BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Filsafat olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan
dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga dan hakikat olahraga
pasif atau penghayata terhadap pergelaran olahraga” (Edward wiecrozek, Problem
of sport, medicine, and sport training an coaching). Dalam kegiatan pendidikan
jasmani dan olahraga yang dimaksud permasalah tersebut adalah yang berkenaan
dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga.
Penerapan filsafat pada pendidikan jasmani dan olahraga merupkan suatu
hal yang vital. “Dengan nilai filosofis yang diyakini kebenarannya, fakta fakta
disoroti untuk melahirkan dasar dasar yang akan dipakai sebagai acuan atau
pedoman dalam mengembangkan dan menjalankan program pendidikan jasmani
dan olahraga”. Maksudnya dalam proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan
pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan
menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani
dan olahraga. Berikut ini aliran aliran filsafat dan perbedaan filsafat modern
dengan filsafat tradisional dalam pendidikan jasmani dan olahraga;
Idealisme (pemikiran): a) penjas tidak hanya melibatkan fisik tapi pikiran,
b) aktivitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap kepribadian, c) penjas
merupakan pusat berbagai gagasan, d) guru harus menjadi model bagi siswa, e)
pendidikan ditujukan untuk kehidupan.
Realisme (keadaan nyata): a) penjas ditujukan untuk kehidupan misal:
mengajar basket untuk melatih kerjasama, dsb, b) pesegaran jasmani adalah hasil
dari produktivitas, c) pengulangan (drills) memegang peranan penting dalam
proses belajar, d) pendalaman ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan
sosial yang baik, e) permain da rekreasi membantu beradaptasi (adjustment).
Naturalisme; a) aktivitas fisik bersifat fisik semata, b) hasil belajar diperoleh
melalui aktivitas diri, c) bermain merupakan bagian penting pendidikan, e) penjas
berkaitan pengembangan individu.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
5) Dengan berpikir secara filsafat, guru dan pelatih dengan bantuan logika
tidak mudah untuk tertipu dengan pernyataan-pernyataan retoris yang
bersifat menyesatkan.
6) Dengan berpikir secara filsafat maka guru dan pelatih mampu
menghargai pendapat dan pemikiran orang lain, baik yang memiliki
persamaan maupun perbedaan dengan dirinya. Berpikir filsafat berarti
berpikir demokratis. Ini berarti bahwa dalam berpikir filsafat, orang
dilatih untuk menghargai pendapat atau pemikiran orang yang berbeda
dari dirinya. Orang yang memiliki kemampuan berfilsafat yang tinggi
akan menghargai kebenaran berpikir yang diyakini oleh orang lain
seperti juga ia menghargai kebenaran berpikir yang diyakini oleh
dirinya.
Dalam hal ini perbedaan pendapat dan perbedaan pemikiran dianggap
sebagai suatu eksistensi wacana berpikir yang bersifat dialektika sebagai upaya
manusia sebagai makhluk berpikir untuk mencari kebenaran.
Sehingga proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan pemikiran baru
sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah
masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga.
Akal membentuk bahan tersebut sehingga terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi
akal bekerja karena bahan dari indera. Akan tetapi akal juga dapat menghasilkan
pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali, jadi akal juga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul – betul abstrak.
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason)
adalah alat tepenting untuk memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam
mengalami objek empiris. Maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan
diperoleh dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu kaidah – kaidah logis
aau kaidah- kaidah logika.
Ada dua macam rasionalisme yaitu dalam bidang agama dan bidang
filsafat.
Dijelaskan bahwa bidang agama dalam rasionalisme ialah lawannya autoritas,
sedangkan dalam bidang filsafat lawannya ialah empirisme. Jelas sekali
perbedaanya karena di dalam agama rasionalisme mengkritik ajaran agama dan
bidang filsafat rasionalisme menjelaskan teori pengetahuan.
Meskipun antara rasionalisme dan empirisme bertetantangan namun kedua
aliran ini mampu bekerja sama yang mana menghasilkan scientific method dan
dari hasil metode ini timbulah scientific knowledge karena Singkatnya
pengetahuan sains hanyalah pengetahuan yang logis – empiris saja.
Kekurangan :
a. Rasionalisme gagal dalam menjelaskan perubahan dan
pertambahan pengetahuan manusia. Banyak dari idde rasionalisme
yang sudah pasti pada satu waktu kemudian berubah pada waktu
kemudian pada waktu yang lain.
b. Pengetahuan yang dibangun oleh rasionalisme hanyalah dibentuk
oleh ide yang tidak dapat dan dilihat.
c. Kebanyakan orang merasa kesulitan untuk menerapkan konsep
rasionalisme dalam kehidupan keseharian yang praktis.
2) Empirisme
Kelebihan empirime adalah pengalaman indera merupakan sumber
pengetahuan yang benar, karena faham empiris mengedepankan fakta-
fakta yang terjadi di lapangan.
Sedangkan kelemahan empirisme cukup banyak diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Indra terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda itu kecil
benda itu kecil? Tidak. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat
melaporkan objek salah.
2. Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulara rasanya pahit,
udara panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan
empiris yang salah juga.
3. Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu
sebenarnya tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia
membihongi indera. Ini jleas dapat menimbulkan inderawi yang salah.
4. Indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata) tidak
mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga
tidak dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Jika
melihatnya dari depan, yang kelihatan adalah kepala kerbau, dan
kerbau pada saat itu memang tidak mampu sekaligus memperlihatkan
ekornya. Kesimpulannya ialah empirisme lemah karena keterbatasan
indera manusia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aliran Rasionalisme adalah Rasionalisme adalah paham filsafat yang
menyatakan akal (reason) adalalah terpenting untuk memperoleh pengetahuan.
Menurut aliran rasionalisme, sesuatu pengetahuan diperoleh dengan cara
berpikir.1Rasio adalah sumber kebenaran. Hanya pada rasio sajalah yang dapat
membawa orang kepada kebenaran.
Aliran Empirisme adalah Paham yang berpendapat bahwa indera atau
pengalaman adalah sumber satu-satunya atau paling tidak sumber primer dari
pengetahuan manusia, sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang
paling jelas dan sempurna. Sumber ilmu pengetahuan dalam teori empirisme
adalah pengalaman dan penginderaan inderawi.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
ii
16
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.
Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah bertema Pancasila. Tidak lupa shawalat serta salam
tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita
nantikan kelak.
Makalah berjudul “Aliran Filsafat Rasionalisme dan Aliran Filsafat
Empirik” Adapun penulisan makalah bertema Aliran filsafat rasionalisme dan
empirik ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Olahraga.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung
serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada
ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.
Wassalamualaikum wr.wb
i
17
DISUSUN OLEH:
1. DENDI ANGGERA
2. M.RISKY
DOSEN PEMBIMBING:
RAJA BANI PILITAN, M.Pd., Aifo