Laporan Kasus
Disusun Oleh :
P1337430119008
TAHUN 2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja
NIM : P1337430119008
Judul Laporan Kasus : Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close Fraktur Sinistra
Clinical Instructor
NIP 198109012005012003
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I pada semester III jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang. Pada Kesempatan ini saya ingin
1. Bapak Marsum, BE, SPd, MHP Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes Selaku Ketua Jurusan Teknik Radodiagnostik dan Raditerapi Poltekkes
Kemenkes Semarang.
3. Ibu Darmini, S.Si., M.Kes Selaku Ketua Program Studi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
4. Ibu Retno Nawaningsih S.ST selaku Clinical Instructor di Instalasi Radiologi RSUP Dr SARDJITO
YOGYAKARTA.
5. Seluruh Radiografer, staff dan karyawan Instalasi Radiologi RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA.
6. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
7. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan kasus ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki Laporan Kasus berikutnya. Penulis berharap
Penulis
DAFTAR ISI
3
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................................... 6
B. Patologi Fraktur............................................................................................................................. 9
A. Profil Kasus.................................................................................................................................... 15
C. Pembahasan.................................................................................................................................... 22
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................................................... 25
B. Saran.............................................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................... 26
LAMPIRAN..................................................................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Pemeriksaan Radiologi merupakan pemeriksaan untuk mendiagnosis dan menunjang prosedur medis.
Pemeriksaan radiologi bertujuan untuk membantu dokter melihat keadaan bagian dalam tubuh pasien dan
membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit dengan memanfaatkan sinar-x yang hasilnya berupa radiograf.
Sebab itu, diperlukan radiograf yang dapat memberi informasi secara optimal, tanpa harus melakukan
Ankle Joint adalah sendi yang paling utama bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan saat berjalan
dipermukaan yang tidak rata. Sendi ini tersusun dari tulang, ligamen, tendon, dan seikat jaringan penghubung
(Paul M. Taylor Dp. M.,2002:106). Sendi ankle dibentuk oleh empat tulang yaitu tibia, fibula, talus, dan
calcaneus. Pergerakan utama dari sendi ankle terjadi pada tulang tibia, talus, dan calcaneus.
Pelaksanaan pemeriksaan Ankle joint pada kasus Close Frakture di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran struktur, fisiologi dan patologi dari Ankle
joint. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan
lunak di sekitarnya juga sering kali terganggu. Close fraktur adalah jenis patah tulang di mana tulang yang patah
tidak sampai merobek kulit. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi agar gambar tampak lebih jelas dan dapat
memberikan informasi yang optimal. Proyeksi yang sering dilakukan pada pemeriksaan Ankle joint yaitu
Antero Posterior (AP) dan Lateral (Mediolateral), namun untuk memperjelas gambaran radiograf dari Ankle
joint khususnya proyeksi AP, maka Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan proyeksi
tambahan yaitu Mortise view. Proyeksi Mortise view merupakan proyeksi AP yang kemudian di oblikkan
Pada setiap proyeksi yang digunakan pasti terdapat kelemahan dan kelebihan masing-masing. Berdasarkan
proyeksi pada pemeriksaan Ankle joint yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pemeriksaan Ankle joint pada kasus yang akan disajikan
dalam bentuk laporan kasus dengan judul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close
C. Rumusan Masalah
Bagaimana Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close Fraktur Sinistra Di Instalasi
5
D. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Dengan Kasus Close Fraktur Sinistra Di
BAB II
DASAR TEORI
6
Ankle Joint adalah sendi yang paling utama bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan saat berjalan
dipermukaan yang tidak rata. Sendi ini tersusun dari tulang, ligamen, tendon, dan seikat jaringan penghubung
(Paul M. Taylor Dp. M., 2002:106). Ankle joint dibentuk oleh empat tulang yaitu tibia, fibula, talus, dan
calcaneus. Pergerakan utama dari ankle joint terjadi pada tulang tibia, talus, dan calcaneus. Seperti pada
Struktur ankle joint sangatlah kompleks dan kuat karena sendi ankle tersusun atas ligamen-ligamen
yang kuat dan banyak. Ligament yang terdapat pada ankle joint berfungsi sebagai struktur yang
mempertahankan stabilitas ankle joint dalam berbagai posisi. Secara anatomi struktur ligament dari ankle joint
1. Posterior talofibular ligament adalah ligamen yang melekat pada posterior tulang talus dan fibula.
2. Calcaneofibular ligament adalah ligamen yang melekat pada tulang calcaneus dan fibula.
3. Anterior talofibular ligament adalah ligamen yang melekat pada anterior tulang talus dan fibula.
5. Tibiocalcaneal ligament adalah ligamen yang melekat pada tulang tibia dan calcaneus.
6. Tibionavicular ligament adalah ligamen yang melekat pada tulang tibia dan navicular.
7. Anterior tibiotalar ligament adalah ligament yang melekat pada anterior tulang tibia dan talus.
Ankle joint merupakan sendi engsel, gerakan utama yang dapat dilakukan oleh sendi tersebut adalah
dorsofleksi (ekstensi) kaki dan gerakan plantofleksi (fleksi kaki). Gerakan tersebut terjadi karena ankle joint
memiliki sumbu melintang (aksis transversal). Otot penyusun ankle joint adalah otot gastrocnemius, otot soleus,
7
otot fleksor hallucis longus, otot fleksor digitorum longus, otot tibialis posterior, otot tibialis anterior, otot proneus
longus, otot proneus brevis, otot 9 popliteus, otot plantaris disatukan oleh tendon achilles seperti gambar dibawah
ini:
Tulang penyusun ankle joint terdiri atas: tulang fibula, tibia, talus dan calcaneus. Sesuai dengan Gambar di
bawah ini:
8
Berdasarkan keterangan yang diuraikan di atas dari gambar tulang, otot, ligamen tersebut, sendi ankle
mampu melakukan gerakan dorsi fleksi yakni 10 gerakan ke arah atas dan plantar fleksi gerakan ke arah bawah.
Ankle merupakan persendian yang menghubungkan antara tungkai bawah dengan kaki, sehingga ankle joint
sering mengalami cedera, karena menjadi bagian pertama dari rantai gerak tubuh untuk menahan dampak
B. Patologi Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur terjadi akibat trauma,
beberapa fraktur terjadi secara sekunder akibat proses penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan fraktur-
Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas trauma langsung, trauma tidak langsung, dan trauma
ringan. Trauma langsung yaitu benturan pada tulang, biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana
daerah trokhater mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung yaitu titik
tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi. Trauma ringan yaitu
keadaan yang dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau fraktur
Menurut Black dan Matasarin (1997), fraktur dibagi berdasarkan dengan kontak dunia luar, yaitu meliput
fraktur tertutup dan terbuka. Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang
tidak keluar melalui kulit. Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka sangat berpotensi menjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi lagi
menjadi tiga grade, yaitu Grade I, II, dan III. Grade I adalah robekan kulit dengan kerusakan kulit dan otot.
Grade II seperti grade 1 dengan memar kulit dan otot. Grade III luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan
Fraktur dibagi menjadi green stick, transverse, longitudinal, oblique, spiral dan comminuted. Jenis garis
patahan green stick adalah jenis garis patahan pada sebelah sisi dari tulang (retak dibawah lapisan periosteum)
atau tidak mengenai seluruh korteks, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek. Transverse yaitu jenis
garis patahan melintang dan sering terjadi, Longitudinal yaitu jenis garis patahan memanjang. Oblique yaitu
jenis garis patahan miring. Spiral yaitu jenis garis patahan melingkar. Comunited yaitu jenis garis patahan
1. Persiapan Pasien
9
Dalam pemeriksaan Ankle joint tidak diperlukan persiapan khusus.
2. Persiapan Alat
a. Pesawat sinar-X
c. Marker R dan L
3. Prosedur Pemeriksaan
1) Posisi Pasien
2) Posisi Objek
b) Ankle joint diatur true AP dengan maleolus lateralis dan medialis berjarak sama terhadap
kaset.
b) Titik bidik/central point (CP) : Pada Mid (Pertengahan Maleolus Lateral dan Medial)
10
4) Kriteria Radiograf
b. Proyeksi Lateral
b) Tungkai tepi yang difoto lurus dan tungkai lain genu fleksi didepan tungkai yang akan difoto.
a) Ankle joint diatur true Lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam
3) Pengaturan sinar :
11
Gambar 6 Ankle joint Proyeksi Lateral
4) Kriteria radiograf
12
Tujuan proyeksi mortise view adalah untuk membebaskan persendian antara
1) Posisi pasien :
c) Ankle joint yang akan difoto diletakkan diatas kaset horizontal diatas meja
pemeriksaan.
2) Posisi obyek :
3) Pengaturan sinar :
b) CP : Malleolus lateralis
c) FFD : 100 cm
4) Kriteria radiograf
13
b) Tidak ada overlapping antara bagian distal tibia fibula dengan bagian superior talus
BAB III
A. Profil Kasus
1. Identitas Pasien
Untuk memberikan deskripsi tentang teknik pemeriksaan Ankle joint pada kasus close fraktur
sinistra di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, sebagai sampel yang diangkat untuk
penyusunan laporan kasus penulis mengambil 1 sampel pasien dengan identitas sebagai berikut:
b. Umur : 48 Tahun
e. Nomor RM : 0XXXXXX0
14
h. Permintaan foto : Ankle joint AP, Lateral, dan Mortise view
2. Paparan Kasus
Pada tanggal 2 maret 2021 pasien yang bernama Ny. S datang ke RS Setelah diperiksa Dokter
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta diduga mengalami fraktur pada tulang Ankle joint kemudian pasien dirujuk
ke Instalasi Radiologi RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan Radiologi. Pasien
Pada tanggal 6 April 2021 pasien tersebut datang ke Instalasi Radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan ulang atau kontrol foto setelah dilakukan operasi pemasangan plate and screws pada tulang
ankle joint sinistra. Pasien datang dengan membawa surat permintaan foto dari Dokter Spesialis Orthopedi.
Pemeriksaan Ankle Joint dengan kasus fraktur tulang ankle joint ini menggunakan tiga proyeksi
yang umum di gunakan yaitu proyeksi Anteroposterior (AP), Lateral kiri dan Mortise view, jadi dilakukan
tiga kali pemotretan menggunakan arah sinar vertical tegak lurus dengan posisi pasien supine diatas meja
pemeriksaan. sebelum melakukan pemeriksaan perlu diberitahukan kepada pasien tentang prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan. setelah selesai pemeriksaan dan dipastikan tidak ada pengulangan foto
1. Persiapan Pasien
Dalam pemeriksaan Ankle joint di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tidak diperlukan persiapan
khusus, karena tidak menggunakan media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan, penderita
diharuskan melepas semua benda yang dapat menimbulkan bayangan opak yang terdapat pada
2. Persiapan Alat
a. Pesawat sinar-X
c. Printer
d. Komputer
15
3. Prosedur Pemeriksaan
1) Posisi Pasien
Pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan kaki yang akan difoto lurus. Dan kaki yang lain
fleksi.
2) Posisi Objek
b) Ankle joint diatur true AP dengan maleolus lateralis dan medialis berjarak sama terhadap
kaset.
b) Titik bidik/central point (CP) : Pada Mid (Pertengahan Maleolus Lateral dan Medial)
b. Proyeksi Lateral
Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan tungkai yang akan difoto dekat meja
pemeriksaan.
a) Ankle joint diatur true Lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam
c) Kolimasi diatur seluas objek (Dari Distal Ossa Tibia Fibula sampai talus)
4) Pengaturan sinar :
c. Proyeksi Mortise view
16
Tujuan proyeksi mortise view adalah untuk membebaskan persendian antara
1) Posisi pasien :
Sama seperti proyeksi AP, pasien pada proyeksi mortise view diminta untuk supine di atas meja
pemeriksaan.
2) Posisi obyek :
3) Pengaturan sinar :
c) FFD : 100 cm
Pengolahan foto hasil pemeriksaan radiografi di Instalasi Radiologi RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta sudah menggunakan DR dan Printingnya untuk mencetak filmnya. Proses ini
sudah sangat modern karena setelah melakukan pemeriksaan, langsung dilihat dan diproses
menggunakan DR, apabila hasil pemeriksaan sudah sesuai maka langsung dapat di cetak
Setelah hasilnya sudah keluar dari mesin printing, maka film di ambil dan diserahkan
17
5. Hasil Bacaan Radiograf
3) Ossa Pedis tidak begitu jelas terlihat, hanya talus yang jelas terlihat
3) Tampak space antara talus dengan tibia dan fibula (talo-tibiafibular joint)
18
Gambar 12 Hasil Radiograf Ankle joint Proyeksi Lateral
19
c. Hasil Pemeriksaan Radiograf Ankle joint Proyeksi Mortise view (AP Endorotasi 20o)
1) Pergelangan kaki mortise tampak miringmedial sekitar 15 derajat dan menunjukan pergelangan kaki
mortise pada profil terbebas dari superposisi talus dan distal tibiafibula.
2) Terbukanya persendian yang menunjukan cartilage articular radiolucent antara talus dan maleoli
Pada Hasil Radiograf ketiga proyeksi dibawah ini dapat dilihat bahwa foto ankle joint
proyeksi AP mengalami overlap pada daerah distal tibia dan fibula. Pada foto proyeksi
mortise view, tampak dengan jelas space dari persendian di ankle joint pada sisi medial dan
sisi lateral.
20
Gambar 14 Gambaran perbedaan dari ketiga proyeksi
a. Foto ankle joint sinistra, proyeksi AP , Lateral dan Mortise, kondisi cukup, hasil:
2) Tampak diskontinuitas completa malleolus medial os tibia sinistra dengan terpasang fixasi interna
3) Tampak diskontinuitas complete os fibula sinistra pars tertia distal dengan terpasang fixasi
interna berupa 1 buah plate dan 6 buah screws, apposition dan alignment cukup. Garis Fraktur (+)
callus (+)
b. Kesan
1) Fraktur complete malleolus medial os tibia sinistra dengan terpasang fixasi interna berupa screws,
2) Fraktur complete os fibula sinistra pars tertia destal dengan terpasang fixasi interna berupa plate,
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian Teknik Pemeriksaan Radiografi Ankle joint pada Kasus Close Fraktur
Sinistra di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, penulis dapat membahas permasalahan sebagai
21
berikut:
1. Prosedur Pemeriksaan Radiografi Ankle joint pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
a. Persiapan pasien
Pemeriksaan Ankle joint pada kasus close fraktur sinistra di Instalasi Radiologi RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta tidak memerlukan persiapan khusus sebelum pemeriksaan, hanya saja pasien
diinstruksikan untuk melepas benda-benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf dan pasien
diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan agar pasien merasa nyaman sehingga pemeriksaan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan Ankle joint pada kasus close fraktur sinistra
antara lain: pesawat sinar-X, detector DR, Komputer DR dan mesin Printing pencetak film. Di Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sudah menggunakan DR jadi pada persiapan alat dan bahan
tidak dituliskan untuk mempersiapkan marker, karena untuk pemberian marker di lakukan dengan
otomatis yaitu pada saat pengolahan gambar di DR. Untuk penggunaan detector di Instalasi Radiologi
RSUP Dr. Sardjito menggunakan detektor ukuran 35X43 cm Sedangkan untuk kolimasi diatur hanya
seluas objek.
Pemeriksaan radiografi Ankle joint memiliki berbagai macam proyeksi pemeriksaan, maka untuk
mendapatkan radiograf yang lebih informatif dari Ankle joint, pada kasus close fraktur sinistra ini
dibutuhkan teknik pemeriksaan yang sesuai, agar bisa menampakkan struktur Ankle joint yang baik
sehingga dapat menegakkan diagnosa. Pelaksanaan pemeriksaan Ankle joint di Instalasi Radiologi
1) Teknik pemeriksaan radiografi Ankle joint pada kasus close fraktur sinistra di Instalasi Radiologi
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan 3 proyeksi yaitu proyeksi AP, Lateral, dan Mortise
view. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada teknik pemeriksaan radiografi
2) Teknik pemeriksaan radiografi Ankle joint pada proyeksi Mortise view diteori menjelaskan bahwa
pedis di endorotasikan berkisar antara 150 – 200. Pada pemeriksaan Ankle joint di Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan besaran sudut 150. Pasien tidak diberi
bantuan alat fiksasi sehingga memungkinkan terjadi pergerakan pada waktu eksposi. Pergerakan
22
tersebut dapat mengakibatkan besaran sudut berubah sehingga radiograf tidak sesuai dengan harapan.
d. Alasan digunakannya proyeksi Mortise view pada pemeriksaan Ankle joint di Instalasi Radiologi RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta. Penggunaan proyeksi mortise view pada pemeriksaan Ankle joint di Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta karena pada proyeksi AP gambaran radiografi yang
dihasilkan mengalami overlap pada daerah lateral malleolus. Sedangkan pada proyeksi Mostise
View gambaran radiografi yang dihasilkan tampak dengan jelas space dari persendian di Ankle joint
pada sisi medial dan sisi lateral. Selain itu alasannya juga karena pasien mengalami fraktur pada daerah
ankle joint. Jadi sebisa mungkin kita melakukan pemeriksaan radiologi dengan baik sesuai permintaan
dari dokter yang mengirim, karena pemeriksaan radiologi yang kita lakukan merupakan pemeriksaan
penunjang medis yang dapat memberikan informasi radiografi yang optimal baik keadaan anatomi
maupun fisiologi.
Selain kelebihan pada proyeksi Mortise view ini juga memiliki kekurangan yaitu dalam pengaturan
penyudutan sulit untuk diukur secara akurat, sehingga apabila dalam penyudutan kurang tepat maka akan
23
BAB IV
A. Simpulan
Dari uraian tentang pemeriksaan radiologi Ankle Joint pada pasien dengan diagnosa Close Fraktur di
Instalasi Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Teknik pemeriksaan radiologi Ankle Joint pada pasien dengan diagnosa Close Fraktur Sinistra di Instalasi
Radiologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dilakukan menggunakan 3 proyeksi yaitu AP, Lateral, dan
mortis
2. Pada proyeksi AP Ankle Mortise View sangat baik dalam membantu dokter untuk menegakan mendiagnosa
suatu kelainan pada daerah ankle joint. Karena, Pada proyeksi AP Ankle Mortise View, kedua maleolus
sejajar dengan IR sehingga dapat menampakkan sendi ankle mortise dan tercakupnya tiga sisi dari sendi
B. Saran
Dalam penggunaan factor eksposi harus tepat agar radiograf yang dihasilkan optimal sehingga dapat
24
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, Kenneth L dan John P. 2018. Text Book of Radiographic positioning and Related Anatomy: Ninth
25
Radiologic Procedures, Tenth
Edition Vol. II. Missouri :
Mosby, Inc.
Ballinger, Philip W. 2003. Merrill’s of Atlas Radiographic Positioning and Radiologic Procedures, Tenth Edition
Rahman N. 2008. Belajar Lagi Yuk.... Teknik Radiografi - Ankle Mortise View. http://nova-
Febriyansah R. 2018. Penatalaksanaan Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint Proyeksi AP Ankle Mortise View
Dengan Kasus Faktur Di Instalasi Gawat Darurat RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO Jakarta.
2021)
Asrizal RA. 2014. Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medula, 2 (3), 94-100
26
LAMPIRAN
27