Anda di halaman 1dari 18

JURNAL

PENGARUH SIKAP FRUSTASI TERHADAP PERILAKU


AGRESIF PADA NARAPIDANA REMAJA DI LAPAS KELAS
IIB BANYUWANGI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Strata (S1) Pada Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Jember

Oleh :

AAN SETIYOBUDI
NIM : 081 0811015

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014

1
PENGARUH SIKAP FRUSTASI TERHADAP PERILAKU AGRESIF
PADA NARAPIDANA REMAJA DI LAPAS KELAS IIB BANYUWANGI.

Aan Setiyobudi ¹ Panca Kursistin Handayani ² Erna Ipak Rahmawati

INTISARI

Perilaku agresif pada narapidana remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor


salah satunya adalah sikap frustasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh sikap frustasi terhadap perilaku narapidana remaja di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Banyuwangi. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah ada pengaruh sikap frsutasi terhadap perilaku narapidana remaja di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Banyuwangi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah analisis
regresi. Analisis regresi digunakan untuk menganilisis data yang berbentuk
skor.jenis penelitian ini menggunakan jenis assosiatif yaitu sebuah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dalam hal ini
hubungan tersebut bersifat kausal dimana variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 74 narapidana remaja di
Lapas IIB Banyuwangi. Tehnik pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan skala sikap frustasi dan skala perilaku agresif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas skala Sikap Frustasi (α = 0.763; rxy
aitem = 0.364 – 0.726) dan Perilaku Agresif (α = 0.821; rxy aitem = 0.429 –
0.813). Hasil uji linieritas dari kedua variabel dinyatakan linier (p < 0.05)
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi sederhana diperoleh bahwa terdapat pengaruh variabel Sikap Frustasi
terhadap variabel Perilaku Agresif. Hal ini berarti hipotesis penelitian dapat
diterima (R = 0.673, p < 0.05) dan berdasarkan nilai sumbangan relatif (R2)
menunjukkan bahwa Sikap Frustasi memberikan kontribusi sebesar 51,2 %
terhadap Perilaku Agresif.

Kata Kunci: Sikap Frustasi, Perilaku Agresif

1. Peneliti
2. Dosen Pembimbing I
3. Dosen Pembimbing II

2
INFLUENCE FRUSTRATION ATITUDE TO AGGRESSION BEHAVIOR
AT ADOLESCENT CONVICT IN LAPAS CLASS IIB BANYUWANGI

Aan Setiyobudi ¹ Panca Kursistin Handayani ² Erna Ipak Rahmawati

ABSTRACT

Aggression behavior at adolescent convict influenced by many factors, one


of them is frustration atitude. This purpose of this research was to find out
whether there is influence of frustration atitude to aggression behavior at
adolescent convict class IIB Banyuwangi, the hypothesis in this research was
there is influence of frustration atitude to aggression behavior at adolescent
convict class IIB Banyuwangi.
The data analysis was used in kuantitative research were analyzed
regression. The analize regression was used for the numeric data, kind of
research used kind of assosiatif that was the research which character as about
context between two or more, in that was a context have kausal character, where
variable independent influence of variable dependent. Population andr sample in
this research were 74 adolescent prisoners in Lapas II B Banyuwangi. Tehnik in
this research used scale of Frustration atitude and scale aggression behavior.
Product the research indicated that validity of frustration atitude was (α = 0.763;
rxy aitem = 0.364 – 0.726) and aggression behavior was Agresif (α = 0.821; rxy
aitem = 0.429 – 0.813). Product of linearity test from the frustration atitude to
aggression behavior in Lapas class IIB Banyuwangi proven to be linier (p <0.05).
Based on data analysis there was did with use simple analysis regression
gotten that is a influence frustration atitude to aggression behavior. This case
means the research hypothesis was accepted (R = 0,673, p < 0.05)and based
contribution value relative (R2) indicate that frustration atitude give contribution
as big as 51,2 % to aggression behavior.

Key Word: frustration atitude and aggression behavior

1. Reseacher
2. Firsth Supervisor
3. Second Supervisor

3
PENGARUH SIKAP FRUSTASI TERHADAP PERILAKU AGRESIFITAS
NARAPIDANA REMAJA KELAS IIB BANYUWANGI

PENDAHULUAN
Lembaga Pemasyarakatan merupakan suatu tempat untuk membina
narapidana yang telah diproses secara hukum dan bagian akhir dari sistem
pemidanaan dalam tata peradilan pidana. Lapas merupakan tempat untuk
membentuk Narapidana agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan,
memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana dan hidup secara wajar
sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Selama kurun waktu 2010 hingga 2013 terdapat beberapa permasalahan
perilaku pelanggaran yang terjadi didalam Lapas Kelas IIB Banyuwangi.
permasalahan narapidana yang cukup menonjol adalah perilaku agresif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Binadik; Naryo SH pada tanggal
5 maret 2013 diketahui bahwa terdapat peningkatan perilaku agresif narapidana
yang ditandai dengan bentuk pelanggaran dari tahun 2010 hingga 2013 yang
tercatat sebagai berikut :
Tabel 1.
Pelanggaran / Usia 2010 2011 2012 2013
Perilaku agresif

Perkelahian 12 – 21 th 1 3 5 6
18 – keatas 1 2 3 2
Pengerusakan fasilitas 12 – 21 th 1 1 2 3
18 – keatas 2 1 1 1
Total 12 – keatas 5 7 11 12

Sumber : Dokumen Pelanggaran Pelanggaran Napi Lapas Kelas IIB Banyuwangi

4
Data tersebut memperlihatkan perilaku agresif narapidana mengalami
peningkatan, selain itu dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa narapidana
ditemukan bahwa perilaku agresif yang tidak diketahui petugas justru lebih
banyak dibandingkan data yang tercatat, seperti halnya perkelahian, dan
penganiayaan ditiap tahun mereka sampaikan bahwa sering terjadi dan bahkan
peningkatan jauh lebih besar dibandingkan data yang tercatat oleh petugas.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang dialami narapidana dan penjelasan
teori di atas, peneliti berupaya melakukan penelitian untuk mengetahui “Pengaruh
Sikap Frustasi terhadap Perilaku Agresif Narapidana Remaja di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Kabupaten Banyuwangi”.
Rumusan Masalah
Rumuskan permasalahan penelitian ini adalah berapa besarkah pengaruh
sikap frustasi terhadap perilaku agresif narapidana remaja di Lapas Kelas IIB
Banyuwangi.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat ditentukan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
berapa besar pengaruh sikap frustasi terhadap munculnya perilaku agresif
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kabupaten Banyuwangi.
Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Peneliti ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada keilmuan
psikologi khususnya psikologi sosial dan psikologi forensic.
2. Secara Praktis
a. Bagi narapidana
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wacana pada diri narapidana
sehingga narapidana mampu mengelola sikap frustasinya.
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat memberikan khasanah bagi peneliti lain khususnya
yang mendalami penelitian yang berkaitan dengan perilaku agresif dan
sikap frustasi pada narapidana.

5
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Perilaku Agresif


Kata agresif yang mengandung makna harfiah melakukan agresi, dapat
didefinisikan dengan arti bergerak ke depan ke arah tujuan tanpa perasaan segan,
ragu, ataupun takut.
Dollard dkk (2011) mendefinisikan agresi sebagai serangkaian perilaku yang
tujuannya untuk melukai orang lain. Agresi sebagai perilaku yang diarahkan
terhadap sasaran makhluk hidup kemungkinan dapat memberikan stimulus yang
berbahaya. Baron (2011) merangkumkan pendapat para ahli psikologi tersebut
bahwa agresi ialah segala bentuk perilaku sengaja yang memiliki tujuan untuk
merugikan atau menyakiti orang lain.
Berdasarkan pengertian agresi menurut pendapat para ahli tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku yang
dengan sengaja dilakukan seseorang terhadap sasarannya, yaitu semua mahluk
hidup dengan tujuan merugikan orang lain, baik tindakan menyakiti maupun
tidak menyakiti orang lain dalam pemenuhan keinginannya.
Faktor Penyebab Perilaku Agresif
Perilaku agresif memiliki dua faktor yang mempengaruhi munculnya
perilaku agresif, yaitu :
a. Faktor internal yaitu adanya dorongan insting atau factor biologis salah
satu faktor yang menyebabkan munculnya perilaku agresif.
b. Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar individu sepeti
lingkungan keluarga dan sekitarnya
Aspek-Aspek Perilaku Agresif
Aspek-aspek perilaku agresi, terdapat beberapa teori yang menjelaskan
tentang aspek perilaku agresif tersebut diantaranya. Menurut Schneiders (dalam
Aman, 2004) mengklasifikasikan perilaku agresif dalam empat aspek, yaitu agresi
fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Agresi fisik dan agresi verbal
mewakili komponen motorik dalam perilaku agresif, sedangkan kemarahan dan
permusuhan mewakili komponen afektif dan kognitif dalam perilaku agresif.

6
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif
terbagi menjadi dua, yaitu perilaku agresif secara non fisik yang dijelaskan
dengan ciri-ciri : menyombongkan diri, adanya bahasa yang kasar, sering adu
mulut (adu argumen), mencaci maki, mengancam, menjawab dan mengkritik
dengan pedas, mengolok-olok, menghina, memanggil orang lain dengan nama
yang tidak disukai. Perilaku agresif secara fisik ditandai dengan ciri-ciri
mendominasi orang lain, menggigit, menendang, memberontak, mengganggu,
merusak, mendorong, menyerang, marah yang sadis, berkelahi, memukul dan
perilaku destruktif yang mengganggu hak orang lain.
Perilaku agresif dalam dasarnya mengandung dua makna yakni makna
positif dan makna yang negatif. Perilaku agresif dalam makna yang positif
merupakan tindakan menyerang untuk meraih kesuksesan meskipun mendapat
rintangan. Tindakan menyerang tersebut tidak bermaksud untuk menyakiti atau
melukai orang lain, dan disebut dengan agresi instrumental; sedangkan perilaku
agresif dalam makna yang negatif merupakan perilaku menyerang untuk
memperoleh keinginandengan merusak, melukai, atau menyakiti orang lain.

Pengertian Frustasi
Secara etimologi (bahasa) frustasi berasal dari bahasa Yunani, frustatio yang
berarti perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam mencapai tujuan.
Frustration (Inggris), yang berarti kekecewaan.
Frustasi adalah suatu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi
dan tujuan tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan mengalami satu
barrier/halangan dalam usahanya mencapai satu tujuan.
Faktor penyebab frustasi
Seperti kenyataannya, apabila terjadi suatu masalah tentu pasti ada sebab
yang menjadi latar belakang terjadi masalah itu. Begitu frustasi, tidak timbul
dengan sendirinya tanpa ada sebab awalnya.
Penyebab frustasi itu timbul bukan hanya dari dalam dirinya saja
(internal), tetapi bisa timbul dari luar dirinya (eksternal) yang berinteraksi dengan
dirinya. Konflik dapat menjadi sumber internal dari frustasi saat seseorang

7
mempunyai tujuan yang saling terkait satu sama lain. Sedangkan penyebab
eksternalnya mencangkup kondisi-kondisi di luar dirinya, seperti kecewa, dijauhi
orang yang dicintai, dll.
3. Aspek Frustasi
Frustasi dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah berupa respon keluar
seperti mudah marah, kesal, iri, sedangkan respon kedalam seperti merasa malu,
kecewa, menangis, mudah menyerah, pesimis, dan menghindar dari
tanggung jawab, ketidakberdayaan, seperti cemas, pusing dan gelisah.

Pengertian Remaja

Remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya


“tumbuh atau tmbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescence
sesungguhnya mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik, remaja adalah suatu masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keaadaan yang relatif lebih mandiri.

Dinamika Sikap Frustasi Terhadap Perilaku Agresif Pada Narapidana


Remaja

1. Dinamika sikap frustasi terhadap perilaku agresif narapidana remaja

Sikap frustasi yang besar dialami oleh individu dapat mengakibatkan perilaku
agresif, hal ini dikarenakan narapidana yang harapannya tidak tercapai akan
mengalami tekanan dan akan berusaha mengurangi kepedihan yang dirasakannya.
Seseorang yang mengalami frustasi akan berusaha mengurangi tekanan dan
kepedihan yang dialaminya dengan melakukan tindakan agresif.

8
METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu sikap frustasi narapidana sebagai
variabel (X) sedangkan untuk variabel (Y) adalah perilaku agresif narapidana di
Lapas Kelas IIB Banyuwangi
Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tergolong dalam penelitian
kuantitatif. Penelitian ini memiliki bentuk penelitian assosiatif yaitu sebuah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
alasan peneliti mengambil jenis penelitian ini karena masalah yang diambil di sini
untuk mengukur seberapa besar pengaruh frustasi terhadap perilaku agresif
narapidana di Lapas Kelas IIB Banyuwangi.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Klas II B Banyuwangi sebanyak 74 orang dengan karakteristik yaitu :
a. Narapidana remaja laki-laki
b. Usia 12 hingga 21 tahun
Alasan peneliti mengambil populasi dengan ciri-ciri tersebut dikarenakan
narapidana remaja cenderung lebih labil dan munculnya perilaku agresif lebih
banyak dilakukan narapidana remaja.
Sampel
sampel yang diambil dianggap bersifat homogen yaitu usia 12 hingga 21
tahun , oleh sebab itu dari jumlah populasi 74 orang maka jumlah sampel yang
akan diambil dengan tingkat kesalahan 5% sebanyak 74 orang narapidana remaja.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data-
data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode skala.Tehnik
pengumpulan data yang digunakan untuk data penelitian dari kedua variabel
penelitian adalah skala semantic differential. Skala semantic differential
dikembangkan oleh Osgood.

9
Definisi Operasional
Sikap Frustasi
Sikap frustasi ditandai oleh beberapa aspek diantaranya dapat dibagi
menjadi 2 bentuk ekspresi kedalam dan keluar; bentuk kedalam ditandai dengan
perasaan malu, kecewa, menangis yang berlebihan, cemas, pusing dan gelisah
sedangkan ekspresi keluar ditandai dengan mudah marah, kesal, benci, iri
terhadap orang lain, emosi yang meledak, kebingungan, kebiasaan yang mudah
menyerah, serta menghindarkan diri dari tugas dan posisi yang menuntut
tanggung jawab yang serius.
Berdasarkan teori tersebut maka dibuat tabel distribusi atau blue print yang
akan menjadi pegangan pada waktu pembuatan item-item skala adalah :
Tabel 2. Blueprint aitem skala Frustasi
No Indikator Jumlah item No. Item
1 Respon kedalam 12
a. Perasaan malu 2 1, 15
b. Kecewa 2 2, 16
c. Cemas 2 3, 17
d. Menangis yang berlebihan 2 4, 18
e. Pusing 2 5, 19
f. Gelisah 2 6, 20
2 Respon keluar 16
a. Mudah marah 2 7, 21
b. Kesal 2 8, 22
c. Benci 2 9, 23
d. Iri terhadap orang lain 2 10, 24
e. Emosi yang meledak 2 11, 25
f. Kebingungan 2 12, 26
g. Mudah menyerah 2 13, 27
h. Menghindar dari tanggung jawab 2 14, 28
Jumlah item 28

10
Perilaku Agresif
tabel distribusi atau blue print yang akan menjadi pegangan pada waktu
pembuatan item-item skala adalah :
Tabel 3. Blueprint aitem skala perilaku agresif
No Indikator item No. Item
1. Pertahanan diri 6
a. Permusuhan 2 1, 16
a. Pemberontakan 2 2, 17
b. Pengerusakan 2 3, 18
2. Perlawanan disiplin 2
a. Melanggar aturan 2 4, 19
3. Egosentris 6
a. Merasa menguasai 2 5, 20
b. Merasa memiliki yang bukan miliknya 2 6, 21
c. Menyerang orang lain 2 7, 22
4. Superioritas 8
a. Tidak mau diremehkan 2 8, 23
b. Tidak mau dianggap rendah oleh orang 2 9, 24
c. Merasa selalu benar 2 10, 25
d. Menyakiti orang lain 2 11, 26
5. Prasangka 2
a. Memandang orang lain dengan tidak rasional 2 12, 27
6. Otoriter 6
a. Cenderung bersikap kaku 2 13, 28
b. Tidak bisa toleran pada kelemahan diri 2 14, 29
c. Selalu curiga terhadap orang lain 2 15, 30
Jumlah Total item 30

11
METODE PENELITIAN
Validitas Alat Ukur
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat tersebut memberikan hasil
pengukuran yang sesuai dengan maksud dan tujuan Sugiyono (2007). Validitas
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity, yang
lebih banyak disandarkan pada relevansi isi pernyataan yang disusun
berdasarkan rancangan atau kisi-kisi yang tepat.
Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas hasil ukur skala psikologi dinyatakan oleh koefisien reliabilitas
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitas (Azwar, 2005).
Analisis Regresi
Analisis data meliputi, mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2006).
Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas menggunkan teknik statistic non parametric one
sample Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan adalah jika p > 0,05, maka
sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0, 05 maka sebarannya tidak normal.
Uji linieritas
Uji linieritas hubungan ini dilakukan untuk mengetahui linieritas pengaruh
sikap frustasi terhadap perilaku agresif.

Uji Homogenitas
Model regresi dikatakan tidak homogen jika signifikansi yang diperoleh >
0,05, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi yang
diperoleh < 0,05, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).

12
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap frustasi terhadap perilaku
agresif narapidana di Lapas Kelas IIB Banyuwangi.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara sikap frustasi terhadap perilaku agresif
narapidana di Lapas Kelas IIB Banyuwangi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Lokasi Penelitan
Sejarah Lapas Kelas II Banyuawangi
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Banyuwangi, atau yang akrab disebut
LAPAS Banyuwangi adalah salah satu Lembaga Pemasyarakatan yang berada di
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dijalan Letkol Istiklah 45, Lapas
Banyuwangi berdiri tahun 1917 diatas tanah seluas 11.560.
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah narapidana remaja yang berusia kurang dari
kurang dari 21 tahun yang berjumlah 74 orang narapidana remaja laki-laki.
Pelaksanaan Penelitian
Peneliti mengajukan permohonan surat ijin penelitian awal ke Fakultas
Pikologi Universitas Muhammadiyah Jember kepada kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Banyuwangi untuk mengetahui lebih jauh fenomena
yang ada di lapangan. Setelah pihak Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Banyuwangi memberikan ijin, kemudian peneliti melakukan wawancara awal
dengan Kabag BINADIK dan beberapa narapidana remaja yang berada disana,
setelah itu peneliti melakukan FGD (focus grup discussion) kepada beberapa
narapidana untuk menggali lebih dalam mengenai fenomena dan situasi yang
mereka alami pada saat berada diLAPAS kelas IIB Banyuwangi.
Langkah berikutnya peneliti menyusun instrument yang berupa skala,
yaitu skala prilaku agresif dan skala sikap frustasi. Selanjutnya peneliti
mengajukan kembali permohonan kepada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Banyuwangi untuk melaksanakan uji coba instrument kepada subjek narapidana

13
remaja sebanyak 12 sampel yang diambil dari tingkat kesalahan 5% namun
karena hasil validitas belum dapat dibuktikan maka dari populasi narapidana
remaja di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Banyuwangi sebanyak 74 orang
maka peneliti mengambil uji coba terpakai semua.

Analisa Data
Uji Validitas
a. Sikap Frustasi
Berdasarkan ketentuan tersebut didapatkan pada skala sikap frustasi
menunjukkan bahwa 20 item valid dan 8 item gugur dari 28 item yang ada. Hasil
perhitungan uji validitas item sikap frustasi (rxy) berkisar antara 0.364 – 0.726.
a. Perilaku Agresi
Hasil uji validitas pada item uji coba skala perilaku agresi terdapat 5 item
valid dan 25 item gugur. Adapun tabel hasil uji coba validitas item yang
menunjukkan item valid dan item gugur adalah sebagai berikut :
Hasil perhitungan uji validitas item variabel regulasi diri diperoleh angka
koefisien korelasi validitas (rxy) berkisar antara 0.429 – 0.813.. Perbaikan skala
yang dilakukan peneliti terhadap skala perilaku agresi terjadi terhadap item yang
gugur, meskipun masih ada beberapa item yang masih gugur.
Uji Reliabilitas
a. Sikap Frustasi
Hasil uji reliabilitas untuk penelitian uji coba skala Frustasi diperoleh nilai
koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,763, sedangkan uji reliabilitas skala regulasi
diri pada penelitian sesungguhnya diperoleh nilai koefisien Crobach Alpha
sebesar 0,595. Perbaikan item yang dilakukan penelitian membuat adanya
perbedaan terhadap nilai koefisien Cronbach Alpha.
b. Perilaku agresi
Hasil uji reliabilitas untuk penelitian uji coba skala agresi diperoleh nilai
koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,821, Berdasarkan nilai koefisien yang
diperoleh, maka skala perilaku agresi dapat dinyatakan reliabel. Perbaikan item

14
yang dilakukan penelitian membuat adanya perbedaan terhadap nilai koefisien
Cronbach Alpha.
Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada variabel sikap Frustasi
memiliki nilai (D = 0,118) dan nilai Kormogrof – Sminov ( Z = 0,689)
sedangkan pada skala perilaku Agresi memiliki nilai D sebesar 0,138) dan
nilai Kormogrof – Sminov ( Z = 0,813)..
b. Uji Linieritas
Linieritas dari kedua variabel dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara nilai F hitung dengan F table yaitu jika nilai F hitung >F table

(0,05), maka variabel pada penelitian ini tidak linier, dan sebaliknya jika nilai F
hitung < F table (0,05), maka variabel pada penelitian ini linier.
Hasil dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
Sikap frustasi dengan perilaku agresi memiliki signifikansi 0.01 sehingga variabel
tersebut dapat dikatakan linier, sehingga uji korelasi regresi dapat dilakukan untuk
menguji hipotesis.
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan rumus regresi

terhadap kedua variabel, didapatkan nilai koefisien korelasi rhitung sebesar 0.679

dengan nilai p = 0.01. Subyek dalam penelitian ini adalah 74 orang maka rtabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan demikian nilai rhitung ≥ rtabel

dan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini dapat

diterima, yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap frustasi terhadap

perilaku agresif narapidana di lembaga pemasyarakatan kelas IIB Kabupaten

Banyuwangi. Pengaruh tersebut sebesar 51.2 %.

15
Pembahasan
Hasil dari analisa yang telah dilakukan peneliti, terdapat pengaruh yang
signifikan antara sikap frustasi terhadap perilaku agresif narapidana di lembaga
pemasyarakatan kelas IIb Kabupaten Banyuwangi dengan koefisien korelasi (rxy)
sebesar 0.679 dengan taraf signifikansi p = 0,01 yang menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini dapat diterima sedangkan nilai koefisien korelasi (rxy) =
0.679.
Frustasi merupakan salah satu faktor pemicu perilaku agresif. Frustasi
merupakan suatu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi dan tujuan
tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan mengalami satu barrier/halangan
dalam usahanya mencapai satu tujuan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dengan kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh antara sikap frustasi terhadap perilaku agresif narapidana di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kabupaten Banyuwangi dengan (R Scuare)=

0,512, yang bermakna bahwa perilaku agresif narapidana remaja dipengaruhi oleh

sikap frustasi sebesar 51,2%, Dengan taraf signifikansi 0,01%.

Saran
Saran dari peneliti terhadap pihak-pihak yang berkaitan langsung terhadap
penelitian ini:
1. Bagi Lapas
Dapat dijadikan sebagai program pendampingan bagi narapidana remaja
sehingga dapat mengetahui dan meminimalisir perilaku agresif yang muncul.
2. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat meneliti lebih spesifik mengenai sikap frustasi dan
menambah jumlah populasi dan sampel agar hasil alat ukurnya jauh lebih baik dan

16
valid. Selain itu, diharapkan juga dapat meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku agresif pada narapidana remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Adji. (2002), Segmentasi Perilaku Manusia. Cetakan Pertama. Bandung:


Eresco.
Anastasia. (2009). Hubungan Antara Gaya Manajemen Konflik dengan
Kecenderungan Perilaku Agresif Narapidana Usia Remaja di Lapas
Anak Pria Tangerang. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Arikunto. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktek. Jakarta.
Rineka Cipta
Azwar, Syaifudin. (2002). Perancangan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Baron. (2011), Copyng with aggressive behavior. (edisi Indonesia).Jakarta:
Gramedia.
Budi, Hafsah.(2009). Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh
Authoritarian, Asertvitas dan Tahap Perkembangan Remaja pada Anak
Binaan Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo Jawa Tengah,
Universitas Gadjah Mada, Fakultas Psikologi
Chaplin,(2003), Kamus Lengkap Psikologi. Penterjemah Kartini Kartono.Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Dafidof. Linda L. 2007. Introduction of Psychology. New York : McGraw Hill
Book Company
Dollard.(2003). Human Aggression. New York. Institute of Human Relations.
Yale University
Fromm, (2002), Agresi Narapidana, Sebab dan akibatnya. Penterjemah Hartati
W. S. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Gunarsa. (2005),Teori-teori kepribadian. Bandung: Alumni Press
Gresham M Skykes. (1985), American sociologist and criminologist. New York
:Prisons
Hadi. ( 2004 ). Metodologi Research. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan). Alih bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo. Edisi
kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Irianto, S. & Nurtjahyo, L. I. (2006). Persidangan: Pemantuan Pemidanaan
Peradilan. Editor: B. Rahmanto. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

17
Kartini, Kartono. (2003). Kamus Psikologi, Bandung: CV Pioner Jaya
Kharisma. (2007). Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku agresifitas pada
Narapidana di LAPAS Kelas II A Sidoarjo. Universitas Surabaya:
Fakultas Psikologi
Prabowo, Riyanti (2010) Psikologi Remaja, Jakarta: PT Gramedia
Sarwono, Sariito Wirawan . 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Simorangkir. (2004). Lembaga Pemasyarakatan Dalam Persfektif Sistem
Peradilan Pidana. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Sugiyono, (2008).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cetakan IV
Bandung: Alfabeta.
Scheneiders. 2004. Social learning theory. Englewood Cliffs, New Jersey.
Prentice Hall-Inc.
Usman, Husaini. (2004). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Woodworth, (2009), Childeren development throught addolesence. New York :
John Wiley and Sons.

18

Anda mungkin juga menyukai