Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstract
Eastern parts of Indonesia have a specific climate condition which is to some extent
appropriate for beef cattle development . In this area, the local feed resouces,
especially forages are abundant which can support cattle feedstuffs . There are large
forage production areas, but their productivities are fluctuated with climate changes .
The maximize the use of overproduced forage during wet season, the application of
forage conservation technology is urgently needed . These conserved forages then may
be used during tong dry season when the availability and production of forage decrease .
Another strategy to improve forage utilization is by feeding supplementation with
legume aor other feedsfuffs which are rich in protein content . For tong term, Eastern
Indonesia should develop a specific supplementation strategy based on locally available
feed resource to support fattening of beef cattle .
Pendahuluan
Salah satu bentuk dukungan terhadap Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan yang dicanangkan tanggal 11 Juni 2005 oleh pemerintah adalah dengan
dicanangkannya Program Percepatan Swasembada Daging Sapi pada tahun 2010 . Kebutuhan
daging nasional meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk . Kebutuhan daging
tersebut dapat dipenuhi dari (1) daging unggas, (2) daging sapi, (3) daging kambing-domba
serta (4) daging babi . Dari ke empat jenis daging, hanya kebutuhan daging sapi yang belum
dapat dipenuhi dari pasokan dalam negeri . Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional
dilakukan impor baik dalam bentuk daging beku maupun sapi bakalan hidup .
Program Swasembada Daging 2010 dilakukan dapat direalisasikan peningkatan populasi dap
produktivitas sapi potong karena dalam kurun waktu 1994 - 2002 populasi sapi potong
mengalami penurunan sebesar 3,1 % per tahun . Peningkatan populasi dan produktivitas harus
mempertimbangkan kondisi wilayah yang ada saat ini (Puslitbang Peternakan, 2006) .
Beberapa propinsi yang merupakan daerah padat ternak terdapat di Kawasan Indonesia Timur
yang mempunyai iklim spesifik dengan musim kemarau yang lebih panjang (Chaniago et al.,
1993) .
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan (sekitar 70%) dan faktor genetik
hanya sekitar 30% . Diantara faktor lingkungan tersebut, aspek pakan mempunyai pengaruh
Komposisi formulasi ransum sapi potong yang merupakan temak ruminansia dapat bervariasi
luas, tanpa memberikan pengaruh nyata terhadap tampilan produktivitas temak. Hal yang
paling pokok untuk diperhatikan adalah keseimbangan nutrisi dan strategi ransum yang
diberikan . Salah satu hal penting dalam strategi pemberian pakan pada sapi potong adalah
pemberian pakan yang sesuai dengan anatomi saluran pencemaan, karena ternak ruminasia
mengalami perkembangan saluran pencernaan yang sangat rumit mulai dari fase ternak muda
hingga dewasa (Cullison, 1979) . Pada prsinsipnya pemberian pakan sapi potong dapat
dibedakan menjadi
Pakan terbaik untuk pedet prasapih adalah susu . Konsentrat perlu diberikan sejak pedet umur
2 minggu . Apabila konsentrat murah, pemberian konsentrat dapat mencapai 80% atau
sebaliknya jika hijauan kualitas baik murah, maka pemberian hijauan dapat mencapai 80%.
Pakan untuk kelompok ini diusahakan semurah mungkin tanpa berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan kesehatan ternak . Jika hijauan murah maka 90% pakan dapat berupa hijauan
bahkan dapat diberikan 100% apabila tersedia hijauan leguminosa, namun apabila konsentrat
murah maka jumlah pemberian konsentrat dapat mencapai 90%.
Pakan Menyusui
Pakan kualitas baik diperlukan untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas susu .
Kecukupan pasokan protein dan energi merupakan sarat utama untuk sapi menyusui .
Pemberian konsentrat tinggi hingga 90% lebih dianjurkan untuk sapi menyusui didaerah
panas . Pemberian hijauan kualitas rendah dalam jumlah tinggi dapat menurunkan produksi
susu dan menghambat pertumbuhan anak .
TDN :Min 60
Protein Kasar : Min 12
Ca :0,9 - 1,2
P :0,6 - 0,8
Strategi pemberian
Walaupun telah banyak hasil penelitian tentang teknologi pengolahan (perlakuan) limbah
pertanian untuk dijadikan pakan ternak, tetapi penerapannya di lapangan masih sangat kecil .
Oleh karena itu sejak TA 2001 staf peneliti Loka Penelitian Sapi Potong terus melakukan
kegiatan penelitian nutrisi dan pakan yang mudah untuk diaplikasikan, murah dan ekonomis ;
diantaranya tentang teknologi RANSUM BERPROTEIN RENDAH, dan SUPLEMENTASI
berbasis pakan limbah pertanian, perkebunan dan agro-industrinya . Martawijaya (2003)
menyebutkan, bahwa berbagai perlakuan terhadap limbah pertanian (jerami padi) untuk
meningkatkan kandungan nutrisinya telah banyak digunakan ; namun untuk pemanfaatan
pakan di peternak kecil, tampaknya suplementasi dengan hasil samping agro-industri
pertanian ataupun tanaman leguminosa merupakan pilihan yang mudah untuk diterapkan .
Pakan dan air minum hendaknya diberikan secara bebas terkontrol sesuai dengan kemauan
ternak. Pedoman praktis untuk menentukan kecukupan pakan adalah
• Skor Kondisi Tubuh sapi menyusui 5-6 (untuk skor 1-9) ; pedet dan lainnya > 7 .
• Puncak produksi susu terjadi pada bulan 1 s.d 2 dan dapat bertahan hingga bulan ke 5 atau
lebih .
• Pertumbuhan pedet normal, perut tidak buncit dan birahi pertama pada umur < 14 bulan
(bobot badan >230kg pada sapi PO) .
• Birahi pertama setelah melahirkan sekitar 60 hari .
• Untuk meningkatkan keuntungan usaha, maka selalu gunakan bahan pakan potensial
setempat yang belum umum digunakan peternak lain .
• Jika takut beracun, bahan layukan terlebih dahulu, berikan sedikit demi sedikit .
• Jika ternak kembung segera berikan pertolongan pertama dengan memberikan minyak
goreng, larutan asam atau cuka, air soda dan segera hubungi petugas dinas.
Kondisi Umum
• Berdasarkan tampilan eksterior induk dan sapi jantan muda, dapat diperkirakan bahwa
mutu genetik sapi di Indonesia Timur cukup baik dan tidak kalah dengan kualitas sapi Bali
di Bali atau sapi SO tidak kalah dengan sapi PO di Jawa (Astuti, 2004).
∎ Harga sapi jantan bakalan dengan bobot lebih kecil lebih murah dibandingkan dengan
bobot badan (BB) lebih besar. Kondisi ini tentunya memberikan keuntungan ganda bagi
usaha penggemukan yaitu keuntungan dari harga per kg bakalan akibat kenaikan grade
(kelompok) BB dan keuntungan berikutnya diperoleh dari selisih biaya dan nilai PBBH
yang dicapai . Di daerah usaha penggemukan intensif (Jawa dan Bali), harga per kg BB sapi
bakalan dengan BB semakin kecil akan lebih mahal dibandingkan dengan BB yang lebih
besar.
• Sapi betina, dan jantan s .d. umur 1,5 tahun, sistem pemeliharaan dilakukan secara ekstensif
s.d semi intensif. Pengawasan terhadap sapi bunting tua dan sapi sakit perlu mendapatkan
perhatian lebih, bila perlu digembalakan secara khusus atau sementara tidak digembalakan .
• Sapi jantan umur lebih satu tahun setengah sebaiknya diikat/ dikandangkan dan diberikan
pakan semi intensif s .d intensif untuk tujuan penggemukan . Pakan utama terdiri atas
rumput alam yang banyak tersedia di daerah setempat, diberikan ad-libitum, terutama
dipilih rumput yang tidak terlalu tua. Pakan tambahan yang dianjurkan adalah dedak dan
atau singkong/gaplek sebanyak 1 - 1,5% BB. Jika daya beli masyarakat rendah, maka
pakan tambahan yang dianjurkan adalah leguminosa (lamtoro, gamal, daun kacang-
kacangan, dll .), diberikan secara kontinyu/ setiap hari dengan jumlah minimal (kondisi
segar) 4% BB yang dikombinasikan dengan pakan lain yang mudah didapat (rumput alam
atau jerami) yang disediakan ad-libitum .
• Obat cacing diberikan secara rutin (setiap 6 bulan), terutama pada awal penggemukan .
• Rumput alam di daerah setempat sangat melimpah, namun kegitan penyimpanan pakan
sebagai cadangan pada musim sulit pakan belum umum dilakukan . Perilaku untuk
menyimpan pakan perlu ditumbuhkan sehingga kendala kesulitan pakan dengan biaya
murah dapat teratasi .
• Kesulitan pakan pada musim sulit pakan terutama akhir musim kemarau dan atau setelah
dilakukan pembakaran padang pengembalaan dapat teratasi dengan budaya menyimpan
pakan pada saat produksi rumput alam melimpah. Perlu dilakukan penyimpanan pakan
dengan cara sederhana yaitu penyimpanan pakan dalam bentuk kering (hay) .
• Hay yang berasal dari rumput alam dapat difungsikan sebagai pakan sumber serat,
sedangkan hay yang berasal dari rumput muda atau hasil ikutan tanaman kacang tanah dan
daun leguminosa difungsikan sebagai pakan sumber protein.
• Untuk menunjang program penggemukan berbasis pakan setempat, perlu dikembangkan
budidaya untuk menanam ubi kayu yang diarahkan sebagai sumber energi .
Tabel 1 Hasil samping tanaman pertanian yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak
Harga
No Bahan Rp/kg Ket
Satuan RP
Rumput alam/ lapangan Truk 150.000 250 Kering
Jerami padi Truk 150.000 250 Kering
Jerami kacang tanah Truk 200 .000 275 Kering
Jerami jagung Truk 200 .000 275 Kering
Dedak padi kg 1 .500 1 .500 Kering
Gaplek kg 1 .000 1 .000 Kering
Ubi kayu kg 1 .500 1 .500 Segar
Daun leguminosa kg PM PM Segar
* kondisi harga pada saat sulit pakan (Juni-Juli) di Sumba Timur .
• Sumber serat adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan serat kasar (SK) >18%,
contohnya limbah pertanian, rumput tua, kulit biji polong-polongan, dll . Nilai biologis
rendah sehingga penggunaanya perlu dibatasi untuk dikombinasikan dengan pakan lainnya .
• Sumber energi adalah bahan-bahan yang memiliki kadar protein kurang dari 20% dan serat
kasar kurang dari 18% atau dinding selnya kurang dari 35%, contohnya biji-bijian, kacang-
kacangan, umbi-umbian dll . sangat cocok diberikan pada sapi yang digemukkan.
Pemberian dalam jumlah besar dapat mempercepat penggumukan .
• Sumber protein adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan protein kasar >20% baik
bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti bungkil-bungkilan, maupun yang
berasal dari hewan. Harga bahan pakan ini cukup mahal sehingga pemberiannya lebih
diarahkan untuk ternak penggemukan, atau sapi menyusui . Apabila dilokasi setempat harga
bahan pakan ini murah, maka penggunaannya dapat dioptimalkan.
• Sumber mineral adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi,
misalnya garam dapur, kapur, grit kulit bekicot, grit kulit kerang, dli . Manfaat adalah
sebagai bahan pelengkap dan penggunaannya dalam ransum tidak banyak yaitu sekitar 1
s.d. 2 %.
• Industri pakan komplit belum dapat dikembangkan secara meluas untuk mendukung
pengembagan usaha peternakan rakyat karena ketersediaan pakan sumber serat sangat
melimpalt . Industri pakan komplit lebih diarahkan untuk mendukung pengembangan usaha
komersial dengan jumlah pemilikan temak penggemukan cukup banyak, tenaga kerja
terbatas, penampungan ternak sementara, kegiatan transportasi ternak, atau pada saat
musim sulit pakan . Pengembangan industri pakan untuk memproduksi konsentrat akan
lebih bermanfaat dibandingkan dengan industri pakan komplit .
• Bahan dasar utama konsentrat terdiri atas ubi kayu, dedak, mineral dan tepung daun
leguminosa (apabila harga tepung daun sampai di pabrik < Rp 550/kg) .
• Program jangka panjang untuk mendukung peningkatan potensi bahan baku lokal serta
jaminan keberlanjutan proses produksi pakan, maka diperlukan upaya pengembangan
tanaman strategis seperti ubikayu secara luas di wilayah Indonesia Timur.
Untuk meningkatkan pendapatan usaha ternak, maka selalu gunakan bahan pakan murah dan
belum umum digunakan oleh peternak namun tetap berkualitas secara biologis (in vivo).
Petunjuk praktis tentang kabaikan, kekurangan dan cara pemberian bahan pakan disajikan
dalam Tabel 2 .
Jerami padi, Sebagai pengenyang Gizi rendah ; Diberikan dalam jumlah sedikit,
jerami jagung, pemberan tambah dicacah terlebih dahulu, atau dilakukan
atau rumput tua banyak, teknologi pengolahan
mengakibatkan
ternak tambah kurus
Rumput muda Gizi tinggi, kesukaan Dapat menyebabkan Dapat diberikan ad-libitum setelah
tinggi mencret, atau dilayukan, atau pemberiannya
kembung dicampur dengan jerami atau rumput
tua.
Kacang-kacangan Gizi tinggi terutama Ketersediaan Bahan pakan yang berupa daun muda
(kedelai, kacang protein . Sangat baik terbatas, harga mahal, pemberiannya perlu dilayukan, atau
tanah, kacang untuk sapi pembesaran terkarlang dapat pemberiannya dicampur dengan jerami
hijau, dll) penggemukan, atau menyebabkan atau rumput tua. apabila tidak timbul
menyusui mencret atau mencret, ketersediaan banyak maka
kembung terutama dapat diberikan ad-libitum
yang dipanen umur
muda.
Dedak padi Saat panen harga murah Pemalsuan dedak Pilih dedak yang halus dan baru .
dan mudah, kesukaan tinggi, dan Difisiensi Ca dapat diatasi melalui
tinggi . Dedak padi halus kandungan mineral penambahan kapur dalam ransum .
sangat baik untuk usaha Ca rendah Apabila ketersediaan banyak dan
penggemukan atau murah, maka dapat diberikan ad-
menyusui . libitum
Singkong dan Energi tinggi cocok Dapat mengakibatkan Ubi atau daun singkong singkong dapat
hash ikutannya untuk penggemukan, mabuk HCN dicacah dan dilayukan . Apabila ternak
sapi bunting tua hingga terutama ternak yang belum terbiasa maka sebaiknya
menyusui belum terbiasa . HCN diberikan dalam keadaan kering, atau
merupakan asam layu . Bagi ternak yang telah terbiasa,
yang mudah maka pengeringan dan pelayuan tidak
menguap dan mudah perlu dilakukan dan diberikan
tercuci dengan air . semaksimal mungkin .
Daun-daunan Gizi tinggi terutama Ketersediaan terbatas Apabila jumlahnya terbatas, maka
leguminosa protein . Sangat baik jumlah pemanenan perlu diatur
lainnya (daun untuk sapi pembesaran, sehingga pemberiannya dapat
amtoro, gamal penggemukan, atau dilakukan sepanjang tahun.
menyusui Kekurangan pakan perlu dikombinasi
dengan bahan pakan melimpah lainnya
atau bahan pakan kualitas rendah
misalnya jerami dan rumput tua .
Kesimpulan
Strategi khusus untuk pengembangan sapi potong untuk usaha peternakan rakyat di Kawasan
Timur Indonesia yang perlu diterapkan adalah dengan pemberian pakan baik hijauan maupun
konsentrat yang spesifik lokasi dan sebagai program jangka panjang diperlukan penanaman
ubi kayu sebagai bahan suplemen pakan yang murah dan berkualitas tinggi . Selain itu
pengawetan hijauan perlu dilakukan untuk penyediaan pakan selama musim kemarau .
Pengembangan industri pakan yang memproduksi konsentrat sebagai bahan suplemen untuk
usaha sapi potong komersial lebih disarankan dibandingkan yang memproduksi pakan
komplit karena potensi sumber serat di Kawasan Timur Indonesia sangat tinggi .
Daftar Pustaka
Astuti, M . 2004 . Potensi dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Peranakan Onggole (PO) .
Wartazoa 14 (3) . 2004 . Puslitbang Peternakan . Bogor .
Cullison, 1979 . Feed and Feeding . Second Edition . A Prentice Hall Company. Reston- Virginia.
Hardianto, R dan Suharyono . 2002 . Kajian pemanfaatan limbah pertanian dan limbah agroindustri
bahan baku pakan ternak di kabupaten Tulungagung . Laporan Hasil Studi Kerjasama BPTP
Jawa Timur dengan Bappeda Kabupaten Tulungagung. Malang, Jawa Timur .
Martawijaya, M . 2003 . Pemanfaatan jerami padisebagai pengganti rumput untuk ruminansia kecil .
Wartazoa . 13 . (3) : 119-127 .
Puslitbang Peternakan. 2006 . Rencana Tindak Program Menuju Kecukupan Daging Sapi . 2010 .
Puslitbang Peternakan. Bogor.
Teleni E, R.S .F . Campbell and D . Hoffman . 1993 . Draught Animal Systems and Management : An
Indonesian Study. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra.
Australia .