer setelah ektraksi−berat erlenmeter
x 100 %
Berat sampel awal
114,8370−114,74
= x 100 %
2
0,097
= x 100 %
2
= 4,85%
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang penentuan kadar lemak pada tempe
goreng dengan metode soxhlet. Penetapan kadar lemak dengan ektraksi menggunakan
pelarut pada bahan merupakan analisa kadar lemak kasar karena tidak hanya lemak
saja yang ikutterekstraksi, tetapi juga fosfolipid, asam lemak bebas, karotenoid, dan
pigmenlarut lemak lainnya. Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik
kualitasnya jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya. Minyak
ataulemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air
danlarutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar seperti n-
Hexane, Benzene, Chloroform, petroleum eter.
Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena
pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak.
Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil
ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak
berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi.
Langkah pertama yang dilakukan untuk ekstraksi ini adalah dengan mengoven
Erlenmeyer. Pengovenan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar airkertas saring
sehingga tidak mengganggu ketepatan analisis. Lalu dimasukkan kedalam desikator
selama 15 menit. Fungsi penggunaan desikator adalah untuk menyeimbangkan
kelembapan relatif kertas saring terhadap lingkungan sehingga kertas saring tidak
bersifat higroskopis (mudah menarik air dari lingkungan) dan tidak dapat
mengganggu ketepatan analisis saat ditimbang. Hal ini perlu dilakukan karena bahan
yang baru saja dioven, pori-porinya akan membesar/bersifat porous sehingga akan
bersifat higroskopis (mudah menarik uap air dari lingkungan) dan akan dapat
mempengaruhi berat saat penimbangan. Akibatnya, data yang diperoleh tidak akurat.
Setelah itu kertas saring ditimbang dan dinyatakan sebagai kertas saring kering
setelah dioven.
Langkah selanjutnya adalah menimbang bahan berupa tempe goreng sebanyak
2 gram dan dihaluskan. Proses penghalusan bahan akan menyebabkan proses
ekstraksi menjadi semakin mudah dan dapat berlangsung optimal. Setelah itu bahan
dibungkus kertas saring kemudian dioven selama 2 jam. Dan dimasukkan ke dalam
desikator 15 menit. Kemudian bahan dimasukkan dalam tabung ekstraksi soxhlet.
Dituangkan 25 ml pelarut petroleum benzene, yang berfungsi untuk mengekstraksi
(melarutkan) lemak pada bahan karena lemak hanya dapat larut pada pelarut organik
non polar. Setelah itu dilakukan proses ekstraksi lemak bahan selama 4 jam. Pelarut
yang memiliki titih didih lebih rendah akan diuapkan dan dikondensasi saat melewati
kondensor lalu pelarut akan jatuh membasahi bahan dan lemak bahan akan
terekstraksi. Setelah itu lemakdioven dan dimasukkan ke desikator lalu ditimbang
beratnya.
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui kadar lemak yang dihitung
menggunakan metode soxhlet menghasilkan presentase sebesar 4,85%. Massa bahan
sebelum di oven yaitu 2 gram dan setelah di oven mengalami perubahan menjadi
0,8438 gram.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
analisis lemak dalam tempe goreng menggunakan metode soxhlet didapatkan hasil
4,85%.
H. Daftar Pustaka
Meliani, Dini. Sarina Rustiyaty dan Tantri Yulianti. 2014. Uji Kadar Lemak Dalam
Bahan Pangan Dengan Metode Soxhlet. Universitas Pendidikan Indonesia
Puspita, Fika. 2014. Analisis Pangan. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman
Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.