Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi


diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal,
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu.

Intelektual ialah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk


bekerja,belajar,membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan
tentang berbagai gagasan.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Jika peserta didik mendapat tekanan mental, yang harus dilakukan oleh pendidik
adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi peserta didik ketika di dalam kelas. Setelah
pendidik mengetahui kondisi peserta didiknya, pendidik melaporkan ke binbingan
konseling agar bk bias menangani kondisi anak tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Kognitif ?


2. Apa yang dimaksud dengan Teori Piaget dan Teori Vygotsky?
3. Bagaimana diagnosis depresi dan kecemasan ?

1.3 TUJUAN

1. Memahami arti atau definisi Kognitif


2. Memahami arti tentang Teori Piaget dan Teori Vygotsky
3. Memahami diagnosis depresi dan kecemasan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kognitif

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), dan evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori
behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan
dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

2.2 Teori Piaget

2.2.1 Konsep dalam teori piaget

1. Intelegensi
Claparede dan stren mengartikan intelegensi sebagai suatu adaptasi mental pada
lingkungan baru. Gardner (1993) menjelaskan intelegensi sebagai kemampuan
untuk memecahkan persoalan – persoalan.
2. Organisasi
Organisasi menunjuk pada tendensi semua spesies untuk mengadakan
sistematisasi dan mengorrganisasi proses – proses mereka dalam suatu sistem
yang koheren baik secara fisik maupun psikologis
3. Skema
Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
4. Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan presepsi,
konsep, atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada didalam
pikirannya. Asimilasi sebagai suatu proses untuk menempatkan rangsangan yang
baru kedalam skema yang telah ada.
5. Akomodasi
Dapat terjadi bahwa dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru,
seseorang tidak dapat mengasimilasi pengalaman yang baru itu dengan skema
yang telah dia miliki. Hal ini terjadi karena pengalaman yang baru itu sama sekali
tidak cocok dengan skema yang ada

2
6. Ekuilibrasi
Dalam perkembangan kognitif, diperlukan kesetimbangan antara asimilasi dan
akomodasi. Proses itu disebut ekuilibrium.disekuilibrium adalah keadaan tidak
setimbang antara asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah proses bergerak
dari keadaan disekuilibrium ke ekuilibrium.
7. Adaptasi
Cara beradaptasi setiap jenis makhluk hidup berbeda, bagi setiap individu dalam
jenis yang sama, maupun bagi tahap yang satu ketahap yang lain dalam 1
individu.
8. Pengetahuan Figuratif dan Operatif
Pengetahuan Figuratif didapatkan dari gambaran langsung seseorang terhadap
objek yang dipelajari. Misalnya pengetahuan antar nama-nama kota. Pengetahuan
Operatif didapatkan karena orang tersebut mengadakan operasi terhadap objek
yang dipelajari, misalnya pengetahuan anak akan kaitan nama kota dengan situasi
manusianya dengan kota- kota yang lain

2.2.2 Tahapan Perkembangan Kognitif

Piaget mengelompokkan tahapan-tahapan perkembangan kognitif seoran anak


menjadi 4 tahapan :

1. Sensorimotor (umur 0-2 tahun)


Tahapan paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai
sekitar berumur 2 tahun. Pada tahapan ini, intelegensi anak lebih didasarkn pada
tindakan inderawi anak terhadap lingkunganya, seperti melihat, meraba,
menjamah, mendengar, membau, dll. Pada tahapan ini, anak belum dapat
berbicara denga bahasa. Anak belum mengetahui bahasa simbol untuk
mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada didekatnya.
2. Tahap Praoperasional
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi
berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang
teroganisasikan. Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan
menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada pertingkat ini
bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Hal ini ditandai dengan
ciri-ciri:
1. Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau deduktif
tetapi tidak logis.
2. Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan
sebab akibat secara tidak logis.
3. Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya
4. Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu
mempunyai jiwa seperti manusia.
3
5. Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat
atau di dengar.
6. Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk
menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya.

2.2.3 Tahap Operasional Konkrit

Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran
logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap
ini, anak telah hilang kecenderungan terhadap animism dan articialisme.
Egosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas-tugas konservasi
menjadi lebih baik. Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada
tahap operasional kongkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan
tugas-tugas logika. (Matt Jarvis, 2011:149 150). Sebagai contoh anak-anak yang
diberi tiga boneka dengan warna rambut yang berlainan (edith, susan dan lily),
tidak mengalami kesulitan untuk mengidentifikasikan boneka yang berambut
paling gelap. Namun ketika diberi pertanyaan, “rambut edith lebih terang dari
rambut susan. Rambut edith lebih gelap daripada rambut lily. Rambut siapakah
yang paling gelap?”, anak-anak pada tahap operasional kongkrit mengalami
kesulitan karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan
lambang lambang.

2.2.4 Tahap Operasional Formal

Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak
dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang
lebih kompleks. ( Matt Jarvis, 2011:111). Kemajuan pada anak selama periode ini
ialah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia
mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Anak-anak sudah mampu
memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh sisi argumen dan karena
itu disebut operasional formal.

2.3 Teori Vygotsky

2.3.1 Definisi Teori Vygotsky

Teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal
dari pembelajaran dan penekanannnya pada lingkungan sosial pembelajaran.
Menurut Teori Vygotsky, fungsi koognitif manusia berasal dari interaksi sosial
masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga yakin bahwa
pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangana tugas- tugas yang belum
dipelajari namun tugas- tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya atau
tugas-tugas itu berada dalam zona of proximal development.

4
BAB 3

PENUTUPAN

KESIMPULAN
Dari apa yang kiita bahas diatas bahwasanya koognitif mempelajari kondisi
intelektual dari diri manusia dan dalam kognitif terdapat beberapa teori salah satunya
piaget. Piaget lebih menitikberatkan pembahannya pada struktur kognitif. Ia meneliti
perkembaangan kognitif ini dari tahun 1927-1980, dan dia menyatakan cara berfikir anak
bukan hanya kurang matang dbandingkan dengan orang dewasa karna kalah
pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Piaget mengemukakan penjelasan
struktur kognitif tentang bagaimana anak mengembangkan konsep di duna sekitar
mereka.
Piaget menyatakan anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor yang
memberi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Dan teori ini juga membahas
bagaimana menangani orang yang depresi dan kecemasan. Biasanya anak yang
mengalami depresi mendapatan tekanan dari luar dan dari dalam dan orang tersebut
kurang bisa mengendaikan dirinya.

SARAN
Sebagai manusia yang non individual kita harus peduli dengan orang-orang yang
ada di lingkungan kita, dengan apa yang mereka alami sebagaimana apa yang telah kita
amati setiap harinya maka dari itu pedulilah, mengertilah dan bantulah dengan apa yang
kita bisa bantu karena semua orang pasti mempunyai masalah yang mungkin saja mereka
tidak mampu menghadapinya sendiri dan mereka mengalami apa yang telah kita jelaskan
diatas.

5
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Paul Suprano “TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN


PIAGET”,Yogyakarta: Karnisius, Cet 1 2006
 Suparno, P . 2006 . Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Karnisius

6
1. Apa beda teori Piaget dan Vygotsky ?
Perbedaan teori piaget dan vygotsky adalah dimana teori piaget menjelaskan tentang
perkembangan akal anak yang tidak dipengaruhi orang lain / dari diri sendiri. Sedangkan teori
Vygotsky menjelaskan tentang perkembangan akal anak yang dipengaruhi orang lain.
Konstruktivisme : 1. Asimilasi akomodasi 2. Scafoldins

2. Sebutkan dan jelaskan dari teori piaget


3. Apakah seluruh konsep piaget berkesetimbangan ?
4. Contoh skema – adaptasi
5. Tahap perkembangan pra-operasional ?
Sensorimotor 0-2 Tahun
Preoperational 2-7 Tahun
Operasional konkrit 7-11 Tahun
Formal operasional 11-15 Tahun

6. Cara menjadi guru ketika murid individual


*identifikasi
*refeal

Environmental st. moli control proses ->


SR – Attention -> Short term memory -> organisation -> long term memory
Recognitio meaningfullnes
Response

7
Implikasi teori kognitif terhadap pembelajaran
Siswa dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri. Artinya adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
setiap siswa dapat dibentuk oleh individu sendiri melalui interaksi dengan lingkungan yang terus-menerus
dan selalu berubah. Dalam berinteraksi dengan lingkungan, individu mampu beradaptasi dan
mengorganisasikan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan dalam struktur kognitifnya, pengetahuan,
wawasannya dan pemahamannya semakin berkembang. siswa juga mampu memodivikasi pengalaman yang
diperoleh melalui lingkungan, sehingga melahirkan pengetahuan atau temuan-temuan baru. Oleh karena
itu, proses pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge, tetapi juga bagaimana merangsang
struktur kognitif inadividu mampu melahirkan pengetahuan dan temuan-temuan baru. Kedua, perlu adanya
individualisasi dalam pembelajaran. Artinya, dalam proses pembelajaran, perlakuan terhadap individu harus
didasarkan pada perkembangan kognitifnya. kunci keberhasilan dalam belajar terletak pada kebermaknaan
bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus mampun
memberikan sesuatu yang bermakna bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai