Oleh :
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peran Guru Mata Pelajaran dalam
Bimbingan dan Konseling”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Kelompok 10
(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari
istilah "Guidance and Counseling. Secara istilah bimbingan dapat diartikan secara umum
sebagai suatu bantuan (Awalya, 2013). Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
bidang pelayanan yang perlu dilaksanakan di dalam program pendidikan, suatu program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan berjalan dengan baik
tanpa adanya dukungan dari para personil sekolah seperti kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, koordinator guru pembimbing. Guru pembimbing wali kelas, TU, dan guru mata
pelajaran.
Tugas dan tanggung jawab utama guru mata pelajaran di sekolah adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran siswa. Meskipun demikian, bukan berarti guru tersebut sama sekali
lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata
pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisiensi pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Oleh karena itu guru mata pelajaran ditempatkan
sebagai mitra utama konselor dalam memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling, begitu
juga dengan guru wali kelas. (Awalya, 2013).
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam bimbingan konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Konseling
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 105) konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor)
kepada
individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.
Dari beberapa pengertian diatas bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh
para ahli, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan
oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar
individu dapat memahami dirinya, lingkunganya, serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara
optimal untuk kesejahteraan dirinya dan masyarakat.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru mata pelajaran adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan
kegatan pelayanan bimbingan dan konseling dan menyerahkan sepenuhnya kepada guru BK.
Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-
batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.
Wina Senjaya (2006)) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yang
sebagai Pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. wilis (2003) mengemukakan
banwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi- religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan
menghargai tanpa syarat.
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling adalah :
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut
3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing konselor
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut
guru pembimbing/konselor memerlukan pelayananpengajar latihan khusus (seperti
pengajaran latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti menjalani layanan'kegiatan
yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalan siswa, seperti konferensi
kasus.
8. Membantu pengumpulan nformasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK,
yaitu:
1. Guru sebagai perencana planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di
dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).
2. Guru sebagai pelaksana (organizer). yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin,
merangsang. menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konstiltan
kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama
proses berlangsung (during teaching problems).
3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan
dan akhinya harus memberikan pertimbangan judgement), atas tingkat keberhasilan
proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek
keefektifan prosesnya maupun kualitikasi produknya.
Di pandang dari segi diri-pribadinya (selt oriented), seorang guru berperan sebagai
1. Pekerja sosial (sociat worker), yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan
kepada masyarakat;
2. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara ternus
menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya;
3. Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta
didik di sekolah;
4. Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh
mpara peserta didik; dan
5. Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan
merasa aman berada dalam didikan gurunya.
2. Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations), artinya guru
adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar
manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan;
4. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu
menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik; dan
5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab
bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada sembilan peran
guru mata pelajaran dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium,
studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain- lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reintorcement
untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya
cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses deiajar-
mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
B. Saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis berharap seluruh guru mata pelajaran
yang ada di sekolah juga melaksanakan perannya sebagai guru mata pelajaran sekalıgus
melaksanakan kegiatan konseling di sekolah dan menjalin kerjasama yang baik dengan guru
BK.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis sangat berterimakasıh bila ada saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanva penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA