pada pasien tentang gejala terkait, termasuk nyeri dada, dispneu, edema
2011)
1) Nyeri dada
Nyeri dada adalah salah satu gejala paling umum pada pasien
tentang nyeri dada adalah salah satu komponen yang penting dalam
sekarang lebih berat atau lebih ringan dari pada yang anda
rasakan sebelumnya?
ke punggung anda?
sesudah makan?
2) Dispnea
terjadi setelah aktivitas fisik yang berat (misalnya, berlari saat naik
saat pengerahan tenaga atau saat istirahat. Jika dispneu terjadi saat
pasien berbaring datar tetapi reda ketika duduk atau berdiri, maka
yang dimulai sekitar 1-2 jam tidur dan reda dengan posisi duduk
dan akan membaik ketika malam hari setelah berbaring untuk tidur.
muat lagi, kaos kaki yang awalnya telalu longgar sekarang menjadi
terlalu ketat, dan bekas pada kaos kaki lebih lama hilang. Perawat
darah, dahak berdarah berbusa, atau dahak darah (terang atau gelap)
6) Nokturia
24
Ginjal yang mendapat perfusi yang tidak adekuat oleh jantung yang
Gallo, 2011).
7) Sianosis
8) Klaudikasi Intermite
kaki, betis, paha atau bokong yang meningkat pada saat istirahat.
dan atau asupan makanan atau minuman yang mengandung kafein. Pola
26
tidur dan olahraga pasien, dan aktivitas waktu luang juga harus
sebagai faktor resiko utama yang tidak dapat dikontrol; faktor resiko
utama yang dapat dimodifikasi, diubah, atau dikontrol, dan faktor resiko
d. Riwayat Keluarga
bertanya tentang keluarga pasien, suami/istri tau orang lain yang berarti,
f. Pengkajian Fisik
27
1) Inspeksi
koordinasi muskoluskeletal.
atrium kanan karena tidak ada katup atau obstruksi antara venan
prekordium direkam.
ekstremitass, dikaji lesi, ulkus, luka yang tidak sembuh dan vena
Perbedaan umum pada warna dan suhu antra bagian tubuh dapat
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
g. Pemeriksaan Diagnostik
jantung).
kontraktilitas ventrikuler.
gerakan dinding.
30
gagal ginjal.
2. Diagnosa Keperawatan
jantung
monoton.
3. Intervensi Keperawatan
jantung
episode dyspnea
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi :
Observasi
tambahan)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
edema paru
Intervensi :
Observasi
ronki kering)
Terapeutik
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift
Edukasi
Kolaborasi
perlu
4. Implementasi
35
disusun.
5. Evaluasi
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
b. Hipervolemia
C. Konsep Oedema
1. Definisi Edema
terjadi pada organ tubuh, tempat yang paling sering pada kaki dan tangan
2. Etiologi
2001).
sebagai berikut:
disebabkan oleh deep vein thrombosis dan jika kronis disebabkan oleh
venous insufficiency.
3. Klasifikasi Edema
Menurut Ely et al., (2006) terdapat 2 (dua) tipe edema pada kaki yaitu:
4. Mekanisme Edema
d) Obstruksi limpatik.
e) Hipoalbuminemia.
f) Hiperkoagulasi.
g) Refeeding edema.
6. Pengukuran edema
distorsi terlihat, nilai 2 jika agak lebih dalam pit (4 mm), nilai 3 jika
tergantung penuh dan bengkak, dan nilai 4 jika pitting edema sangat
dalam (8 mm).
parah.
kemudian diberi tekanan manset 50 mmHg selama 1-3 menit atau 100
et al., 1999).
D. Contrast Bath
hidroterapi yang menggunakan air hangat dan air dingin secara bergantian. Air
alternating bath.
yaitu : mandi air dingin harus jauh lebih singkat daripada mandi air panas.
Misalnya satu menit mandi air sangat dingin untuk lima menit air hangat, atau
dua menit air sangat dingin untuk enam menit air hangat, sehingga air sangat
dingin tersebut tidak menggangu fungsi organ tubuh. Terapis spa harus benar-
benar menyadari bahaya contrast bath tersebut, terutama jika suhu air dingin
dan air hangat sangat besar perbedaannya. Di Amerika fasilitas contrast bath
atau alternating bath ini tidak banyak penggemarnya karena dianggap tidak
Contrast bath merupakan perawatan dengan rendam kaki sebatas betis secara
bergantian dengan menggunakan air hangat dan dilanjutkan dengan air dingin.
Dimana suhu dari air hangat antara 36,6-43,3°C dan suhu air dingin antara 10-
20°C. Dengan merendam kaki yang edema dengan terapi ini akan mengurangi
E. Konsep Elevasi
1. Definisi
pengangkatan kaki pada sudut 30°, 45°, dan 90° (Starkey, 2004). Elevasi
aliran balik vena dan limfe akibatnya terjadi penurunan tekanan hidrostatik
(Villeco & Otr, 2012). Sudut elevasi yang dianjurkan adalah 30°, 45°, 60°
43
dan 90°. Klien merasakan paling nyaman pada posisi 30° selama 30 menit
(Liaw, 1989).
Elevasi adalah penempatan kaki lebih tinggi dari pada jantung untuk
mendapatkan efek gravitasi yang optimal dengan sudut 30°, 45°, dan 90°
limfe.
semakin besar sudut elevasi, semakin besar tekanan yang diberikan pada
aliran darah dari vena perifer menuju jantung (Liaw MY, 1989;
71%. Jika pada sudut 90° akan berefek memberikan tekanan aliran darah
di vena bagian bawah sebesar 90° mmHg, maka dengan melakukan elevasi
aliran balik vena meningkat. Kondisi klien yang nyaman berbaring selama
44
pengisian dan cardiac output yang efektif. Tekanan atrium kanan pada
kondisi normal berada di bawah nol atau di bawah tekanan atmosfer. Pada
akan masuk ke atrium kanan dan aliran balik vena menjadi lebih cepat
untuk kenyamanan sudut yang paling dianjurkan adalah 30° dan dilakukan
selama 30 menit (Liaw, 1989; Collins & Seraj, 2010). Kenyamanan adalah
2014).
2. Tujuan
beraktivitas atau turun dari tempat tidur. Saat turun dari tempat tidur
45
posisi elevasi, aliran balik menjadi pasif dimana secara alamiah cairan
berikut:
venous return terjadi ketika kaki dengan jantung pada sudut 90°, sudut
memberikan kekuatan 71% gaya gravitasi dan pada posisi kaki yang
2004).
lumen, perubahan fungsi endotel dan kekakuan (Byung & Lee, 2010)
Menurut Collins & Seraj (2010) elevasi kaki dapat menurunkan edema,
Steel)
1. Definisi
klinis berupa edema pada kaki klien UKD (Rebolledo et al., 2011).
2. Tujuan Alat
kaki menuju atrium kanan agar menjadi lebih efektif dengan pengaturan
47
a. Alat ini dapat digunakan untuk menyangga kaki klien pada saat
insufisiensi katub vena, fenomena udema hang out pada climber, post
d. Menurunkan nyeri.
kaki yang dapat digunakan pada klien saat di tempat tidur. Alat ini
tongkat penyangga alat dengan prinsip trigonometri pada sudut 30° dan
45° (Starkey, 2004). Alat dikalibrasi dengan geniometer dan busur derajat
protractor.
a. Pengait/fixasi ERLESS
Pengait alat ini dapat disetel sesuai ketebalan tepi ranjang pasien.
Bagian ini terdiri dari penyangga yang menempel pada screw fixasi
penyangga kaki.
c. Penyangga kaki
penyangga dari tumit sampai bagian paha bokong klien. Bagian ini
tempat tidur.
4) Penyangga kaki terbuat flat besi tipis dengan dilapisi foam dan
hati.
50
penyangga kaki yang langsung kontak dengan kulit kaki pasien terbuat
dari kulit sintetis, sehingga jika ada kuman yang menempel pada
digerakan. Anggota tubuh yang lain yang tidak dilakukan elevasi dapat
digerakan.
Bahan penyangga kaki terbuat lempengan baja tipis yang kuat dilapisi
foam yang lembut dan dibungkus dengan kulit sintetis kedap air. Alat
yang dibuat tidak mempunyai bagian yang tajam dan runcing sehingga
kaki.
dibersihkan.
elevasi tumit dapat mencegah resiko pressure ulcer pada tumit karena
elevasi dilakukan, akan tetapi hal ini tidak berdampak pada resiko
menit. Menurut (Lyder & Ayello, 2005) jaringan akan terjadi iskemik
jika mengalami tekanan yang menetap selama 2 jam sampai 6 jam atau