Anda di halaman 1dari 27

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ANKLE JOINT PADA KASUS

CLOSE FRAKTUR SINISTRA DI INSTALASI RADIOLOGI

RSUP Dr SARDJITO YOGYAKARTA

Laporan Kasus

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I

Disusun Oleh :

RAHMA ANDINI FAUZIAH

P1337430119008

RADIOLOGI SEMARANG PROGRAM DIPLOMA TIGA

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja

Lapangan I Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang.

Nama : Rahma Andini Fauziah

NIM : P1337430119008

Judul Laporan Kasus : Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close Fraktur Sinistra

Di Instalasi Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Semarang, 07 April 2021

Clinical Instructor

Retno Nawaningsih, S.ST

NIP 198109012005012003

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis

dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus

Close Fraktur Sinistra Di Instalasi Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta”

Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I pada semester III jurusan

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang. Pada Kesempatan ini saya ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Marsum, BE, SPd, MHP Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.

2. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes Selaku Ketua Jurusan Teknik Radodiagnostik dan Raditerapi Poltekkes

Kemenkes Semarang.

3. Ibu Darmini, S.Si., M.Kes Selaku Ketua Program Studi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Poltekkes Kemenkes Semarang.

4. Ibu Retno Nawaningsih S.ST selaku Clinical Instructor di Instalasi Radiologi RSUP Dr SARDJITO

YOGYAKARTA.

5. Seluruh Radiografer, staff dan karyawan Instalasi Radiologi RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA.

6. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.

7. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan kasus ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki Laporan Kasus berikutnya. Penulis berharap

Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Semarang, 07 April 2021

Penulis

DAFTAR ISI

3
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................... 1

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................................................................... 6

BAB II DASAR TEORI

A. Anatomi Ankle Joint...................................................................................................................... 7

B. Patologi Fraktur............................................................................................................................. 9

C. Teknik Radiografi Ankle Joint....................................................................................................... 10

BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kasus.................................................................................................................................... 15

B. Teknik Radiografi Ankle Joint di RSUP Dr. Sardjito.................................................................... 16

C. Pembahasan.................................................................................................................................... 22

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................................................................... 25

B. Saran.............................................................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................... 26

LAMPIRAN..................................................................................................................................................... 27

BAB I

PENDAHULUAN

4
A. Latar Belakang

Pemeriksaan Radiologi merupakan pemeriksaan untuk mendiagnosis dan menunjang prosedur medis.

Pemeriksaan radiologi bertujuan untuk membantu dokter melihat keadaan bagian dalam tubuh pasien dan

membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit dengan memanfaatkan sinar-x yang hasilnya berupa radiograf.

Sebab itu, diperlukan radiograf yang dapat memberi informasi secara optimal, tanpa harus melakukan

pengulangan foto yang dapat menambah dosis yang diterima pasien.

Ankle Joint adalah sendi yang paling utama bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan saat berjalan

dipermukaan yang tidak rata. Sendi ini tersusun dari tulang, ligamen, tendon, dan seikat jaringan penghubung

(Paul M. Taylor Dp. M.,2002:106). Sendi ankle dibentuk oleh empat tulang yaitu tibia, fibula, talus, dan

calcaneus. Pergerakan utama dari sendi ankle terjadi pada tulang tibia, talus, dan calcaneus.

Pelaksanaan pemeriksaan Ankle joint pada kasus Close Frakture di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran struktur, fisiologi dan patologi dari Ankle

joint. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan

lunak di sekitarnya juga sering kali terganggu. Close fraktur adalah jenis patah tulang di mana tulang yang patah

tidak sampai merobek kulit. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi agar gambar tampak lebih jelas dan dapat

memberikan informasi yang optimal. Proyeksi yang sering dilakukan pada pemeriksaan Ankle joint yaitu

Antero Posterior (AP) dan Lateral (Mediolateral), namun untuk memperjelas gambaran radiograf dari Ankle

joint khususnya proyeksi AP, maka Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan proyeksi

tambahan yaitu Mortise view. Proyeksi Mortise view merupakan proyeksi AP yang kemudian di oblikkan

kearah medial antara 150 – 200 .

Pada setiap proyeksi yang digunakan pasti terdapat kelemahan dan kelebihan masing-masing. Berdasarkan

proyeksi pada pemeriksaan Ankle joint yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pemeriksaan Ankle joint pada kasus yang akan disajikan

dalam bentuk laporan kasus dengan judul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close

Fraktur Sinistra Di Instalasi Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta”

C. Rumusan Masalah

Bagaimana Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close Fraktur Sinistra Di Instalasi

Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta?

5
D. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close Fraktur Sinistra Di

Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

BAB II

DASAR TEORI

A. Anatomi Fisiologi Ankle Joint

6
Ankle Joint adalah sendi yang paling utama bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan saat berjalan

dipermukaan yang tidak rata. Sendi ini tersusun dari tulang, ligamen, tendon, dan seikat jaringan penghubung

(Paul M. Taylor Dp. M., 2002:106). Ankle joint dibentuk oleh empat tulang yaitu tibia, fibula, talus, dan

calcaneus. Pergerakan utama dari ankle joint terjadi pada tulang tibia, talus, dan calcaneus. Seperti pada

gambar di bawah ini:

Gambar 1 Ankle Joint (Sumber : Hertel, 2002)

Struktur ankle joint sangatlah kompleks dan kuat karena sendi ankle tersusun atas ligamen-ligamen

yang kuat dan banyak. Ligament yang terdapat pada ankle joint berfungsi sebagai struktur yang

mempertahankan stabilitas ankle joint dalam berbagai posisi. Secara anatomi struktur ligament dari ankle joint

adalah sebagai berikut:

1. Posterior talofibular ligament adalah ligamen yang melekat pada posterior tulang talus dan fibula.

2. Calcaneofibular ligament adalah ligamen yang melekat pada tulang calcaneus dan fibula.

3. Anterior talofibular ligament adalah ligamen yang melekat pada anterior tulang talus dan fibula.

4. Posterior tibiotalar ligament adalah ligamen pada posterior tulang tibia.

5. Tibiocalcaneal ligament adalah ligamen yang melekat pada tulang tibia dan calcaneus.

6. Tibionavicular ligament adalah ligamen yang melekat pada tulang tibia dan navicular.

7. Anterior tibiotalar ligament adalah ligament yang melekat pada anterior tulang tibia dan talus.

Ankle joint merupakan sendi engsel, gerakan utama yang dapat dilakukan oleh sendi tersebut adalah

dorsofleksi (ekstensi) kaki dan gerakan plantofleksi (fleksi kaki). Gerakan tersebut terjadi karena ankle joint

memiliki sumbu melintang (aksis transversal). Otot penyusun ankle joint adalah otot gastrocnemius, otot soleus,
7
otot fleksor hallucis longus, otot fleksor digitorum longus, otot tibialis posterior, otot tibialis anterior, otot proneus

longus, otot proneus brevis, otot 9 popliteus, otot plantaris disatukan oleh tendon achilles seperti gambar dibawah

ini:

Gambar 2 Struktur Tulang Ankle

Tulang penyusun ankle joint terdiri atas: tulang fibula, tibia, talus dan calcaneus. Sesuai dengan Gambar di

bawah ini:

Gambar 3 Struktur Tulang Ankle

8
Berdasarkan keterangan yang diuraikan di atas dari gambar tulang, otot, ligamen tersebut, sendi ankle

mampu melakukan gerakan dorsi fleksi yakni 10 gerakan ke arah atas dan plantar fleksi gerakan ke arah bawah.

Ankle merupakan persendian yang menghubungkan antara tungkai bawah dengan kaki, sehingga ankle joint

sering mengalami cedera, karena menjadi bagian pertama dari rantai gerak tubuh untuk menahan dampak

berjalan, berlari, memutar, mendorong

B. Patologi Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur terjadi akibat trauma,

beberapa fraktur terjadi secara sekunder akibat proses penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan fraktur-

fraktur yang patologis (Engram, 1998 : 266).

Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas trauma langsung, trauma tidak langsung, dan trauma

ringan. Trauma langsung yaitu benturan pada tulang, biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana

daerah trokhater mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung yaitu titik

tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi. Trauma ringan yaitu

keadaan yang dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau fraktur

patologis (Sjamsuhidayat dan Wim de Jong, 2010).

Menurut Black dan Matasarin (1997), fraktur dibagi berdasarkan dengan kontak dunia luar, yaitu meliput

fraktur tertutup dan terbuka. Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang

tidak keluar melalui kulit. Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan

dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka sangat berpotensi menjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi lagi

menjadi tiga grade, yaitu Grade I, II, dan III. Grade I adalah robekan kulit dengan kerusakan kulit dan otot.

Grade II seperti grade 1 dengan memar kulit dan otot. Grade III luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan

pembuluh darah, syaraf, kulit dan otot.

Fraktur dibagi menjadi green stick, transverse, longitudinal, oblique, spiral dan comminuted. Jenis garis

patahan green stick adalah jenis garis patahan pada sebelah sisi dari tulang (retak dibawah lapisan periosteum)

atau tidak mengenai seluruh korteks, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek. Transverse yaitu jenis

garis patahan melintang dan sering terjadi, Longitudinal yaitu jenis garis patahan memanjang. Oblique yaitu

jenis garis patahan miring. Spiral yaitu jenis garis patahan melingkar. Comunited yaitu jenis garis patahan

menjadi beberapa fragmen kecil (Long, 1996).

C. Teknik Radiografi Ankle Joint 

1. Persiapan Pasien
9
Dalam pemeriksaan Ankle joint  tidak diperlukan persiapan khusus.

2. Persiapan Alat

Persiapan alat yang dibutuhkan pada pemeriksaan radiografi Ankle joint yaitu :

a. Pesawat sinar-X

b. Kaset dan film ukuran 18x24 cm

c. Marker R dan L

d. Alat bantu fiksasi

3. Prosedur Pemeriksaan

a. Proyeksi Antero Posterior (AP)

1) Posisi Pasien

Pasien supine diatas meja pemeriksaan

2) Posisi Objek

a) Telapak kaki yang difoto Vertikal, Tumit menempel ke kaset.

b) Ankle joint diatur true AP dengan maleolus lateralis dan medialis berjarak sama terhadap

kaset.

3) Pengaturan sinar dan eksposi :

a) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset

b) Titik bidik/central point (CP) : Pada Mid (Pertengahan Maleolus Lateral dan Medial)

c) Focus film distance (FFD) : 100 cm

d) Faktor Eksposi : 55-65 kV, non grid

Gambar 4 Ankle joint Proyeksi AP

10
4) Kriteria Radiograf

a) Celah tibotalar joint

b) Ankle joint berada ditengah film,

c) Talus overlapping dengan distal fibula

d) Tidak ada overlapping pada medial talo m alleolar joint,

e) Malleolus medial dan lateral,

Gambar 5 Radiograf Ankle joint Proyeksi AP

b. Proyeksi Lateral

1) Posisi pasien (PP)

a) Semi prone diatas meja pemeriksaan,

b) Tungkai tepi yang difoto lurus dan tungkai lain genu fleksi didepan tungkai yang akan difoto.

2) Posisi objek (PO)

a) Ankle joint diatur true Lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam

satu garis vertikal.

b) Kaset diatur horizontal diatas meja pemeriksaan, kaki di fleksi

c) Maleolus lateralis menempel pada kaset.

3) Pengaturan sinar :

a) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset

b) Titik bidik/central point (CP) : pada malleolus medialis

c) Focus film distance (FFD) : 100 cm

d) Faktor Eksposi : 55-65 kV, non grid

11
Gambar 6 Ankle joint Proyeksi Lateral

4) Kriteria radiograf

a) Ankle joint tepat pada pertengahan kaset,

b) Tibiotalar joint tampak jelas,

c) Fibula berada dibagian posterior dari tibia,

d) Bagian distal tibia dan fibula, talus, dan tarsal.

Gambar 7 Radiograf Ankle joint Proyeksi Lateral

c. Proyeksi Mortise view (AP Endorotasi 150 – 200)

12
Tujuan proyeksi mortise view adalah untuk membebaskan persendian antara

talus dan distal tibia serta fibular agar tidak terjadi superposisi.

1) Posisi pasien :

a) Pasien supine diatas meja pemeriksaan,

b) Tungkai yang diperiksa lurus,

c)  Ankle joint  yang akan difoto diletakkan diatas kaset horizontal diatas meja

pemeriksaan.

2) Posisi obyek :

a) Ankle joint diposisikan true AP,

b) Kemudian tungkai endorotasi 150-200. Sehingga telapak kaki kearah medial

3) Pengaturan sinar :

a) CR : Vertikal tegak lurus pada film

b) CP : Malleolus lateralis

c) FFD : 100 cm

d) Faktor Eksposi : 55-65 kV, non grid

Gambar 8 Ankle joint Proyeksi Mortise view

4) Kriteria radiograf

a) Tampak gambaran ankle joint  pada proyeksi mortise view,

13
b) Tidak ada overlapping antara bagian distal tibia fibula dengan bagian superior talus

Gambar 9 Radiograf Ankle joint Proyeksi Mortise view

BAB III

PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kasus

1. Identitas Pasien

Untuk memberikan deskripsi tentang teknik pemeriksaan Ankle joint pada kasus close fraktur

sinistra di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, sebagai sampel yang diangkat untuk

penyusunan laporan kasus penulis mengambil 1 sampel pasien dengan identitas sebagai berikut:

a. Nama Pasien : Ny. S

b. Umur : 48 Tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Alamat : Tegalrejo, Kota Yogyakarta

e. Nomor RM : 0XXXXXX0

f. Nomo rRontgen : XXXXX

g. Tanggal : 06 April 2021

14
h. Permintaan foto : Ankle joint AP, Lateral, dan Mortise view

i. Klinis Pasien : Close Fraktur Sinistra

j. Dokter pengirim : dr. Meirizal Sp. OT

2. Paparan Kasus

Pada tanggal 2 maret 2021 pasien yang bernama Ny. S datang ke RS Setelah diperiksa Dokter

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta diduga mengalami fraktur pada tulang Ankle joint kemudian pasien dirujuk

ke Instalasi Radiologi RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan Radiologi. Pasien

datang dengan membawa surat permintaan foto dari dokter pemeriksa.

Pada tanggal 6 April 2021 pasien tersebut datang ke Instalasi Radiologi untuk dilakukan

pemeriksaan ulang atau kontrol foto setelah dilakukan operasi pemasangan plate and screws pada tulang

ankle joint sinistra. Pasien datang dengan membawa surat permintaan foto dari Dokter Spesialis Orthopedi.

Pemeriksaan Ankle Joint dengan kasus fraktur tulang ankle joint ini menggunakan tiga proyeksi

yang umum di gunakan yaitu proyeksi Anteroposterior (AP), Lateral kiri dan Mortise view, jadi dilakukan

tiga kali pemotretan menggunakan arah sinar vertical tegak lurus dengan posisi pasien supine diatas meja

pemeriksaan. sebelum melakukan pemeriksaan perlu diberitahukan kepada pasien tentang prosedur

pemeriksaan yang akan dilakukan. setelah selesai pemeriksaan dan dipastikan tidak ada pengulangan foto

maka pasien dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan.

B. Teknik Radiografi Ankle Joint di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

1. Persiapan Pasien

Dalam pemeriksaan  Ankle joint  di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tidak diperlukan persiapan

khusus, karena tidak menggunakan media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan, penderita

diharuskan melepas semua benda yang dapat menimbulkan bayangan opak yang terdapat pada

daerah Ankle joint  : seperti gelang kaki.

2. Persiapan Alat

Persiapan alat yang dibutuhkan pada pemeriksaan radiografi Ankle joint yaitu :

a. Pesawat sinar-X

b. Detektor DR 35X43 (Kolimasi diatur seluas objek)

c. Printer

d. Komputer
15
3. Prosedur Pemeriksaan

a. Proyeksi Antero Posterior (AP)

1) Posisi Pasien

Pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan kaki yang akan difoto lurus. Dan kaki yang lain

fleksi.

2) Posisi Objek

a) Telapak kaki yang difoto Vertikal, Tumit menempel ke kaset.

b) Ankle joint diatur true AP dengan maleolus lateralis dan medialis berjarak sama terhadap

kaset.

c) Kolimasi diatur seluas objek.

3) Pengaturan sinar dan eksposi :

a) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset

b) Titik bidik/central point (CP) : Pada Mid (Pertengahan Maleolus Lateral dan Medial)

c) Focus film distance (FFD) : 100 cm

d) Faktor eksposi : -kVp, - mAs, non grid

b. Proyeksi Lateral

1) Posisi pasien (PP)

Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan tungkai yang akan difoto dekat meja

pemeriksaan.

2) Posisi objek (PO)

a) Ankle joint diatur true Lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam

satu garis vertikal.

b) Maleolus lateralis menempel pada kaset.

c) Kolimasi diatur seluas objek (Dari Distal Ossa Tibia Fibula sampai talus)

4) Pengaturan sinar :

a) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset

b) Titik bidik/central point (CP) : pada malleolus medialis

c) Focus film distance (FFD) : 100 cm

d) Faktor Eksposi : - kV, -mAs, non grid

c. Proyeksi Mortise view 
16
Tujuan proyeksi mortise view adalah untuk membebaskan persendian antara

talus dan distal tibia serta fibular agar tidak terjadi superposisi.

1) Posisi pasien :

Sama seperti proyeksi AP, pasien pada proyeksi mortise view diminta untuk supine di atas meja

pemeriksaan.

2) Posisi obyek :

a) Ankle joint diposisikan true AP,

b) Kemudian tungkai endorotasi 150 Sehingga telapak kaki kearah medial

3) Pengaturan sinar :

a) CR : Vertikal tegak lurus pada film

b) CP :  pertengahan kedua malleolus.

c) FFD : 100 cm

d) Faktor Eksposi : - kV, - mAs -, non grid

4. Pengolahan Hasil Pemeriksaan Radiografi

Pengolahan foto hasil pemeriksaan radiografi di Instalasi Radiologi RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta sudah menggunakan DR dan Printingnya untuk mencetak filmnya. Proses ini

sudah sangat modern karena setelah melakukan pemeriksaan, langsung dilihat dan diproses

menggunakan DR, apabila hasil pemeriksaan sudah sesuai maka langsung dapat di cetak

melalui mesin printing yang tidak memakan waktu lama.

Setelah hasilnya sudah keluar dari mesin printing, maka film di ambil dan diserahkan

kepada dokter radiologi dan kemudian di Expertise.

17
5. Hasil Bacaan Radiograf

a. Hasil Pemeriksaan Radiograf Ankle joint Proyeksi AP:

Struktur Gambaran yang dihasilkan yaitu

1) Tampak kira-kira 1/3 distal dari Os Tibia dan Fibula

2) Tampak Os Tibia bagian lateral overlap dengan Os Fibula

3) Ossa Pedis tidak begitu jelas terlihat, hanya talus yang jelas terlihat

Gambar 11 Hasil Radiograf Ankle joint Proyeksi AP

b. Hasil Pemeriksaan Radiograf Ankle joint Proyeksi Lateral :

Struktur Gambaran yang dihasilkan yaitu

1) Tampak Os Tibia dan Fibula Overlap pada bagian distalnya

2) Tampak Calcanus pada proyeksi lateral

3) Tampak space antara talus dengan tibia dan fibula (talo-tibiafibular joint)

18
Gambar 12 Hasil Radiograf Ankle joint Proyeksi Lateral

19
c. Hasil Pemeriksaan Radiograf  Ankle joint  Proyeksi  Mortise view (AP Endorotasi 20o)

Struktur Gambaran yang dihasilkan yaitu

1) Pergelangan kaki mortise tampak miringmedial sekitar 15 derajat dan menunjukan pergelangan kaki

mortise pada profil terbebas dari superposisi talus dan distal tibiafibula.

2) Terbukanya persendian yang menunjukan cartilage articular radiolucent antara talus dan maleoli

Gambar 13 Hasil Radiograf Ankle joint Proyeksi Mostise View (AP Endorotasi 150)

d. Hasil Pemeriksaan Radiograf dari ketiga proyeksi

Pada Hasil Radiograf ketiga proyeksi dibawah ini dapat dilihat bahwa foto ankle joint

proyeksi AP mengalami overlap pada daerah distal tibia dan fibula. Pada foto proyeksi

mortise view, tampak dengan jelas space dari persendian di ankle joint pada sisi medial dan

sisi lateral.

20
Gambar 14 Gambaran perbedaan dari ketiga proyeksi

6. Hasil Expertise Dokter:

a. Foto ankle joint sinistra, proyeksi AP , Lateral dan Mortise, kondisi cukup, hasil:

1) Trabekulasi tulang baik

2) Tampak diskontinuitas completa malleolus medial os tibia sinistra dengan terpasang fixasi interna

berupa 2 buah screws, appositions dan alignment cukup

3) Tampak diskontinuitas complete os fibula sinistra pars tertia distal dengan terpasang fixasi

interna berupa 1 buah plate dan 6 buah screws, apposition dan alignment cukup. Garis Fraktur (+)

callus (+)

4) Tak tampak osteofit maupun subchondral sclerotic

5) Tak tampak penyempitan maupun pelebaran joint space

b. Kesan

1) Fraktur complete malleolus medial os tibia sinistra dengan terpasang fixasi interna berupa screws,

apposition dan alignment cukup.

2) Fraktur complete os fibula sinistra pars tertia destal dengan terpasang fixasi interna berupa plate,

screws, apposition dan alignment cukup

3) Tidak tampak Osteomyelitis

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle joint pada Kasus Close Fraktur

Sinistra di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, penulis dapat membahas permasalahan sebagai
21
berikut:

1. Prosedur Pemeriksaan Radiografi Ankle joint pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta

a. Persiapan pasien

Pemeriksaan Ankle joint pada kasus close fraktur sinistra di Instalasi Radiologi RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tidak memerlukan persiapan khusus sebelum pemeriksaan, hanya saja pasien

diinstruksikan untuk melepas benda-benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf dan pasien

diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan agar pasien merasa nyaman sehingga pemeriksaan

Ankle joint berjalan dengan lancar.

b. Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan Ankle joint pada kasus close fraktur sinistra

antara lain: pesawat sinar-X, detector DR, Komputer DR dan mesin Printing pencetak film. Di Instalasi

Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sudah menggunakan DR jadi pada persiapan alat dan bahan

tidak dituliskan untuk mempersiapkan marker, karena untuk pemberian marker di lakukan dengan

otomatis yaitu pada saat pengolahan gambar di DR. Untuk penggunaan detector di Instalasi Radiologi

RSUP Dr. Sardjito menggunakan detektor ukuran 35X43 cm Sedangkan untuk kolimasi diatur hanya

seluas objek.

c. Teknik radiografi Ankle joint

Pemeriksaan radiografi Ankle joint memiliki berbagai macam proyeksi pemeriksaan, maka untuk

mendapatkan radiograf yang lebih informatif dari Ankle joint, pada kasus close fraktur sinistra ini

dibutuhkan teknik pemeriksaan yang sesuai, agar bisa menampakkan struktur Ankle joint yang baik

sehingga dapat menegakkan diagnosa. Pelaksanaan pemeriksaan Ankle joint di Instalasi Radiologi

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah :

1) Teknik pemeriksaan radiografi Ankle joint pada kasus close fraktur sinistra di Instalasi Radiologi

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan 3 proyeksi yaitu proyeksi AP, Lateral, dan Mortise

view. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada teknik pemeriksaan radiografi

Ankle joint menggunakan tiga proyeksi tersebut.

2) Teknik pemeriksaan radiografi Ankle joint pada proyeksi Mortise view diteori menjelaskan bahwa

pedis di endorotasikan berkisar antara 150 – 200. Pada pemeriksaan Ankle joint di Instalasi

Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan besaran sudut 150. Pasien tidak diberi

bantuan alat fiksasi sehingga memungkinkan terjadi pergerakan pada waktu eksposi. Pergerakan

22
tersebut dapat mengakibatkan besaran sudut berubah sehingga radiograf tidak sesuai dengan harapan.

d. Alasan digunakannya proyeksi Mortise view pada pemeriksaan Ankle joint di Instalasi Radiologi RSUP

Dr.Sardjito Yogyakarta. Penggunaan proyeksi mortise view pada pemeriksaan Ankle joint di Instalasi

Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta karena pada proyeksi AP gambaran radiografi yang

dihasilkan mengalami overlap pada daerah lateral malleolus. Sedangkan pada proyeksi Mostise

View gambaran radiografi yang dihasilkan tampak dengan jelas space dari persendian di Ankle joint

pada sisi medial dan sisi lateral. Selain itu alasannya juga karena pasien mengalami fraktur pada daerah

ankle joint. Jadi sebisa mungkin kita melakukan pemeriksaan radiologi dengan baik sesuai permintaan

dari dokter yang mengirim, karena pemeriksaan radiologi yang kita lakukan merupakan pemeriksaan

penunjang medis yang dapat memberikan informasi radiografi yang optimal baik keadaan anatomi

maupun fisiologi.

Selain kelebihan pada proyeksi Mortise view ini juga memiliki kekurangan yaitu dalam pengaturan

penyudutan sulit untuk diukur secara akurat, sehingga apabila dalam penyudutan kurang tepat maka akan

mengakibatkan superposisi pada Ankle joint.

23
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari uraian tentang pemeriksaan radiologi Ankle Joint pada pasien dengan diagnosa Close Fraktur di

Instalasi Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Teknik pemeriksaan radiologi Ankle Joint pada pasien dengan diagnosa Close Fraktur Sinistra di Instalasi

Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dilakukan menggunakan 3 proyeksi yaitu AP, Lateral, dan

mortis

2. Pada proyeksi AP Ankle Mortise View sangat baik dalam membantu dokter untuk menegakan mendiagnosa

suatu kelainan pada daerah ankle joint. Karena, Pada proyeksi AP Ankle Mortise View, kedua maleolus

sejajar dengan IR sehingga dapat menampakkan sendi ankle mortise dan tercakupnya tiga sisi dari sendi

mortise dibandingkan teknik pemeriksaan lain.

B. Saran

Dalam penggunaan factor eksposi harus tepat agar radiograf yang dihasilkan optimal sehingga dapat

dibaca oleh dokter dan dapat menegakkan diagnosa.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L dan John P. 2018. Text Book of Radiographic positioning and Related Anatomy: Ninth

Edition. Mosby inc, St. Louis, Amerika

Ballinger, Philip W. 2003. Merril


of Atlas Radiographic
Positioning and
Radiologic Procedures, Tenth
Edition Vol. II. Missouri :
Mosby, Inc.
Ballinger, Philip W. 2003. Merril
of Atlas Radiographic
Positioning and
Radiologic Procedures, Tenth
Edition Vol. II. Missouri :
Mosby, Inc.
Ballinger, Philip W. 2003. Merril
of Atlas Radiographic
Positioning and

25
Radiologic Procedures, Tenth
Edition Vol. II. Missouri :
Mosby, Inc.
Ballinger, Philip W. 2003. Merrill’s of Atlas Radiographic Positioning and Radiologic Procedures, Tenth Edition

Vol. I. Missouri : Mosby, Inc.

Rahman N. 2008. Belajar Lagi Yuk.... Teknik Radiografi - Ankle Mortise View. http://nova-

rahman.blogspot.com/2008/08/teknik-radiografi-ankle-mortise-view.html (Diakses 08 April 2021)

Febriyansah R. 2018. Penatalaksanaan Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Proyeksi AP Ankle Mortise View

Dengan Kasus Faktur Di Instalasi Gawat Darurat RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO Jakarta.

https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/setiadi/index.php?p=show_detail&id=1487&keywords= (Diakses 08 April

2021)

Asrizal RA. 2014. Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medula, 2 (3), 94-100

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/eb7d59e517d8be3d24e1dc3ac03aa117.pdf (Diakses 08 April 2021)

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai