Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
TENTANG
PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 8
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................... 9
1.4. Pembuat Kebijakan............................................................................... 10
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 12
2.1. Penyakit Kardiovaskuler....................................................................... 12
2.2. Kanker .................................................................................................. 12
2.3. Penyakit Pernapasan Kronis ................................................................. 13
2.4. Diabetes Mellitus ................................................................................. 13
2.5. Peningkatan Tekanan Darah ................................................................ 17
2.6. Kelebihan Berat Badan ........................................................................ 17
2.7. Kadar Glukosa Darah yang Tinggi ...................................................... 17
2.8. Peningkatan Kadar Kolesterol ............................................................. 18
2.9. Penyakit Degeneratif............................................................................. 20
2.10. Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)...................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
persen. Prevalensi jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
sebesar 1,5 persen. Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter atau
gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil (Balitbangkes, 2013).
PTM dikenal sebagai penyakit kronik atau penyakit berkaitan dengan gaya
hidup, tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM adalah penyakit dengan durasi
panjang dan perkembangannya lambat. Empat jenis utama dari penyakit tidak
menular adalah penyakit kardiovaskuler (seperti serangan jantung dan stroke),
kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru kronis dan asma) dan
diabetes (ESLM., 2014).
2
kejadian penyakit kronis, peran perilaku gaya hidup positif pada insiden dan
manajemen yang efektif (Dean and Söderlund, 2015).
3
integrasi dari sistem pelayanan kesehatan berdasarkan persoalan PTM yang
ada di masyarakat yang mencakup upaya promotif dan preventif serta pola
rujukan. Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan pemantauan terhadap faktor risiko PTM yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
4
kelurahan/desa telah melaksanakan kegiatan Posbindu PTM (Kemenkes, 2015).
Pada tahun 2011—2013 tercatat 7225
Peran desa siaga sebagai pusat kegiatan berbasis masyarakat yang lebih
luas, sekarang perlu dibangun kembali untuk memenuhi tantangan menghadapi
pengembangan dan implementasi kebijakan di Indonesia (Hill dkk., 2013). Modal
partisipasi masyarakat perlu dikembangkan untuk kemauan dan kemampuan
5
deteksi dini, mencegah dan mengendalikan PTM dengan memberdayakan
Posbindu PTM. Kemampuan masyarakat untuk dapat mendeteksi dini,
mencegah dan mengendalikan PTM, memerlukan peran stakeholder untuk dapat
memberi pengetahuan dan pemahaman.
6
Perubahan kebijakan perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi agar terjadi
kesamaan dan keselarasan dalam memakai penamaan sebuah kebijakan baru,
seperti desa/kelurahan/RW siaga. Pemahaman oleh Pemerintah Daerah, kebijakan
yang dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya penguatan kapasitas
pemerintah tingkat kelurahan/desa perlu diintegrasikan pada tatanan kementerian
dalam kerangka pengembangan dan penguatan otonomi daerah (Darmawan dkk.,
2012).
7
1.2. Perumusan Masalah
8
berlangsung akhir 1960-an. Mulai awal 1970 di Amerika Serikat, strategi yang
selama ini dijalankan seperti vaksinasi seluruh bangsa, promosi perubahan gaya
hidup sehat, dan peraturan keselamatan, diperkenalkan dan secara luas diterima
sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus mengurangi
pengeluaran pelayanan kesehatan.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
9
3) Menyusun formulasi model pemberdayaan Posbindu PTM dengan
peningkatan peran stakeholder. Manfaat Penelitian Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan sebagai salah satu
alternative :
Kementerian Kesehatan
Dinas Kesehatan
Praktisi
10
masyarakat melakukan deteksi dini, mencegah, dan mengendalikan PTM dengan
mengoptimalkan peran Posbindu PTM.
Pemerintah Kabupaten/Kota
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Kanker
12
diproyeksikan akan terus meningkat dengan perkiraan 11.5 juta kematian pada
2030. Faktor risiko utama kanker adalah merokok, konsumsi alkohol, faktor
makanan (termasuk konsumsi sayur dan buah yang kurang), aktivitas fisik yang
kurang, infeksi kronis dari Helycobacter pylori, virus hepatitis B, virus hepatitis
C, dan beberapa jenis Human Papilloma Virus (HPV), serta lingkungan dan risiko
kerja yang berhubungan dengan pengion dan radiasi.
13
sehingga perlahan dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf
sehingga memiliki implikasi yang buruk terhadap kesehatan dan kualitas hidup.
Penyakit tidak menular telah menjadi kelompok penyakit yang sulit untuk
didefinisikan. Istilah penyakit tidak menular menjadi sebuah ironi karena
beberapa penyakit yang termasuk seperti kanker leher rahim, perut, dan hati
sebagian disebabkan oleh infeksi organisme. Namun, empat perilaku seperti
penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, pola makan yang buruk, dan kurangnya
aktivitas fisik merupakan perilaku yang menjadi faktor risikodan berhubungan
erat dengan empat penyakit tidak menular utama (penyakit kardiovaskuler,
kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes) yang mencapai 80%
menyebabkan kematian dari kelompok penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Fakor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi oleh individu adalah usia, jenis kelamin, dan genetika.
Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang dapat diubah
melalui keadaran individu itu sendiri dan intervensi sosial. Faktor- faktor yang
dapat dimodifikasi tersebut adalah:
1. Merokok
14
berkembang tidak mengurangi risiko penyakit di kalangan perokok. Satu-satunya
tindakan yang efektif untuk mencegah bahaya merokok adalah dengan
pencegahan dan penghentian merokok.
2. Konsumsi Alkohol
15
Sekitar 16 juta (1%) DALYs (ukuran potensial kehilangan kehidupan
karena kematian dini dan tahun-tahun produktif yang hilang karena cacat) dan 1.7
juta (2.8%) dari kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi
buah dan sayur.Konsumsi cukup buah dan sayur mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular, kanker perut, dan kanker kolorektal. Konsumsi makanan tinggi
kalori seperti makanan olahan yang tinggi lemak dan gula cenderung
menyebabkan obesitas dibandingkan makanan rendah kalori seperti buah dan
sayuran.
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans fatty acid terkait dengan
penyakit jantung; minyak nabati tak jenuh ganda dapat menjadi pengganti untuk
menurunkan risiko penyakit jantung koronerdan diabetes mellitus tipe 2.
Aktivitas fisik yang tidak memadai merupakan satu dari sepuluh faktor
risiko utama kematian global. Orang yang kurang aktif secara fisik memiliki 20%-
30% peningkatan faktor risiko penyebab kematian dibandingkan dengan mereka
yan setidaknya melakukan aktivitas fisik selama 150 menit per minggu, atau
setara seperti yang direkomendasikan WHO.
16
kadar glukosa darah, dan peningkatan kadar kolesterol yang berpengaruh terhadap
kejadian penyakit tidak menular.
17
Diabetes bertanggung jawab untuk kematian 1,5 juta jiwa pada tahun 2012
dan 89 juta DALYs. Toleransi glukosa yang terganggu, dan gangguan gula darah
puasa adalah kategori risiko untuk diabetes dan penyakit kardiovaskuler.Orang
dengan diabetes memiliki risiko dua kali lipat terkena stroke.Diabetes juga
menyebabkan kegagalan ginjal pada banyak populasi.Amputasi tungkai bawah
meningkat 10 kali lebih umum pada orang dengan diabetes.Diabetes juga
merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan. Prevalensi
hiperglikemi bergantung pada kriteria diagnostik epidemiologi, dikatakan nilai
gula darah puasa ≥7.0 mmol/L (126 mg/dL) sudah cukup untuk mendiagnosis
diabetes.
18
Solusi untuk penyakit kardiovaskuler adalah dengan diet makanan yang
sehat dan meningkatkan aktifitas fisik, menghentikan merokok, dan mengetahui
kemungkinan risiko.
19
WHO mengusulkan beberapa intervensi untuk mencegah dan mengontrol
penyakit tidak menular, seperti untuk peningkatan pajak tembakau dan alkohol,
tempat kerja dan publik harus bebas dari asap rokok, memberi informasi
kesehatan dan peringatan, larangan klan rokok, promosi, dan sponsorships, akses
terbatas untuk alkohol, melarang iklan alkohol, mengurangi asupan garam dalam
makanan, penggantian lemak trans dengan lemak tidak jenuh ganda, dan
menyadarkan public melalui media massa tentang diet dan aktivitas fisik.
1. Osteoporosis
2. Alzheimer
1. Cara CERDIK
2. Cara PATUH
20
R ----> Rajin Aktifitas Fisik Rajin Aktifitas Fisik
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
faktor perilaku tersebut berpengaruh terhadap empat faktor metabolik kunci
penyakit tidak menular, yaitu, tekanan darah meningkat, kelebihan berat
badan/obesitas, kadar glukosa darah yang tinggi, dan kadar kolesterol yang
meningkat.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
The Jakarta Post; 2011 [diakses tanggal 24 Agustus 2021]. Tersedia dari:
http://www.thejakartapost.com/news/2011/06/23/indonesia-loses-
billions-diabetes-chronic-diseases.html
http://www.who.int/nmh/publications/fact_sheet_cardiovascular_en.pdf?ua=1
24
Fatimah RN. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority. 2015;5(4):93-101.
25