KONSELING DI SD
Disusun oleh:
PGSD C 2020
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
A. Hakikat Bimbingan dan Konseling di SD
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling di SD
Bimbingan pada umumnya di pahami sebagai upaya memberi
arahan panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang
bersifat menuntun ke arah yang baik.
A. Pendapat Ahli
Menurut Mortensen dan Schmuller (1964:3) mengartikan
bimbingan sebagai bagian integral dari program pendidikan yang
diupayakan oleh staf yang kompeten bertujuan memberikan bantuan
kepada undividu untuk daoat mengembangkan kesanggupannya dan
kemampuannya secara penuh di dalam tatanan kehidupan masyarakat
demokratis.
Menurut Traxle dan North (1968:11) mengartikan bimbingan
sebagai proses yang memungkinkan individu untuk dapat
mengembangkan kapasitasnya secara penuh sehingga pada akhirnya dia
dapat membantu dirinya sendiri baik secara ekonomi maupun secara
sosial.
B. Pendapat Kelompok
Maka dari itu dapat di simpulkan bahwa bimbingan konseling
sekolah dasar, yaitu proses membantu individu siswa untuk dapat
memahami diri, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masadepannya sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan
yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang
demokratis.
2. Perlunya Bimbingan Konseling di SD
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang
melatarbelakangi perlunya bimbingan, yakni tinjauan secara umum,
sosiokultural, dan aspek psikologis.
1. Secara umum.
latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu
mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan,
salah satunya adalah komponen bimbingan. Bila dicermati dari
sudut sosiokultural, yang melatarbelakangi perlunya proses
bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat, sehingga berdampak di setiap dimensi
kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan
pekerjaan relatif menetap.
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9), ada lima hal
yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah,
yakni:
1. masalah perkembangan individu,
2. masalah perbedaan individual,
3. masalah kebutuhan individu,
4. masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
masalah belajar.
2. Sosiokultural
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya
bahwa individu makluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu memenuhi tuntutan
biologinya, tetapi juga tuntutan budaya dimana individu itu tinggal,
tuntutan budaya itu dilakukan agar segala dampak moderenisasi
dapat filter oleh individu tersebut secara otomatis, serta individu
diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan
budaya yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh
lingkungan tersebut. Untuk mengembangkan semua kemampuan
penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah bimbingan.
3. Aspek Psikologis
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman
tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini
sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling
adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah
atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam
proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam
interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu, peserta didik
senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah
lakunya. Proses perkembangan tidak selalu berlangsung secara
liner tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah
perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu
penyesesuaian diri serta masalah belajar.
Maka dari itu dapat di simpulkan bahwa bimbingan konseling sekolah dasar, yaitu
proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masadepannya sehingga diharapkan dapat
mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota
masyarakat yang demokratis. Dan peran orang tua dan guru dalam bimbingan
konseling bersifat kolaboratif (kerjasama atas dasar kesetaraan derajat).
Perbedaannya pada situasinya, dimana guru berlangsung dalam situasi formal,
sedangkan bimbingan orang tua dalam situasi informal.