Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Kesakinahan Keluarga

(studi kasus pada masyarakat di Kecamatan Koto Tangah)

1.1 Latar Belakang


Penelitian ini mengambil judul “ Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap
Kesakinahan Keluarga” . pernikahan merupakan akad yang menghalalkan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya.
Pernikahan menjadi suatu komponen yang sangat dianjurkan dalam islam
karena pada hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah secara berpasang-
pasangan untuk berlangsungnya generasi kedepannya. Allah SWT dan
Rasulnya juga memerintahkan umatnya untuk menikah dan tidak hidup
melajang sebagaimana disebutkan dalam dalil berikut

ُ‫وََأن ِكحُوا األَيَامَى مِْنكُمْ وَالصَّاِلحِنيَ ِمنْ عِبَادِكُمْ وَِإمَاِئكُمْ ِإنْ َي ُك ْوُنوْا فُ َقرَاءَ ُيغْنِهِمْ اهلل‬

ٌ‫ضِلهِ وَاهللُ وَاسِ ٌع َعلِيم‬


ْ َ‫ِمنْ ف‬

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan


orang-orang yang layak (bernikah) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan wanita. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka
dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha
Mengetahui”. ( QS An Nuur:32 )
Dalam ajaran Islam yang telah dijabarkan dalam Al Quran, salah satu
tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan sakinah, mawaddah, dan
rahmah. Hal ini ditegaskan dalam surat Ar Rum ayat 21.
ً‫سكُنُو ٓٓآ ِإلَْيهَا وَ َجعَلَ بَيَْنكُم َّموَدَّةً وَرَ ْح َمة‬
ْ َ‫َٰجًا لِّت‬ ِ ُ‫َِٰتهِۦٓ َأنْ َخَلقَ َلكُم ِّمنْ َأنف‬
َ‫سكُمْ أَزْو‬ َ‫َوِمنْ ءَاي‬

َ‫َكرُون‬ َ‫ٓ إِنَّ فِىَٰذَلِكَ لَءَاي‬


َّ ‫َٰتٍ لِّ َقوْمٍ يَتَف‬

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia


menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Membentuk keluarga yang sakinah adalah dambaan pernikahan setiap
orang. Kita sebagai manusia yang normal tentunya sangat menginginkan
pernikahan yang langgeng dan hanya terjadi satu kali dalam kehidupan
kita. Sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah bisa
menjadi tujuan dari seorang muslim untuk menikah dan mendekatkan diri
pada Allah

Berdasarkan UU no 1 tahun 1974 , bahwa usia minimal bagi pria adalah


19 tahun dan wanita adalah 16 tahun. Pada Oktober 2019, batas usia
perkawinan bagi wanita dan pria disamakan yaitu 19 tahun berdasarkan
UU no 16 tahun 2019. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas
minimal usia pernikahan ini tentunya melalui proses dan berbagai
pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar
siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental. menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia ideal
menikah pada perempuan adalah 21 tahun dan pada laki-laki berusia 25
tahun.
Pernikahan dini masih terjadi di kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Ada begitu banyak faktor yang menyebabkan orang-orang melakukan
pernikahan dini. Faktor terbesar terjadinya pernikahan dini ialah
rendahnya pendapatan ekonomi dan rendahnya pendidikan. Sebaggian
keluarga beranggapan bahwa dengan melakukan pernikahan dini kepada
anaknya dapat meringankan beban keluarga. Selain itu pernikahan dini
juga terjadi karena telah melakukan hubungan suami istri sebelum
menikah, sehingga pernikahan harus segera dilaksanakan meskipun
pasangan tersebut masih di bawah umur. Adapun data pernikahan dini di
kecamatan Koto Tangah

No Nama umur tahun


1 Mardilah 17 tahun 2020
2 Fadila Donita 18 tahun 2020
3 Tina Novia 17 tahun 2021

Pernikahan dini memiliki pengaruh pada terbentuknya keluarga


harmonis. Pada umumnya, pasangan yang masih di bawah umur keadaan
psikologinya belum matang, sehingga masih labil dalam dalam
menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan.hal ini menyebabkan
permasalahan yang timbul dalam rumah tangga tidak terselesaikan
dengan baik tetapi justru semakin rumit. Tidak jarang pasangan yang
mengalami keruntuhan dalam rumah tangga karena perkawinan yang
masih terlalu muda. Walaupun keharmonisan dalam rumah tangga tidak
ditentukan umu, karena pada dasarnya dikembalikan kepada pribadi
masing-masing. Tetapi umur yang masih muda cenderung tidak stabil
dalam mengahadapi maslah-masalah yang muncul yang seringkali
menyebabkan konflik dan percekcokan yang berujung pada perceraian

Selain itu, Pasangan yang menikah muda juga belum matang secara
sosial ekonomi. Umumnya mereka belum memiliki pekerjaan tetap
sehingga kesulitan ekonomi pun memicu konflik dalam rumah tangga.
Ketidakstabilan emosi serta kurangnya pengetahuan pasangan yang
menikah muda. Oleh karna itu, judul yang akan diangkat adalah “Pengaruh
Pernikahan Dini Terhadap Kesakinahan Keluarga (studi kasus pada
masyarakat di Kecamatan Koto Tangah)”

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana dampak pernikahan dini terhadap kesakinahan keluarga ?
1.3 Pertanyaan Penelitian
1) Apa faktor penyebab pernikahan dini dilakukan di kecamatan Koto
Tangah
2) Apa tantangan yang dihadapi pasangan nikah dini dalam membangun
keluarga
3) Apa yang menjadi penyebab kesakinahan keluarga pernikahan dini
menjadi rusak
4) Bagaimana cara pasangan nikah dini dalam menghadapi masalah
keluarga
1.4 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui penyebab pernikahan dini dilakukan di kecamatan
Koto Tangah
2) Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi pasangan nikah dini dalam
membangun keluarga
3) Untuk mengetahui penyebab kesakinahan keluarga pernikahan dini
menjadi rusak
4) Untuk mengetahui cara pasangan nikah dini dalam menghadapi
masalah keluarga
1.5 Signifikasi Penelitian

Tema ini penting diangkat agar hasil penelitiannya dapat dijadikan


rekomendasi bagi pihak yang terkait dalam membangun kesakinahan
keluarga

1.6 Studi Literatur

Ada beberapa studi yang relevan mengenai penelitian yang akan


dilakukan ini, diantaranya mencamtumkan beberapa literature penelitian
yang didapatkan dari sumber dan karya-karya dari literatur yang
berkaitan dengan pembahasan larangan perkawinan.

Pertama, Umi Sumbulah Faridatul Jannah (2012) dalam jurnal


Kesetaran dan Keadilan Gender dari UIN Malang yang berjudul
"Pernikahan Dini dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Keluarga Pada
Masyarakat Madura Perspektif Hukum dan Gender". Rumusan masalah
yang dikemukakannya adalah bagaimana pernikahan dini dan
implikasinya terhadap kehidupan keluarga pada masyarakat Madura
perspektif hukum dan gender.Berdasarkan rumusan masalah tersebut
Umi Sumbulah Faridatul Jannah menyimpulkan adapun implikasi yang
timbul dari pernikahan dini bagi pasangan suami istri ini di antaranya
adalah terjadinya pertengkaran dan percekcokan dalam rumah tangga,
yang tidak jarang berujung dengan perceraian.Di samping itu, implikasi
secara lebih luas menyeruak ke keluarga besar dari pasangan suami istri
tersebut.Jika perkawinan anak-anaknya tidak harmonis, sering terjadi
pertengkaran bahkan berujung perceraian, maka orang tua akan kecewa,
bahkan bisa berakibat putusnya tali silaturrahim di antara kedua keluarga
besar tersebut.(Jannah 2012, 18)

Kedua , Jurnal Uswatun Hasanah (2018) dalam jurnal Science and


Socialdari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Royalyang berjudul "Pengaruh Perkawinan Usia Muda Pada Tingkat
Perceraian Dini Studi Kasus Pengadilan Agama Kisaran". Rumusan
masalah yang dikemukakannya adalah apa pengaruh perkawinan usia
muda pada tingkat perceraian dini studi kasus Pengadilan Agama Kisaran.
Berdasarkan rumusan masalah tesebut Uswatun Hasanah menyimpulkan
dampak umum dari pernikahan dini ini adalah perceraian sebab
perkawinan usia muda dilakukan oleh seseorang yang pada hakekatnya
kurang mempunyai persiapan atau kematangan baik secara biologis,
psikologis maupun sosial ekonomi. (Hasanah 2018, 18)

Ketiga , Jurnal Rina Yulianti(2010) dengan judul dampak yang


ditimbulkan akibat perkawinan usia dini. dalam jurnal ini membicarakan
mengenai dampak perkawinan usia dini akan menimbulkan hak dan
kewajiban antara kedua belah pihak, baik dalam hubungannya dengan
mereka sendiri, terhadap anak-anak maupun terhadap keluarga mereka
masing-masing. Dampak yang ditimbulkan antara lain : 1. Dampak
terhadap suami istri tidak bisa dipungkiri bahwa pada pasangan suami
istri yang telah melangsungkan perkawinan di usia muda tidak bisa
memenuhi atau tidak mengetahui hak dan kewajiban sebagai suami istri.
2. Dampak terhadap anak-anaknya masyarakat yang telah melangsungkan
perkawinan pada usia muda bila hamil akan mengalami gangguan-
gangguan pada kandungannya. 3. Dampak terhadap masing-masing
keluarga, apabila keluarga mereka tidak bahagia dan terjadi perceraian
maka akan memutuskan tali kekeluargaan di antara kedua belah
pihak.(Rina Yulianti.2010)
Keempat, Penelitian dengan judul ‘’Faktor-Faktor Penyebab
Perkawinan Di Bawah Umur di Desa Tegaldowo Kecmatan Gunem
Kabupaten Rembang’’ yang dilakukan oleh Muwaffiq dengan BP
072111033, Fakultas Syariah IAIN Walisongo. Rumusan masalah dalam
penilitian ini adalah faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
pernikahan usia muda? Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
pernikahan di bawah umur? Bagaimana upaya mempersulit pernikahan di
bawah umur? Dalam menyusun skripsi ini digunakan jenis penelitian
kualitatif yang dalam hal ini tidak menggunakan perhitungan angkaˇangka
statistik, sedangkan metodenya secara induktif berdasarkan data langsung
dari subyek penelitian. Dari hasil pembahasannya disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang terjadi karena faktor internal yaitu 14 faktor tradisi,
faktor pergaulan bebas, dan faktor kebutuhan materi. Praktek perkawinan
di bawah umur di Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem Kabupaten
Rembang masih ada kekurang sesuaian yakni dengan syarat kemampuan
calon mempelai dan esensi wali yang berlebihan. Dalih kemaslahatan
kurang dapat diterima secara rill, banyak kasus perceraian yang terjadi
pada pasangan perkawinan di bawah umur di Desa Tegaldowo. (Muwaffiq,
2007)
Kelima, Bumyamka Jaya M, “Problematika perkawinan usia muda di
Kecamatan tarub Kabupaten Tegal (Study kasus di KUA Kecamatan tarub
Kabupaten tegal tahun 2009-2010)” Fakultas Ahwal Al-Syahsiyah Institut
Agama Islam Syekh Nurjati Cirebon, Tahun 2010: skripsi ini membahas
tentang pelaksanaan perkawinan usia muda, yang melatar belakangi
perkawinan usia muda berdasarkan hasil observasi di lapangan pada
tahun 2009-2010. (Jaya, 2010)
, Istiqamah(2021) memiliki judul pembentukan kepribadian akhlakul
karimah anak di lingkungan keluarga nikah dini di kecamatan lubuk besar
kabupaten Bangka tengah. Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode yang bisa digunakan dalam pembentukan kepribadian
akhlakul karimah di antara metode tersebut ialah metode uswah atau
keteladanan, metode nasehat, metode cerita, metode pembiasaan, metode
hukuman dan pemberian hadiah. (istiqamah.2021)
Ketujuh, Jurnal Yuspa Hanum dan Tukiman (2015) dalam jurnal
Keluarga Sehat Sejahteradari FT UNIMED yang berjudul "Dampak
Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Alat Reproduksi Wanita". Rumusan
masalah. yang dikemukakan adalah bagaimana dampak pernikahan dini
terhadap kesehatan alat reproduksi wanita.Berdasarkan rumusan
masalah tersebut Yuspa Hanum dan Tukiman menyimpulkan salah satu
tujuan perkawinan adalah untuk memperoleh keturunan. Keturunan
diperoleh dari kehamilan dalam masa reproduksi yang sehat yaitu umur
istri antara 20-30 tahun usia tersebut merupakan usia terbaik karena
organ-organ reproduksi dalam tubuh wanita telah tumbuh sempurna.
Pernikahan dengan usia yang belum tepat pada waktunya akan banyak
menimbulkan masalah, baik masalah fisik atau pun masalah secara
psikologi. Banyaknya pernikahan dini yang terjadi juga dikarenakan
banyak faktor, misalnya akibat pergaulan bebas, budaya, adat istiadat dan
lain sebagainya. Pernikahan dini juga mengakibatkan terjadinya penyakit
atau kerusakan-kerusakan pada alat reproduksi wanita. Oleh karena itu
semua pihak harus tetap menjaga dan mengawasi atau bahkan mencegah
adanya pernikahan dini, agar tidak merusak generasi muda atau generasi
berikutnya.( Hanum 2015, 42)
Kedelapan, jurnal karya Kartini dengan judul pandangan tokoh agama
terhadap Pernikahan dini akibat hamil pra nikah di kota Kendari.
pandangan tokoh agama pada umumnya tentang pernikahan dini adalah
dibolehkan sepanjang tidak menimbulkan kemudharatan, tapi jika kamu
daratannya lebih banyak dibandingkan maslahatnya maka diharamkan,
pada umumnya tokoh agama di kota Kendari berpendapat bahwa
Pernikahan dini dilarang karena dianggap lebih banyak kemudharatan nya
dibanding kemaslahatannya.

Kesembilan , Sari Eka Lestari Putri (2011), Skripsi Berjudul :


"Pernikahan Dini Di Kecamatan Limo Depok", menjelaskan bahwa latar
belakang terjadinya pernikahan dini di kecamatan Limo disebabkan
beberapa faktor, yaitu : Faktor ekonomi, sosial, pendidikan, kurangnya
perhatian dan pengawasan dari orang tua serta pergaulan bebas yang
mengakibatkan terjadinya remaja putri hamil di luar perkawinan yang
mengharuskan mereka harus melakukan pernikahan di bawah umur.
Dampak negatif pernikahan dini di daerah tersebut adalah banyak
perjalanan pernikahan mereka tidak harmonis, bahkan ada yang berujung
perpisahan, dikarenakan kurangnya kesiapan baik jiwa maupun raga
dalam menghadapi persoalan rumah tangga. (Putri, 2011, 20)

Kesepuluh, Musrida Ningsih BP 395.025 Jurusan Ahwal al-


syakhshiyyah, judul skripsinya adalah ‘’Nikah di Bawah Umur di
Kecamatan Lengayang ditinjau Dari Undang-undang No 1 Tahun 1974 dan
Kompilasi Hukum Islam. Adapun Rumusan masalahnya adalah bagaimana
pelaksanaan pernikahan di bawah umur di Kecamatan Lengayang. Dan
pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana prosedur pernikahan di
bawah umur di Kecamatan Lengayang, serta apa akibat dari nikah di
bawah umur di Kecamatan Lengayang. Kesimpulan skripsi ini adalah
perkawinan di bawah umur di Kecamatan Lengayang pada umumnya tidak
melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh undang-undang perkawinan
dan KHI, namun mereka melaksanakan perkawinan dengan cara
memanipulasi umur, oleh karena itu UU perkawinan dan KHI di Kecamatan
Lengayang belum terealisasi dengan baik. Setelah dibaca, skripsi tersebut
berbeda dengan masalah yang akan penulis teliti, skripsi tersebut
membahas prosedur dan akibat pernikahan di bawah umur baik bagi
keluarganya ataupun bagi mereka yang nikah di bawah umur, sedangkan
pembahasan penulis adalah apa penyebab dicatatkannya perkawinan di
bawah umur di KUA Kecamatan Pondok Suguh dan sanksi terhadap KUA
tersebut.
1.7 Metode Penelitian

Untuk menghasilkan penelitian yang maksimal, maka diperlukan


metode yang tepat dan sistematis. Adapun metode yang penulis gunakan
adalah sebagai berikut:

1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersifat


deskriptif, Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) dan kajian pustaka, penelitian lapangan
yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil data-data faktual yang
sifatnya autentik di lapangan. Penelitian lapangan biasanya mengandalkan
pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan datanya seperti dengan
mengambil objek penelitian lembaga KUA Kecamatan Koto Tangah, dan fokus
studi yang akan dikaji berkisar pada Peran lembaga KUA dalam menangani
pernikahan di bawah umur di Kecamatan Koto Tangah.

1.7.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KUA KECAMATAN KOTO TANGAH, Jl. Lubuk


Minturun No.18, Koto Panjang Ikua Koto, Kota Padang, Sumatera Barat 25586.

1.7.3 Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data-data yang diperoleh dari sumber


aslinya, Sumber data utama dalam penelitian adalah dari Pegawai Pencatat
Nikah KUA kec Koto Tangah atau kepala KUA kec Koto Tangah.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data penuh yaitu data
yang diperoleh dari buku, jurnal, internet, Koran dan hasil penelitian
terdahulu maupun dari pihak lainnya.
1.7.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara.

Wawancara yaitu merupakan sebuah percakapan antara dua orang


atau lebih untuk memperoleh keterangan data secara lisan melalui Tanya
jawab berupa wawancara dengan kepala KUA Kecamatan Koto Tangah
Wawancara dalam penelitian ini digunakan unuk mengetahui dan
mendapatkan informasi yang ada.

b. Dokumentasi.

Dokumentasi yaitu beberapa data yang didapat untuk mengolah


masalah biasa ditemukan dalam wujud dokumen-dokumen yang berkaitan,
seperti arsip-arsip dan termasuk juga mencari data mengenai hal-hal atau
variabel-variabel yang berupa buku-buku, hasil penelitian, makalah-makalah,
catatan-catatan, kliping, artikel-artikel dan juga sumber-sumber dari internet
yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

1.7.5 Teknis Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah dihimpun, penelitian ini akan


menggunakan metode analisis deskriptif yaitu cara yang digunakan dalam
rangka dalam mencari informasi yang bersifat pernyataan, menjelaskan serta
menggambarkan keadaan proses suatu peristiwa tertentu, Proses analisis
dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu wawancara, dokumentasi, dan Kemudian mengadakan reduksi data
yaitu data-data yang diperoleh di lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal
yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga menjadi data-data yang
benar-benar terkait dengan permasalahan yang dibahas, dan metode ini
mendiskripsikan pelaksanaan, dalam hal ini difokuskan pada peran PPN dalam
menangani terjadinya pernikahan di bawah umur di KUA Kecamatan Koto
Tangah.
1.8 Landasan Teori

Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa arab


disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj. Kedua kata ini yang terpakai
dalam kehidupan sehari- hari orang arab dan banyak terdapat dalam Al-
Qur’an dan hadis Nabi (Amir Syarifuddin, 2006:35). Hukum Islam mengatur
agar perkawinan itu dilakukan dengan akad atau perikatan hukum antara
pihak-pihak yang bersangkutan dengan disaksikan dua orang laki-laki.
Perkawinan menurut Islam ialah suatu perjanjian suci yang kuat dan kokoh
untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan membemtuk keluarga yang kekal, santun menyantuni, kasih
mengasihi, aman tenteram, bahagia dan kekal (M. Idris Ramulio, 1985:147).

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh seorang


laki-laki yang masih berumur di bawah 19 tahun dengan seorang
perempuan yang berumur 16 tahun ke bawah sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1. Kemudian, di dalam kaca
mata hukum Islam batasan usia nikah dini dilihat dari baligh yang sudah
diterapkan dan dicetuskan oleh para ulama fikih. Para ulama’ berbeda
pendapat dalam memberikan penjelasan terkait baligh. Imam Malik
berpendapat kalau batasan balig bagi perempuan atau laki-laki adalah 17
tahun atau 18 tahun. Kemudian Imam Abu Hanifah memberikan
pendapatnya bahwa ukuran balig adalah 18 laki-laki dan 17 perempuan,
sedangkan Imam Asy-Syafi’i memfatwakan ukuran balig adalah 15 tahun.
(Azlan 2010)

Menurut Kompilasi Hukum Islam, tujuan dari pernikahan adalah


membentuk keluarga dengan tiga unsur, yaitu :

a. Sakinah
Mufassir Indonesia Quraish Shihab, menjelaskan bahwa kata
sakinah yang tersusun dari huruf-huruf sin, kaf dan nun mengandung
makna ketenagan atau antonim kegoncangan dan pergerakan.
Menurutnya pakar-pakar bahasa menegaskan bahwa kata itu
tidak digunakan kecuali untuk menggambarkan ketenangan dan
ketenteraman setelah sebelumnya ada gejolak.
Istilah “sakinah” dipakai dalam Al-Qur’an untuk
memberikan gambaran atas kenyamanan dalam sebuah keluarga,
sehingga s akinah juga bisa diartikan konsep dalam keluarga yang
dapat memberikan kenyamanan fisik maupun psikologis
b. Mawaddah
Dalam memaknai kata mawaddah beberapa ahli tafsir
berpendapat bahwa kata mawaddah berarti al-ijma’ atau hubungan
intim (persetubuhan) dan sedangkan rahmah sendiri adalah sebuah
keturunan (anak). Menurut Raghib al-Isfahani mawaddah adalah
sautu keinginan seseorang untuk memiliki secara penuh orang yang
dianggap mampu menaklukkan rasa hatinya dan berusaha untuk
mencintai orang tersebut. Sedangkan menurut Al-Thabatab’i
mawaddah adalah sikap perubahan perilaku yang datang dari
seseorang yang disebabkan rasa cinta terhadap orang lain. (hulaimi
azhari 2019, 36 )
c. Al rahmah
Rahmah menurut Raghib Al-Ishfahani diartikan dengan “
riqqah” yang berarti lembut, lunak, dan kasihan. (wasman
nuroniyah, 42) Suatu keluarga yang tidak menanamkan sikap lembut
tertanam dari diri masing-masing suami istri maka keluarga
tersebut akan terbawa kepada perselisihan yang mengakibatkan
pada perceraian.
Outline

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Signifikansi Penelitian

1.6 Studi literatur

1.7 Metode Penelitian

1.8 Landasan Teori

BAB II KELUARGA SAKINAH

2.1 PENGERTIAN PERNIKAHAN

2.2 DASAR HUKUM PERNIKAHAN

2.3 TUJUAN PERNIKAHAN

2.4 BATAS USIA PERKAWINAN

BAB III PROFIL KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

3.1 MONOGRAFI DAERAH

3.2 KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT


KECAMATAN KOTO TANGAH
BAB IV DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESAKINAHAN KELUARGA

4.1 Faktor terjadinya pernikahan dini

4.2 Penyebab kesakinahan keluarga menjadi rusak

4.3 Usaha yang dilakukan dalam membangu kesakinahan keluarga

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

KEPUSTAKAAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai