learning
Pandemi COVID-19 telah menjadi trending topic pada berbagai riset di bidang pendidikan
dewasa ini (Sintema, 2020). Dampak virus yang menyebar secara cepat dan masif tersebut
mampu menarik perhatian kaum akademisi bidang pendidikan untuk melahirkan varian riset
multiperspektif. Berbagai negara mengambil kebijakan, tak terkecuali Indonesia, dengan
mengurangi segala bentuk aktivitas di berbagai kegiatan akademis yang memungkinkan
terjadinya kontak fisik (physical distancing) dan kerumunan massa (social distancing) dalam
jumlah berlebih (Koning, Rop, & Paas, 2020) Cepatnya penyebaran pandemi disertai kebutuhan
akan respon cepat tanggap di segala lini, termasuk institusi pendidikan yang hanya memiliki
waktu singkat untuk mempersiapkan sistem pengajaran jarak jauh (distance learning).
Lembaga dan sistem pendidikan harus mempertimbangkan upaya khusus guna membantu
peserta didik yang orang tuanya belum bisa mendukung sepenuhnya atau yang kondisi
lingkungan rumahnya tidak kondusif untuk belajar. Bagi orang tua dan wali yang masih diliputi
kecemasan terkait masalah ekonomi keluarga, kegiatan belajar di rumah bagi peserta menjadi hal
yang tidak mudah apalagi di masa pandemi COVID-19. Mereka seringkali tidak memiliki
peralatan dan konektivitas yang mendukung bagi kelancaran kegiatan belajar anak-anak mereka
sehingga pembelajaran daring selama pandemi justru dapat menambah masalah baru (Purwanto,
Pramono, Ashari, Santoso, & Mayesti, 2020). Oleh karenanya, pendekatan pembelajaran yang
dapat dijadikan opsi solutif untuk pengajaran jarak jauh ialah dengan menggunakan
pembelajaran asinkron, baik melalui media Edmodo (Herlambang & Hidayat, 2016), Schoology
(Mustakim, Shoffa, & Hidayatullah, 2019), maupun e-modul berbasis aplikasi android
(Mahendra & Mariono, 2019).
Pandemi COVID-19 telah membuka peluang semakin berkibarnya konsep Merdeka Belajar
menuju tataran praksis-implementatif di dunia pendidikan. Langkah tersebut telah membawa
pada sudut pandang baru bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk senantiasa melakukan
pembaharuan pola pembelajaran serta perangkat kurikulum yang menyertainya guna
mewujudkan tujuan pembelajaran dan menghasilkan insan pebelajar yang kreatif, inovatif dan
berkembang. Abidah, dkk. (2020) menegaskan bahwa pemerintah melalui Kemdikbud terus
melakukan upaya penetrasi regulasi
Kondisi wabah COVID-19 menggugah para peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
baru dengan cara mengkonstruk pengetahuan yang telah ada sebelumnya dengan pengalaman
yang secara nyata dialami saat ini. E-learning memberi stimulus yang bersifat generatif. Ia
memberikan makna baru dari konsep konvensional yang selama ini dijalani oleh para peserta
didik melalui pertemuan tatap muka di kelas. Dalam hal ini, pengajar memiliki fungsi utama
sebagai fasilitator melalui pembelajaran berbasis e-learning yang diterapkan.
Dikutip dari CNN Indonesia pengamat Pendidikan dari Center Of Education Regulations
And Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan berbagai kendala
pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang ada ditengah wabah virus corona membuktihkan bahwa
pendidikan diindonesia ketinggalan zaman. Dia menilai sector Pendidikan Indonesia tak siap
menghadapi abad 21. Dampak krisis pandemi corona yang dialami di sector Pendidikan, kata
indra bukan berarti pemerintah harus membuat kurikulum darurat corona seperti yang
dikehendaki Mendikbud Nadiem Makarim. Ia berpendapat kurikulum sekarang sebenarnya bisa
diberdayakan untuk pembelajaran jarak jauh. Namun yang menjadi kendala ada pada
kemampuan pemahaman tenaga pendidik dan keterbatasan fasilitas. Menurut pengamatannya
guru belum memaksimalkan kurikulum dalam mengajar disekolah. Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menerima setidaknya 213 keluhan siswa soal tugas menumpuk selama
pembelajaran jarak jauh, Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
(PPPA) mendapati 58 persen anak mengaku tidak senang menjalani program Belajar dari
Rumah.
Proses belajar lewat daring tidak pernah terencana sebelumnya. Banyak ketidak siapan
mengenai proses belajar lewat daring. Menurut hemat penulis jauh sebelum dikeluarkan
kebijakan “belajar dari rumah akibat dari adanya virus corona” Menteri Pendidikan dan
kebudayaan nadiem makarim telah mengeluarkan gagasan”merdeka belajar”. Merdeka belajar
adalah kemerdekaan berpikir. Dimana ada empat isu penting dalam gagasan merdeka belajar
yang diluncurkan oleh Menteri nadiem makarim yaitu diterapkan ujian yang diadakan hanya oleh
sekolah,ujian nasional dihapus digantikan dengan assessment kompetensi minimum dan survey
karakter, perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang hanya satu lembar, dan naiknya
kuota prestasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) dari sebelumnya 15% menjadi 30%.
Kemajuan teknologi informasi tersebut menciptakan peluang bagi guru dan siswa untuk
tetap menjalankan kewajiban dan hak secara seimbang.Artinya, guru tetap melakukan kewajiban
mengajar dan siswa tetap menerima hak memperoleh pembelajaran dari guru.Dengan demikian,
pandemi Covid-19 turut mempercepat program merdeka belajar.
Daftar Pustaka
Hikmat, Hermawan, E., Aldim, & Irwandi. (2020). Efektivitas Pembalajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 : Sebuah Survey Online. Digital Library, UIN SUnan Gung Djati,
Bandung, 1–7. http://digilib.uinsgd.ac.id/30625/
Ilmi, Z., Darma, D. C., & Azis, M. (2020). Independence in Learning, Education
Management, and Industry 4.0: Habitat Indonesia during COVID-19. Journal of Anthropology
of Sport and Physical Education, 4(4), 63–66. https://doi.org/10.26773/jaspe.201010
Kristanto, Y. D. (2020). Covid-19, Merdeka Belajar, dan Pembelajaran Jarak
Jauh. Https://Creativecommons.Org/Licenses/By/4.0/, 1–12.
Saputra, R., Kurniawan, N. A., Aiman, U., Alfaiz, A., & Sari, D. K. (2020). Urgensi
Pendidikan Berpikir Kritis Era Merdeka Belajar Bagi Peserta Didik. Tarbawi: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 16(01), 111–116.
Setiawan, W. (2020). Merdeka Belajar: Konsepsi dan Implementasi pada Pengelolaan
Sekolah di Era Digital. Kemendikbud: Merdeka Belajar.
Sri, S. (2020). INOVASI PEMBELAJARAN DARING DALAM MERDEKA BELAJAR. 9(2).
Yamin, M., & Syahrir, S. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah
Metode Pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(1), 126–136.
https://doi.org/10.36312/jime.v6i1.1121