Anda di halaman 1dari 85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR


PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I

SKRIPSI

Oleh:
NURUL FITRIANINGRUM
K2308106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
Januarito2013
user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR


PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I

Oleh:
NURUL FITRIANINGRUM
K2308106

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
Januarito2013
user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nurul Fitrianingrum


NIM : K2308106
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Fisika

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ANALISIS MISKONSEPSI GERAK


MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA
SMA KELAS X SEMESTER I” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Nurul Fitrianingrum

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, 10 Januari 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc


NIP. 19520116 198003 1 001 NIP. 19790502 200501 1 002
commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.

Pada hari : Selasa


Tanggal : 29 Januari 2013

Tim Penguji Skripsi:

Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M.ScSu.Si ........................


Sekretaris : Drs. Jamzuri, M.Pd Dh Raharjo, S. ........................
Anggota I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ........................
Anggota II : Dewanto Harjunowibowo, M.Sc ........................

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,

commit
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, to user
M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Nurul Fitrianingrum. ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR


PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X
SEMESTER I. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada tidaknya
miskonsepsi (2) persentase miskonsepsi dan (3) ada tidaknya identifikasi
keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar
dalam buku sekolah elektronik berikut ini: (a) Tri Widodo, Fisika untuk SMA dan
MA Kelas X (b) Dudi Indrajit, Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (c) Setya Nurachmandani, Fisika 1
untuk SMA/MA Kelas X cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat
Perbukuan Kemendikbud.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek
penelitian ini adalah konsep Gerak Melingkar di dalam ketiga buku tersebut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka dan wawancara tim ahli untuk mendapatkan konsep yang benar. Validitas
data dengan menggunakan teknik ketekunan atau keajegan pengamatan. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang terdiri
dari empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap
penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan
sebagai berikut: (1) tidak ada miskonsepsi (2) besar persentase miskonsepsi
adalah 0% (3) diidentifikasi keterangan lainnya meliputi: konsep benar, konsep
tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan
satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan,
dan perbaikan keterangan perumusan konsep Gerak Melingkar dalam ketiga BSE
cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Kemendikbud.

Kata Kunci: miskonsepsi, buku sekolah elektronik, gerak melingkar.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Nurul Fitrianingrum. THE ANALYSIS OF CIRCULAR MOTION


MISCONCEPTION IN PHYSICS ELECTRONIC BOOKS OF SENIOR
HIGH SCHOOL FIRST GRADE AT FIRST SEMESTER. Thesis, Teacher
Training and Education Faculty Sebelas Maret University. January 2013.
The research has purpose to investigate the books of physics, such as (1)
the existance of misconseptions, (2) the percentage of misconceptions, and (3)
other identification of aspects which has potential to cause misconception in
circular motion particularly. These books are: (a) Tri Widodo, Fisika untuk SMA
dan MA Kelas X, (b) Dudi Indrajit, Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, and (c) Setya Nurachmandani, Fisika
1 untuk SMA/MA Kelas X first edition 2009 published by Pusat Perbukuan
Kemendikbud.
The research is a descriptive qualitative research. The object of this
research is the circular motion’s concepts. The techniques of data collection in
this research were done by literature and interview the expertise to get the true
concept. The techniques of data validation was persistence or constancy of
observation. Data analysis technique that is used in this research is a qualitative
descriptive analysis consist of four stages; data collection, data reduction, data
display, and conclusions drawing and verifying.
Based on data analysis it can be concluded that: (1) there are no
misconceptions, (2) the percentage of misconceptions are 0%, and (3) other
descriptions identification are: correct concept, the concept does not exist, the
picture correction, writing notation correction, writing unit corrections, writing
formulation correction, writing result calculation correction, and correction for
writing explanation formula in correction the concept of circular motion in the
three electronic books.

Keywords: misconception, physics elektronic books, circular motion.

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”.
(Q.S.Al-Insyirah: 6-7)

“Barangsiapa yang menempuh perjalanan dengan tujuan untuk menuntut ilmu,


niscaya Allah akan memudahkan jalan ke surga”. (H.R Muslim)

“Impian harus tetap menyala dengan apapun yang kita miliki. Meskipun yang kita
miliki tidak sempurna. Meskipun itu retak-retak”. (Iwan Setyawan)

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :


1. Ibu dan Bapak yang senantiasa mendoakan
dan menjadi motivasi sampai akhir.
2. Mbak Annis dan Mas Amin yang selalu
commit to usersaudara tempat bernaung.
menjadi
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang senantiasa
mencurahkan berbagai macam nikmat, karunia serta inayah-Nya sehingga
penyusunan Skripsi dengan judul "Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar pada
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika SMA Kelas X Semester I" dapat
diselesaikan.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si Ketua Program Fisika jurusan P. MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Bapak Drs. Surantoro, M.Si Koordinator
Skripsi Program Fisika P.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk menyusun Skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah
banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc Dosen Pembimbing II yang telah
banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika
8. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2008.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak
kekurangan, namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Surakarta, Januari 2013

commit to user Penulis


x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7
1. Belajar ................................................................................. 7
a. Pengertian Belajar .......................................................... 7
b. Konsep ............................................................................ 7
c. Belajar Konsep ............................................................... 8
commit to user
2. Miskonsepsi ........................................................................ 9
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Konsepsi ......................................................................... 9
b. Prakonsepsi ..................................................................... 9
c. Miskonsepsi .................................................................... 9
d. Penyebab Miskonsepsi ................................................... 10
3. Buku Ajar ............................................................................ 12
a. Pengertian ....................................................................... 12
b. Karakteristik Buku Ajar ................................................. 13
c. Pandangan Ahli Pendidikan terhadap Buku Ajar ........... 14
d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar .................................... 15
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ................. 17
a. Pengertian Kurikulum .................................................... 17
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ............. 17
c. Silabus ............................................................................ 18
5. Materi Gerak Melingkar ...................................................... 18
B. Penelitian yang Relevan........................................................... 28
C. Kerangka Berpikir.................................................................... 29
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 32
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................. 32
C. Data dan Sumber Data ............................................................. 33
D. Pengumpulan Data ................................................................... 33
E. Uji Validasi Data ..................................................................... 35
F. Analisis Data ............................................................................ 36
G. Prosedur Penelitian .................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 42
A. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 42
B. Deskripsi Temuan Penelitian ................................................... 42
C. Pembahasan ............................................................................. 44
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 68
commit to user
A. Simpulan .................................................................................. 68
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Implikasi .................................................................................. 68
C. Saran ........................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70


LAMPIRAN .................................................................................................. 72

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Contoh Susunan Molekul Zat Padat dan Zat Gas yang Berpotensi
Menimbulkan Miskonsepsi.................................................................. 11
2.2. Benda Berotasi ..................................................................................... 19
2.3. Grafik Hubungan antara Kecepatan Sudut dengan Waktu .................. 22
2.4. Komponen Vektor Percepatan ............................................................. 24
2.5. Hubungan Roda-Roda Sepusat ............................................................ 25
2.6. Hubungan Roda-Roda Bersinggungan ................................................ 25
2.7. Hubungan Roda-Roda Terhubung dengan Tali atau Rantai ................ 26
2.8. Partikel yang Bergerak Melingkar ....................................................... 26
2.9. Perubahan Kecepatan v .................................................................... 27
 
2.10. a Tegak Lurus terhadap v ................................................................. 28
2.11. Paradigma Penelitian ........................................................................... 30
3.1 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) .......................... 36
3.2. Bagan Prosedur Penelitian ................................................................... 41
4.1. Histogram Data Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan Lain ....... 43
4.2. Histogram Data Konsep Benar pada Ketiga BSE ............................... 46
4.3. Histogram Data Konsep Tidak Ada pada Ketiga BSE ........................ 48
4.4. Histogram Data Perbaikan Gambar Ketiga BSE ................................. 52
4.5. Histogram Data Perbaikan Penulisan Notasi Ketiga BSE ................... 55
4.6. Histogram Data Perbaikan Penulisan Satuan Ketiga BSE .................. 58
4.7. Histogram Data Perbaikan Penulisan Perumusan Ketiga BSE............ 61
4.8. Histogram Data Perbaikan Penulisan Hasil Perhitungan Ketiga BSE. 64
4.9. Histogram Data Perbaikan Keterangan Perumusan Ketiga BSE ......... 66

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Penyebab Miskonsepsi Siswa .............................................................. 10
3.1. Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk
SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 2009 Penerbit Pusat Perbukuan
Kemendikbud ....................................................................................... 38
3.2. Persentase Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk
SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 2009 Penerbit Pusat Perbukuan
Kemendikbud ....................................................................................... 39
4.1. Persentase Miskonsepsi Ketiga BSE Fisika untuk SMA/MA Cetakan
Pertama Tahun 2009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendikbud .......... 42
4.2. Rangkuman Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan Lain Buku Ajar
yang Diteliti ......................................................................................... 43

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Fisika Dasar 1A ......................................................................... 72
2 Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Buku A .......................... 75
3 Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Buku B .......................... 101
4 Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Buku C .......................... 126
5 Buku A ................................................................................................... 149
6 Buku B ................................................................................................... 165
7 Buku C ................................................................................................... 176
8 Konsep Berdasarkan Studi Pustaka ....................................................... 187
9 Surat Keputusan Dekan FKIP ................................................................ 197
10 Surat Ijin Penyusunan Skripsi ................................................................ 198
11 Surat Ijin Penunjukan Ahli Materi ......................................................... 199

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Buku ajar merupakan komponen pendidikan yang sangat penting di
dalam proses pembelajaran. Tak dapat dipungkiri semua guru disetiap tingkat
pendidikan menggunakan paling sedikit satu buku ajar dalam proses
pembelajarannya. Kebanyakan guru menggunakan buku ajar untuk pembelajaran
di kelas maupun untuk memberi tugas. Buku ajar digunakan untuk menyampaikan
materi dan bahkan menentukan strategi pembelajarannya. Sedangkan siswa
menggunakan buku ajar sebagai sumber informasi untuk mengerjakan tugas
disekolah dan pekerjaan rumah. Namun tidak semua kalangan siswa mampu
memenuhi kebutuhannya mengenai buku ajar mengingat harga buku ajar yang
mahal.
Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan buku
ajar yang murah dan bermutu. Mulai tahun 2007 Kemendikbud telah membeli hak
cipta buku ajar dan buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik
(ebook) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE). Dengan demikian Pusat
Perbukuan Kemendikbud dapat menerbitkan buku ajar yang memenuhi standar
nasional pendidikan dengan harga yang terjangkau dalam bentuk cetak dan gratis
dalam bentuk ebook dari jenjang SD sampai dengan SMA. Masyarakat dapat
memperoleh BSE tersebut melalui situs-situs penyedia seperti
www.bse.kemendiknas.go.id.
Penyediaan BSE yang bervariasi untuk setiap jenjang pendidikan oleh
Kemendikbud disambut baik oleh pihak sekolah di seluruh Indonesia dengan
menggunakan BSE sebagai referensi sumber belajar . Di samping mengupayakan
keterjangkauan harga, Depdiknas juga mengupayakan standarisasi mutu. Diterima
atau tidak isi buku teks, harus melalui kualifikasi bahwa buku teks tersebut dapat
diterima dengan standar atau tingkat kualitasnya dan disesuaikan dengan
pembelajar yang menggunakan commit to user Melalui Peraturan Pemerintah
(Litz, 2005:2).
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Nomor 19 Tahun 2005, khususnya dalam hal perbukuan, mensyaratkan bahwa


buku-buku teks yang digunakan oleh siswa harus terlebih dahulu lolos standarisasi
mutu oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Sehingga diharapkan
BSE dijadikan solusi untuk mengatasi masalah penyediaan buku yang murah dan
bermutu.
Namun menurut Ruswan (2011), menyebutkan bahwa beberapa isi dari
salah satu BSE Fisika ada yang tidak standar. Beberapa alasan yang menurut
Ruswan membuat BSE tersebut tidak standar antara lain :
1. Banyak rumus di buku ini yang “hancur” dan tidak terbaca.
2. Banyak kalimat yang “menggantung” atau kalimat yang tidak sesuai dengan
EYD.
3. Materi terlalu to the point, sehingga kurang nyaman dijadikan mitra belajar
bagi siswa. Sebagian besar pembahasan materi tidak disesuaikan dengan
kehidupan sehari-hari.
4. Kandungan aspek life skill sangat kurang, padahal ini menjadi salah satu
kriteria penilaian.
5. Gambar banyak yang tidak fokus dan kabur sehingga tidak menjelaskan materi.
Buku yang lolos penilaian ternyata kualitasnya di bawah standar. Bahkan
beberapa diantaranya ditemukan miskonsepsi seperti terdapat dalam penelitian
oleh Prastiwi (2011: 33) terdapat miskonsepsi pada pokok bahasan Besaran dan
Pengukuran sebesar 7,31%, Kinematika Gerak Lurus 8,82%, Gerak Melingkar
16,67%, dan Hukum Newton 15,38%. Dan terdapat kesalahan pada keterangan
lainnya, meliputi : definisi tidak ada, salah gambar, salah keterangan gambar,
contoh yang tidak lengkap, penulisan rumus, dan keterangan rumus.
Padahal dengan ketersediaan BSE diharapkan kegiatan belajar siswa
lebih maksimal dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Suparno (2009: 113)
sebenarnya dengan KTSP tidak ada lagi buku ajar yang dianggap paling tepat,
yang penting isi buku benar dan tidak mengandung banyak kesalahan dan
miskonsepsi. Miskonsepsi menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu
(Suparno, 2005: 4).
Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti Fisika, Kimia,
Biologi, dan Bumi Antariksa. Dalam bidang Fisika, semua sub bidang juga dapat
mengalami miskonsepsi seperti Mekanika, Termodinamika, Bunyi dan
Gelombang, Optik, Listrik dan Magnet dan Fisika Modern. Faktor penyebab
miskonsepsi Fisika dibagi menjadi lima sebab utama, yaitu berasal dari siswa,
pengajar, buku ajar, konteks, dan cara mengajar (Suparno, 2005: 8-29). Dari
kelima penyebab miskonsepsi tersebut, Dikmanli & Cardak (2004) menyimpulkan
bahwa miskonsepsi siswa SMA sebagian besar disebabkan oleh buku ajar
(Cobanoglu & Sahin, 2009: 77).
Begitu pentingnya buku ajar sehingga peran guru sangat penting dalam
menentukan buku ajar. Adisendjaja & Romlah (2007: 2-3) menyatakan guru
memiliki fungsi sebagai filter untuk menyeleksi buku ajar yang tepat dalam
menampilkan isi (content), hakikat, dan metodologi sains.
Berdasarkan fakta di atas mengidentifikasikan kemungkinan ada
miskonsepsi pada BSE lain. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis miskonsepsi
pada BSE Fisika yang lain. Penelitian ini akan menganalisis materi buku ajar dari
segi kedalaman, keluasan dan kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku.
Melihat persentase Gerak Melingkar sebesar 16,67% lebih besar dari pokok
bahasan yang lain dalam BSE Fisika yang sama. Materi yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah miskonsepsi Gerak Melingkar pada beberapa BSE Fisika
SMA kelas X semester I.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Beberapa BSE yang lolos standarisasi BSNP ternyata masih terdapat
miskonsepsi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Persentase miskonsepsi Gerak Melingkar lebih besar dari pada pokok bahasan
yang lain dalam BSE Fisika SMA kelas X semester I.

C. Pembatasan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah agar dapat mencapai
tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut
adalah:
1. BSE Fisika yang dianalisis miskonsepsinya adalah :
a. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo
b. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Penulis Dudi Indrajit
c. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani
2. Materi yang dianalisis adalah Gerak melingkar kelas X semester I, kedalaman
materi mengacu pada silabus Fisika Dasar 1A penulis Budi Purwanto yang
standar sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Kelulusan.
3. Penelitian ini menganalisis miskonsepsi pada buku ajar dan mengidentifikasi
katerangan lainnya yaitu konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar,
perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan
perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan
perumusan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan permasalahan pada tiga BSE Fisika untuk SMA/MA kelas X semester
I cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Kemendikbud sebagai berikut:
1. Apakah ada miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut?
2. Berapa persentase miskonsepsicommit to user dalam buku-buku tersebut?
Gerak melingkar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Apakah terdapat identifikasi keterangan lainnya yang berpotensi menimbulkan


miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian pada tiga BSE Fisika untuk SMA/MA
kelas X semester I cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat
Perbukuan Kemendikbud adalah untuk:
1. Mengetahui ada tidaknya miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku
tersebut.
2. Mengetahui persentase miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku tersebut.
3. Mengetahui ada tidaknya identifikasi keterangan lain yang berpotensi
menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku tersebut.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada guru-guru SMA tentang adanya miskonsepsi
Fisika pada bab Gerak Melingkar dalam tiga BSE Fisika untuk SMA/MA
kelas X semester I cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat
Perbukuan Kemendikbud.
2. Memberikan wawasan tentang konsep yang benar pada materi Gerak
Melingkar semester I kelas X SMA/MA.
3. Menjadi salah satu acuan dalam pemilihan dan pengambilan buku ajar Fisika
yang akan digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam proses
pembelajaran.
4. Menjadi bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut, sehingga dapat
memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya
Fisika.
5. Memberikan masukan kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang
dalam penerbitan BSE untuk memperhatikan lebih lanjut buku ajar khususnya
Fisika sebagai sumber belajar bagi siswa agar tidak terjadi miskonsepsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Memberikan masukan kepada penulis BSE khususnya Fisika agar tidak


terjadi miskonsepsi pada penulisan BSE Fisika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebagian besar orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-
mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi/materi pelajaran. Sementara itu, beberapa ahli
mengungkapkan definisi tentang belajar, untuk menghindari
ketidaklengkapan persepsi tersebut. Aunurrahman (2009: 35) menyatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam suatu proses interaksi dengan
lingkungannya. Pengertian belajar juga dinyatakan oleh Slameto (2003: 2),
menurutnya, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian belajar
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b. Konsep
Van den Berg (1991: 8) menyatakan konsep adalah abstraksi dari
ciri-ciri sesuatu untuk mempermudah komunikasi antara manusia dan yang
memungkinkan manusia berfikir (bahasa adalah alat berfikir). Berkenaan
dengan konsep, Djamarah (2002: 30) mengemukakan bahwa orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu sesuai
dengan karakteristiknya.
commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan Vygotsky yang dikutip Suparno (2005: 94)


membedakan konsep menjadi konsep spontan dan konsep sainstifik. Konsep
spontan merupakan konsep yang dimiliki siswa karena pengalaman atau
pergaulannya sehari-hari tanpa struktur sistematik. Sedangkan konsep
sainstifik merupakan konsep yang didapat siswa di bangku sekolah secara
sistematik struktural.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang definisi konsep
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu
representasi abstrak dan umum tentang sesuatu yang mempermudah
komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir.
c. Belajar Konsep
Belajar konsep adalah seperti halnya bentuk belajar yang lain yaitu
suatu hubungan dari adanya stimulus atau respon. Wilis (1989: 82)
mengemukakan teori belajar konsep ditinjau dari dua pendekatan, yaitu :
1) Pendekatan perilaku. Perbedaan utama antara belajar konsep dengan
belajar yang lain ialah dalam belajar konsep, anak yang belajar
memberikan satu respons terhadap sejumlah stimulus yang berbeda.
2) Pendekatan kognitif. Pendekatan ini memusatkan pada proses perolehan,
sifat dan bagaimana konsep-konsep disajikan dalam struktur kognitif.
Van den Berg (1991: 10-11) menjelaskan bahwa mengajar konsep
bertujuan agar siswa dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan,
menjelaskan perbedaan konsep yang bersangkutan, hubungan dan
perbedaan dengan konsep-konsep lain, serta menjelaskan arti konsep dalam
kehidupan sehari-hari dan menerapkannya dalam memecahkan masalah
sehari-hari.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang belajar konsep, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar konsep bukanlah menghafal konsep tetapi
memperhatikan konsep-konsep awal (pengetahuan awal) yang dihubungkan
dengan konsep baru atau konsep-konsep lain sehingga diperoleh konsep
akhir yang diharapkan. Dengan demikian konsep baru yang masuk dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

struktur kognitif tidak berdiri sendiri melainkan satu kesatuan dan memiliki
arti atau bermakna.

2. Miskonsepsi
a. Konsepsi
Van den Berg (1991: 10) menyatakan bahwa konsepsi merupakan
penafsiran seseorang terhadap suatu konsep ilmu. Contoh : terdapat dua
buah balok dengan ukuran volume yang sama. Balok 1 terbuat dari besi,
balok 2 terbuat dari aluminium. Jika kedua balok dijatuhkan ke tanah pada
saat yang sama dari ketinggian yang sama dan gaya gesekan udara
diabaikan, maka kedua balok akan sampai ke tanah pada saat yang sama
pula. Namun, beberapa siswa beranggapan bahwa balok besi akan sampai
ke tanah lebih awal karena balok besi lebih berat daripada balok aluminium.
b. Prakonsepsi
Van den Berg (1991: 10) menyatakan bahwa prakonsepsi adalah
konsepsi yang dimiliki siswa sebelum pelajaran dimulai walaupun mereka
sudah pernah mendapatkan pelajaran formal. Misalnya, ketika siswa
memasuki kelas untuk belajar Fisika, siswa telah memiliki pengetahuan
tertentu tentang Fisika yang disebut prakonsep. Sebagai contoh siswa
memiliki banyak pengalaman dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan
dengan konsep kinematika oleh karena itu siswa sudah banyak
mengembangkan konsepsi yang belum tentu sama dengan konsepsi
fisikawan. Prakonsep yang dimiliki siswa belum tentu benar. Hal tersebut
kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh guru dalam proses
pembelajaran, padahal prakonsep siswa sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar.
c. Miskonsepsi
Menurut Van den Berg (1991: 10) biasanya miskonsepsi berkaitan
dengan kesalahan siswa dalam pemahaman antar konsep. Misalnya,
kesalahan dalam hubungan antara gaya dan momentum, atau antara arus dan
tegangan, atau antara massacommit to massa.
jenis dan user Sementara itu, menurut Fowler
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

yang dikutip oleh Suparno (2005: 5), miskonsepsi yaitu pengertian yang
tidak akurat tentang konsep tertentu, penggunaan konsep-konsep yang
berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Menurut
Suparno (2005: 4) miskonsepsi atau salah konsepsi menunjuk pada suatu
konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang
diterima para pakar dalam bidangnya. Bentuk miskonsepsi dapat berupa
konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep,
gagasan intuitif atau pandangan yang naif.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian miskonsepsi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi atau salah konsep
merupakan konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau
pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang itu. Bentuk
miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak
benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif, dan
klasifikasi contoh-contoh yang salah.
d. Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005: 53) menyatakan ada lima faktor penyebab
miskonsepsi Fisika yaitu: siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara
mengajar. Penjelasan rincinya disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi Siswa

Sebab Utama Sebab Khusus


Siswa Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran
humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi
yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa,
kemampuan siswa, minat belajar siswa
Pengajar Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari
bidang ilmu fisika, tidak membiarkan siswa
mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru-siswa
tidak baik
Buku Teks/Buku Penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam
Ajar rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi
siswa, tidak tahu cara membaca buku teks, buku
fiksi dan kartun sains yang kadang-kadang
konsepnya menyimpang demi menarik pembaca
Konteks commit to user
Pengalaman siswa, bahasa sehari-hari berbeda,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

teman diskusi yang salah, keyakinan dan agama,


penjelasan orang tua/orang lain yang keliru,
konteks hidup siswa (tv, radio, film yang keliru,
perasaan senang tidak senang, bebas atau
tertekan.
Cara mengajar Hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke
dalam bentuk matematika, tidak mengungkapkan
miskonsepsi, tidak mengoreksi PR, model
analogi yang dipakai kurang tepat, model
demonstrasi sempit.

Penelitian ini menganalisis penyebab miskonsepsi yang


dikarenakan oleh buku ajar. Suparno (2005: 44) menyatakan buku teks
sebagai buku ajar yang menyebabkan miskonsepsi karena bahasanya sulit
dimengerti atau karena penjelasannya tidak benar.
Para peneliti Lona & Renner yang dikutip oleh Suparno (2005: 45)
menemukan beberapa buku Fisika mempunyai kesalahan, misalnya pada
1 2
analisis benda jatuh yang mempunyai energi kinetik sebesar mv ,
2
terdapat tanda negatif yang menunjukkan gerak benda ke bawah. Padahal
cukup jelas bahwa pengertian energi kinetik negatif tidak ada dalam Fisika.
Anderson dalam Wandersee juga menemukan kesalahan pada buku ajar
Fisika. Pada salah satu buku Fisika yang diteliti terdapat gambar/skema
molekul-molekul zat padat dan gas dengan jarak yang hampir sama
(Gambar 2.1). Jarak molekul digambarkan sama, meskipun keterangannya
lain. Dan hal tersebut membuat pikiran siswa salah menangkap (Suparno,
2005: 45).

Zat padat Gas


Gambar 2.1. Contoh Susunan Molekul Zat Padat dan Zat
Gascommit to user menimbulkan miskonsepsi
yang berpotensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Suparno (2005: 46) menjelaskan buku teks sebagai buku ajar yang
terlalu sulit bagi tingkat siswa yang sedang belajar dapat menumbuhkan
miskonsepsi karena sulit dimengerti isinya. Suparno juga menyimpulkan
cukup banyak siswa mempunyai miskonsepsi karena mereka tidak tahu
bagaimana cara mambaca dan belajar buku Fisika. Mereka membaca dengan
cepat, sehingga mereka tidak mengerti konsep-konsep baru secara baik.

3. Buku Ajar
a. Pengertian
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005
tentang Buku Teks pelajaran Pasal 1 menjelaskan bahwa buku teks (buku
pelajaran) merupakan buku acuan wajib yang digunakan di sekolah dan
disusun berdasarkan standar nasional yang berisi materi pembelajaran
sebagai upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan. Sedangkan
menurut Westbury yang dikutip oleh Adisendjaja & Romlah (2007: 3)
menyatakan bahwa buku teks sebagai sumber pengetahuan, instrumen dasar
dalam mengorganisasikan kurikulum dan sebagai alat dasar dalam proses
pembelajaran yang harus dikomunikasikan oleh sekolah. Sementara itu,
menurut Muslich (2010: 50-51) buku ajar yang berupa buku teks merupakan
buku yang memuat uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi
tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan
tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk
diasimilasikan. Indikator atau ciri penanda buku teks yang digunakan
sebagai buku ajar adalah :
1) Buku sekolah yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan
tertentu.
2) Berisi bahan yang telah terseleksi
3) Selalu berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu.
commit
4) Biasanya disusun oleh para pakartodiuser
bidangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

5) Ditulis untuk tujuan instruksional tertentu.


6) Biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran.
7) Disusun secara sistematis mengikuti strategi pembelajaran tertentu.
8) Untuk diasimilasikan dalam pembelajaran.
9) Disusun untuk menunjang program pembelajaran.
Berdasarkan definisi tentang buku ajar dari beberapa ahli tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku yang disusun oleh
seorang atau tim pengarang berdasarkan kurikulum yang berlaku, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini Kemendikbud maupun penerbit
swasta yang dapat menentukan keberhasilan percapaian tujuan
instruksional, kurikuler, institusional, dan bahkan tujuan pendidikan
nasional.
b. Karakteristik Buku Ajar
Menurut Muslich (2010: 60) karakteristik buku teks sebagai buku
ajar secara umum merupakan karya tulis ilmiah sehingga sosok buku teks
sama dengan sosok karya tulis ilmiah pada umumnya. Kesamaan ini terlihat
pada hal-hal berikut:
1) Segi isi
Buku ajar berisi serangkaian pengetahuan atau informasi yang bisa
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
2) Segi sajian
Meteri yang terdapat dalam buku ajar diuraikan dengan mengikuti pola
penalaran tertentu, sebagaimana pola penalaran dalam sajian ilmiah,
yaitu pola penalaran induktif, deduktif, atau campuran (kombinasi
induktif-deduktif).
3) Segi format
Buku ajar mengikuti konvensi buku ilmiah, baik pola penulisan, pola
pengutipan, pola pembagian, maupun pola pembahasan.
Selain ciri umum, Muslich (2010: 61-62) menyatakan buku ajar
juga mempunyai ciri-ciri khusus yang berbeda dengan buku ilmiah pada
commit
umumnya. Ciri-ciri khusus itu to sebagai
terlihat user berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

1) Buku ajar disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan.


2) Buku ajar memfokuskan ke tujuan tertentu.
3) Buku ajar menyajikan bidang pelajaran tertentu.
4) Buku ajar berorientasi kepada kegiatan belajar siswa.
5) Buku ajar dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas.
6) Pola sajian buku ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa
sasaran.
7) Gaya sajian buku ajar dapat memunculkan aktivitas siswa dalam belajar.
c. Pandangan Ahli Pendidikan terhadap Buku Ajar
Kehadiran buku ajar di dunia pendidikan disikapi oleh ahli
pendidikan dengan berbagai macam sikap. Muslich (2010: 30-32)
menyatakan ada yang bersikap negatif, ada yang bersifat positif, dan
adapula yang bersikap moderat terhadap kehadiran buku ajar, berikut
penjelasannya:
1) Pandangan negatif terhadap buku ajar, antara lain:
a) Buku ajar kurang memperhatikan perbedaan individual siswa.
b) Desain buku ajar sering tidak sesuai dengan desain kurikulum
pendidikan.
c) Konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam buku ajar sering tidak
sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa sasaran.
d) Bahan ajar yang terdapat dalam buku teks sering bias dan basi.
2) Pandangan positif terhadap buku ajar antara lain:
a) Buku ajar merupakan the foundation of learning in classroom
(pondasi belajar di kelas).
b) Buku ajar memuat bahan ajar yang sebaiknya disajikan (what to teach)
dan sekuensi atau urutan cara penyajiannya.
c) Jangkauan, jumlah, dan jenis bahan ajar yang terdapat dalam buku ajar
telah relatif pasti sehingga guru memungkinkan untuk
mengalokasikannya berdasarkan jadwal sekolah.
d) Paparan masalah atau pokok persoalan (subject matter) dalam buku
ajar relatif teliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

e) Bahan ajar dalam buku teks tertata cukup baik.


f) Buku teks cukup memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar
peta, dan diagram.
g) Kesinambungan bahan ajar dalam buku teks telah diatur sedemikian
rupa oleh penyusunnya.
h) Buku teks merupakan batu loncatan bagi siswa terbatas dari kegiatan
mencatat yang merupakan pemborosan waktu, tenaga, dan pikiran.
i) Buku teks sangat membantu sekolah yang tidak memiliki
perpustakaan yang lengkap.
j) Buku teks yang dipublikasikan oleh pemerintah dan pihak swasta
telah dipertimbangkan kualitasnya.
3) Pandangan yang Moderat terhadap Buku Ajar
a) Tidak ada satu pun buku teks yang ampuh untuk semua situasi.
b) Tidak ada buku ajar yang betul-betul bisa memenuhi harapan
kurikulum.
c) Tidak ada satupun buku ajar yang cocok untuk semua jenjang
pendidikan.
d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar
Materi buku pelajaran terdiri atas konsep-konsep dalam bidang
ilmu tertentu yang disusun secara sistematis sehingga menjadi teori-teori
yang membentuk kompetensi yang diinginkan. Oleh karena itu konsep-
konsep tersebut harus benar, valid atau relevan dilihat dari disiplin ilmunya.
Beberapa ahli mengungkapkan menganalisis miskonsepsi buku ajar sebagai
berikut:
1) Menurut Sitepu (2005: 121) hal-hal yang perlu dianalisis berkaitan
dengan kebenaran konsep dalam buku ajar sebagai berikut:
a) Kesesuaiannya dengan cakupan (ontologi) disiplin ilmu yang
bersangkutan
b) Kelengkapannya mencapai kompetensi yang dikehendaki
c) Kebenaran konsep dapat dipertanggungjawabkan dari ilmu yang
bersangkutan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

d) Konsep-konsep yang disampaikan apakah masih relevan dengan


keadaan sekarang
Sitepu (2005: 121-122) juga menjelaskan susunan dan hubungan konsep
berbeda pada masing-masing ilmu. Untuk memudahkan memahami suatu
ilmu secara utuh perlu memahami struktur dan hubungan konsep-konsep.
Stuktur dan hubungan konsep-konsep tersebut dipahami sebagai berikut:
a) Disampaikan disusun berdasarkan hubungan struktur konsep ilmu
tersebut
b) Diawali dengan konsep yang menjadi dasar untuk memahami konsep
berikutnya
c) Disusun secara sistematis
d) Susunan urutan tersebut memudahkan siswa memahami konsep-
konsep secara keseluruhan
Sitepu (2005: 122) menyatakan perlu diberikan contoh untuk
memudahkan memahami konsep atau teori, apalagi yang bersifat sangat
abstrak. Contoh yang kurang atau tidak tepat dapat pula menimbulkan
miskonsepsi pada siswa. Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menilai contoh-contoh yang dipergunakan untuk
menjelaskan konsep yaitu apakah contoh-contoh yang dipergunakan
tersebut:
a) Relevan dengan konsep yang hendak dijelaskan?
b) Memperjelas konsep yang hendak dijelaskan?
c) Konkrit atau nyata?
d) Mudah dimengerti oleh siswa?
e) Menarik bagi siswa?
f) Memotivasi siswa untuk mempelajari konsep berikutnya?
2) Suparno (2009: 114) menyatakan dalam menganalisis miskonsepsi buku
ajar Fisika SMA, ada beberapa pertanyaan dan hal yang perlu
diperhatikan. Beberapa pertanyaan itu antara lain:
a) Apakah penulisan konsep utamanya benar?
commit
b) Apakah penulisan rumus to user
benar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

c) Apakah penggunaan gambar, tabel, ilustrasi, dan skema benar?


d) Apakah penulisan satuan, ketepatan, dan ketentuan-ketentuan lain
benar?

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


a. Pengertian Kurikulum
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (13) menjelaskan
kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
memuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Sementara itu,
Muslich (2010: 92) menyatakan bahwa kurikulum pada hakekatnya adalah
alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan definisi tentang kurikulum dari beberapa ahli tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah alat atau seperangkat
rencana mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Muslich (2008: 1) menyatakan KTSP merupakan kurikulum
disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004 adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Dengan kata
lain, KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan
pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi keleluasaan
untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti
commit
sekolah bebas tanpa batas untuk to user
mengembangkan kurikulumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

c. Silabus
Dalam silabus biasanya memuat standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, bahan, model pembelajaran, peralatan yang digunakan,
evaluasi, dan pembagian waktu (Suparno, 2009: 102). Sejalan dengan
pernyataan tersebut Muslich (2008: 23) menyatakan silabus merupakan
suatu produk pengembangan kurikulum yang berupa penjabaran lebih lanjut
dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan
pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Berdasarkan definisi tentang silabus dari beberapa ahli tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa silabus adalah penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.

5. Materi Gerak Melingkar


Materi di bawah ini merupakan rangkuman dari buku Fisika Universitas
diantaranya Giancoli (2001, 132-145 & 247-251), Tipler (1998, 73-78 & 261-
265), Sang (2005, 24-25) dan Serway & Jewett (2009, 136-141).
a. Pengertian Gerak Melingkar
Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang mempelajari gerak
titik partikel secara geometris, yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau
penyebab geraknya. Dalam pembahasan kinemtika gerak, terdapat bahasan
mengenai gerak dua dimensi atau gerak dalam bidang datar diantaranya
yaitu gerak parabola dan gerak melingkar.
Gerak melingkar memiliki lintasan berbentuk lingkaran. Contoh
benda yang bergerak melingkar diantaranya roda yang berputar melingkar,
hard disk yang berputar pada komputer, lengan jarum pada jam dan
seterusnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

b. Besaran-Besaran pada Gerak Melingkar


1) Frekuensi
Dalam gerak melingkar frekuensi ( f ) didefiniskan sebagai jumlah
putaran per sekon. Satuan untuk frekuensi adalah putaran per sekon
(put/s) diberi nama khusus, hertz (Hz) (1 Hz = 1 put/s).
2) Periode
Periode ( T ) dari sebuah benda yang berputar membentuk lingkaran
adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Satuan
untuk periode adalah sekon. Periode dan frekuensi dihubungkan dengan:
1
T (2.1)
f
Untuk menghindari kesalahan pemahaman siswa antara periode ( T )
dengan waktu ( t ), sebaiknya notasi periode diganti dengan p (period)
3) Posisi sudut
Posisi sudut atau seberapa jauh benda berotasi. Sudut biasanya
dinyatakan dalam derajat, tetapi matematika gerak melingkar jauh lebih
mudah jika digunakan radian sebagai ukuran sudut.

Gambar 2.2. Benda Berotasi

Satu radian (rad) didefinisikan sebagai sudut yang ujung-ujungnya


dihubungkan oleh busur yang panjangnya sama dengan radius. Secara
umum, setiap sudut dinyatakan dengan:
l
(2.2)
r
Dimana r adalah radius lingkaran, dan l adalah panjang busur yang
menghubungkan ujung-ujung sudut yang dinyatakan dalam radian.
Pada lingkaran penuh ada 360°, yang tentu saja harus berhubungan
commit to user
dengan dengan panjang busur pada keliling lingkaran, l 2 r . Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

demikian l r 2 r r 2 rad pada lingkaran penuh, sehingga


360 2 rad . Satu radian dengan demikian sama dengan
360 2 360 6,28 57 ,3
4) Kelajuan linier
Kelajuan linier pada gerak melingkar sama dengan keliling lintasan
melingkar dibagi periode. Karena dalam satu putaran benda menempuh
satu keliling lingkaran ( 2 r ), secara matematis kelajuan linier
dirumuskan:
2 r
v (2.3)
T
Dengan mengetahui bahwa periode dan frekuensi dihubungkan dengan:
1
T
f
Maka kelajuan linier dapat dirumuskan:
v 2 r f (2.4)
5) Kecepatan sudut
Nilai kecepatan sudut (huruf Yunani “omega”) sama dengan tingkat
perubahan sudut. Secara matematis besarnya kecepatan sudut
dirumuskan:

(2.5)
t
Kita dapat menghubungkan kecepatan sudut dengan frekuensi f ,
dimana frekuensi berarti jumlah putaran (put) per sekon. Satu putaran
(katakanlah, sebuah roda) berhubungan dengan sudut 2 radian, dengan
demikian 1put s 2 rad s . Berarti secara umum, frekuensi f
berhubungan dengan kecepatan sudut dengan cara:

f atau 2 f (2.6)
2
Hubungan laju linier dengan besar kecepatan sudut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Besar kecepatan linier, v , adalah v l t . Perubahan sudut rotasi


dihubungkan dengan jarak linier yang ditempuh oleh l r dengan
demikian:
l
v r atau v r (2.7)
t t
6) Percepatan sudut
Percepatan sudut didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut dibagi
waktu yang diperlukan untuk terjadinya perubahan ini. Satuan percepatan
sudut adalah radian per sekon per sekon (rad/s2). Percepatan sudut
disebut postif jika kecepatan anguler bertambah, dan negatif bila
berkurang. Secara matematis besarnya percepatan sudut dirumuskan:

(2.8)
t
c. Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Sebuah benda yang membentuk lingkaran dengan laju linier konstan v
dikatakan mengalami gerak melingkar beraturan. Besar kecepatan linier
dalam hal ini tetap konstan, arah kecepatannya terus menerus berubah.
Perumusan GMB secara matematis adalah sebagai berikut:
0

t t t0

Dengan t 0 0 , maka:

0 t (2.9)
Dengan:
= Besar posisi sudut (rad)

0
= Besar posisi sudut awal (rad)

= Kecepatan sudut (rad/s)


t = Waktu (s)
d. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
Sebuah benda dikatakan bergerak melingkar berubah beraturan jika
kecepatan sudut berubah commit
secara to user sehingga percepatan sudutnya
teratur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

konstan. Jika perubahan kecepatan sudut searah dengan kecepatan sudut,


maka kecepatan sudutnya akan meningkat. Jika perubahan percepatan sudut
berlawanan dengan kecepatan sudut, maka kecepatan sudutnya akan
menurun.
1) Perumusan percepatan sudut pada GMBB
Secara matematis persamaan besar percepatan sudut pada GMBB dapat
dituliskan sebagai berikut:

t 0
t0 0 t 0 t (2.10)
t t t0

Dengan:
= Besar percepatan sudut (rad/s2)

0
= Besar kecepatan sudut awal (rad/s)

t
= Besar kecepatan sudut akhir (rad/s)

t = Waktu (s)
2) Perumusan sudut tempuh pada GMBB
Perumusan besar sudut tempuh untuk GMBB dapat diketahui dengan
pendekatan metode grafik. Sebuah benda bergerak melingkar berubah

beraturan dengan kecepatan sudut awal ( 0 ) dan selang waktu ( t )

kecepatannya menjadi ( t ). Nilai tangen kemiringan grafik ( tan )
merupakan percepatan sudut yang dialami benda.

Gambar 2.3. Grafik Hubungan antara Kecepatan


Sudut dengan Waktu

1
t dengan t t
t 0
2 commit to 0user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Sehingga persamaannya menjadi:

1
0 t 0 t
2

1
2 0 t t
2

1 2 (2.10)
0 t t
2
Dengan:
= Besar sudut yang ditempuh (rad)

0
= Besar kecepatan sudut awal (rad/s)

t
= Besar kecepatan sudut akhir (rad/s)

= Besar percepatan sudut (rad/s2)


t = Waktu (s)
3) Perumusan kecepatan sudut pada GMBB
Perumusan besar kecepatan sudut GMBB adalah sebagai berikut:

t 0 t sehingga diperoleh:

t 0
t subtitusikan ke dalam:

1 2
0 t t sehingga diperoleh:
2
2
t 0 1 t 0
0
2

2 2 2
2 0 t 0 t 2 t 0 0

2 2
2 2 2
2 0 t 2 0 t 2 t 0 0

2 2
2 2
t 0

2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

2 2
t 0 2 (2.11)
Dengan:
= Besar sudut yang ditempuh (rad)

0
= Besar kecepatan sudut awal (rad/s)

t
= Besar kecepatan sudut akhir (rad/s)

= Besar percepatan sudut (rad/s2)


t = Waktu (s)
4) Perumusan percepatan tangensial pada GMBB
Percepatan tangensial pada gerak melingkar berubah beraturan bekerja
untuk menaikkan (atau menurunkan) laju.

Gambar 2.4. Komponen Vektor Percepatan


Komponen tangensial dari besar percepatan ( a t ) dirumuskan sebagai
berikut:
v
at (2.12)
t
Dengan besar v r
Perhatikan bahwa besar percapatan tangensial adalah:
v r
at
t t

Dimana menyatakan besarnya perubahan kecepatan sudut, dan


t
dinyatakan dengan . Sehingga perumusan secara matematis besar
percepatan tangensial tersebut sebagai berikut:
a r (2.13)
commit tot user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Dengan:
at = Besar percepatan tangensial (m/s2)

= Besar percepatan sudut (rad/s2)


r = Jari-jari lingkaran (m)
e. Hubungan Roda-Roda
1) Sepusat

Gambar 2.5. Hubungan Roda-Roda Sepusat


Kedua roda memiliki periode ( T ) dan frekuensi ( f ) yang sama. Arah
putar roda A dan roda B sama. Kecepatan sudut roda A dan roda B
sama. Besar kecepatan sudut secara matematis dirumuskan:

A B

v
Dengan , maka diperoleh:
r
vA vB (2.14)
rA rB
2) Bersinggungan

Gambar 2.6. Hubungan Roda-Roda Bersinggungan


Kedua roda memiliki periode ( T ) dan frekuensi ( f ) yang berbeda.
Arah putar kedua roda saling berlawanan dan kecepatan sudutnya
commit
berbeda. Secara matematis to user
besarnya kecepatan linier dirumuskan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

vA vB v
Dengan memasukkan v r , maka diperoleh:
r
A A B rB (2.15)
3) Terhubung dengan tali atau rantai

Gambar 2.7. Hubungan Roda-Roda Terhubung


dengan Tali atau Rantai
Roda-roda yang dihubungkan dengan tali atau rantai memiliki besar dan
arah kecepatan linier yang sama. Dengan demikian secara matematis
besarnya kecepatan linier dirumuskan:
vA vB v
Dengan memasukkan v r , maka diperoleh:
r
A A B rB (2.16)

f. Percepatan Sentripetal
Selama waktu t , partikel pada Gambar 2.7. bergerak dari titik A ke titik B
dengan menempuh jarak l menelusuri busur yang membuat sudut .

Gambar 2.8. Partikel yang Bergerak Melingkar


  
Perubahan vektor kecepatan adalah v 2 v1 v , dan ditunjukkan pada
Gambar 2.8. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Gambar 2.9. Perubahan Kecepatan v

Jika ditentukan t sangat kecil (mendekati nol), maka l dan juga


  
sangat kecil dan v 2 akan nyaris paralel dengan v 1 dan v akan tegak lurus

terhadap keduanya. Dengan demikian v menuju ke arah pusat lingkaran.
 
Karena a menurut definisi di atas, mempunyai arah yang sama dengan v ,

a juga harus menunjuk ke arah pusat lingkaran. Dengan demikian,
percepatan ini disebut percepatan sentripetal (percepatan yang mencari
pusat) atau percepatan radial (karena mempunyai arah sepanjang radius,

menuju pusat lingkaran), dan diberi notasi a s .

Berikutnya, ditentukan besar percepatan sentripetal, a s . Karena CA tegak
 
lurus terhadap v 1 , dan CB tegak lurus terhadap v 2 , berarti , yang
didefinisikan sebagai sudut antara CA dan CB, juga merupakan sudut antara
    
v1 dan v 2 . Dengan demikian vektor v 2 , v1 dan v pada Gambar 2.8.
membentuk segitiga yang sama secara geometris dengan segitiga ABC pada
Gambar 2.8. Dengan mengambil yang kecil (dengan memakai t
sangat kecil), dapat dituliskan
v l
v r
di mana telah ditentukan bahwa v v1 v 2 karena besar kecepatan
dianggap tidak berubah. Merupakan sebuah persamaan yang tepat jika t
mendekati nol, karena dengan demikian panjang busur l sama dengan
panjang tali busur AB. Dapat dituliskan persamaan di atas yang dinyatakan
sebagai v,
v
v l
r
commit
Untuk mendapatkan percepatan to user a , bagi
sentripetal, v dengan t :
s
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

v v l
as
t r t
Dan karena l t adalah laju linier, v , sehingga:

v2
as (2.17)
r
Vektor percepatan menuju ke arah pusat lingkaran. Tetapi vektor kecepatan
selalu menunjuk ke arah gerak, yang tangensial terhadap lingkaran. Dengan
demikian vektor kecepatan dan vektor percepatan tegak lurus satu sama lain
pada setiap titik di jalurnya untuk gerak melingkar beraturan (lihat Gambar
2.10).

 
Gambar 2.10. a Tegak Lurus Terhadap v

B. Penelitian yang Relevan


Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai analisis
terhadap buku ajar dengan aspek tinjauan yang berbeda. Penelitian-penelitian
berikut menjadi salah satu referensi yang digunakan penulis dalam menyusun
penelitian.
Penelitian buku ajar oleh Adisendjaja & Romlah (2007) menyimpulkan
bahwa dari tujuh topik Biologi (struktur tumbuhan, struktur dan fungsi sel, sistem
koordinasi, metabolisme sel, bioteknologi, reproduksi sel, dan biogeografi) yang
terdapat di dalam buku teks Biologi SMU yang diteliti memiliki kesalahan sebesar
17%, miskonsepsi 11%, dan memerlukan konsep alternatif sebesar 25% dari
seluruh konsep. Sebagian kecil siswa (<25%) terpengaruh oleh kesalahan dan
commit
miskonsepsi yang terdapat di dalam buku to user
teks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

Penelitian buku ajar oleh Sujana (2009) menyimpulkan : terdapat


miskonsepsi dalam BSE IPA kelas VII, VIII, IX yang digunakan siswa di SMPN
213 Jakarta; terdapat beberapa kekurangan pada buku BSE diantaranya : minim
akan isi dan materi, bahasa kurang bagus, gambar kurang komunikatif, keterangan
pada gambar-gambar kurang lengkap, contoh soal kurang berbobot; BSE IPA
belum pernah di telaah oleh guru-guru sains di sekolah hanya saja telah
mencocokkan indikator pencapaian kompetensi dalam buku yang digunakan;
Beberapa guru di SMPN 213 Jakarta membetulkan miskonsepsi buku sumber di
RPP yang dibuatnya.
Penelitian BSE Fisika SMA yang diterbitkan Kemedikbud tahun 2009
oleh Prastiwi (2011) menyimpulkan terdapat empat bab yang mengandung
miskonsepsi di dalamnya yaitu : Bab I Besaran Fisika dan Pengukurannya
(7,31%), Bab III Kinematika Gerak Lurus (8,82%), Bab IV Gerak Melingkar
(16,67%), dan Bab V Hukum Newton (15,38). Selain itu terdapat keterangan lain
dalam buku ajar yang diteliti yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi,
meliputi: konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki, konsep benar tetapi
terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas, konsep tidak lengkap, mungkin
dapat menyebabkan miskonsepsi, konsep tidak ada, salah ketik, salah gambar,
penambahan gambar, perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki,
penambahan keterangan gambar, contoh tidak lengkap, penulisan perumusan
diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan.

C. Kerangka Berfikir
Buku ajar berperan penting dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
sebagai salah satu sumber belajar yang utama, efektif, dan efisien. Buku ajar yang
baik adalah yang memenuhi kriteria tertentu, antara lain materi yang termuat di
dalamnya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan memuat konsep-
konsep yang benar sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu KTSP
(Muslich, 2010: 61).
Seorang siswa memiliki pemahaman tentang Fisika tergantung pada guru
commit
Fisikanya. Materi pelajaran yang to user oleh guru Fisika menentukan
disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

pengetahuan Fisika yang dimiliki siswa. Seorang guru Fisika sebagai tenaga
profesional harus mampu menyampaikan materi pelajaran Fisika dengan baik dan
dituntut untuk dapat memilih buku ajar yang sesuai sebagai sumber belajar,
sehingga tujuan pembelajaran Fisika dapat tercapai. Standar isi mata pelajaran
Fisika memuat pokok bahasan materi Fisika yang harus dikuasai siswa. Pokok
bahasan materi tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam buku ajar Fisika.
Mutu buku ajar tidak hanya dilihat dari penampilan fisiknya yang bagus
dan harganya mahal, tetapi lebih utama adalah dilihat dari materi pelajaran yang
termuat di dalamnya. Perlu diteliti tentang konsep-konsep yang ada, apakah
konsep sudah benar dan sesuai dengan standar isi KTSP yang terbaru atau terjadi
miskonsepsi. Apabila dalam buku ajar fisika terjadi miskonsepsi, maka berakibat
pengetahuan siswa tentang konsep tersebut dan konsep lain yang terkait juga
salah. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya prestasi belajar Fisika.
Oleh karena itu dengan adanya terbitan berbagai buku ajar Fisika SMA
khususnya kelas X dan mengingat persentase miskonsepsi Gerak Melingkar lebih
besar daripada pokok bahasan yang lain dalam BSE Fisika SMA/MA kelas X
perlu diteliti apakah ketiga BSE tersebut sudah memenuhi syarat dan layak untuk
sumber pelajaran atau belum pada pokok bahasan Gerak Melingkar.
Untuk memperjelas kerangka berfikir di atas, maka disusun suatu
paradigma penelitian berikut :
Proses
Pembelajaran
Sumber Belajar

Buku Miskonsepsi

Guru Konsep Benar Analisis


Miskonsepsi

Siswa
commit
Gambar 2.11. to user Penelitian
Paradigma
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Pemilihan buku ajar dilakukan secara acak dengan memilih tiga BSE
Fisika SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan
oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud. Kemudian mengidentifikasi konsep-konsep
Gerak Melingkar pada setiap BSE yang diteliti mengacu pada silabus yang
disusun sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Setelah itu
konsep-konsep yang telah diidentifikasi tersebut ditelaah melalui studi pustaka
dan wawancara dengan tim ahli Fisika. Lembar observasi berupa tabel analisis
miskonsepsi digunakan sebagai instrumen penelitian. Tabel analisis miskonsepsi
digunakan untuk mengisi perbandingan konsep dari buku ajar yang diteliti dengan
konsep yang benar menurut studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika
sehingga akan diketahui lebih lanjut temuan miskonsepsi buku ajar. Selain itu
juga mengidentifikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi.

D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dituliskan
pertanyaan pada penelitian miskonsepsi Gerak Melingkar pada tiga BSE untuk
SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh
Pusat Perbukuan Kemendikbud :
1. Apakah ada miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut?
2. Berapa persentase miskonsepsi Gerak melingkar dalam buku-buku tersebut?
3. Apakah terdapat identifikasi kesalahan pada keterangan lainnya yang
berpotensi menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku
tersebut?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengembangan Pendidikan
Fisika dan ruang baca di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNS, karena di
laboratorium tersebut terdapat komputer yang disambungkan dengan jaringan
internet untuk mengunduh buku BSE Fisika dan mendapatkan informasi serta
kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian dilakukan secara
bertahap mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Januari 2013.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini mengikuti paradigma penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat
pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian
(Suryabrata, 2004: 75-76). Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
tidak menggunakan prosedur analisis statik atau cara kuantisasi lainnya (Moleong,
2010: 6). Namun demikian, bukan berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini
peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka (Arikunto, 2006:
12).
Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan pendekatan
fenomenologis. Melalui pendekatan fenomenologi peneliti dapat memahami
fenomena yang terjadi dalam penelitian sehingga tidak terjadi kekeliruan
penafsiran atas makna objek yang diteliti.
Penelitian deskriptif kualitatif memberikan interpretasi terhadap data
yang diperoleh secara rasional dan objektif, kemudian menggambarkan hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain yang diteliti agar dapat
menggambarkan fenomena yang ada secara lebih konkret dan terperinci.

commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

C. Data dan Sumber Data


Data pada penelitian ini adalah konsep Gerak Melingkar yang terdapat
dalam ketiga BSE yang diterbitkan oleh untuk SMA/MA kelas X semester I
cetakan pertama tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Kemendikbud, yaitu:
1. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo
2. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Penulis Dudi Indrajit
3. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani
Sumber data penelitian ini adalah ketiga BSE tersebut yang diterbitkan
oleh untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 2009 yang
diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud.

D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan suatu kegiatan untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data
yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian
ini. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi
pustaka dan wawancara kepada tim ahli Fisika.
a. Studi Pustaka
Penelitian ini menerapkan kerja kepustakaan dengan dilakukan
survey terhadap data, menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya
secara tekun untuk memperoleh data yang diperlukan. Studi kepustakaan
dalam penelitian ini mempunyai peranan untuk peneliti lebih yakin dalam
menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukan.
Beberapa sumber informasi yang digunakan peneliti sebagai bahan
studi kepustakaan dalam penelitian ini antara lain :
1) Jurnal penelitian yang berupa jurnal internasional dan nasional yang
berkaitan dengan penelitian.
commit
2) Laporan hasil penelitian dan to user
skripsi yang berkaitan dengan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

3) Buku Fisika universitas yang berkaitan dengan materi Gerak Melingkar.


4) Situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian.
b. Wawancara
Moleong (2010: 186) menyatakan bahwa wawancara adalah
percapakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dilakukan setelah
peneliti melakukan analisis miskonsepsi Gerak Melingkar pada tiga buku
ajar yang diteliti berdasarkan studi pustaka. Teknik wawancara yang
digunakan ini untuk memperoleh informasi mengenai konsep-konsep Gerak
Melingkar yang benar, sehingga diketahui letak miskonsepsi, dan kesalahan
lain dalam buku ajar yang diteliti. Informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara sekaligus sebagai koreksian hasil analisis miskonsepsi Gerak
Melingkar pada buku ajar yang diteliti berdasarkan studi pustaka.
Wawancara dilakukan kepada tim ahli Fisika yang meliputi dosen
pembimbing dan dosen Fisika yang berkompeten terhadap materi yang
berkaitan dengan Gerak Melingkar.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara
yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Alat yang digunakan sebagai pendukung dan bukti telah melakukan
wawancara pada penelitian ini adalah buku catatan. Buku catatan yang
berfungsi untuk mencatat semua sumber data yang penting.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi. Lembar observasi ini berupa tabel analisis miskonsepsi.
commit untuk
Tabel analisis miskonsepsi digunakan to usermengisi perbandingan konsep dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

buku ajar yang diteliti dengan konsep yang benar dari hasil studi pustaka dan
wawancara tim ahli Fisika sehingga mendapatkan informasi lebih lanjut
tentang temuan miskonsepsi buku ajar.
Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengidentifikasi konsep-konsep Gerak Melingkar dalam buku ajar berdasarkan
silabus yang divalidasi oleh peneliti dan pembimbing. Selanjutnya dianalisis
apakah dalam buku yang diteliti terdapat miskonsepsi atau tidak berdasarkan
studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli. Selain menganalisis miskonsepsi
Gerak Melingkar pada buku ajar, juga diidentifikasi keterangan lain yang
berpotensi miskonsepsi meliputi: konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki,
konsep benar tetapi terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas, konsep
tidak lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, salah gambar, penambahan
gambar, perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki, penambahan
keterangan gambar, contoh tidak lengkap, penulisan perumusan diperbaiki, dan
perbaikan keterangan perumusan.

E. Uji Validasi Data


Validitas data Keabsahan data juga dikenal sebagai keabsahan data.
Dalam penelitian kualitatif peneliti harus berusaha mendapatkan data yang valid
untuk itu dalam pengumpulan data peneliti perlu mengandalkan validitas data agar
data yang diperoleh tidak invalid (cacat). Untuk menentukan keabsahan
(trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan (Moleong, 2010: 324).
Salah satu kriteria yang digunakan dalam teknik pemeriksaan ini adalah derajat
kepercayaan (credibility). Kriteria ini berfungsi agar tingkat kepercayaan dicapai.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan pada penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik
kesimpulan. Salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
kriteria derajat kepercayaan (credibility) adalah ketekunan atau keajegan
pengamatan. Keajegan pengamatan dapat diartikan sebagai mencari secara
konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis
commit to2010:
yang konstan atau tentatif (Moleong, user 329). Sebagai bekal peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi jurnal buku,


jurnal hasil penelitian yang berkaitan atau dokumentasi yang berkaitan dengan
temuan yang diteliti. Sehingga wawasan peneliti akan semakin luas, agar dapat
digunakan untuk memeriksa data yang telah ditemukan itu benar miskonsepsi atau
tidak.

F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2010: 248)
analisis data kualitatif adalah analisis data yang dilakukan melalui upaya bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain yang dilakukan oleh peneliti. Analisis ini dilakukan
untuk menggambarkan atau mengungkapkan adanya miskonsepsi dan kesalahan
lain serta besarnya miskonsepsi Gerak Melingkar yang terdapat dalam tiga buku
ajar yang diteliti dengan menghitung persentase miskonsepsinya.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis data menurut Miles dan Huberman. Analisis data ditunjukkan pada
Gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.1. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)


(Emzir, 2010: 134)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

1. Tahap Pengumpulan Data (Data Collection)


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa :
a. Konsep berdasarkan silabus
Data konsep-konsep Gerak Melingkar berdasarkan silabus
diperoleh dengan menelaah kegiatan pembelajaran dalam silabus Fisika
Dasar 1A berlandaskan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Konsep-konsep berdasarkan silabus digunakan sebagai keterangan bahwa
buku ajar tersebut telah memuat konsep berdasarkan silabus atau tidak.
b. Penjabaran konsep buku ajar yang diteliti
Data penjabaran konsep buku ajar yang diteliti diperoleh dengan
melakukan pengamantan. Apabila terdapat penjabaran konsep dalam buku
ajar yang diteliti terlalu panjang, diambil inti sarinya tanpa mengurangi
makna konsep tersebut.
c. Konsep yang benar berdasarkan studi pustaka dan tim ahli
Dengan konsep benar diperoleh dari studi pustaka dan tim ahli.
Konsep yang benar berdasarkan studi pustaka dan tim ahli digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi dan keterangan lainnya yang terdapat pada
buku ajar yang diteliti.

2. Tahap Reduksi Data (Data Reduction)


Proses pemilihan, pemfokusan, penyerdehanaan, abstraksi, dan
pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan
tertulis dilakukan pada tahap reduksi data (Emzir, 2010: 129). Reduksi data
pada penelitian ini berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Data penjabaran konsep buku ajar yang telah diperoleh kemudian
commit
dianalisis berdasarkan konsep yang to user
benar hasil studi pustaka dan tim ahli. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

konsep yang benar hasil studi pustaka dan tim ahli digunakan untuk
menentukan apakah konsep dalam buku ajar yang telah diteliti tergolong
miskonsepsi atau tidak. Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga
mengidentifikasi keterangan lainnya yaitu konsep benar, konsep tidak ada,
perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan,
perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan
perbaikan keterangan perumusan.
Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah konsep buku ajar, jumlah
miskonsepsi, dan keterangan lainnya pada setiap bab Gerak Melingkar dalam
tiga buku ajar yang diteliti. Perumusan perhitungan persentase miskonsepsi
setiap buku ajar yang diteliti sebagai berikut :

(3.1)

dimana:
= persentase miskonsepsi buku ajar
= jumlah miskonsepsi buku ajar
= jumlah konsep buku ajar

3. Tahap Penyajian Data (Data Display)


Setelah mereduksi data, tahap analisis berikutnya yaitu penyajian data.
Data yang didapat dari hasil pengumpulan data ditabulasikan dalam bentuk
tabel hasil analisis miskonsepsi terhadap buku ajar selanjutnya dianalisis
dengan cara deskriptif untuk diambil kesimpulan. Berikut penyajian dalam
bentuk tabel hasil analisis miskonsepsi terhadap buku ajar yang diteliti.
Tabel 3.1 Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika
untuk SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 2009 Penerbit Pusat
Perbukuan Kemendikbud
Konsep yang Benar
Konsep Penjabaran Konsep
Berdasarkan Studi
Berdasarkan Buku Ajar yang Hal Keterangan
Pustaka dan
Silabus diteliti
Tim Ahli
1.

2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

3.

4.

dst.

Keterangan:
KB : Konsep Benar
KTA : Konsep Tidak Ada
PG : Perbaikan Gambar
PPN : Perbaikan Penulisan Notasi
PPS : Perbaikan Penulisan Satuan
PPP : Perbaikan Penulisan Perumusan
PHP : Perbaikan Hasil Perhitungan
PKP : Perbaikan Keterangan Perumusan
Tabel 3.1 juga digunakan untuk BSE lain yang diteliti. Karena dalam dalam
penelitian ini digunakan 3 BSE untuk menganalalisis miskonsepsi Gerak
Melingkar.
Tabel 3.2 Persentase Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk
SMA dan MA Cetakan Pertama Tahun 2009 Penerbit Pusat
Perbukuan Kemendikbud
Miskonsepsi Buku Ajar
Buku Sekolah Elektronik Jumlah Konsep
No.
(BSE) Dalam Silabus
Jumlah Persentase

1. Fisika untuk SMA dan MA


Kelas X Penulis Tri Widodo
2. Mudah dan Aktif Belajar
Fisika untuk Kelas X
Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
Penulis Dudi Indrajit
3. Fisika 1 untuk SMA/MA
Kelas X Penulis Setya
Nurachmandani

4. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusions


Drawing/Verifying)
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan setelah
analisis data. Kesimpulan yang ditarik berupa data yang mengungkapkan
commit to
adanya miskonsepsi dan kesalahan user
lain serta besarnya miskonsepsi Gerak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Melingkar yang terdapat dalam tiga buku ajar yang diteliti. Kesimpulan awal
yang diberikan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian di lapangan.

G. Prosedur Penelitian
Penelitian diawali dengan proses pemilihan buku aja yang akan
diteliti. Pemilihan buku ajar dilakukan secara acak dengan memilih tiga BSE
Fisika SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 2009 yang
diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud.
Konsep-konsep Gerak Melingkar pada setiap BSE diidentifikasi
dengan mengacu pada silabus yang disusun sesuai dengan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.Konsep-konsep yang telah diidentifikasi tersebut
ditelaah melalui studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika.
Lembar observasi berupa tabel analisis miskonsepsi digunakan
sebagai instrumen penelitian. Tabel analisis miskonsepsi digunakan untuk
mengisi perbandingan konsep dari buku ajar yang diteliti dengan konsep yang
benar menurut studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika sehingga
akan diketahui lebih lanjut temuan miskonsepsi buku ajar. Selain itu juga
mengidentifikasi keterangan lain. Prosedur penelitian selanjutnya adalah
analisis data hingga penarikan kesimpulan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah konsep Gerak Melingkar yang terdapat dalam
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika. BSE Fisika yang dianalisis
miskonsepsinya adalah:
1. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo (Buku A)
2. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Penulis Dudi Indrajit (Buku B)
3. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani (Buku C)
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2009.

B. Deskripsi Temuan Penelitian


Analisis buku ajar Fisika yang diteliti terdapat dalam Lampiran 2,3 dan 4.
Berdasarkan analisis miskonsepsi buku ajar yang diteliti, dapat dihitung besarnya
persentase miskonsepsi pada ketiga buku ajar Fisika yang diteliti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Persentase Miskonsepsi Gerak Melingkar Ketiga BSE Fisika untuk
SMA dan MA Cetakan Pertama Tahun 2009 Penerbit Pusat
Perbukuan Kemendiknas

Buku Sekolah Jumlah Konsep yang Miskonsepsi Buku Ajar


No
Elektronik (BSE) Seharusnya Ada Jumlah Persentase (%)
1. Buku A 24 0 0
2. Buku B 24 0 0
3. Buku C 24 0 0

Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi


keterangan lainnya meliputi: konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar,
perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan
perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan
perumusan yang ditunjukan pada Tabel
commit4.2.
to user

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan lain Buku


Ajar yang Diteliti
Jumlah
Jumlah Konsep yang
No BSE

PPN

PHP

PKP
PPS

PPP
PG
KB

KTA
Seharusnya Ada

1. Buku A 24 16 8 7 3 2 3 - 2
2. Buku B 24 20 4 6 - - 2 1 -
3. Buku C 24 17 7 6 3 1 1 2 -
Jumlah 53 19 15 6 3 6 3 2
Keterangan:
KB : Konsep Benar
KTA : Konsep Tidak Ada
PG : Perbaikan Gambar
PPN : Perbaikan Penulisan Notasi
PPS : Perbaikan Penulisan Satuan
PPP : Perbaikan Penulisan Perumusan
PHP : Perbaikan Hasil Perhitungan
PKP : Perbaikan Keterangan Perumusan

Berdasarkan hasil perhitungan identifikasi keterangan lain pada setiap


buku ajar yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram ditunjukan pada
Gambar 4.1.

25

20
Jumlah Temuan (buah)

15
Buku A
Buku B
10
Buku C

0
KB KTA PG PPN PPS PPP PHP PKP

Gambar 4.1. Histogram Data Hasil Perhitungan Identifikasi


commit to user
Keterangan Lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

Konsep berdasarkan silabus pada materi Gerak Melingkar yang akan


dianalisis berjumlah 24. Selain itu contoh-contoh soal dalam buku ajar juga
dianalisis.

C. Pembahasan
1. Miskonsepsi
Konsep berdasarkan Silabus pada materi Gerak Melingkar untuk
Fisika SMA/MTs kelas X semester 1 berjumlah 24. Dalam ketiga buku ajar
yang diteliti tidak mengandung miskonsepsi yang menunjuk pada suatu
konsep yang tidak sesuai dengan studi pustaka atau yang diterima oleh pakar
dalam bidang tersebut.
a. Buku A
Buku A adalah buku yang berjudul Fisika untuk SMA dan MA
Kelas X penulis Tri Widodo. Pada materi Gerak Melingkar dalam buku
ajar Fisika yang diteliti, tidak ada miskonsepsi.
b. Buku B
Buku B adalah buku yang berjudul Mudah dan Aktif Belajar
Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah penulis
Dudi Indrajit. Pada materi Gerak Melingkar dalam buku ajar Fisika yang
diteliti, tidak ada miskonsepsi.
c. Buku C
Buku C adalah buku yang berjudul Fisika 1 untuk SMA/MA
Kelas X penulis Setya Nurachmandani. Pada materi Gerak Melingkar
dalam buku ajar Fisika yang diteliti, tidak ada miskonsepsi.
Berdasarkan hasil analisis, tidak ditemukan adanya miskonsepsi
Gerak Melingkar pada ketiga BSE. Hal ini didukung dengan hasil studi
pustaka dan wawancara tim ahli Fisika. Sehingga ketiga BSE tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran siswa kelas X untuk materi Gerak
Melingkar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

2. Identifikasi Keterangan Lain


Selain mengidentifikasi adanya miskonsepsi pada buku ajar,
dilakukan identifikasi keterangan lainnya, meliputi: konsep benar, konsep
tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan
satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil
perhitungan, dan perbaikan keterangan perumusan.
Pembahasan salah satu identifikasi keterangan lain dalam buku ajar
yang diteliti sebagai berikut:
a. Konsep Benar
Konsep benar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
konsep sesuai dengan hasil dari studi pustaka dan penilaian tim ahli
Fisika. Jika konsep pada buku ajar yang diteliti sesuai dengan studi
pustaka dan tim ahli Fisika, maka konsep dalam buku ajar dinyatakan
benar. Salah satu contoh konsep benar pada ketiga buku tersebut adalah:
1) Buku A
Konsep benar pada buku A berjumlah 16 konsep dari 24
konsep yang dianalisis. Dari 16 konsep yang benar (tidak termasuk
latihan soal) salah satunya adalah penjabaran konsep mengenai
pengertian kelajuan linier, dengan penjabaran sebagai berikut:
Kelajuan linier adalah jarak yang ditempuh dibagi waktu
tempuhnya atau keliling lingkaran dibagi periode gerak benda
Konsep mengenai kelajuan linier di atas merupakan salah
satu konsep benar pada buku A. Hal tersebut didukung dengan hasil
studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika. Menurut Serway &
Jewett (2009: 138) “kelajuannya sama dengan keliling lintasan
melingkar dibagi periode”. Konsep benar pada buku A selanjutnya
dapat dilihat pada Lampiran 2.
2) Buku B
Konsep benar pada buku B berjumlah 20 konsep dari 24
commit
konsep yang dianalisis. Darito20
user
konsep yang benar (tidak termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

latihan soal) salah satunya adalah mengenai konsep frekuensi.


Penjabarannya adalah sebagai berikut:
Frekuensi adalah banyaknya putaran yang dilakukan partikel
dalam satu sekon.
Konsep frekuensi di atas merupakan konsep yang benar
didukung dengan hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika.
“Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi f sebagai
jumlah putaran per sekon” (Giancoli, 2001: 134). Namun dari segi
bahasa “banyaknya” mengandung makna ambigu. Sehingga
sebaiknya diperbaiki dengan “jumlah”. Konsep benar yang lainnya
pada buku B dapat dilihat pada Lampiran 3.
3) Buku C
Konsep benar pada buku C berjumlah 17 dari 24 konsep
yang dianalisis (tidak termasuk latihan soal). Dari 20 konsep yang
benar tersebut, salah satu diantaranya adalah konsep periode.
Penjabarannya sebagai berikut:
Periode adalah waktu yang dibutuhkan suatu benda yang
bergerak melingkar untuk melakukan satu putaran penuh. Pada
umumnya periode diberi notasi T. Satuan SI periode adalah
sekon (s).
Konsep mengenai periode pada buku C dinyatakan benar.
Hal ini didukung dengan hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli
Fisika. “Periode T dari sebuah benda yang berputar membentuk
lingkaran adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu
putaran” (Giancoli, 2001: 134). Konsep benar yang lainnya pada
buku C dapat dilihat pada Lampiran 4.
Konsep benar pada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk
diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

20

Jumlah Temuan (buah)


15
Buku A
10
Buku B
5 Buku C

0
Konsep Benar

Gambar 4.2. Histogram Data Konsep Benar


pada Ketiga BSE

Terlihat bahwa buku B memliki konsep lebih banyak dari pada


ketiga buku yang lain. Konsep-konsep yang seharusnya ada dalam buku
berjumlah 24 konsep untuk Gerak Melingkar beradasarkan silabus.
Dengan demikian Buku B lebih banyak memuat konsep-konsep yang
seharusnya ada.
b. Konsep Tidak Ada
Konsep tidak ada yang dimaksud dalam analisis buku ajar pada
penelitian ini adalah tidak adanya konsep pada buku ajar yang diteliti
berdasarkan silabus. Silabus yang digunakan sebagai acuan adalah
Silabus Fisika Dasar 1A berlandaskan Peraturan Pemerintah Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
1) Buku A
Konsep tidak ada pada Buku A berjumlah 8 konsep. Konsep
yang tidak ada dalam Buku A diantaranya adalah percepatan sudut,
perumusan percepatan sudut, perumusan Gerak Melingkar Beraturan
(GMB), Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB), perumusan
percepatan sudut pada GMBB, perumusan sudut tempuh pada
GMBB, perumusan kecepatan sudut pada GMBB, dan perumusan
percepatan tangensial pada GMBB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

2) Buku B
Konsep tidak ada pada Buku B berjumlah 4 konsep.
Diantaranya adalah konsep percepatan sudut, perumusan percepatan
sudut, perumusan GMB dan perumusan percepatan tangensial pada
GMBB.
3) Buku C
Konsep yang tidak ada pada Buku C berjumlah 7 konsep.
Diantaranya adalah konsep perumusan hubungan kelajuan linier
dengan besar kecepatan sudut, percepatan sudut, perumusan
percepatan sudut, perumusan GMB, perumusan percepatan sudut
pada GMBB, perumusan sudut tempuh pada GMBB, dan perumusan
kecepatan sudut untuk GMBB.
Konsep tidak ada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk
diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Jumlah Temuan (buah)

20

15 Buku A
10 Buku B
5 Buku C

0
Konsep Tidak Ada

Gambar 4.3. Histogram Data Konsep Tidak Ada


pada Ketiga BSE

Hasil pada Gambar 4.3. menunjukan bahwa buku B paling


sedikit konsep yang tidak ada. Hal ini berarti buku B memuat lebih
banyak konsep untuk materi Gerak Melingkar dari pada ketiga buku
lainnya.
c. Perbaikan Gambar
Perbaikan gambar yang dimaksud dalam analisis buku ajar pada
penelitian ini adalah tidak ada keterangan gambar, keterangan gambar
commit to user
kurang lengkap sehingga perlu perbaikan untuk memperjelas konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Salah satu contoh dari perbaikan gambar pada ketiga buku tersebut
adalah:
1) Buku A
Ada tujuh perbaikan gambar pada buku A. Salah satu
contoh perbaikan gambar pada buku A adalah sebagai berikut:

Sudut 1 radian adalah sudut pusat lingkaran dengan panjang


busur lingkaran sama dengan jari-jari lingkaran.

Gambar 2.4 Sudut 1 radian

Perbaikan gambar dilakukan karena keterangan pada Gambar 2.4


kurang sehingga perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep.
Perbaikan Gambar 2.4 mengenai sudut 1 radian yaitu dengan
pemberian keterangan tambahan (  ) sebagai notasi besar sudut
pusat lingkaran. Sehingga Gambar 2.4 diperbaiki menjadi:

Gambar 2.4. Sudut 1 Radian


Jika tidak ada notasi besar sudut (  ) akan membuat siswa
kesulitan dalam menentukan besar sudut 1 radian. Sehingga dengan
adanya penambahan notasi tersebut siswa lebih mudah memahami
dimana letak besar sudut 1 radian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

2) Buku B
Ada enam perbaikan gambar pada Buku B. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Susunan terhubung sabuk
v1  v2
ω1 r1  ω2 r2

Sama halnya pada buku A, pada buku B mengalami perbaikan


gambar karena keterangan gambar susunan yang terhubung sabuk
masih kurang. Pada gambar susunan roda yang terhubung dengan
sabuk diperbaiki untuk memperjelas konsep menjadi:

Gambar 4.11. Susunan Terhubung Sabuk


Gambar tersebut diperbaiki dengan penambahan keterangan pada
gambar. Melalui keterangan gambar akan memberikan sedikit
penjelasan terhadap gambar yang disajikan. Hal tersebut dapat
memperkuat penjelasan konsep mengenai susunan roda yang
terhubung dengan sabuk.
Selain penambahan keterangan pada gambar, Gambar 4.11.
diperbaiki dengan penambahan notasi jari-jari pada roda kedua ( r2 ).
Hal tersebut adakan memudahkan siswa memahami dimana letak
jari-jari pada roda kedua.notasi jari-jari pada roda kedua. Sehingga
gambar diperbaiki menjadi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Gambar 4.11. Susunan Terhubung Sabuk


Perbaikan gambar lain pada buku B dapat dilihat pada Lampiran 3.
3) Buku C
Ada enam perbaikan gambar pada buku C. Salah satunya
adalah sebagai berikut:
1. Seporos

- Arah putar roda A searah dengan roda B


-  A  B
v A vB
- 
R A RB

Perbaikan gambar seporos pada buku C dilakukan karena keterangan


gambar masih kurang lengkap untuk memperjelas konsep. Gambar
hubungan roda yang seporos diperbaiki dengan menambahkan notasi
jari-jari roda A ( R A ) dan jari-jari roda B ( R B ) sehingga gambar
menjadi:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Penambahan notasi jari-jari roda A dan jari-jari roda B akan


memudahkan siswa memahami dimana letak jari-jari pada roda A
maupun roda B.
Perbaikan selanjutnya dengan penambahan keterangan pada
gambar. Memberikan keterangan pada gambar akan memudahkan
penjelasan atau interpretasinya pada setiap gambar yang disajikan.
Sehingga gambar diperbaiki menjadi:

Gambar 3.4. Hubungan Roda Seporos


Perbaikan gambar lain pada buku C dapat dilihat pada Lampiran 4.
Perbaikan gambar pada ketiga buku tersebut disajikan dalam
bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Jumlah Temuan (buah)

20

15
Buku A
10 Buku B
5 Buku C

0
Perbaikan Gambar

Gambar 4.4. Histogram Data Perbaikan Gambar


Ketiga BSE

Terlihat pada Gambar 4.4. bahwa buku A mengalami perbaikan


gambar paling banyak. Tidak ada keterangan gambar, keterangan gambar
kurang lengkap banyak ditemukan pada buku A. Sehingga untuk
memperjelas konsep pada buku A banyak gambar diperbaiki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

d. Perbaikan Penulisan Notasi


Perbaikan penulisan notasi yang dimaksud dalam analisis buku
ajar pada penelitian ini adalah penulisan notasi atau sistem lambang
(tanda) kurang tepat atau tidak sesuai. Hal tersebut didukung dengan
hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga perlu diperbaiki untuk
memperjelas konsep. Perbaikan penulisan notasi pada ketiga buku yang
dianalis salah satu diantaranya adalah:
1) Buku A
Ada tiga perbaikan penulisan notasi pada buku A. Salah
satu diantaranya adalah:

Contoh Soal 2.2


1. Sebuah titik partikel melakukan gerak melingkar beraturan
dengan jari-jari lintasan 20 cm. Dalam waktu 5 sekon mampu
berputar 100 putaran.
Ditanya:
....
b. Kecepatan sudut
Jawab:
....
b. w  2  f
 2 x 3,14 x 20
 125,6 rad/s

Perbaikan penulisan notasi pada buku A dikarenakan ada penulisan


notasi atau sistem lambang (tanda) kurang tepat atau tidak sesuai.
Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan tim ahli
Fisika. Sehingga perlu perbaikan untuk memperjelas konsep. Pada
soal no 1 b, dalam soal seharusnya menentukan besar kecepatan
sudut. Namun pada penyelesaiannya kecepatan sudut diberi notasi w
yang mempunyai arti berbeda yaitu berat. Berat merupakan gaya
commit
gravitasi yang bekerja to user
pada benda. Secara matematis besarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

dirumuskan w  m g . Satuan S.I untuk w adalah newton (N), m


adalah kilogram (kg) dan g adalah m/s2. Sedangkan seharusnya
besar kecepatan sudut menggunakan notasi  (omega) yang secara
matematis dirumuskan   2  f . Sehingga pada penyelesaian soal
no 1 b diperbaiki menjadi:
  2 f
 (2)(3,14)(20)
 125,6 rad/s
Perbaikan notasi lain pada buku A dapat dilihat pada Lampiran 2.
2) Buku B
Tidak ada perbaikan penulisan notasi pada Buku B. Karena
tidak ditemukan adanya penulisan notasi atau sistem lambang
(tanda) kurang tepat atau tidak sesuai yang didukung dengan hasil
wawancara tim ahli Fisika sehingga tidak perlu diperbaiki untuk
memperjelas konsep.
3) Buku C
Ada tiga perbaikan penulisan notasi pada buku B. Salah
satu diantaranya adalah sebagai berikut:

2. Bersinggungan
.....

....
- V A  VB
....
- Jika RA  jumlah gigi roda A dan nB  jumlah gigi roda B

Perbaikan penulisan notasi dilakukan karena ada penulisan notasi


atau sistem lambang (tanda) kurang tepat. Perumusan matematis
besar kecepatan linier pada hubungan roda yang bersinggungan pada
buku menggunakan V (yang biasa digunakan untuk menyatakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

volume), sebaiknya disesuaikan dengan notasi sebelumnya, sehingga


penulisannya sebagai berikut:
v A  vB
Perbaikan penulisan notasi perumusan pada
RA  jumlah gigi roda A . RA menunjukkan jari-jari roda A
sedangkan jika menyatakan jumlah gigi roda A maka dinyatakan
dengan notasi n A . sehingga penulisan notasi diperbaiki menjadi:

n A  jumlah gigi roda A


Perbaikan penulisan notasi lain pada buku C dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Perbaikan penulisan notasi pada ketiga buku tersebut disajikan
dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Jumlah Temuan (buah)

20

15 Buku A
10 Buku B

5 Buku C

0
Perbaikan Penulisan Notasi

Gambar 4.5. Histogram Data Perbaikan Penulisan


Notasi Ketiga BSE

Ada 3 perbaikan penulisan notasi pada buku A dan buku C.


Sedangkan pada buku B tidak ditemukan penulisan notasi atau sistem
lambang (tanda) kurang tepat atau tidak sesuai sehingga tidak ada
perbaikan.
e. Perbaikan Penulisan Satuan
Perbaikan penulisan satuan yang dimaksud dalam analisis buku
ajar pada penelitian ini adalah penulisan satuan kurang tepat atau tidak
sesuai didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga perlu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

diperbaiki untuk memperjelas konsep. Perbaikan penulisan satuan pada


ketiga buku yang dianalis salah satu diantaranya adalah:
1) Buku A
Ada dua perbaikan penulisan satuan pada Buku A. salah
satu diantaranya adalah sebagai berikut:
Contoh Soal 2.2
Dengan bantuan benang yang panjangnya 1 m, sebuah benda
yang massanya 200 gram diputar dengan laju tetap 4 ms-1.
Benang mampu menahan gaya 5 N sebelum putus. Tentukan:
....
c. Laju maksimum benda sebelum benang putus
Penyelesaian:
....
Jawab:
....
c. Tmaks  5 N  Fs ( maks)  3,2 Newton

....

Perbaikan penulisan satuan dilakukan karena ada penulisan satuan


yang kurang tepat. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara
tim ahli Fisika. Penulisan satuan jika ditulis lengkap, sebaiknya
menggunakan huruf kecil semua. Sejalan dengan pernyataan Sutarno
(2009: 1) yang menyatakan bahwa simbol satuan yang mengandung
nama penemunya ditulis dengan huruf kapital, tetapi nama
satuannya sendiri ditulis dengan huruf kecil (contoh : tesla; T).
Sehingga untuk satuan Fs (maks) dapat ditulis newton atau N.

perbaikan penulisan satuan lain pada buku A dapat dilihat pada


Lampiran 2.
2) Buku B
Tidak ada perbaikan penulisan satuan pada Buku 2. Karena
commit to user
tidak ditemukan adanya penulisan satuan kurang tepat atau tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

sesuai didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga


tidak perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep.
3) Buku C
Ada satu perbaikan penulisan satuan pada Buku C yaitu:
Contoh 3.2
Bambang mengendarai sepeda motor melewati sebuah tikungan
lingkaran yang berjari-jari 20 m saat akan pergi ke sekolah. Jika
kecepatan motor Bambang 10 m/s, maka tentukan percepatan
Bambang yang menuju ke pusat lintasan!
...
Ditanyakan : a s = ...?
Jawab :
v 2 10  100
2
as     5 m/s
r 20 20
Perbaikan penulisan satuan dilakukan karena penulisan satuan tidak
sesuai. Hal ini didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika.
Dalam penyelesaian untuk menghitung besar percepatan sentripetal
adalah sebagai berikut:
v 2 (10 m/s) 2 100 m 2 / s 2
as   
r 20 m 20 m
 5 m/s 2

Sehingga satuan untuk percepatan sentripetal pada penyelesaian soal


tersebut diperbaiki menjadi:
a s  5 m/s 2

Perbaikan penulisan satuan pada ketiga buku tersebut disajikan


dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Jumlah Temuan (buah)


20

15 Buku A
10 Buku B
5 Buku C

0
Perbaikan Penulisan Satuan

Gambar 4.6. Histogram Data Perbaikan


Penulisan Satuan Ketiga BSE

Gambar 4.6. menunjukkan bahwa buku A mengalami perbaikan


penulisan satuan paling banyak. Kemudian disusul dengan buku C
dengan satu perbaikan penulisan notasi. Sedangkan pada buku B tidak
ditemukan adanya penulisan satuan yang kurang tepat atau tidak sesuai
sehingga tidak perlu diperbaiki.
f. Perbaikan Penulisan Perumusan
Pada buku ajar ini juga menganalisis penulisan perumusan,
apabila ada penulisan perumusan yang tidak tepat diperbaiki untuk
menghindari miskonsepsi Fisika. Perbaikan penulisan perumusan pada
ketiga buku yang dianalis salah satu diantaranya adalah:
a. Buku A
Ada tiga perbaikan penulisan perumusan pada Buku A.
salah satu diantaranya adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Contoh Soal 2.3


1.

Dua roda A dan B mempunyai jari-jari 6 cm dan 12 cm.


Apabila periode A = 0,1 sekon dan banyaknya gigi roda A 30
buah, hitung:
a. frekuensi roda B dan
b. banyaknya gigi roda B!
Ditanya: a) fB b) nB
Jawab:
a. ....
b. f A : f B  n B : n A
10 . 5  n B : 30
nB  60 buah

Perbaikan penulisan perumusan dilakukan karena ada penulisan


perumusan yang kurang tepat sehingga perlu diperbaiki. Dalam
penulisan rumus banyaknya gigi roda B tertulis:
f A : f B  nB : n A
10 . 5  n B : 30
Seharusnya tanda titik (.) diatas menjadi tanda bagi (:), maka
seharusnya:
f A : f B  nB : n A
10 : 5  n B : 30
nB  60 buah
Perbaikan penulisan perumusan lain pada buku A dapat dilihat pada
commit to user
Lampiran 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

b. Buku B
Ada dua perbaikan penulisan perumusan pada Buku B.
salah satu diantaranya adalah:
Dalam satu periode, partikel menempuh sudut sebesar 2 .
Dengan demikian, laju liniernya adalah
2R
v (4-2)
T
Penulisan perumusan kelajuan linier secara matematis yang benar
dilengkapi dengan penambahan  :
2 R
v
T
Perbaikan penulisan perumusan kelajuan linier dilakukan karena
pada perumusan kelajuan linier tidak tepat sehingga perlu
mengalami perbaikan untuk menghindari miskonsepsi. Perbaikan
penulisan perumusan lain pada buku B dapat dilihat pada Lampiran
3.
c. Buku C
Ada satu perbaikan penulisan perumusan pada Buku C
yaitu:
Karena pada GMB besarnya kecepatan tetap, maka segitiga yang
diarsir merupakan segitiga sama kaki. Kecepatan rata-rata dan
selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh panjang busur
AB (r) dapat ditentukan melalui persamaan berikut.
1 v
2  sin 1   v  2v sin 1 
v 2 2
r
r  v x t  t 
v
Perbaikan penulisan perumusan:
1 v
2 1 1
 sin   v  2v sin 
vcommit to2user 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

Tanda sama dengan (=) pada penulisan perumusan di atas kurang


tepat. Sehingga mengalami perbaikan dengan mengganti (=) dengan
(  ). Penggantian tersebut bertujuan untuk mempermudah
keterbacaan persamaan diatas.
Perbaikan penulisan perumusan pada ketiga buku tersebut
disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Jumlah Temuan (buah)


20

15 Buku A
10 Buku B
5 Buku C

0
Perbaikan Penulisan Perumusan

Gambar 4.7. Histogram Data Perbaikan


Penulisan Perumusan Ketiga BSE
.
Terlihat bahwa buku A mengalami perbaikan penulisan
perumusan paling banyak dari pada buku lainnya. Dalam buku A
ditemukan tiga perbaikan penulisan perumusan. Sedangkan dalam buku
B dan C masing-masing ada dua dan satu perbaikan penulisan
perumusan.
g. Perbaikan Penulisan Hasil Perhitungan
Pada penelitian ini selain menganalisis konsep, juga
menganalisis contoh soal pada buku ajar. Dalam perhitungan pada contoh
soal ada kesalahan dalam perhitungan dan penulisan hasil perhitungan,
sehingga perlu diperbaiki. Perbaikan penulisan perumusan pada ketiga
buku yang dianalis salah satu diantaranya adalah:
1) Buku A
Tidak ada perbaikan penulisan hasil perhitungan pada Buku
A. Tidak ditemukan adanya kesalahan dalam perhitungan dan
penulisan hasil perhitungan. Hal ini didukung dengal hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

wawancara tim ahli Fisika sehingga tidak diperbaiki dalam penulisan


hasil perhitungan.
2) Buku B
Ada satu perbaikan penulisan hasil perhitungan pada Buku
B, yaitu:
Contoh 4.3
Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan 240 rpm
(rotasi per menit). Hitunglah :
a. Periode putarnya;
b. Kecepatan sudutnya;
c. Laju linier jika jari-jari roda sepeda 20 cm.
Jawab:
.....
c. Jari-jari (R) = 20 cm = 0,2 m
Laju linier (v) dihitung dengan menggunakan Persamaan (4-
5).
v  R  (8 )(0,2 m)  1,6 m/s
Jadi, periode putarannya 0,25 s, kecepatan sudutnya 8  rad/s,
dan laju liniernya 1,6 m/s
Ada kesalahan pada penulisan hasil perhitungan sehingga mengalami
perbaikan. Dalam kesimpulan akhir hasil perhitungan dinyatakan
bahwa besar atau nilai laju liniernya 1,6 m/s. Sehingga diperbaiki
menjadi:
Jadi, periode putarannya 0,25 s, kecepatan sudutnya 8  rad/s, dan
laju liniernya 1,6  m/s.
3) Buku C
Ada dua perbaikan penulisan hasil perhitungan pada Buku
C. Salah satu diantaranya adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Contoh Soal 3.1


Bakri memacu sepeda motornya pada lintasan yang berbentuk
lingkaran dalam waktu 1 jam. Dalam waktu tersebut, Bakri telah
melakukan 120 putaran. Tentuka periode, frekuensi, kecepatan
linier, dan kecepatan sudut Bakri jika lintasan tersebut memiliki
diameter 800 m!
Diketahui :
a. d  800 m  r  400 m
b. t  1 jam  3600 s
c. n  120 putaran
Ditanyakan:
.....
c) v  ...?
Jawab :
.....
1
c. v  2rf  2 x 400 x  26,7m/s
30

Kesalahan hasil perhitungan ditemukan pada penyelesaian soal


tersebut sehingga perlu diperbaiki. Penyelesaian untuk menghitung
besar kecepatan linier adalah sebagai berikut:
v  2 r f
 1 
 2  (400 m)  Hz 
 30 
 26,7  m/s
Sehingga hasil perhitungan pada Contoh Soal 3.1 diperbaiki
menjadi:
 1 
v  2rf  (2 )(400)    26,7  m/s
 30 

Perbaikan penulisan hasil perhitungan lain pada buku C dapat dilihat


pada Lampiran 4. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Perbaikan penulisan hasil perhitungan pada ketiga buku tersebut


disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Jumlah Temuan (buah)


20

15
Buku A
10 Buku B
5 Buku C

0
Perbaikan Hasil Perhitungan

Gambar 4.8. Histogram Data Perbaikan


Penulisan Hasil Perhitungan
Ketiga BSE

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa pada buku A tidak ditemukan


kesalahan dalam perhitungan dan penulisan hasil perhitungan. Buku C
ada dua perbaikan penulisan hasil perhitungan. Sedangkan pada buku A
ada satu perbaikan penulisan hasil perhitungan.
h. Perbaikan Keterangan Perumusan
Perbaikan keterangan perumusan yang dimaksud dalam analisis
buku ajar pada penelitian ini adalah apabila ada penulisan perumusan
yang tepat sesuai didukung dengan studi pustaka dan hasil wawancara
tim ahli Fisika, tetapi ada keterangan perumusan yang tidak tepat atau
kurang lengkap sehingga perlu diperbaiki untuk menghindari
miskonsepsi Fisika. Perbaikan keterangan perumusan pada ketiga buku
yang dianalis salah satu diantaranya adalah:
1) Buku A
Ada dua perbaikan keterangan perumusan pada Buku A.
salah satu diantaranya adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

Apabila waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran penuh


adalah T dan busur (sudut) yang dilewati 360° , maka besarnya
kecepatan sudut:
360 2
 atau    2 f
T T
Dengan :
 = Kecepatan sudut (rad/s)
T = Periode (s)
Perbaikan keterangan perumusan dilakukan karena kurang
lengkapnya penulisan keterangan perumusan. Perbaikan dilakukan
dengan penambahan keterangan perumusan frekuensi:
 = Besar kecepatan sudut (rad/s)
f = Frekuensi (Hz)

T = Periode (s)
Penambahan tersebut dilakukan untuk memperjelas keterangan
perumusan besar kelajuan linier. Perbaikan keterangan perumusan
lain pada buku A dapat dilihat pada Lampiran 2.
2) Buku B
Buku B tidak mengalami perbaikan keterangan perumusan
karena tidak ditemukan keterangan perumusan yang tidak tepat atau
kurang.
3) Buku C
Begitu pula pada Buku C tidak mengalami perbaikan
keterangan perumusan karena tidak ditemukan keterangan
perumusan yang tidak tepat atau kurang.
Perbaikan keterangan perumusan pada ketiga buku tersebut
disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.9.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Jumlah Temuan (buah)


20

15
Buku A
10 Buku B
5 Buku C

0
Perbaikan Keterangan Perumusan

Gambar 4.9. Histogram Data Perbaikan


Keterangan Perumusan Ketiga BSE

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa hanya buku A yang


mengalami perbaikan keterangan perumusan. Sedangkan pada kedua
buku lainnya tidak ditemukan keterangan perumusan yang tidak tepat
atau kurang lengkap sehingga tidak diperbaiki.

Berdasarkan hasil analisis ketiga BSE yang diterbitkan oleh Pusat


Perbukuan Kemendiknas tidak ditemukan adanya miskonsepsi pada Gerak
Melingkar. Sehingga ketiga buku tersebut aman digunakan dalam proses
pembelajaran.
Namun selain menganalisis adanya miskonsepsi pada penelitian ini juga
mengidentifikasi keterangan lainnya, meliputi: konsep benar, konsep tidak ada,
perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan,
perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan
perbaikan keterangan perumusan. Berdasarkan hasil identifikasi keterangan lain
pada buku A ditemukan ada 16 konsep benar, 8 konsep tidak ada, 7 perbaikan
gambar, 3 perbaikan penulisan notasi, 2 perbaikan penulisan satuan, 3 perbaikan
penulisan perumusan dan 2 perbaikan keterangan perumusan. Sedangkan pada
buku B ada 20 konsep benar, 4 konsep tidak ada, 6 perbaikan gambar, 2 perbaikan
penulisan satuan, dan 1 perbaikan hasil perhitungan. Buku C ada 17 konsep benar,
6 konsep tidak ada, 3 perbaikan gambar, 1 perbaikan penulisan satuan, 1
perbaikan penulisan perumusan,commit
dan 2toperbaikan
user hasil perhitungan. Terlihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

bahwa buku B lebih memuat banyak konsep serta sedikit mengalami perbaikan
dari pada kedua buku yang lain. Sehingga untuk proses pembelajaran Gerak
Melingkar buku B dapat dijadikan sumber belajar siswa.
Miskonsepsi dan identifikasi lainnya dalam penelitian ini perlu menjadi
perhatian guru Fisika, terutama guru yang menggunakan ketiga buku tersebut
sebagai sumber pembelajaran. Guru-guru Fisika harus teliti dalam memilih buku
ajar Fisika yang bermutu untuk proses pembelajaran Fisika di SMA. Guru Fisika
juga harus teliti dalam menilai setiap konsep yang terdapat dalam buku ajar Fisika
yang digunakan. Guru perlu memberitahukan kepada siswa bila dalam buku ajar
yang digunakan terdapat miskonsepsi dan kesalahan lain kemudian menjelaskan
konsep yang benar, sehingga siswa tidak akan mempelajari konsep yang salah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil analisis miskonsepsi Gerak
Melingkar pada ketiga buku sekolah elektronik (BSE) cetakan pertama tahun
2009 yang diterbitkan Pusat Perbukuan Kemendiknas adalah:
1. Tidak ada miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku tersebut
2. Besar persentase miskonsepsi pada buku-buku tersebut adalah 0%
3. Selain miskonsepsi, pada buku ajar juga diidentifikasi keterangan lainnya
meliputi:
a) Buku A
Dari 24 konsep yang seharusnya ada, dalam buku memuat 16 konsep ada
dan benar, 8 konsep tidak ada, 7 perbaikan gambar, 3 perbaikan penulisan
notasi, 2 perbaikan penulisan satuan, 3 perbaikan penulisan perumusan, dan
2 perbaikan keterangan perumusan.
b) Buku B
Dari 24 konsep yang seharusnya ada, dalam buku memuat 20 konsep ada
dan benar, 4 konsep tidak ada, 6 perbaikan gambar, 2 perbaikan penulisan
perumusan, dan 1 perbaikan penulisan hasil perhitungan.
c) Buku C
Dari 24 konsep yang seharusnya ada, dalam buku memuat 17 konsep ada
dan benar, 7 konsep tidak ada, 6 perbaikan gambar, 3 perbaikan penulisan
notasi, 1 perbaikan penulisan satuan, 1 perbaikan penulisan perumusan, dan
2 perbaikan penulisan hasil perhitungan.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah
dapat memberikan informasi bahwa buku ajar yang telah beredar, meskipun telah
dahulu lolos standarisasi mutu oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan
commit to user

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

(BSNP) ternyata masih ditemukan beberapa kesalahan yang perlu diperbaiki


untuk menghindari terjadinya miskonsepsi.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi pada penelitian ini dikemukakan
saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa Pendidikan Fisika khususnya di lingkungan FKIP UNS agar
melakukan penelitian yang lebih menyeluruh dengan melibatkan dinamika
Gerak Melingkar karena pada penelitian ini hanya mencakup pada
mekanikanya.
2. Perlu dilakukan penelitian pada konsep lain pada ketiga BSE tersebut karena
pada penelitian hanya dibatasi pada Gerak Melingkar agar keseluruhan konsep
dapat diketahui kesalahannya dan dapat menghindari miskonsepsi saat
dipergunakan sebagai bahan ajar.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsep Gerak Melingkar pada
ketiga BSE tersebut dari segi kebahasaannya karena pada penelitian ini hanya
menganalisis dari segi konsep saja.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai