Anda di halaman 1dari 20

NAMA : SELLY ANNISA

NIM : 1988201065

RANGKUMAN TUGAS UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB 1

KONSEP DAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Sedangkan Reber mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :


a) Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan
b) Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarahPerubahan tingkah laku dalam belajar
mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Ada dua faktor yang memepengaruhi belajar, yaitu :
1.Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang
belajar.
• Faktor Sekolah Antara lain : metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dan siswa, relasi
antarsiswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)Kecenderungan belajar siswa karena adanya
dorongan untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam
meningkatakan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setingg-tingginya.

Motivasi Belajar Biggs dan Telfer menyatakan bahwa ada empat golongan motivasi belajar
siswa, antara lain :
a. Motivasi instrumental Siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau
menghindari hukuman.Motivasi yang tinggi tersebut dapat ditemukan dalam sifat dan perilaku
siswa, antara lain: Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.

Keller menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses
belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Model ARCS ini merupakan empat
kategori kondisi yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya
menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada siswa.

Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
diperoleh hasil yang optimal.
Metode Sosiodrama
Metode pembelajaran yang meberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan
memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas
kepada siswa.

Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain :
• Tujuan pembelajaran
• Tingkat kematangan anak didik
• Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran

Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran


Peran guru dalam aktivitas pembelajaran tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi
juga memainkan berbagai peran yang bertujuan mengembangkan potensi anak didik secara
optimal.Informator Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang
telah diprogramkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Guru yang
profesional adalah guru yang mamapu melaksanakan tugas keguruannya dengan kemmpuan
tinggi sebagai profesi atau sumber kehidupan.Kompetensi Kognitif Guru Guru hendaknya
memiliki kapasitas kognitif tinggi yang menunjang kegiatan pembelajaran yang
dilakukannya.Yang dituntun dari kemapuan kognitif adalah fleksibilitas kognitif, yang ditandai
dengan adanya keterbukaan guru dalam berpikir dan beradaptasi.

Bekal pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menunjang profesinya secara
kognitif menurut Muhibbinsyah, meliputi dua hal :
• Ilmu Pengetahuan Kependidikan Yang dikategorikan ilmu pengetahuan kependidikan
antara lain : ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, meode pendidikan, metode pembelajaran,
teknik evaluasi, dan lain-lain.

Kompetensi Afektif Guru


Guru hendaknya memiliki sikap/perasaan yang menunjang proses pembelajaran yang
dilakukannya, baik terhadap diri sendiri atau anak didik.Dengan adanya sikap yang baik terhadap
anak didik, maka anak didik akan merasa diharagai dan diakui keberadaannya, sehingga
memberikan hasil yang optimal.

Kompetensi Psikomotor Guru


Kompetensi psikomotor guru merupakan keterampilan yang bersifat jasmaniah yang dibutuhkan
oleh guru untuk menunjang kegiatan profesionalnya sebagai guru.Belajar bukan hanya
mengingat akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami
) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.Seorang pebelajar
(siswa) harus menghayati apa yang dipelajarinya karena erat hubungannya dengan usaha
pembelajaran, yang dilakukan oleh pembelajar (guru).
BAB 2

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar dan Pembelajaran


1.Belajar, perkembangan, dan Pendidikan Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan
hal yang menarik dipelajari.Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar
dilakukan oleh siswa secaraindividu.Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu
siswa.
2.Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaanalam, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang
suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

Apakah hal-hal di luar siswa yang menyebabkan belajar juga sukar ditentukan? Oleh karena itu,
beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang belajar.

Dalam hal belajar ditemukan adanya hal berikut :


(i) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
(ii) Respons si pebelajar, dan
(iii) Konsekuensi yang bersifat menguatka respons tersebut.

Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan
luar sekolahyang dapat dijadikan penguat. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru
mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil.

Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari


(i) stimulasi yang berasl dari lingkungan, dan
(ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.Dengan demikian, belajar adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifatstimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru.Sebagai ilustrasi, siswa kelas tiga SMP mempelajari nilai
luhur Pancasila.

Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran Bagan 2 melukiskan hal-hal berikut : (1) Belajar
merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitifsiswa” dengan “stimulus dari
lingkungan”.
Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilanmotorik,
sikap, dan siasat kognitif.Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

Tahapan itu sebagai berikut:


(i) persiapan untuk belajar,
(ii) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), dan
(iii) alih belajar.

Adanya tahap dan fase belajartersebut mempermudah guru untuk melakukan


pembelajaran.Dalam rangka pembelajaran maka guru dapat menyusun acara pembelajaranyang
cocok dengan tahap dan fase-fase belajar. Pola hubungan antara fase belajardengn acara-acara
pembelajaran tersebut dapat dilukiskan dalam Tabel 2 berikut.Pola pembelajaran tersebut dapat
digunakan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan belajar di kelas.

Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut :


(1) Langkah satu: Menentukan topic yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.Penentuan topik
tersebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan, seperti berikut (a) Pokok bahasan manakah
yang cocok untuk eksperimentasi?

Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yangdominan dan siswa hanya menghafalkan
pelajaran.Rogers mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan.Prinsip
pendidikan dan pembelajaran tersebut sebagai berikut :
(1) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar.
(2) Belajar yang berkmana dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses
belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja samadengan melakukan pengubahan diri
terus-menerus
(3) Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab
dalam proses belajar
(4) Belajar mengalami (experiential learning) dapat terjadi, bila siswamengevaluasi dirinya
sendiri.

Belajar mengalami dapat member peluang untuk belajar kreatif, self evaluation dan kritik diri.
Saran pembelajaran itu meliputi hal berikut :
(1) Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secaraterstruktur
(2) Guru dan siswa membuat kontrak belajar.

Pola hubungan tujuan pembelajaran, proses belajar, perilaku belajar dalam rangka emansipasi
diri siswadilukiskan dalam Bagan 3 berikut

Bagan 3 melukiskan pola hubungan tujuan pembelajaran, proses belajar, dan hal ikhwalyang
terjadi pada siswa dalam rangka kemandirian.

(1) Guru menyusun acara pembelajaran


(2) Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran
(3) Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu..
(4) Wujud bahan belajar tersebutadalah berbagai bidang studi di sekolah
(5) Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, suatu respons terhadap
segalaacara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru.
(6) Penguatan perilaku yang dikehendaki tersebut dilakukandengan pengulangan, latihan,
drill, atau aplikasi
(7) Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
(8) Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar sendiri.Dalam
penyusunan program belajar sendiri tersebut, sedikit banyak siswa berlakusecara mandiri.

Dari bagan 3 dan 4 dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses internal siswadan
pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar.
BAB 3

TUJUAN BELAJAR PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR

Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku (M. Ngalim P, 1997:85) yaitu proses perubahan
perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses
yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Tujuan Belajar dan Pembelajaran


Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu
setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar.Selain itu tujuan belajar yang lainnya
adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup.
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan yang bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu Tujuan
pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan.Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar,yang ditandai dengan
perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang
mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang
hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada konstruk tertentu.Tujuan umum
pembelajaran dapat dibedakan atas tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula
atas 3 tujuan, yakni: a.Tujuan orientatif konseptual.
Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:
a. Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan apa yang
harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang didukungnya.
b. Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu menunjukkan
konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan pembelajaran yang
lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.Tujuan penting dalam rangka sistem
pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak
dalam merancang sistem yang efektif.
Pengertian Motivasi
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan baik dari dalam diri siswamaupun dari luar yang
akan menimbulkan suatu perubahan pada diri individu tersebut sebagai pengalaman dari individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi gairah, semangat
dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi, mempunyai
energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu
memperoleh prestasi yang lebih baik.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar secara sadar dan sengaja timbul keinginan dan kemampuannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan yang diinginkan. Bagi
seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan minat atau memacu para siswanya
agar timbul suatu keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi dalam belajar
sehingga akan tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di
dalam kurikulum sekolah (Ngalim Purwanto, 2007: 73).

Motivasi jasmaniah dan rohaniah


Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi menjadi dua yakni motivasi jasmaniah
dan motivasi rohaniah.

Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.

Ciri-Ciri Motivasi Berprestasi


McClelland dalam Eko Putro Widoyoko (2012: 235) mengemukakan Ciri-ciri orang yang
memiliki motivasi tinggi adalah Memperlihatkan berbagai tanda aktivitas fisiologis yang tinggi.

Bentuk motivasi
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalamrangka mengarahkan belajar anak
didik di kelas, sebagai berikut(Sardiman, 2009: 92-95): a. Memberi Angka Angka yang
dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai darihasil aktivitas belajar anak didik.
Angka atau nilai yang baikmempunyai potensi yang besar untuk memberikan
motivasikepada anak didik lainnya karena apabila anak didik mendapatangka yang baik, maka
motivasi siswa akan meningkat.

Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakanpentingnya tugas dan menerimanya
sebagai suatu tantangansehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri,adalah salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting.Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga
untukmencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.Penyelesaian tugas dengan baik
adalah simbol kebanggaan danharga diri. Bagi anak didik yang menyadari betapa
besarnyasebuah nilai prestasi belajar akan meningkatkan intensitasbelajarnya guna mendapatkan
prestasi belajar yang melebihiprestasi belajar yang diketahui sebelumnya.

Hasrat untuk Belajar


Hasrat untuk belajar merupakan gejala psikologis yang tidakberdiri sendiri, tetapi berhubungan
dengan kebutuhan anakdidik untuk mengetahui sesuatu dari objek yang akandipelajarinya.

Tujuan yang Diakui Rumusan


Tujuan yang diakui merupakan alat motivasi yangsangat penting, sebab dengan mengetahui
tujuan yang harusdicapai, maka akan timbul keinginan dan semangat untukmencapai tujuan
tersebut.
BAB 4

KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan batasansebagai proses memberikan atau
menentukan nilai kepada obyek tertent berdasarkan suatu criteria tertentu ( Nana Sudjana,
1990:3 ).Dengan berdasarkan batasan-batasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu ( tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, obyek dan lainya ) berdasarkan criteria
tertentumelalui penilaian.

Pengertian Evaluasi, Kedudukan, dan Syarat-Syarat Umum Evaluasi


Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation: dalam bahasa arab :
al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti :penilaian.Akar kata evaluasi adalah value yang dalam
bahasa Indonesia berarti nilai jadi secara harfiah evaluasi berarti sesuatu kegiatan penilaian
mengenai suatu kegiatan.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran menurut Ahli: - Davies (Belajar dan
Pembelajaran,1981:3,) mendefinisikan bahwa evaluasi adalah proses sederhana memberikan atau
menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek,
dan masih banyak lagi yang lain.
Unsusr-unsur trasformasi dalam proses pendidikan meliputi :
a. pendidikan dan personal lainya
b. isi pendidikan
c. teknik
d. system evaluasi
e. sarana pendidikan
f. system administrasi
Untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas transformasi dalam proses pendidikan perlu
dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya unsure-unsur transformasi.
Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh
selama proses pendidikan yang digunakan sebagai badan pertimbangan untuk perbaikan
masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Jadi tujuan utama melakukan evaluasi dalam
pendidikan adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan fungsi
dari evaluasi.
Dengan mengetahui manfaat evaluasi ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa hal : -
Evaluasi berfungsi selektif Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan seleksi
pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu, untuk
memilih siswa yang dapat naik ke kelas, untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa, atau untuk memilih siswa yang sudah berhak lulus. Untuk dapat menetukan dengan
pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan
evaluasi.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada dalam
kelompok yang sama dalam belajar.

Factor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :


• Faktor instrument evaluasi itu sendiri
• factor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran, juga merupakan factor-faktor yang
mempunyai suatu pengaruh yang mengganggu kesahihan interprestasi hasil evaluasi.
Dari uraian jelaslah bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kesahihan adalah factor-faktor
dalam instrument evaluasi, factor-faktor dalam pengadministrasian dan penskoran evaluasi, dan
factor-faktor dalam respons-respons siswa.

• Objektivitas ( objectivity ) Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan
yang sama ( yang dimiliki oleh siswa satu dengan yang lain ) memperoleh hasil yang sama dalam
mengerjakan tes.

Kepraktisan Fator-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi:


• Kemudahan mengadministrasi
• Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
• Kemudahan menskor
• Kemudahan interprestasi dan aplikasi
• Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau sebanding

Yang dimaksud dengan hasil dari kegiatan evaluasi untuk diagnostic dan perkembangan
adalah penggunaan hasil dari kegiatan evaluais hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan
kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya berdasarkan pendiagnosisan inilah
guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sasaran Evaluasi Hasil Belajar


Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan sisiwa dalam mencapai
tjuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terkandung didalamnya tujuan.
Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita mendapatkan bahwa evaluasi hasil belajar
merupakan suatu proses yang sistematis.

Penyusunan instrument evaluasi Prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun alat penilaian
tes adalah sebagai berikut : Menentukan bentuk tes yang akan disusun, yakni kegiata yang
dilaksanakan evaluator untuk memilih dan menentukan bentuk tes yang akan disusun dan
dignakan sesuai kebutuhan.
Tes objektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan memilih
salah satu alternative yang benar dari sejumlah alternative yang tersedia. Bentuk tes objektif
terdiri dari :
• Tes benar-salah
• Tes pilihan ganda
• Tes menjodohkan
• Tes melengkapi
Tes subjektif/esai merupakan bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau perintah yang
emerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata yang relative panjang.

Hal yang perlu diperhatikan evaluator dalam menulis soal :


• Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami
• Tidak mengandung penafsiran ganda atau membingungkan
• Petunjuk pengerjaan butir soal perlu diberikan untuk setiap bentuk soal
• Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia dalam penulsan soal tes hasil belajar Menata soal, yakni
kegiatan terakhir dari penyusunan alat penilai tes yang harus dilaksanakan oleh evaluator
berupaya pengelompokan butir-butir soal bedasarkan bentuk soal dan sekaligus melengkapi
petunjuk pengerjaannya.

Pelaporan dan Penggunaaan Hasil Evaluasi


Prinsip-prinsip yang hendaknya dipatuhi dalam pembuatan laporan adalah :
• memuat informasi lengkap dari yang bersifat umum hingga yang bersifat factual
• mudah dipahami maknanya dan tidak memberi kesan yang terlalu bevariasi
• mudah dibuat
• dapat dipakai oleh yang bersangkutan

Jelasah bagi kita bahwa penggunaan hasil evaluasi ergantung pada tujuan yang yang telah
dirumuskan pada langkah-langkah sebelumnya, Namun demikian, secara umum dapat kita dapat
memadai bahawa penggunaan hasil evaluasi meliputi :
• untuk menentukan kenaikan kelas
• untuk mengadakan diagnogsis dan remedial bagi siswa yang membutuhkan
• untuk menentukan perlu tidaknya suatu penyajian isi pelajaran
• untuk menentukan pengelompokan dan penetapan para siswa
• untuk membangkitkan motif dan motivasi belajar siswa
• untuk membuat laporan.
BAB 5

PENDEKATAN CBSA DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


DALAM PEMBELAJARAN

Namun demikian, semua kegiatan tersebut harus merujuk kepada karakteristik, yaitu
keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran.Berdasarkan penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran
yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses
pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan (Dimyati, Mudjiono 2013:115).
Pelibatan intelektual-emosional dan fisik siswa serta optimalisasi dalam pembelajaran,
bertujuan untuk membelajarkan siswa bagaimana memperoleh dan memproses pemerolehan
belajarnya mengenai pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Siswa lebih banyak
mengandalkan dan menunggu guru untuk memberikan materi, dibandingkan mencari dan
menemukan sendiri informasi dan bahan-bahan belajar yang mereka butuhkan.
Apabila proses pembelajaran yang lebih didominasi guru dan meminimalkan peran
keterlibatan aktif siswa terjadi pada pendidikan dasar, termasuk Sekolah Dasar akan
mengakibatkan sulit tercapainya tujuan pendidikan dasar yakni meletakkan dasar yang dapat
dipakai sebagai batu loncatan untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi juga
mengajarkan kepada siswa konteks belajar bagaimana belajar mencari informasi, menemukan
dan meresapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.Melalui CBSA, diharapkan siswa dapat
mengembangkan kapasitas belajar dan potensinya secara penuh, menyadari dan dapat
menggunakan segala sumber belajar yang ada di sekitarnya. Siswa diharapkan dapat lebih
terlatih, berpikir secara teratur, kritis, dan tanggap dalam menyelesaikan masalah sehari-hari,
serta lebih terampil dalam mencari, menggali, dan mengembangkan informasi yang bermakna
baginya.

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan CBSA dilakukan dengan cara


mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam diri peserta didik melalui penyediaan lingkungan
belajar, meliputi guru, media pembelajaran, bahan pelajaran, dan suasana kelas. Kadar CBSA ini
terjadi sebagai akibat dari adanya kecenderungan peristiwa pembelajaran, yakni pembelajaran
yang berorientasi pada guru dan pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah (Dimyati, Mudjiono 2013:119) :
a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran,
b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar,
c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi
antarsiswa,
d. Kekohesifan (kekompakan) kelas sebagai kelompok,
e. Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil
keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah,
f. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang
berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/pembelajaran.

Menurut Raka Joni (1992:19-20), sekolah yang ber-CBSA dengan baik mempunyai
karakteristik berikut :
a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa berperan
lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih
diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.
b. Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar, guru bukan satu-
satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar, yang
memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan/keterampilan
melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat
mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
c. Penilaian, dilaksanakan untuk mengamati dan mengukur kegiatan dan kemajuan siswa,
serta mengukur berbagai keterampilan yang dikembangkan misalnya keterampilan
berbahasa, keterampilan sosial, keterampilan matematika, dan keterampilan proses
dalam IPA dan keterampilan lainnya, serta mengukur hasil belajar siswa

Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai


wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam
diri siswa. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) diperlukan untuk mencapai
kegiatan pembelajaran yang ideal dan realistis sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
diharapkan.Penerapan PKP dalam kegiatan pembelajaran didasarkan pada hal-hal berikut, yaitu :
Keterampilan dasar dalam keterampilan proses dapat dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan
proses, yaitu mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan, penelitian, dan mengomunikasikan.

Keterampilan dasar dalam keterampilan proses diuraikan sebagai berikut :


a. Keterampilan Mengamati Kemampuan mengamati merupakan kemampuan paling dasar
dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain.
b. Keterampilan Mengkomunikasikan Mengomunikasikan dapat diartikan sebagai
menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan, dalam
bentuk suara, visual, dan suara visual.

Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap


ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat
diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide tersebut.
BAB 6

PAIKEM

PAIKEM merupakan pembelajaran yang dapat menjadikan siswa mengalami, menghayati,


dan menarik pelajaran dari pengalamannya itu, dan pada gilirannya hasil belajar akan merupakan
bagian dari diri, perasaan, pemikiran, dan pengalaman. PAIKEM adalah sebuah pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka
mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar
sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk
pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.

Pembelajaran berbasis PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan siswa


untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan
pemahamnnya, dengan penekanan siswa belajar sambil bekerja, sementara guru mengguankan
berbagai sumber dan alat bantu belajar ( termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
dari pada berpusat pada guru untuk mengaktifkan peserta didik.
a. Peranan aktif siswa dalam pembelajaran akan menjadi dasar dari pembentukan generasi
kreatif, yang berkemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang tak hanya bermanfaat
bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
b. Hakikat belajar, Belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian
oleh si pembelajar, terhadap informasi dan pengalaman, yang disaring melalui persepsi,
pikiran, dan perasaan sipembelajar.
c. Karakteristik lulusan yang dikehendaki, Untuk dapat bertahandan berhasil dalam hidup,
lulusan yang didinginkan adalah generasi yang peka, mandiri, dan bertanggung jawab.

Pembelajaran dikatakan aktif apabila mengandung:


a. Keterlekatan pada tugas (commitment), Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi
pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan
memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi.
b. Tanggung jawab (responsibility), Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan
wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru
lebih banyak mendengarkan dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan
dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
c. Motivasi (motivation), Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi
intrinsic siswa, yang dalam hal ini adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar.

Guru harus dapat menciptakan suasana yang membangkitkan siswa terlibat aktif
menemukan, mengolah, dan membangun pengetahuan atau keterampilan enjadi sebuah konsep
baru yang benar.
Pembelajaran inovatif merupakan pemelajaran yang mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk melahirkan pemikiran atau ide-ide sendiri yang biasanya dapat muncul dari situasi
pembelajaran kondusif dan bebas dari perasaan tertekan, takut atau cemas.

Adapun ciri-ciri pembelajaran inovatif adalah:


a. Adanya keberanian peserta didik dalam mengajukan pendapatnya
b. Adanya kebebasan mengemukakan pendapat atau memberikan tanggapan terhadap
pendapat orang lain
c. Kesediaan peserta didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat
atau komentar teerhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran Kreatif Pembelajaran Kreatif merupakan sebuah proses mengembangkan


kratifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin
tahu yang tidak pernah berhenti. Strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa
yaitu:
a. Memberikan kebabasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan
yang baru.
b. Bersikap respek dan menghargai ide siswa
c. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa
d. Penekanan pada proses bukan penilaian hasil karya siswa
e. Serta menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri.

Pembelajaran Efektif Menurut Yusuf Hadi Miarso memandang bahwa pembelajaran yang
efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada
siswa melalui penggunaan prosedur yang tepat. Defenisi ini mengandung arti bahwa
pembelajaran yang efektif terdapat dalam dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa
dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya. Pembelajaran efektif
merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat belajar dengan mudah dan
menyenangkan. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang kondusif yang mampu
menyenangkan peserta didik sehingga mereka memusatkan perhatian secara penuh pada belajar
dengan waktu curah perhatian yang tinggi. Pembelajaran yang menyenangkan adalah
pembelajaran yang dinikmati siswa. Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan
adalah:
a. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang,aman, menarik,
dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi.
b. Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir jauh ke depan dan
mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari.
c. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan
ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang antusias.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM Dalam pembelajaran
PAIKEM terdapat empat prinsip utama dalam proses pembelajaran
1. Proses refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah
lakukan), dan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan diatta
dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas suatu masalah.Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang
berpokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks
kehidupan dan lingkungan ini.
BAB 7

TEKNIK BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Tehnik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama
dengan pendekatan yang digunakan.Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar
yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,
informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai
pendengar. Tehnik diskusi merupakan suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah
yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya
untuk memperkuat pendapatnya.

Diskusi informal Merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok
yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang
longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi. Diskusi formal Merupakan
diskusi yang pada pelaksanaannya diadakan secara resmi, peserta diskusinya adalah orang-orang
yang diundang untuk menghandiri diskusi yang diselenggarakan oleh instansi terkait.

Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan simposium, yaitu:


(a) Memilih dan merumuskan masalah,
(b) Menetapkan tujuan,
(c) Menempatkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalammencapaitujuan,
(d) Menetapkan pemimpin,
(e) Menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan simposium, waktu
yang tersedia, dan tata cara yang berlaku.

Kelebihan Tehnik Diskusi :


æ Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikan
æ Dapat membantu siswa untuk berfikir lebih kritis
æ Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.

Tujuah tehnik kerja kelompok :


æ Agar siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka
æ Agar guru dapat lebih memperhatikan kemampuan siswa
æ Agar para siswa bisa menggunakan ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah
æ Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan
berdiskusi

Kelebihan tehnik penemuan :


æ Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa
æ Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kampuan masing-masing
æ Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta
penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan siswa.

Kelemahan tehnik penemuan :


æ Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses pengertian saja
æ Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif
æ Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
æ Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil
æ Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional akan
kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

Tehnik simulasi
Tehnik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang untuk
berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih
mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa
memegang peranaan sebagai orang lain.
Kelebihan tehnik simulasi :
æ Dapat menyenangkan siswa
æ Untuk mengembangkan kreatifitas siswa
æ Eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yangsebenarnya
æ Mengurangi hal-hal yang verbalistik
æ Menumbuhkan cara berfikir yang kritis

Kelemahan tehnik simulasi :


æ Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset
æ Terlalu mahal biayanya
æ Banyak orang meragukan hasilnnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting
æ Menghendaki pengelompokan yang fleksibel
æ Menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa

Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat bagi
timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa, yaitu :
æ aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yangmengundang siswa
berdiskusi;
æ berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan
æ penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakanvaliditas dan
reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.

Kelebihan tehnik inquiry :


æ Mendorong siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur, dan
terbuka
æ Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
æ Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa
æ Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi belajar yang baru
æ Mendorong siswa untuk berffikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri

Tehnik eksperimen dan demonstrasi


1) Tehnik Eksperimen Tehnik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana
seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru.

Kelebihan tehnik eksperimen :


æ Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah
æ Mereka lebih aktif berfikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu teori
æ Siswa dalam melaksanakan eksperimen selain memperoleh ilmu pengetahuan juga
menemukan pengalaman praktis serta ketrampilan menggunakan alat-alat percobaan.

Kelemahan tehnik eksperimen :


æ Seorang guru harus benar-benar menguasai materi yang diamati dan harus mampu memanage
siswanya
æ Memerlukan waktu dan biaya yang sedikit lebih dibandingkan yang lain

Kelebihan tehnik demonstrasi :


æ Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan
æ Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh yang konkrit
æ Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar
æ Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung.

Kelebihan tehnik karya wisata :


æ Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas obyek
karya wisata itu serta mengalami dan menghayati langsung
æ Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan menghayatinya
secara langsung
æ Siswa dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan
segala macam persoalan yang dihadapi
æ Siswa memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi

Kelemahan tehnik karya wisata :


æ Karena dilakukan diluar sekolah dan jarak yang cukup jauh maka memerlukan transport yang
mahal dan biaya yang mahal
æ Menggunakan waktu yang lebih panjang dari pada jam sekolah
æ Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari
sekolah
Dengan kata lain tehnik ini adalah sebuah tehnik mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

æ Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid
ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
æ Untuk bidang studi agama, tehnik ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai