Anda di halaman 1dari 32

Elektrokimia

Bab 2 : Reaksi Redoks dan


Elektrokimia
Oleh : Megawati

Fakultas Sains dan Teknologi


2 Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2017
Pokok Bahasan

1. Definisi
2. Jenis-Jenis Sel
Elektrokimia
3. Reaksi Sel Elektrokimia
4. Aplikasi
1. Definisi
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan
(reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia
yang menerapkan prinsip reaksi redoks (Reduksi-Oksidasi) dalam
aplikasinya.
Sel jenis ini merupakan sistem yang terdiri atas 2 buah
elektrode dan larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya adalah
proses perpindahan elektron (reaksi redoks)
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
sel Volta atau sel Galvani

Sel elektrokimia
sel elektrolisis

 Dalam sel Volta atau sel Galvani, terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik (spontan)
 Dalam sel elektrolisis, terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia (tidak Spontan)
 Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan
lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang
membawa muatan
 Dalam sel elektrokimia, kedua sel setengah-reaksi berlangsung secara terpisah pada elektrode-
elektrode.
 Elektrode yang mengalami oksidasi disebut anode.
 Elektrode yang mengalami reduksi disebut katode.
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
1. Sel Volta (Sel Galvani)
Dalam sel Volta,
• anode (bagian yang mengalami oksidasi) disebut elektrode negatif
• katode disebut elektrode positif.

Energi potensial di anode lebih


tinggi daripada energi potensial di
katode sehingga secara spontan
elektron mengalir dari anode ke
katode.

Sumbat kapas

Jembatan garam untuk mengimbangi kelebihan ion positif (Zn2+)


yang terdapat dalam larutan anode.
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
1. Sel Volta (Sel Galvani)(Lanjutan...)
Notasi Sel

Anoda Jembatan garam Katoda

Cu( s ) | Cu2 ( aq) || Ag  ( aq) | Ag ( s )

Anoda Elektrolit Elektrolit Elektroda


elektroda Anoda Katoda Katoda
15
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
1. Sel Volta (Sel Galvani)(Lanjutan...)
Potensial Reduksi dan Reaksi Redoks

 Potensial reduksi standar (Eo) setengah sel adalah potensial sel yang terdiri atas
setengah sel Galvani dengan konsentrasi 1 M pada temperatur 25 oC
dihubungkan dengan setengah sel hidrogen.
 Harga potensial reduksi setengah sel hidrogen = 0 volt.
 Elektrode yang potensial reduksi standarnya lebih besar daripada hidrogen (lebih
mudah mengalami reduksi daripada ion H+) diberi tanda positif, misalnya Eo
Cu2+/Cu = +0,34 V.
 Elektrode yang potensial reduksi standarnya lebih kecil daripada potensial reduksi
hidrogen (lebih sukar mengalami reduksi daripada ion H+), potensial reduksinya
diberi tanda negatif, misalnya Eo Zn2+/Zn = –0,76 V.
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
1. Sel Volta (Sel Galvani)(Lanjutan...)
Memperkirakan Berlangsungnya Reaksi Redoks dengan Potensial Sel
Suatu reaksi redoks dapat berlangsung spontan jika

Potensial reduksi Potensial reduksi


Eosel = standar zat yang  standar zat yang >0
tereduksi teroksidasi

atau

Potensial reduksi Potensial reduksi


Eosel = standar zat yang + standar zat yang >0
teroksidasi tereduksi

Eosel = Eokatode  Eoanode atau Eosel = Eooks + Eored


2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
1. Sel Volta (Sel Galvani)(Lanjutan...)
Contoh:
Diketahui:
Ni2+ + 2e– → Ni Eo = –0,25 V
Pb2+ + 2e– → Pb Eo = –0,13 V
Tentukan potensial sel Volta yang terdiri atas elektrode Ni dan Pb
tersebut.
Jawab:

Eosel = EoPb2+/Pb – EoNi2+/Ni Eosel = EoNi/Ni2+ + EoPb2+/Pb


= –0,13 V – (–0,25 V) atau = +0,25 V + (–0,13 V)
= 0,12 V = +0,12 V

Potensial reduksi tidak pernah dikalikan dengan faktor yang


digunakan untuk menyamakan elektron yang dilepas dan elektron
yang diterima untuk menghasilkan harga potensial sel.
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
2. Elektrolisis
 Elektrolisis: penguraian zat-zat kimia oleh arus listrik searah.
 Ion-ion positif (kation) tertarik ke elektrode negatif (katode).
 Ion-ion negatif (anion) tertarik ke elektrode positif (anode).

Anoda  elektroda positif  Oksidasi


Katoda  elektroda negatif  Reduksi
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
2. Elektrolisis (lanjutan)
Reaksi sel :

2 Na  ( l )  2e   2 Na ( l ) Katoda
2 Cl ( l )  Cl2( l )  2e  Anoda
2 Na  ( l )  2 Cl ( l )  2e   2 Na ( l )  Cl2 ( g )  2e

Atau :

2 Cl -(l)  Cl 2 (g)  2e  Anoda 2 Na  ( l )  2 Cl ( l ) elektrolis


 is
 2 Na ( l )  Cl2( g )

Na (l)  e   Na (l) Katoda
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
2. Sel Elektrolisis (Lanjutan...)
Karakteristik sel volta dan sel elektrolisis
Sel Volta Sel Elektrolisis
muatan pada katode positif negatif

muatan pada anode negatif positif

arah aliran elektron dari anode ke katode dari katode ke anode

X(s)/X+(aq)//Y+(aq)/Y(s)
notasi sel
Eosel = Eored – Eooks

reaksi pada anode oksidasi oksidasi

reaksi pada katode reduksi reduksi


Sel Volta: Katode Positif, Anode Negatif
Sel Elektrolisis: Katode Negatif, Anode Positif (KNAP)
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
2. Sel Elektrolisis (Lanjutan...)
Reaksi yang terjadi selama elektrolisis suatu zat dalam pelarut air:
Zat-zat yang teroksidasi di anode, antara lain sebagai berikut.
1. Elektrode yang tidak inert (selain Pt, Au, dan Cgrafit), misalnya Cu
dan Ag.
2. Ion-ion Cl–, Br–, dan I– dapat teroksidasi menjadi Cl2, Br2, dan I2
jika larutannya pekat, misalnya 1 M.
3. Molekul air (H2O) menjadi gas oksigen (O2).

Zat-zat yang tereduksi di katode, antara lain sebagai berikut.


1. Ion-ion positif seperti Cu2+ dan Ag+ (ion-ion logam alkali, misalnya
Na+ dan K+ tidak mengalami reduksi).
2. Molekul air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2).
Ion-ion sulfat (SO42–) dan nitrat (NO3–) tidak mengalami redoks.
2. Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
2. Sel Elektrolisis (Lanjutan...)
Contoh:
Apa yang terjadi pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Pt?
Jawab:
Elektrode Pt tidak dapat teroksidasi.
Ada dua kemungkinan reaksi yang terjadi di anode:
1. 2 SO42–(aq) → S2O82–(aq) + 2 e– Eored S2O82–/SO42– = +2,00 V
2. 2 H2O → O2 + 4 H+ + 4 e– Eored O2/H2O = +1,42 V
Yang terjadi di anode adalah oksidasi H2O menjadi O2.
Ada dua kemungkinan reaksi yang terjadi di katode:
1. 2 H2O + 2 e– → H2(g) + 2 OH–(aq) Eo = –0,82 V
2. Cu2+(aq) + 2 e– → Cu(s) Eo = +0,34 V
Yang terjadi di katode adalah reduksi Cu2+(aq) menjadi Cu(s).
Reaksi yang terjadi dalam sel adalah:
Anode : 2 H2O(l) → O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–
Katode : Cu2+(aq) + 2 e– → Cu(s) x2
2 H2O(l) + 2 Cu2+(aq) → O2(g) + 4 H+(aq) + Cu(s)
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Galvani
a. Sel Kering (Baterai)

 Potensial yang dihasilkan ±1,5 volt.


 Keuntungan utama: relatif murah harganya
dan biasanya tidak terjadi kebocoran.
 Kelemahan: tidak dapat diisi kembali.

Juga dikenal baterai alkali atau sel kering alkali.

 Potensial yang dihasilkan ±1,54 V.


 Waktu hidup lebih lama. Anode: serbuk
seng
 Dapat menghantarkan arus yang lebih tinggi
daripada sel seng-karbon.
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Galvani
b. Sel Nikad (Nikel–Kadmium)

 Dapat diisi ulang (rechargeable).


 Menghasilkan potensial ±1,4 V.
 Dapat digunakan untuk baterai alat elektronik.

c. Baterai Merkurium

 Potensial yang dihasilkan ±1,35 V.


 Keuntungan: potensial yang
dihasilkan mendekati konstan.

d. Baterai Perak Oksida Anode Zn

 Potensial yang dihasilkan ±1,54 V. Katode Ag2O


3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Galvani
e. Baterai Litium

 Dapat diisi ulang, ringan, dan


menghasilkan potensial yang tinggi
(sekitar 3,0 V).
 Banyak digunakan dalam telepon seluler
(HP), laptop, dan kamera digital.

f. Sel Bahan Bakar


 Keuntungan: tidak perlu mengganti
elektrode seperti baterai yang lain dan
bahan bakar dapat dimasukkan secara
kontinu untuk menghasilkan tenaga.
 Kelemahan: biaya tinggi dan ukurannya
lebih besar.
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Galvani
g. Sel Aki (Baterai Penyimpan Timbal)

 Sel sekunder (rechargeable).


 Potensial yang dihasilkan tiap sel ±2 V.
 Pb sebagai anode, PbO2 sebagai katode, dan H2SO4 sebagai
elektrolit.
3. Aplikasi Elektrokimia
Sel Galvani dalam kehidupan sehari-hari
6. Korosi Besi
 Korosi merupakan suatu peristiwa elektrokimia.
 Besi akan berkarat jika kontak dengan air atau udara yang jenuh
dengan uap air.
 Komposisi utama karat besi adalah besi(III) oksida terhidrat,
Fe2O3.xH2O.
 Pembentukan karat besi dipercepat oleh adanya asam, garam, logam
yang kurang reaktif, dan temperatur tinggi.
 Air dan oksigen merupakan unsur penting dalam pembentukan karat.
Skema perkaratan pada besi
Pencegahan Korosi

 Melapisi dengan minyak atau cat.


 Melapisi dengan logam yang kurang reaktif, misalnya Sn dan Cr.
Kelemahan: jika terdapat sedikit luka pada pelapisnya maka besi akan
terus berkarat
 Melapisi dengan logam yang lebih reaktif, misalnya Mg dan Zn. Dikenal
dengan perlindungan katode.

Kelebihan: Jika ada lapisan Mg atau Zn


yang rusak maka besi akan tetap
terlindungi karena Mg atau Zn akan
berkelakuan sebagai anode, sedangkan
Fe berkelakuan sebagai katode.
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Elektrolisis

1. Penyepuhan

Pelapisan suatu logam dengan logam lain agar diperoleh sifat-sifat yang
lebih baik misalnya tahan karat, mengilap, dan berharga mahal.

Dalam penyepuhan yang harus diperhatikan:


1. Logam yang akan dilapisi dipasang pada
katode.
2. Logam pelapis dipasang pada anode.
3. Elektrolit yang digunakan adalah salah
satu larutan garam dari logam
pelapisnya.
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Elektrolisis
2. Produksi Logam Aluminium

Aluminium diperoleh dari


elektrolisis lelehan alumina
(Al2O3) dalam proses Hall-
Heroult. Hasil elektrolisis
alumina adalah aluminium
dan gas oksigen.
Reaksi

Al3  3e   Al ( l ) Katoda
2 O2  O2 ( g )  4 e  Anoda

4 Al3  6 O2  4 Al( l )  3 O2( g )


3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Elektrolisis
Produksi Logam Magnesium
Magnesium diperoleh dari
elektrolisis lelehan MgCl2.
Selama proses elektrolisis
lelehan MgCl2, magnesium
diendapkan di katode dan
gas klorin dihasilkan di
anode.

Reaksi : Mg (OH)2  2HCl  MgCl2  2H2O


Mg Cl2 ( l ) elektrolis
  is
 Mg( l )  Cl2 ( g )
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Elektrolisis
Elektrolisis larutan NaCl

Reaksi :

2 H2O( l )  2e   H2 ( g )  2OH ( aq) katoda



2 Cl ( aq )  Cl2 ( g )  2e Anoda
 
2 Cl ( aq )  2H2O( l )  H2( g )  Cl2( g )  2OH ( aq )

2 Na  ( aq)  2 Cl ( aq)  2 H2O elektrolis


 is
 H2( g )  Cl2( g )  2 Na  ( aq)  2 OH ( aq)

2 NaCl(aq) 2 NaOH(aq)
13
3. Aplikasi Elektrokimia
Aplikasi Sel Elektrolisis
Hukum Faraday

1. Massa zat yang diendapkan atau dibebaskan pada elektrode


sebanding dengan muatan listrik yang melewati suatu zat
elektrolit.

muatan listrik 1 coulomb (C) = muatan listrik yang ada jika arus
sebesar 1 ampere (A) mengalir selama 1 detik (s)

2. Jika sejumlah muatan listrik yang sama dilewatkan pada


beberapa zat elektrolit yang berbeda, massa yang dibebaskan
atau diendapkan sebanding dengan massa ekuivalennya (e).
massa atom relatif atau massa rumus relatif X
e
jumlah elektron yang diterima atau dibebaskan tiap mol X
Ar X
massa ekuivalen (e) =
ne  tiap mol X

ne– = jumlah mol elektron yang diterima atau dilepaskan

1 mol elektron mengandung 6,02 x 1023 elektron


muatan 1 elektron = 1,6022 x 10–19 coulomb
muatan 1 mol elektron = (6,02 x 1023)(1,6022 x 10–19) coulomb
= 96.494 coulomb ~ 96.500 coulomb
Muatan listrik sebanyak 96.500 coulomb ini disebut 1 faraday (F).
1 mol e– ~ 96.500 C ~ 1 F
Contoh:

Larutan tembaga(II) sulfat, CuSO4, dielektrolisis dengan elektrode inert.


Jika suatu arus 5,0 A dialirkan ke dalam sel tersebut selama 1,5 jam,
berapa gram logam tembaga yang dihasilkan? (8,9 g)
Jawab:
Banyaknya muatan listrik yang dilewatkan pada sel
= (5 A)(1,5 x 60 x 60 detik) = 2,7 x 104 C
1 faraday (1 F) terdapat 9,65 x 104 C, arus listrik yang dialirkan =
2,7  104 C
1
 0,28 F
9,65  10 C F
4

Reaksi di katode: Cu2+(aq) + 2 e– → Cu(s)


1 mol ~ 2 F ~ 1 mol
2 F atau 2 mol elektron dapat menghasilkan 1 mol Cu maka
0,28
0,28 F dapat menghasilkan Cu sebanyak = x 63,5 = 8,9 g
2
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Anda mungkin juga menyukai