Anda di halaman 1dari 10

Nama : David Patar Tumorang

NIM : 011.19.004

Mata Kuliah : Tata Tulis & Teknik Presentasi

Dosen Pengampu : Dr. Asep Yunta Darma, S.T., M.T.

A. JENIS IMBUHAN
1. Jenis-Jenis Imbuhan Bedasarkan Posisi
Jenis imbuhan dapat dilihat dari posisi diletakannya ibuhan. Jenis imbuhan ini
dibagi menjadi 4. Yaitu:

1. Prefiks (awalan)
Prefiks atau awalan adalah awalan yang ditempatkan di bagian muka suatu kata
dasar.

a. awalan me-

Awalan me- adalah imbuhan yang produktif,


pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dimuka
kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam macam bentuk
yaitu: me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-.

Fungsi awalan me- adalah membentuk kata kerja aktif


transitif dan intransitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai
proses pengimbuhannya antara lain menyatakan: melakukan,
bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan bahan,
memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan,
menjadi, menjadikan lebih, menjadi atau berlaku seperti,
menjadikan menganggap atau memberlakukan seperti, dan
memperingati.
b. Awalan di-

Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya


untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu
diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.

Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai


dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan
dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
• Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)

• Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)

Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja


pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya
merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata
kerja berawalan me- yang transitif. Contoh: Kata kerja transitif kata
kerja pasif Berawalan me- berawalan di-

• membaca – dibaca

• menulis – ditulis
c. Awalan per-

Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu per-, pe-,


dan pel-per digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan
konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.PE digunakan
pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan
dan perendah.PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak
ada contoh lain.Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja
perintah, yang dapat digunakan dalam:
a) Kalimat perintah

Contoh: persingkat saja acaranya!Pensempit dulu masalahnya!

b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja,

Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam

c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk:


yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Untuk mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER-
harus diimbuhkan pada kata sifat. Contoh: pertegas aturannya!
Pertegas artinya “jadikan tegas”Untuk mendapatkan makna “jadikan
atau anggap sebagai” awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa
kata benda, yang dikenal dengan sifatnya. Contoh: jangan kalian
perbudak anak-anak itu Perbudak artinya “jadikan atau anggap
sebagai budak”. Untuk mendapatkan makna “jadikan atau bagi”
awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa kata
bilangan.Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja Perdua artinya
“jadikan dua”.
2. Infiks (sisipan)

Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya


merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi
untuk membentuk kata-kata baru. Pengimbuhannya dilakukan dengan
cara menyisipkan diantara konsonandan volal suku pertama pada sebuah
kata dasar. Contoh : -el + tapak– telapak, -er + gigi – gerigi, -em + tali
– temali.

Arti yang yang dikandung oleh ketiga sisipan itu adalah:

a. Menyatakan banyak dan bermacam- macam.

b. Menyatakan intensitas.

c. Menyatakan yang melakukan yang disebut kata dasar.


• produktif lagi, maka penggunaanya terbatas pada contoh yang
sudah ada saja
3. Sufiks (akhiran)

d. Akhiran -kan

Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk


situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan
dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhinya.
Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif,
yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang
predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek
menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada
subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata
kerja.Akhiran –kan lazim digunakan bersama dengan awalan me-
sehingga menjadi me-kan yang digunakan dalam kalimat aktif
transitif atau juga dengan awalan di- sehingga menjadi di-kan yang
digunakan dalam kalimat pasif transitif.
e. Akhiran –i

Akhiran –i tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk


kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan
fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
f. Akhiran –an

Akhiran –an tidak mempunyai variasi bentuk. jadi untuk


situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –an. pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhinya. Fungsi akhiran –an adalah membentuk kata benda.
sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan
akhiran –an itu antara lain :
g. Akhiran -nya

Akhiran -nya tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk


situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhkan. Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua
macam –nya.

Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut


adalah sebagai berikut :
a) Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan
pada beberapa kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata
sifat. Contoh : Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan
korban.
b) Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya
harus diimbuhkan pada kata benda. Contoh : Saya ingin mandi,
airnya tidak ada.
c) Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus
diimbuhkan pada beberapa kata tertentu. Contoh : Agaknya dia
tidak akan dating.
4. Konfiks (imbuhan terbagi)

h. Imbuhan Gabung ber-kan

Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -


kan yang secara bersama-sama digunakan pada sebuah kata dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula diberi
awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan ber-kan adalah bentuk kata kerja intasitif
yang dilengkapi dengan sebuah pelengkap sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhan itu adalah menyatakan
menjadikan yang disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut kata
dasarnya. Contoh: pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan
belanda wlaupun hanya bersenjatakan bamboo runcing.
Bersenjatakan artinya “menjadiakan bamboo runcing sebagai
senjata”
i. Imbuhan gabung ber-an

Yang dimaksud dengan gabungan ini adalah awalan ber


akhiran - an yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata
dasar. Cara mengimbuhkannya dilakukan sekaligus.
Fungsi imbuhan gabung ber-an adalah membentuk kata kerja
intransitive, sedangkan makna yang diperoleh sebagai proses
pengimbuhannya adalah:
• Banyak serta tidak teratur
• Saling atau tidak berbalasan

• Saling berada di
j. Imbuhan gabung per-kan

Imbuhan Gabung PER-kanadalah awalan PER dan akhiraan


KAN yang digunalkan secara bersama-sama pada sebuah klata
dasar. Pengimbuhan dilakukan secara serentak. Imbuhan gabung
PER-kan berfungsi membentuk kata kerja yang digunakan:
a) Dalam kalimat predikatnya berpola aspek + pelaku + kata kerja.

Contoh: masalah itu akan kita berdebatkan lagi minggu depan

b) Sebagai keterangan tambahan pada subjek atau objek yang


berpola: yang + aspek + pelaku + kata kerja. Contoh: tarian yang
sudah mereka pertunjukan akan di ulangoi lagi.
c) Dalam kalimat perintah. Contoh: persiapkan dulu bahan-
bahannya

d. Imbuhan gabung per-i

Imbuhan ini dilakukan bersama-sama pada sebuah kata dasar


pengimbuhannya dilakukan secara serentak. Mana yang didapat
sebagai hasil pengimbuhan dengan imbuhan per-i antara lain
lakukan supaya jadi dan lakukan yang disebut kata dasarnya pada
objeknya.
a) Untuk mendapatkan makana “supaya jadi” imbuhan gabung
per-i harus diimbuhkan pada kata sifat tertentu. Contoh: mereka
kami perlengkapi dengan alat-alat pertanian. Perlengkapi artinya
“lakukan supaya lengkap”
b) Untuk mendapatkan makana “lakukan yang disebut kata
dasarnya pada objeknya” imbuhan gabung per-i harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu. Contoh: jangan kamu
perturuti terus permintaannya Perturuti artinya “lakukan agar
permintaanya terturuti”
e. Imbuhan me-kan

Imbuhan me- -kan adalah awalan me- dan akhiran –kan yang
digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap, mula-
mula pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan
akhiran – kan. Setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya pada
kata dasar baca mula-mula diimbuhkan akhiran –kan sehingga
menjadi bacakan. Setelah itu diimbuhkan awalam me- sehingga
menjadi membacakan.
Fungsi imbuhan gabung me- -kan adalah membentuk kata
kerja aktif transitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil
pengimbuhannya, antara lain menyatakan:
1) Menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya

2) Melakukuan sesuatu untuk orang lain

3) Menjadikan berada di…

4) Melakukan yang disebut bentuk dasar

f. Imbuhan gabung me- i

Imbuhan gabung me- -i adalah awalan me- dan akhiran –i


yang digunakan bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-
mula pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan
akhiran –i setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya pada kata
dasar tanam diimbuhkan akhiran –i sehingga menjadi Tanami.
Setelah itu diimbuhkan pula awalan me- sehingga menjadi
menanami. fungsi imbuhan gabung me- -i adalah membentuk kata
kerja transitif aktif.
2. Jenis-Jenis Imbuhan Berdasarkan Penggunaannya
Kata imbuhan berdasarkan frekuensi penggunaannya terbagi menjadi dua, yakni
sebagai berikut:

• Imbuhan Produktif adalah imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan


tinggi, seperti se-, ber-, meng-, peng-, per-, dan lainnya.
• Imbuhan Tak Produktif Sedangkan, imbuhan tak produktif adalah sebuah
imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan rendah, seperti -em, -el, -
wati, -is, -er, dan lainnya.
3. Jenis-Jenis Imbuhan Untuk Serapan Bahasa Asing
Imbuhan juga ada yang merupakan serapan dari Bahasa asing, seperti -I, -man, -
wan, -wati, -iyah, -is, -sasi dan -isme. Imbuhan tersebut di antaranya sebagai
berikut:

• Imbuhan Bahasa Arab Imbuhan Bahasa Arab fungsinya sebagai pembentuk


atau penanda kata sifat, seperti -ah dan -i. Contohnya, manusiawi, alamiah,
alami dan seterusnya
• . • Imbuhan Bahasa Sanskerta Imbuhan Bahasa Sanskerta fungsinya sebagai
pembentuk kata benda, seperti -man, -wan dan -wati. Contohnya, budiman,
wartawan, pragawati dan seterusnya.
• Imbuhan Bahasa Inggris Imbuhan Bahasa Inggris fungsinya sebagai
pembentuk kata sifat, seperti -an, -en, -is, -if dan -al. Contohnya, imigran,
presiden, egois, deskriptif, formal dan lainnya.

B. Fungsi Imbuhan
1. Membentuk Kata Benda

Fungsi imbuhan yang pertama adalah membentuk kata benda (nomina).


Sebuah contoh kata dasar bisa menjadi jenis-jenis kata benda bila dibubuhi
beberapa jenis-jenis imbuhan seperti pen-, pe-, per-, ke-, -wan, -sasi, -isme, -tas, pe-
an, pen-an, per-an, dan ke-an.
Contoh:
• Penyamar
• Pelukis
• Perdata
• Pirsawan
• Urbanisasi
2. Membentuk Kata Kerja

Jenis-jenis kata kerja atau verba bisa dibentuk bila kata dasar dibubuhi macam-
macam imbuhan seperti fungsi imbuhan me, makna imbuhan ber dan contoh
kalimatnya, contoh imbuhan di, per-, ter-, -kan, ter-kan, di-i. Contoh:

• Menari
• Berlari
• Dipaksa
• Mencangkul
• Menanam

3. Membentuk Kata Sifat

Jika sebuah kata dasar dibubuhi imbuhan -i, -wi, -iah, dan -is, maka kata dasar
tersebut akan terbentuk menjadi jenis-jenis kata sifat atau adjektiva. Contoh:

• Insani
• Duniawi
• Alamiah
• Idealis
• Nasionalis
• Ilmiah

4. Membentuk Kata Bilangan

Bila imbuhan se- dan ke- dibubuhkan ke kata dasar, maka kata dasar tersebut
akan berubah menjadi jenis-jenis kata bilangan atau numeralia. Contoh:

• Seratus
• Seribu
• Sebelas
• Segenggam

5. Membentuk Kata keterangan

Bila imbuhan se-nya, -nya, dan -an dibubuhkan pada kata dasar, maka kata
dasar tersebut akan jadi jenis-jenis kata keterangan atau adverbia. Contoh:

• Selamanya
• Semaunya
• Sebisanya
• Lamanya
• Gunanya

Anda mungkin juga menyukai