KARYA ILMIAH
FAISAL
062409002
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
PENGARUH TURBIDITAS DAN PENAMBAHAN KLORIN
TERHADAP KUALITAS AIR DALAM CLARIFIER (53-FD-1001)
UNIT UTILITY-1
PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH UTARA
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
FAISAL
062409002
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, Juli 2009
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
FAISAL
062409002
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kelapangan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
menyelesaikan program studi D-3 Kimia Industri F-MIPA USU.
1. Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Kartini yang telah banyak berkorban buat
penulis baik moril maupun materil yang tak dapat terhitung nilainya serta do’a
yang tulus dari hati seorang ayah dan ibu agar anaknya dapat berhasil di
kemudian hari.
2. Kakanda Ratni Siska Wati, SE dan Adinda Lia Susanti yang telah banyak
memberikan doa dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini.
3. Bapak Drs. Syamsul Bachri Lubis, Msi, selaku dosen pembimbing Karya
Ilmiah di Program Studi D-III Kimia Industri USU.
4. Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, Msc. M.Phil, selaku koordinator Program
Studi D-III Kimia Industri FMIPA-USU.
5. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nasution, Msc, selaku ketua Departemen Kimia
FMIPA-USU.
6. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, Msc, selaku Dekan FMIPA USU
7. Para staf Dosen dan pegawai administrasi Departemen Kimia FMIPA-USU
yang telah banyak membantu penulis dalam pencarian informasi dan bahan
penunjang selama Kuliah hingga perampungan karya ilmiah ini.
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
8. Para Karyawan PT. PUPUK ISKANDAR MUDA yang telah membantu
penulis untuk mendapatkan ide dan bahan penunjang sehingga penulisan karya
ilmiah ini dapat berjalan dengan baik.
9. Paman Hadi Purwanto, ST. MT Tante Endang Kemalasari, SE (Ak) dan
Endang Rahmah Wati, S.Kep yang banyak sekali membantu selama penulis
duduk di bangku kuliah hingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
10. Pakde Rata dan keluarga yang telah memberikan semangat kepada penulis
selama ini.
11. Rekan PKL Awaludin Nainggolan, Indra Nugraha, dan Ricky Hidayat yang
banyak membantu baik dalam bentuk moril maupun materi.
12. Para Anggota Rembeez Community yang telah memberikan sarana dan
prasarana kepada penulis selama ini.
13. Teman-teman seperjuangan Kimia Industri stambuk 2006 yang telah bersama-
sama penulis selama 3 tahun baik dalam suka maupun duka, yang selalu
memberi dorongan kepada penulis agar menjadi yang terbaik di masa yang
akan datang.
14. Para Anggota Ikatan Mahasiswa Kimia Industri (IMAKIN) FMIPA-USU yang
masih aktif dan para alumni yang telah banyak memberikan penulis ilmu,
pengalaman, dan kepercayaan untuk memimpin IMAKIN selama setahun.
15. Pacarku Devi Yulianti Harahap yang telah banyak membantu penulis baik
moril maupun materi selama penulisan laporan ini.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam kesuksesan penulisan Karya Ilmiah
ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penyusun menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Faisal
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Turbiditas sangat mempengaruhi kualitas air terutama pada musim hujan. Turbiditas
dipengaruhi oleh adanya suspensi-suspensi solid dalam air terutama zat padat. Konsep
dasar dalam penurunan turbiditas didasarkan pada muatan listrik dari suspensi negatif
dengan anion di dalam air. Umumnya partikel suspensi negatif dengan anion di dalam
air. Bila muatan listrik negatif ini di netralkan dengan muatan listrik positif, maka
muatan akan menjadi netral dan sedimentasi/pengendapan akan terbentuk. Tujuan
utama penambahan zat klorin adalah untuk mematikan mikroorganisme dalam air,
disamping itu juga untuk mencegah timbulnya lumut pada dinding clarifier dan akan
mengganggu proses selanjutnya. Penambahan klorin sebanyak 120 kg/hari (3 ppm).
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Turbidity hardly influences water quality especially at the rains. Turbidity influenced
by existence of suspensions solid in water especially solid matter. Elementary concept
in decrease of turbidity based on electrical charge from suspended in water. Generally
negative suspended particle with anion in water. When this negativity electrical charge
in neutralizing with positive electrical charge, hence charge will become neutral and
sedimentation will be formed. The purpose of addition of chlorine matter is to kill
microorganism in water, besides that also to prevent incidence of moss at wall clarifier
and will bother process hereinafter. The addition of chlorine 120 kg/day (3 ppm).
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Lembar Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pembangunan, industri kimia memainkan peran
penting dalam kemajuan sehingga wajar jika sekarang industri kimia berlomba-lomba
teknologi dan produksi tersebut, hal yang paling serius diperhatikan adalah masalah
pengolahan air (water treatment). Air yang dihasilkan oleh unit pengolahan air harus
memenuhi standar pabrik serta standart air minum, karena air yang dihasilkan oleh
unit ini digunakan sebagai air minum pada komplek perumahan perusahaan serta
warga sekitar pabrik dan pada proses pengolahan air untuk unit deminalizer dan
sebagainya.
Timbul juga permasalahan mengenai kualitas air dan penggunaan bahan kimia sebagai
penggunaan bahan kimia berbahaya, kelebihan kadar bahan kimia akan menyebabkan
pencemaran lingkungan terutama untuk warga sekitar pabrik yang masih banyak
menggunakan sumber air sumur untuk keperluan sehari-hari serta limbah yang
kehidupan air yang dampaknya akan dirasakan oleh semua elemen masyarakat dan
perusahaan itu sendiri. Hal ini justru mengakibatkan kemunduran, bukan kemajuan
Salah satu bagian dalam proses pengolahan air adalah clarifier, yang berfungsi
untuk tempat proses pemurnian air yang didesain sedemikian rupa agar dapat
menampung air (water) dalam jumlah yang banyak. Didalam clarifier inilah terjadi
reaksi kimia dimana reaksi inilah yang akan menentukan apakah air yang keluar dari
dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terhadap hasil akhir yang
diperoleh dari clarifier ini, kerusakan lingkungan, dan kerugian ekonomi baik dalam
kerugian selalu ada, hanya bentuk dan besarnya yang berbeda-beda. Yang paling
1.2.Perumusan Masalah
Apakah nilai turbiditas (kekeruhan) dan kandungan klorin yang terkandung dalam air
clarifier sesuai dengan mutu air industri dan air minum dan apakah ada jalan lain
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
- Untuk mengetahui nilai turbiditas dan kandungan klorin pada air dalam
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Proses penjernihan air untuk mendapatkan air yang berkualitas telah dilakukan oleh
manusia beberapa abad yang lalu. Pada tahun 1771, di dalam edisi pertama
penyaring untuk mendapatkan air yang lebih jernih. Perkembangan selanjutnya dari
proses pengolahan air minum, telah menghasilkan bahwa penambahan zat pengendap
merupakan awal dari cara pengolahan air. Ilmu pengetahuan telah berkembang dengan
sistem. Sistem pengolahan air minum yang dibangun tergantung dari kualitas sumber
Pengolahan lengkap adalah pengolahan air minum secara fisik, kimia dan
biologi, sedangkan pengolahan sebagian adalah pengolahan air minum yang tidak
menggunakan semua cara tersebut, tetapi hanya salah satu atau dua cara saja.
Pengolahan lengkap yang terdiri dari proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan
filtrasi kemudian ditambahkan klorin disebut sebagai pengolahan air minum sistem
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
pada saat ini, dengan banyaknya industri yang tumbuh di sepanjang pinggiran sungai
terutama industri dengan tingkat pencemaran berat seperti tekstil, logam, kimia dan
utama bagi produksi air minum di kota-kota besar. Untuk mengatasi hal ini, telah
mengkombinasikan sistem ozonasi dan penyerapan dengan karbon aktif. Ozon (O3)
adalah molekul yang tersusun dari 3 (tiga) buah atom oksigen, senyawa ini merupakan
oksidator yang kuat, sehingga dapat digunakan sebagai oksidator dalam penguraian
zat/pencemar organik dalam proses pengolahan air. Ozon dibuat dari udara yang
diperkaya dengan oksigen. Konsentrasi ozon yang dihasilkan dari udara berkisar
antara 1,5 - 2,5 % ( berat/berat ). Jika diproses dari bahan dasar oksigen murni dengan
Ozonasi merupakan proses pengolahan air yang relatif baru di Jepang, proses
ini diteliti hampir 100 tahun. Dasar penerapannya diperoleh dari sumber artikel yang
diterbitkan dan pengalaman operasional hingga proses desainnya. Ozon adalah gas
yang bersifat racun, mudah terbakar, menggunakan sumber listrik bertegangan tinggi,
dan jika sistemnya menggunakan oksigen sebagai gas umpan akan menjadi lebih
berbahaya. Meskipun demikian, sistem ozonasi memberikan resiko bahaya lebih kecil
dibandingkan sistem klorinasi, karena sistemnya dapat segera dihentikan bila ozon
bocor. Secara umum tahapan proses keseluruhan pengolahan air sistem maju adalah
sebagai berikut : koagulasi s/d filtrasi ozonasi Karbon Aktif Granular (GAC)
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2.2 Clarifier
Air baku yang berasal dari water intake dipompakan dengan tekanan 1-3
air tahap pertama yaitu proses penjernihan air untuk menghilangkan zat padat yang
ada dalam bentuk suspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan terhadap air, dengan
listrik dari suspensi di dalam air. Pada umumnya partikel suspensi negatif (-) dengan
anion di dalam air. Bila muatan listrik (-) ini dinetralkan dengan muatan listrik positif
(+), maka muatan listrik akan menjadi netral/nol dan sendimentasi/pengendapan akan
terbentuk.
Kapasitas design dan metode operasi dari clarifier yang digunakan adalah :
• Jumlah : 1 buah
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
• Panjang : 9500 mm
• Temperatur design :-
gumpalan lumpur dan bekerja dengan kecepatan 1,05 – 4,2 rpm. Sedangkan
penggaruk (rake) berfungsi mencegah agar gumpalan lumpur tidak pekat di dasar
clarifier dan bekerja dengan kecepatan 0,033 rpm. Kotoran-kotoran yang mengendap
bersama lumpur dikeluarkan dari bawah clarifier sebagai buangan, sedangkan air
Clarifier didesain secara khusus sehingga tiga proses pengolahan air dapat
berlangsung dalam satu unit, yaitu proses penambahan bahan kimia, flokulasi, dan
pengendapan.
sulfat, gas klorin, dan natrium hidroksida. Sedangkan coagulant aid ditambahkan ke
dalam air atau mengendapkan kotoran-kotoran yang ada dalam air. Besarnya
aluminium sulfat yang ditambahkan tergantung dari kekeruhan air serta debit air
yang masuk. Bila aluminium sulfat dikontakkan dengan air maka akan terjadi
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
hidrolisa yang menghasilkan alumunium hidroksida (Al(OH)3) dan asam sulfat.
Reaksi tersebut akan mengakibatkan suasana asam dalam air dan flok dari
aluminium sulfat (53-GA-1015 A/B) kedalam aliran air mentah yang bertindak
sebagai koagulan. Pada saat operasi normal, satu pompa beroperasi dan satu lagi
Aluminium sulfat dikontrol secara proporsi ke aliran masuk air mentah oleh
Larutan Aluminium sulfat yang dipompakan oleh 53-GA-1015 A/B diambil dari
salah satu tangki Alum (53-FA-1002 A/B) dengan volume tangki masing-masing
Aluminium sulfat secara manual dengan cara membuka katup ”service water”
yang berfungsi sebagai pengencer larutan tersebut, setelah di isi, operator dapat
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
b. Natrium hidroksida (NaOH)
penambahan NaOH ini tergantung dengan pH air, bila pHnya di bawah 6 baru
pipa air masuk clarifier dengan menggunakan Clarifier Caustik Dosing Pump
ppm.
Semua pompa larutan natrium hidroksida dikontrol dan diubah oleh variabel
speed drive dengan merubah kecepatan dari pompa. Pengaturannya dapat juga
c. Klorin (Cl2)
dalam air, disamping itu juga untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding
clarifier yang akan mengganggu proses selanjutnya di Gravity Sand Filter (53-
dan satu klorin ejector (53-GA-1013 A/B). Gas klorin diinjeksikan ke dalam
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
aliran dari ”service water” dengan bantuan ejector, sehingga air dari service
water sudah mengandung klorin saat masuk kedalam pipa air masuk clarifier.
bahan ini akan membentuk gumpalan lumpur (flok) yang lebih besar sehingga
akan lebih mudah dan cepat diendapkan. Nama dagang dari coagulant aid ini
adalah Kurifloc.
yang terjadi di clarifier, larutan polimer (koagulatn aid) pada konsentrasi 0,5 %
yang dipompakan oleh Aid Tank Dosing Pump (53-GA-1017 A/B) kedalam
Pada saat normal operasi takaran injeksi larutan koagulant aid kira-kira 0,5 ppm
dan disediakan dua pompa yaitu satu beroperasi dan satu lagi dalam keadaan
siaga. Takaran injeksi larutan aid dikontrol secara otomatis berbanding dengan
Larutan koagulant aid yang dipompakan diambil dari tangki aid (53-FA-1004
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Model : Bundar-Vertikal, diatas tanah
lumpur dan bekerja dengan kecepatan 1,05 – 4,2 rpm. Sedangkan penggaruk (rake)
berfungsi mencegah agar gumpalan lumpur tidak pekat di dasar clarifier dan bekerja
(sludge) dikeluarkan dari bagian bawah clarifier sebagai buangan untuk dibuang ke
waste water pond melalui empat saluran pipa, tiga saluran continous blow down dan
satu saluran intermittent blow down. sedangkan air jernih dari clarifier keluar lewat
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
bagian atas (over flow) untuk dibersihkan lagi dalam Gravity Sand Filter (53-FD-
Air mentah dipompakan dari sungai Peusangan yang berada di water intake,
Aceh Utara, NAD yang berjarak sekitar 25 km dari pabrik pupuk Iskandar Muda.
Supplier yang mendesign fasilitas pabrik pengolahan air adalah Thames Water Asia
Pasifik ( TWAP ) yang berasal dari Negara Australia, sedangkan yang membangun/
FD-1001 FD-1002
RW FD-1004
GA-1001
AD-1001
FB-1001
GA-
AD-1003 1024
Mud Pond PIM 1
Clorine
GA-1022 Make up C W
Caustik
Aid
Alum Proses Demin
GA-1003
1015 A/B), larutan natrium hidroksida dengan pompa natrium hidroksida (53-
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
GA-1016 A/B), larutan coagulant Aid dengan pompa (53- GA-1017 A/B) dan gas
otomatis/manual sebanding dengan jumlah air yang masuk. Jumlah injeksi bahan
kimia tergantung dari turbiditas air sungai (Turbidity) dan keadaan operasi
dilapangan.
aliran maksimum dari air mentah 700-800 ton/jam. hasil disimpan selama 3 jam
dalam clarifier dan design yang diizinkan untuk kenaikan maksimum dari
Clarifier adalah sebuah basin yang berbentuk bundar terbuat dari bahan
beton, dilengkapi juga dengan jembatan putar yang terbuat dari carbon steel dan
sebuah kap penahan (detention hood) yang terbuat dari High Density
Polyethelene.
Kecepatan dari jembatan putar dapat di atur dan operator dapat menyetel
di mechanical variator yang dipasang pada penggerak jembatan. Pada saat pabrik
Air mentah masuk dari bagian dasar clarifier dan naik terus ke central
dibagian dalam central hood dan terus melalui endapan lumpur yang mengendap
Air dari clarifier keluar melalui weir plate dan masuk ke talang
penampung air yang berada pada bagian atas clarifier disekeliling bundaran
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
dinding clarifier. Selanjutnya aliran dari saluran tersebut masuk ke Clarified
mengendap di scum box, Lumpur yang ada di scum box tersebut keluar melalui
dari 3 garis pipa lumpur dipasang katup yang dikontrol secara otomatis.
dapat mengatur waktu pembukaan katup tersebut untuk membuang lumpur yang
sama. Banyaknya Lumpur yang dihasilkan di dalam clarifier dan berfungsi juga
clarifier.
pada bagian atas clarifier bersama dengan Travelling Bridge, hal ini memberikan
untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (nephelo metrix turbidity
unit) atau JTU (jackson turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity unit),
kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di
dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Koloid berasal dari kata “colla” (Yunani) artinya lengket/lem, karena
nampak seperti lapisan film atau dalam bentuk gelatin. Partikel – partikel koloid
umumya berasal dari kwarsa (pasir), tanah liat, sisa tanaman, ganggang, zat
Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari
protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan
oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut. Beberapa sifat koloid yang
penting :
1. Besarnya partikel
dalam mikroskop. Partikel disper kasar lebih besar dari 100 µm dan partikel
2. Penyaringan
Partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa akan tetapi
dapat ditahan oleh penyaring ultra. Disper kasar dapat disaring dengan kertas
saring biasa.
3. Diffusi
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Karena besarnya partikel koloid dan dispers kasar, zat ini sukar berdiffusi,
jadi berbeda dengan larutan sejati. Dari kecepatan diffusi koloid partikel,
Partikel – partikel koloid suka mengendap akibat dari gravitasi. Suka untuk
mengendap ini ditentang oleh difusi. Pada saat kesetimbangan akan didapatkan,
bahwa pada bagian bawah konsentrasi partikel koloid lebih besar. Dari kecepatan
pengendapan atau sedimentasi, dapat ditentukan besar dan massa dari partikel
gravitasi.
4. Rupa
larutan tersebut. Gejala ini disebut dengan efek Tyndall. Bila seberkas sinar
dilewatkan larutan koloid, sebagian sinar diserakkan dan sebagian diteruskan Sinar
Butiran ini selalu bergerak dengan jalan yang zig–zag yang disebut dengan
gerak Brown. Gerakan ini disebabkan oleh tumbukan molekul – molekul pelarut
artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan partikel koloid sama, tetapi karena
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
partikel koloid diameternya lebih besar, maka gerakannya lebih lambat daripada
molekul pelarut.
5. Luas Permukaan
bila dibandingkan dengan partikel dari dispers kasar dengan massa yang sama.
Atas dasar ini larutan koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
6. Muatan Listrik
ion–ion dalam larutan. Muatan partikel ini dapat positif atau negatif. Muatan
positif, ion–ion ini kemudian menyerap ion negatif, tetapi jumlah – jumlahnya
permukaan partikel koloid dan larutan terjadi beda potensial, yang disebut
potensial elektrokinetik atau tegangan zeta. Ion – ion positif dan negatif diluar
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Partikel - partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik yang
bermuatan negative akan bergerak ke anoda dan yang bermuatan positif akan
bergerak ke katoda. Gerakan partikel koloid akibat adanya medan listrik disebut
Bila pada pemakaian medan listrik partikel – partikel koloid ditahan tetap
pada tempatnya, maka pelarut akan bergerak kearah lawan dari gerakan partikel
listrik sama, muatan yang sama saling tolak menolak, hingga mencegah koagulasi
atau flokulasi. Bila muatan listrik ini dihilangkan dengan cara tertentu, maka
muatannya sama atau umumnya dengan penambahan ion–ion dari elektrolit. Ion–
ion yang berfungsi ialah ion yang bermuatan lawan, disamping itu makin besar
Koloid dapat bersifat Hidrofobik bila tidak menarik air atau bersifat Hidrofil
disebut koloid pelindung. Akibat dari hal ini, koloid hidrofobik menjadi lebih
membran filter. Ion – ion ini akan bergerak ke membran, tinggal di loka
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
elektropositifnya. Karena melekat, ia merusak daya hantar setempat.(
http://www.chem-is-try.org/?sect=belajar)
standar seperti alat-alat penghambur adalah lebih sensitife dari pada nephalometer
terhadap partikel-partikel yang lebih besar dan dan berguna untuk proses
pengamatan.
Nephalometer turbidity units (NTU) dan Jason turbidity Units (JTU).dibawah ini
Turbidity = A x ( B + C )
C
Keterangan :
(Greenberg.,A.E.,1985)
dan bau dari phenol dan senyawa-senyawa organic lain yang ada dalam
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
persediaan air bisa diintensifikasi secara potensial, senyawa-senyawa
dari molekul-molekul larutan klorin cair, asam hipoklorit, dan ion hipoklorit.
temperature. Pada pH dari sebagian besar air, asam hipokloro dan ion
hipokloritakan mendominasi.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat-alat
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
1. Tabung klorin
2. pompa klorin
3. Clarifier
3.2. Bahan-bahan
1. Gas klorin
berdasarkan laju air mentah yang masuk kedalam clarifier yang diatur oleh
3. Katup akan terbuka dan tertutup secara proporsi ke laju air mentah dengan
yang terdapat di PLC adalah klorinator yang beroperasi dan laju klorin.
ejector, sehingga air dari service water sudah mengandung klorin masuk
BAB 4
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
4.1. Data
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh data dalam tabel berikut:
Keterangan :
RW = Raw Water
SF = Sand Filter
4.2. Perhitungan
1. Menghitung jumlah Cl2 yang dinjeksikan jika flow raw water 800 m3/jam dan flow
2. Menghitung stroge pompa jika injeksi klorin 3 ppm, flow raw water 800 m3/jam,
4.3. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada proses pabrik utilitas unit
clarifier, nilai turbiditas dan klorin sudah sesuai dengan skala indusri dan skala air
sistem yaitu pembuatan hujan buatan (spray) untuk mencegah penguapan bahan kimia
BAB 5
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
5.1. Kesimpulan
pada pipa, alat, dan ketel sedangkan penambahan klorin dimaksudkan untuk
• Nilai turbiditas dan residu klorin dalam air pada PT. Pupuk Iskandar Muda
masih memenuhi standart air minum dan standar industri yang ditetapkan oleh
menteri lingkungan hidup, nilai turbiditas yang paling baik pada tanggal 22
Februari dimana nilai turbiditas dalam clarifier hingga FWT (filter water tank)
adalah 0,000 ppm. Sedangkan nilai residu klorin seluruhnya baik, dimana nilai
5.2. Saran
malam hari dimana suhu udara berada dibawah suhu kamar. Turbiditas yang tinggi
karena itu penginjeksian aluminium sulfat harus memenuhi standar produksi sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Amry Dharma, dkk.,1993, Studi Evaluasi Sistem Pengolahan Air Minum & Air
Bandung.
USA.
York.
Japan..
Greenberg, A.E., 1985, Standard Methods for the Examination of Water and Waste
http://www.chem-is-try.org/?sect=belajar
LAMPIRAN
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Tanggal 18 Januari 2009
Lokasi Unit Jam PH Turb, ppm = Abs x F Tot.Res.Cl2, ppm = ml PAO x F
Abs F Hasil PAO F Hasil
ml
RW B 00.00 7,7 0,492 111,4143 54,85
OFC “ 00.00 7.2 0,008 111,4143 0,87 0,00 1,1692 0,00
SF “ 18.00 7.3 0,001 111,4143 0,10
FWT “ 08.45 7.3 0,007 111,4143 0,78 0,00 1,1692 0,00
PTB “ 0.00 7.1 0,00 1,1692 0,00
Faisal : Pengaruh Turbiditas Dan Penambahan Klorin Terhadap Kualitas Air Dalam Clarifier (53-Fd-1001) Unit Utility-1
PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara, 2009.
USU Repository © 2009