Anda di halaman 1dari 11

1.

LATAR BELAKANG

Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa


yang cukup tinggi diantara beberapa daerah gempa diseluruh dunia. Itu dikarenakan letak
geografis Indonesia yang berada pada perbenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu
lempeng  Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng India Australia. Ditinjau secara geologis,
kepulauan Indonesia berada pada pertemuan 2 jalur gempa utama, yaitu jalur
gempa Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpine Transasiatic. Menurut SNI 1726-2012,
untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan akibat goncangan gempa
diperlukan perencanaan struktur bangunan yang benar dan tepat sesuai dengan standar.

Tren perencanaan yang terkini yaitu perencanaan tahan gempa berbasis kinerja
(performanced based seismic design), yang memanfaatkan teknik analisis nonlinier
pushover berbasis komputer untuk menganalisis perilaku inelastis struktur dari berbagai
macam intensitas gerakan tanah (gempa), sehingga dapat diketahui kinerjanya pada kondisi
kritis dan dapat dilakukan tindakan apabila tidak memenuhi syarat yang diperlukan
(Dewobroto, 2005). Dengan statik nonlinier pushover atau metode spektrum kapasitas
dapat diperoleh perilaku struktur secara keseluruhan, dari elastis, leleh dan akhirnya
runtuh, dengan cara menaikkan besarnya gaya geser statik secara monotonik yang
mengikuti pola distribusi tinggi struktur sampai target displacement tercapai. Baik
distribusi gaya dan target displacement didasarkan atas asumsi bahwa respon yang
dihasilkan dikontrol oleh mode yang dominan dan mode shape yang tetap tidak berubah
setelah struktur leleh (Dewobroto, 2005).

Pada analisa pushover ini mode digunakan ialah mode pertama, analisa yang
menggunakan mode-mode yang lebih tinggi menghasilkan analisa yang lebih akurat dalam
menggambarkan perilaku struktur, tetapi untuk mendapatkan dibutuhkan variable dan data
yang rumit, selain itu masih sangat sedikit analisa yang bisa digunakan untuk mendapatkan
nilai ragam yang lebih tinggi. Walaupun demikian, analisis static pushover masih dapat
digunakan untuk analisa gedung tidak beraturan yang mempunyai ragam yang tidak terlalu
tinggi (Iksan dan Eka, 2004).

Analisa pushover merupakan analisa static nonlinear untuk mengetahui perilaku


keruntuhan suatu bangunan atau struktur. Analisa dilakukan dengan memberikan suatu
pola beban lateral static pada struktur, yang kemudian secara bertahap ditingkatkan dengan
1
factor pengali sampai satu target perpindahan tercapai. Sudah jelas dengan pengertian
diatas? Kalau belum gampangnya begini, suatu bangunan diberi gaya horizontal pada
atapnya. Kemudian bebannya ditingkatkan tahap demi tahap sampai bangunan itu runtuh
atau sesuai target perpindahan yang ditentukan.

2. PERMASALAHAN

2.1 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja pada Bangunan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta ?
2. Bagaimana pola keruntuhan gedung setelah dilakukan ragam pushover analysis?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pada pushover analysis ?
4. Apakah struktur yang ada masih aman terhadap beban gempa pada SNI 03-1726-
2012?

2.2 BATASAN MASALAH


Pada penelitian ini perlu adanya batasan masalah agar penelitian tidak terlalu luas dan
tidak menyimpang dari rumusan masalah, antara lain sebagai berikut :
1. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu pushover analysis.
2. Menggunakan respon spektrum.
3. Menggunakan perencanaan tahan gempa berbasis kinerja yang mengacu pada ATC-40
4. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada Bangunan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta.

3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian tugas akhir ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui kriteria kineja pada struktur Bangunan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta.
2. Mengetahui pola keruntuhan bangunan sehingga diketahui joint-joint yang mengalami
kerusakan bangunan.
2
3. Megetahui kelebihan dan kekurangan dari pushover analysis.
4. Memperlihatkan skema kelelehan yang terjadi dari program komputer SAP2000

3.2 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja seismik, mengetahui
beban gempa pada bangunan, memperkirakan gaya maksimum yang terjadi, serta dapat
menjadi masukan untu pihak pengelola Bangunan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1. TINJAUAN UMUM


Pada analisis, desain, dan kinerja pada struktur menggunakan konsep Performace
based design yang merupakan salah satu dari beberapa metode dimana pengendaiab pola
keruntuhan struktur dilakukan melalui pemanfaatan sifat daktail dari suatu struktur secara
maksimal. Pada aplikasi ril dalam kaitan suatu proses tahapan desain dikarenakan belum
ada ketentuan mengenai tinjauan performace struktur hasil desain. Evaluasi sebagai
performace struktur di Indonesia telah dilakukan untuk beberapa gedung bertingkat tinggi
sebagai bagian dari tuntutan jaminan keselamatan dari pihak owner untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keamanan yang dimiliki pada suatu bangunan.
Yosafat (2006), Metode analisis statik beban dorong (static nonlinier / pushover
analysis) merupakan suatu metode analisis yang mana dari hasil analisis diperoleh
informasi berupa kurva kapasitas. Kurva kapasitas menyatakan hubungan antara gaya
geser dasar terhadap peralihan atap struktur pasa bangunan. Dari kurva kapasitas kemudian
dapat ditentukan daktilitas peralihan aktual struktur yang bergantung pada penentuan titik
pada saat leleh pertam terjadi dan titik peralihan ultimit (target peralihan yang diharapkan).
Wiryanto (2006), menyatakan analisa pushoverdapat dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk perencanaan tahan gempa, asalkan menyesuaikan dengan keterbatasan yang
ada, yaitu :
1. Hasil analisa pushover masih berupa suatu pendekatan, karena bagaimanapun perilaku
gempa yang sebenarnya adalah bersifat bolak-balik melalui suatu siklus tertentu,
sedangkan sifat pembebanan pada analisis pushover adalah statik monotirik.
2. Pemilihan pola beban lateral yang digunakan dalam analisa adalah hal yang sangat
penting.

3
3. Untuk membuat model analisa nonlinier akan lebih rumit dibanding model analisa
linier. Model tersebut harus memperhitungkan karakteristik inelastik beban deformasi
dari elemen-elemen penting dan efek P-∆.

4.2 FILOSOFI BANGUNAN TAHAN GEMPA


Bangunan yang strukturnya tahan terhadap gempa merupakan struktur yang tidak
rusak dan tidak runtuh apabila terjadi gempa. Adapun prinsip-pripsip desain filosofi
bangunan tahan gempa yaitu (ATC 1978,Widodo 2007) :
1. Pada gempa kecil (light, atau minor eartquake) yang sering terjadi, maka struktur
utama bangunan harus tidak rusak dan berfungsi dengan baik. Kerusakan kecil yang
masih dapat ditoleransi pada elemen non struktur masih diperbolehkan.
2. Pada gempa menengah (moderate earthquake) yang relatif jarang terjadi maka strutur
utama bangunan boleh rusak / retak ringan tetapi masih dapat diperbaiki. Elemen non
struktur dapat saja rusak tetapi masih dapt diganti dengan yang baru.
3. Pada gempa kuat (strong earthquake) yang jarang terjad, maka bangunan boleh rusak
tetaoi tidak boleh runtuh total (totally collapse). Kondisi seperti ini juga diharapkan
pada gempa besar (great earthquake) yang tujuannya adalah melindungi manusia /
penghuni secara maksimal.

4.3 KRITERIA PERENCANAAN STRUKTUR

4.3.1 Strenght Based Design

Konsep ini merupakan salah satu metode yang erat hubungannya dengan desain
kapasitas, dimana pengendalian pola keruntuhan struktur dilakukan melalui pemanfaatan
sifat daktail dari struktur tersebut secara maksimal. Pendekatan ini mengandalkan
kekuatan, kekakuan dan daktilitas struktur. Metode desain kapasitas ini mengontrol pola
keruntuhan struktur daktail dengan merencanakan lokasi dan tipe sendi plastis yang boleh
terjadi pada struktur, sehingga tidak membahayakan komponen struktur lain yang dianggap
lebih penting.

Analisis struktur pada metode Strenght Based Design pada daerah elastis dari
elemen struktur yang biasa dikenal dengan analisis linear. Pada analisis struktur linear
tidak dapat menampilkan fenomena – fenomena penting yang mengontrol daya guna suatu
struktur terhadap kejadian gempa yang kuat dan yang bisa mengakibatkan struktur tidak
4
bersifat elastis lagi. Perilaku non – linear ini mengakibatkan penyebaran energi dari
getaran gempa, karena pada titik tersebut sudah mencapai kapasitasnya atau telah muncul
sendi plastis yang kemudian akan hancur ( collapse ). ( Wisnumurti, dkk. 2008 ).

4.3.2 Performance Based Design

Metode yang didasarkan pada konsep Performance Based Design ini merupakan
kriteria desain dan evaluasi yang dieksperesikan sebagai obyektivitas dari daya guna
struktur. Hal tersebut dapat menetapkan tingkatan kinerja struktur, dimana tingkatan
kinerja ( performance ) dari struktur bangunan merupakan pilihan yang dapat direncanakan
pada tahap awal dengan berbagai kondisi batas. Kondisi batas ini pun bersifat fleksibel,
karena merupakan kesepakatan dari pihak pemilik bangunan dengan perencana. Tujuan
utama dari performance Based Design adalah merencanakan bangunan yang tahan dengan
gempa dan daya gunanya dapat diperkirakan.

Performance Based Design mempunyai 2 elemen utama dalam perencaanya yaitu


kapasitas struktur ( capacity ) dan beban ( demand ). Beban ( demand ) merupakan
representasi dari gerakan tanah akibat gempa bumi, dimana yang akan digambarkan
sebagai kurva respon spektrum. Kapasitas struktur adalah kemampuan dari struktur untuk
menahan atau menanggulangi gaya gempa tanpa mengalami kerusakan, salah satu analisis
yang dapat menggambarkan kapasitas struktur secara keseluruhan adalah analisis
pushover. Dari analisis pushover didapatkan suatu performanb ce point yang merupakan
perpotongan antara kurva demand dan capacity curve ( kurva kapasitas ). Performance
point merupakan estimasi dimana kapasitas struktur mampu menahan beban ( demand )
yang diberikan, dari titik kinerja (performance point) ini dapat diketahui tingkat kategori
kerusakan struktur berdasarkan perpindahan lateralnya ( drift ). ( ATC - 40, 1996).

5
4.4 KATEGORI RESIKO DAN FAKTOR KEUTAMAAN
Tabel 4.1. Faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan bangunan
berdasarkan SNI 03-1726-2012

5.
Faktor
Kategori Gedung Keutamaan
I1 I2 I3
Gedung umum seperti untuk penghunian,
1 1 1
perniagaan dan perkantoran
Momen dan Bangunan momumental 1 1,6 1,6
gedung penting pasca gempa, seperti
rumah sakit, instalasi listrik, pembangkit
1,4 1 1,4
tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam
keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi
Gedung untuk penyimpanan barang berba-
1,6 1 1,6
haya seperti gas, produk, minyak bumi. Dll
cerobng, tangki diatas menara 1,5 1 1,5
Catatan:
Untuk semua struktur gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan sebulum berlakunya
standar ini maka faktor keutamaan, I dapat dikalikan 80%.

4.5 KINERJA STUKTUR

Dalam standar ATC-40, kategori atau lever kinerja struktur dibedakan menjasi 4
tingkatan yaitu :

Tabel 4.2 Level Kinerja Struktur berdasarkan ATC-40


Level Kinerja Penjelasan
Operasional Tidak ada kerusakan yang berarti pada struktur
(Operational) dan non-struktur, bangunan tetap berfungsi.
Penempatan Segera Tidak ada kerusakan yang berartu pada struktur,
(Immediate dimana kekuatan dan kekakuannya kira-kira
Occupancy) hampir dama dengan kondisi sebelum gempa.
Komponen non-struktur masih berada
ditempatnya dan sebagian besar masih
berfungsijika utilitasnya tersedia. Bangunan
dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan
masalah perbaikan.
Keselamatan Jiwa Terjadi kerusakan komponen struktur, kekakuan

6
(Life Safety) berkurang, tetapi masih di dalam ambang yang
cukup terhadap keruntuhan. Komponen non-
struktur masih ada tetapi tidak berfungsi, dapat
dipakai jika sudah dilakukan perbaikan.
Mencegah Keruntuhan Kerusakan yang terjadi pada komponen struktur
(Collapse Prevention) dan non-struktur. Kekuatan struktur dan
kekakuannya berkurang banyak, dan bangunan
hampir runtuh. Kecelakaan akibat kejatuhan
material bangunan yang rusak sangat
memungkinkan terjadi.

4.6 PUSHOVER ANALYSIS


Menurut SNI-03-1726-2002 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Struktur
Bangunan Gedung, analisis pushover atau analisis beban dorong statik adalah salah satu
cara analisa statik dua dimensi atau tiga dimensi linier dan non- linier, dimana pengaruh
gempa rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang
menangkap pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara
berangsur-angsur sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan
sendi plastis pertama di dalam struktur gedung. Kemudian dengan peningkatan beban lebih
lanjut mengalami perubahan bentuk elastoplastis yang besar sampai mencapai kondisi
diambang keruntuhan. Dari analisis pushover ini diperoleh kurva kapasitas yang
selanjutnya diolah lebih lanjut dengan metode tertentu, salah satunya adalah Capacity
Spectrum Method (CSM) (ATC-40, 2996).

5. METODE PENELITIAN

5.1 OBJEK PENELITIAN


Objek yang digunakan pada peneltian tugas akhir ini adalah Bangunan Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta. Pada pengerjaan penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan
performance design dengan pushover analysis. Perhitungan serta pemodelan struktur akan
digunakan prodam komputer yaitu SAP2000.

5.2 LOKASI PENELITIAN


7
Lokasi penelitin pada tugas akhir ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Jalan Cik Di Tiro No 30, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta

5.3 WAKTU PENELITIAN


Pelaksanaan pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada Bulan Juni 2017 sampai Mei
2018.

5.4 PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dalam menunjang penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer


Pengumpulan data-data primer dari pihak perencana Pembangunan Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta. Data tersebut berupa gambar rencana (shop drawing, as built drawing)
yang menjelaskan gambar struktur atau pun gambar arsitektur.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui dan meninjau situasi objek yang sedang diteliti
dan juga langsung menanyakan atau membuktikan gambar yangdirencanakan dengan
gambar yang ada dilapangan, apakah sesuai rencana atau telah dilakukan perubahan.
3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendukung penelitian dan membantu proses
penyelesaian laporan. Studi literatur ini diambil dari hasil publikasi penelitian terdahulu,
jurnal, referensi yang berupa buku, dan peraturan yang berlaku resmi dari pemerintah yang
berhubungan dengan tema penelitian pada tugas akhir ini.

8
5.5 METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan pushover analysisis. Bagian alur mempermudah
pengerjaan penelitian tugas akhir. Berikut ini merupakan bagan alir penelitian dalam
mengerjakan Tugas Akhir ini:

Menentukan parameter untuk


analisis pushover yaitu Gravity MULAI
dan Push.
Yes

No

`Menentukan analisis case Aman Pengumpulan data


nonlinear Gravity load. primer dan
sekunder berupa
shop drawing dan
RKS.
Menentukan analisis case Step 2
nonlinear untuk beban Run Response
pushover yaitu push. Spektrum Analisis.
Perhitungan beban
gravitasi dan berat
total bangunan
Step 3 Step 1 meiputi: beban
Run Pushover Analysis. Run Static Linear mati,beban hidup,
Analysis. beban distribusi plat.

Membuat perbandingan Membuat pemodelan


dimensi kolom dan balok Input grafik respon struktur 3D dengan
serta nilai Respons (R) spektra (SNI 03-1726- program SAP2000.
berupa R3, R5, dan R8 2012) pada menu
pada Pushover Analysis respon spektrum
SAP2000

Step 4
Run Pushover Analysis.
Input data dari hasil
perhitungan sebelumnya.

Hasil ouput dari run pushover


R3, R5, dan R8 berupa
Resultant base vs roof
displacement, kurva pushover, Membuat definisi material
kurva kapasitas. dan profil penampang.

Analisis Data SAP2000 Membuat kesimpulan dari hasil


perbedaan nilai R SELESAI

Gambar 5.1 Bagan Aliran Penelitian


9
6. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memahani lebih dalam mengenai laporan tugas akhir “Evaluasi Kinerja Bangunan
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Terhadap Gaya Gempa Dengan Metode Pushover
Analysis”, maka uraian yang tertera pada laporan tugas akhir ini dikelompokkan menjadi
beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
1. BAB 1 PENDAHULUAN yang berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA yang berisi mengenai teori-teori diambil dari studi
literatur hasil publikasi penelitian terdahulu, jurnal terkait, buku, standar atau aturan
dasar mengenai tema dari penelitian ini.
3. BAB 3 METODE PENELITIAN yang memuat tentang objek penelitian, lokasi
penelitian, waktu penelitian, jadwal penelitian, dan bagan alir proses penelitian.
4. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN yang memuat tentang pengolahan data serta
pembahasan dari hasil analisa data.
5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN yang memaparkan tentang kesimpulan yang
berhubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian pada bab sebelumnya.

10
7. JADWAL PENELITIAN

Tabel 7.1 Jadwal Penelitian


Bulan

Kegiatan Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengumpulan data

Pengolahan data

Penyusunan naskah laporan

1. BAB 1

2. BAB 2

3. BAB 3

4. BAB 4

5. BAB 5

Seminar Tugas Akhir

Pengumpulan naskah

11

Anda mungkin juga menyukai