Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UTS EPIDEMIOLOGI

RESUME MATERI

DISUSUN OLEH :

ELSA APRIANI

NPM : 2126040178.P

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI

KOTA BENGKULU 2021


PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

A. Pengertian epidemiologi

1. Frekuensi masalah kesehatan

besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia

2. Penyebaran masalah kesehatan

Pengelompokkan masalah kesehatan

- Manusia

- Tempat

- Waktu

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi

a. faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan
ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.

C. pengertian epidemiologi menurut para ahli

a. Wade hampton frost (1927)

suatu pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah
penyakit menular.

b. Greenwood (1943)

mempelajari ttg penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok
penduduk.

c. Brian Macmahon(1970)

study ttg penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi
distribusi
d. Anders Ahlbom dan Staffan Norel(1989)

Ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.

e. Abdel R.Omran(1974)

ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada
penduduk, begitu jg determinanya serta akibat2 yang terjadi pada kelompok penduduk.

f. Greenwood (1934)

suatu ilmu ttg penyakit dan segala macam kejadian penyakit.

g. Hirsc (1883)

Suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis2 penyakit pada manusia pada saat
tertentu diberbagai t4 dibumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal

D. Sejarah epidemiologi

a. Hipocrates

Terjadinya penyakit pada manusia berkaitan dengan faktor eksternal, yaitu


musim, angin, udara, air yang diminum, jenis tanah, perilaku manusia, jenis pekerjaan

b. John Graut

Yang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kesakitan dan kematian


dengan menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di kota london

c. William Farr

Orang yang pertama menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah


kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa metode penting dalam epidemiologi
seperti defenisi populasi berisiko, populasi pembanding

d. John snow
Pertama mengembangkan metode investigasi wabah yang dapat mengantarkan
penyelidikan ke arah penyebab.

Ia menyelidiki dan menganalisis kejadian kematian karena wabah kolera dengan


langkah-langkah mengembangkan metode investigasi, menyusun hipotesis

E. Jenis-jenis epidemiologi

1. Epidemiologi Deskriptif

Ia menyelidiki dan menganalisis kejadian kematian karena wabah kolera dengan


langkah-langkah mengembangkan metode investigasi, menyusun hipotesis

Hanya mempelajari ttg frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan.

Tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor2 penyebab

Frekuensi menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yg ditemukan pada masyarakat

Penyebaran : manusia, tempat dan waktu kejadianya

2. Epidemiologi Analitik

Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran, serta


munculnya suatu masalah kesehatan

Tersedianya jawaban terhadap faktor-faktor penyebab (Why)

3. Epidemiologi Eksprimentasi

Pembuktian bahwa suatu faktor penyebab terjadi faktor luaran (penyakit).

Misalnya rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan
eksperimen bahwa jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun.

Eksprimen epidemiologi di laboratorium

F. Ruang lingkup

1. Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan


2. Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang ditemukan
pada sekelompok manusia
3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimamfaatkan data
tentang frekuensi, dan penyebaran masalah kesehatan.

G. Manfaat

1. Membantu Pekerjaan adiministrasi


2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan

MATERI 2

KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT

1. Perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang
berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
2. pejamu lingkungan Bibit peny Sehat pejamu lingkungan Bibit penyakit lingkungan
pejamu Bibit penyakit lingkungan pejamu Bibit penyakit Menderita penyakit karena daya
Tahan pejamu berkurang Menderita penyakit karena Kemampuan bibit penyakit
meningkat Menderita penyakit karena Lingkungan berubah
 Suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan
sebagai akibat dari serangkaian proses “sebab dan akibat”
 Maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong rantai
pada berbagai titik.
3. MODEL RODA Manusia Inti genetik Induk semang Lingk sosial LINGKUNGAN FISIK
LINGKUNGAN Biologi
 Tidak menekakan pentingnya agent
 Hubungan antara manusia dan lingkungan hidupnya.
 Lingkungan sosial : stres mental
 Lingkungan fisik : sunburn
 Lingkungan biologi : penularan vektor
 Inti genetik : penyakit keturunan
MATRERI 3

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

1. Tahap Prepatogenesis

 Interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit


 Interaksi berada diluar tubuh
 Bibit penyakit belum masuk kedalam tubuh
 Penyakit belum ditemukan karena daya tahan tubuh
 pejamu masih kuat
 Sehat.

2. Tahap Inkubasi
 Waktu antara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh yg peka terhadap penyebab
penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.
 Bibit penyakit telah masuk kedalam tubuh pejamu.
Masa inkubasi penyakit berbeda-beda
 Demam Kuning masa inkubasinya 3 sampai 6 hari
 Penyakit polio masa ikubasinya 7 sampai 14 hari
 Penyakit kanker Paru masa inkubasinya bertahuntahun.
 Mamfaat masa inkubasi untuk informasi diagnosis, atau identifikasi jenis penyakit
3. Tahap Penyakit Dini
 Dihitung mulai timbulnya gejala penyakit
 Pejamu telah jatuh sakit ttp sifatnya masih ringan
 Penderita mash melakukan pekerjaan sehari2 dan sering tdk berobat
 Penderita yang berobat umumnya tdk melakukan perawatan
 Penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan
 Tubuh masih kuat, mereka tidak datang berobat
 Penyakit bertambah parah sehingga datang berobat sudah terlambat
 Diagnosa ditegakkan secara dini

4. Tahap Penyakit Lanjut


 Penyakit makin bertambah hebat
 Penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut
 Penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan
 Jika datang berobat umumnya telah memerlukan perawatan
 Penyakit memerlukan pengobatan yg tepat untuk menghindari akibat langjut yg kurang
baik

5. Tahap Penyakit Akhir


 Sembuh Sempurna
Penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi
tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
 Sembuh Dengan Cacat
a. Penyakit yang diderita berakhir dan penderita
b. menjadi sembuh
c. Cacat
d. Cacat fisik, fungsional, mental dan sosial

 Karier
a. Perjalanan penyakit seolah-olah berhenti
b. Gejala penyakit memang tidak nampak lagi
c. Dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit
d. Jika daya tahan tubuh berkurang penyakit dapat timbul kembali.
e. Keadaan karier tidak hanya membahayakan diri pejamu tetap jaga masyarakat
f. Menjadi sumber penularan penyakit
 Kronis
a. Perjalanan penyakit tampak berhenti karena gejala penyakit tidak berubah
b. Tidak bertambah berat atau bertambah ringan
c. Sakit
 Meninggal Dunia
a. Terhentinya perjalanan penyakit
b. Bukan karena sembuh ttp karena pejamu meninggal dunia

Informasi yang diproleh dari riwayat alamiah ;


1. Masa inkubasi atau masa latent, masa perjalanan penyakit untuk menyebabkan seseorang
sakit
2. Kelengkapan keluhan yg menjadi bahan informasi dalam meneggakan diagnosa
3. Lamanya atau beratnya keluhan dialami oleh penderita.
4. Mengetahui kejadian penyakit menurut musim dimana penyakit itu lebih frekuen
kejadianya.
5. Lokasi geogafis penyakit sehingga dapat dgn mudah dideteksi lokasi kemungkinan
kejadian penyakit.
6. sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan informasi untuk pencegahan
penyakit maupun pembunuhan kuman penyebab.

Mamfaat riwayat alamiah


1. Untuk diagnostik, masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, mis
dalam KLB
2. Untuk pencegahan, dgn mengthui kuman patogen penyebab dan rantai perjlanan penyakit
dpt dgn mudah dicari titik potong yang penting dlm upaya pencegahan
3. Untuk terapi, diarahkan ke fase lebih awal

MATERI 4
UKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN

A. Frekuensi masalah kesehatan ialah keterangan tentang banyaknya suatu masalah kesehatan
yang ditemukan dalam sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka mutlak, rate dan
ratio.
a. Angka mutlak
Contoh penyajian angka mutlak : dari hasil pengukuran panyakit TBC di
suatu daerah ditemukan jumlah penderita TBC sebanyak 1000 orang. Dari
data yang ada, keterangan yang diperoleh terbatas sekali.

b. Rate

Rate ialah perbandingan suatu peristiwa (event) dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam waktu yang sama yang
dinyatakan dalam persen atau permil.

Contoh penyajian : Dari hasil pengukuran penyakit TBC ditemukan penderita TBC
sebanyak 20‰. Keterangan yang diperoleh lebih lengkap karena dapat menggambarkan
besarnya masalah TBC di daerah pengukuran.

c. Ratio
Ratio ialah perbandingan suatu peristiwa (event) dengan peristiwa (event) lainnya yang tidak
berhubungan.
Contoh penyajian data ratio : dari pengukuran terhadap penyakit TBC di suatu daerah
ditemukan perbandingan penderita penyakit TBC pria dan wanita adalah 0,33.

B. Ukuran Frekuensi Penyakit


a. Mortalitas (Angka Kematian) :
 Crude Death Rate
 Age Specific Death Rate
 Cause Specific Death Rate
 Case Fatality Rate
 Proportional Mortality Rate
 Infant Mortality Rate
 Neonatal Mortality Rate
 Post Neonatal Mortality Rate
 Perinatal Mortality Rate
 Still Birth Rate
 Maternal Mortality Rate
b. Morbiditas (Angka Kesakitan) :
 Incidence :
1. Incidence Rate
2. Attack Rate
3. Secondary Attack Rate
 Prevalence :
1. Point Prevalence Rate
2. Period/Interval Prev

C. NSIDEN
Insiden ialah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
a. Untuk melakukan perhitungan angka insiden perlu dilakukan 2 kali penelitian yakni :
1. Penelitian tentang jumlah penderita baru
2. Penelitian tentang jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit. Jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit (population at risk) ialah jumlah seluruh
penduduk dikurangi dengan jumlah penduduk yang kebal penyakit (jika tersedia
datanya).
b. Secara umum insiden dibedakan atas 3 macam yaitu :
1. Incidence rate
2. Attack rate
3. Secondary attack rate
D. INCIDENCE RATE
Incidence rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru (population at risk) pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
dalam persen atau permil.
Incidence rate = Jumlah penderita baru x 100% (1000‰)
Population at risk pada pertengahan
Contoh :
Jumlah penduduk suatu daerah per 1 Juli 2009 sebanyak 100.000 jiwa yang semuanya
rentan terhadap penyakit Y. Dilaporkan penderita baru penyakit Y sbb : Januari 50 orang, Maret
100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang.
IR = (50 + 100 + 150 + 10 + 90) x 1000‰ = 4‰ 100.000
E. ATTACK RATE
Attack rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang
sama dalam persen atau permil.
Attack rate = Jumlah penderita baru satu saat x 100% (1000‰)
Population at risk pada saat itu
Contoh :
Dari 200 orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 20 orang diantaranya tiba-tiba
muntah berak setelah makan gado-gado di kantin sekolah.
AR = 20 x 100% (1000‰) = 10% (100‰)
200 Nilai attack rate dapat dimanfaatkan dalam memperkirakan derajat serangan atau
penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai attack rate, makin tinggi derajat serangan
dan atau penularan penyakit tersebut.
SECONDARY ATTACK RATE
Secondary attack rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi yang telah terkena pada
serangan pertama dalam persen atau permil. Secondary attack rate biasanya dihitung untuk suatu
penyakit menular serta untuk suatu populasi penduduk yang kecil, misalnya satu keluarga.
Secondary attack rate =
Jumlah penderita baru pada serangan kedua x 100% (1000‰)
Jumlah penduduk – penduduk yang terkena
pada serangan pertama
Secondary attack rate = 40 x 100 % = 22,22 %
200 - 20
Contoh :
Berkaitan dengan contoh soal b. Jika 3 hari kemudian 40 orang siswa lainnya
Terkena muntah berak, maka angka serangan sekundernya adalah :
2. PREVALEN
Prevalen ialah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu di kelompok masyarakat tertentu.
Pada perhitungan nilai prevalen, kelompok orang kebal terhadap suatu penyakit tidak
dipersoalkan. Artinya pada perhitungan
Digunkan jumlah seluruh penduduk.
Secara umum prevalen dibedakan atas 2 macam yakni :
a. Period prevalence rate
b. Point prevalence rate.
PERIOD PREVALENCE RATE
Period prevalence adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka
waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Period prevalence rate = Jumlah penderita lama & baru x 100% (1000‰)
jumlah penduduk pertengahan
Contoh :
Jumlah penduduk suatu daerah per 1 Juli 2009 sebanyak 100.000 jiwa. Dilaporkan
keadaan penyakit A sbb : Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru, Maret 75 kasus lama dan 75
kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru, September 50 kasus lama dan 50 kasus baru,
Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru.
Period prevalence rate =
(50 + 100) + (75 + 75) + (25 + 75) + (50 + 50) + (200 + 200) x 1000‰ = 9‰
100.000
POINT PREVALENCE RATE
Point prevalence rate adalah jumlah penderita lama dan baru pada satu saat dibagi
dengan jumlah penduduk pada saat itu dalam persen atau permil.
Point prevalence rate = Jumlah penderita lama & baru
pada satu saat x 100% (1000‰)
jumlah penduduk saat itu
Contoh :
Sebuah sekolah dengan murid sebanyak 100 siswa, kemarin 5 orang menderita penyakit
campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit yang sama.
Point prevalence rate = 5 + 5 x 100% (1000‰) = 10% (100‰)
100
Point prevalence rate dapat dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan. Apabila di suatu daerah telah disediakan pelayanan kesehatan untuk
penyakit X, tetapi nilai prevalence rate penyakit X tetap tinggi, ini menunjukkan mutu pelayanan
yang disediakan tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai