DOSEN PENGAMPU :
DR. ARIFUDIN,SP., MP
Disusun Oleh :
HAMIDI YAHYA
2006114591
PEKANBARU
2021
KATAPENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis
I.PENDAHULUAN
1.1 Lata Belakang
Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam mendukung perekonomian
nasional. Peran tersebut terutama dalam terciptanya ketahanan pangan,
penyumbang produk domestik bruto, penciptaan lapangan kerja dan
penanggulangan kemiskinan, penyedia bahan pangan dan bahan baku industri,
sumber pendapatan masyarakat, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi
pertumbuhan sektor lainnya.
1.3 Tujuan .
a. Untuk mengetahui efektitas penggunaan media sosial oleh penyuluh
pertanian dalam mengkomunikasikan inovasi kepada petani di masa
pandemi COVID-19.
b. Mengetahui dampak penggunaan media social bagi petani pada masa
pandemic COVID-19 .
II. KAJIAN PUSTAKA DAN ANALISIS
Penyuluh pertanian dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan memiliki
beberapa alternatif opsi metode komunikasi, yaitu komunikasi langsung dan tidak
langsung. Kedua metode ini bisa dilaksanakan baik secara individu, kelompok,
maupun massa. Efektifitas cara berkomunikasi tersebut masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan tergantung materi yang akan disampaikan oleh penyuluh
itu sendiri (Ray, 2011).
Metode yang dinilai paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian adalah metode komunikasi dalam kelompok (Dubey, 2008). Hal ini
dikarenakan oleh jumlah orang yang dapat dijangkau dalam satu kali pelaksanaan
acara penyuluhan cukup banyak dengan jumlah tenaga dan waktu yang dikeluarkan
lebih sedikit. Oleh karena itu, pelaksanaan penyuluhan pertanian di Indonesia lebih
mengedepankan pendekatan langsung berkelompok (Suadnya, 1998). Pelaksanaan
penyuluhan langsung secara individual memang sangat efektif, namun membutuhkan
banyak waktu, tenaga, serta biaya yang lebih banyak untuk melaksanakannya. Pada
akhirnya, cara ini dilaksanakan hanya untuk pelaksanaan penyuluhan tertentu saja.
Dalam masa pandemi Covid-19 hampir sebagian besar kegiatan penyuluhan
dilakukan secara daring (online), menggunakan aplikasi WhatsApp group, atau
telepon, layanan pesan pendek/Short Message Service (SMS), maupun media sosial
lain. Selain itu, apabila dilakukan kunjungan secara tatap muka, penyuluhan
dilakukan melalui perorangan atau perwakilan dari kelompok tani. Menurut Wibowo
et al. (2015) pemanfaatan perangkat teknologi informasi dapat digunakan sebagai
media untuk kegiatan penyuluhan pertanian dengan didukung oleh komunikasi
personal.
Dukungan terhadap penyediaan bahan pangan menjadi tugas penyuluh
pertanian dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Ketersediaan bahan pokok,
utamanya beras dan jagung bagi 267 juta 620 Penyuluhan Pertanian dalam Upaya
Pemberdayaan Petani pada Era Pandemi Covid-19 orang harus terjamin bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Sebagai upaya menjaga stabilitas ketahanan pangan, penyuluh
mengingatkan petani agar meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Di tengah
wabah Covid-19 garda pertahanan pangan harus tetap eksis (Seftiana dan Rivana
2020). Pendampingan dan bimbingan terus diberikan penyuluh untuk menambah
pengetahuan praktis kegiatan pertanian, seperti peningkatan kesuburan tanah,
mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengatasi masalah hama dan penyakit, dan
jejaring usaha
Peran lain dari penyuluh pertanian adalah membantu mengatasi masalah sosial
yang sering terjadi, bahkan membantu masyarakat untuk terhubung dan mendapatkan
fasilitas pelayanan sosial. Hal tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi petani
sebagai pelaku utama dan pedagang sebagai pelaku usaha di bidang pertanian yang
terdampak langsung Covid-19. Penyuluh juga membantu mengusahakan layanan
asuransi pertanian, mengidentifikasi dan memberikan masukan tentang peluang
mendapatkan pendapatan alternatif untuk keluarga, serta membantu menyelesaikan
konflik lokal (Ananta dan Yeniarta 2020).
Pertanian menjadi sumber penyedia pangan, pakan, dan lapangan pekerjaan.
Bidang pertanian harus tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Salah satu upaya
untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan mendorong pertanian yang
maju, mandiri, dan modern. Studi di beberapa negara berkembang menginformasikan
bahwa Media Sosial memainkan peran membantu petani dalam pengambilan
keputusan (Burhan 2018).
(Amin et al 2013) juga menyatakan bahwa fokus utama dari aplikasi TIK di
bidang pertanian adalah memenuhi kebutuhan petani atas informasi. Fenomena
inovasi pertanian dan stagnasi informasi yang terjadi selama ini diharapkan dapat
ditingkatkan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (Sumardjo et al
2010).
Dunia saat ini telah memasuki era masyarakat informasi yang terhubung
dengan dunia maya. Tidak hanya di perkotaan, fenomena ini juga sudah terjadi di
kawasan perdesaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan banyak kemudahan dan dapat mendukung seluruh aspek kegiatan
manusia, termasuk di bidang pertanian dan penyuluhan pertanian. Menurut Sumardjo
(2020) alternatif strategi penyuluhan pertanian di era pandemi Covid-19 adalah
mengoptimalkan pengelolaan potensi sumber daya lokal (community capital) melalui
penguatan modal manusia (human capital), modal sosial (social capital), dan
komunikasi digital.
Petani membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang berbagai topik, seperti
manajemen usaha tani dan teknik produksi, pengalaman petani lain, pengembangan
pasar dan input produksi, serta kebijakan pemerintah (Mulyandari dan Ananto 2005).
Teknologi informasi dan komunikasi dapat memecahkan masalah petani dalam
memperoleh sumber informasi yang terjangkau, relevan dan dapat diandalkan
(Madukwe 2007). Petani membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang berbagai
topik, seperti manajemen usaha tani dan teknik produksi, pengalaman petani lain,
pengembangan pasar dan input produksi, serta kebijakan pemerintah (Mulyandari dan
Ananto 2005).
Teknologi informasi dan komunikasi dapat memecahkan masalah petani dalam
memperoleh sumber informasi yang terjangkau, relevan dan dapat diandalkan
(Madukwe 2007). Lebih lanjut dinyatakan bahwa Teknologi Informasi Komunikasi
yang tepat waktu dan relevan untuk sektor pertanian dapat memberikan informasi
yang tepat bagi rumah tangga pertanian mengambil keputusan dalam berusaha tani
untuk efektivitas upaya peningkatan produktivitas, produksi, dan keuntungan.
Pada era informasi seperti saat ini, pemerintah sebagai pemegan kendali
penyuluhan pertanian tidak lagi bisa memosisikan diri sebagai pihak yang serba tahu
akan keinginan dan kebutuhan petani. Hal ini karena petani sudah memiliki akses
terhadap informasi dan mudahnya petani dalam memilah informasi. Penyuluh hari ini
juga tak lagi berperan sebagai yang paling berkuasa, namun lebih berganti fungsi
sebagai fasilitator dan penyaring informasi.
Masyarakat tidak lagi membutuhkan penyuluh sebagai satu sumber informasi,
tetapi bagaimana membantu petani memilih informasi yang paling dibutuhkan.
Kemudahan akses informasi ini juga menjadikan penyuluh harus lebih maju,
selangkah di depan dari petani dengan jalan membuat rencana penyuluhan, mencari
informasi terbaru, dan menguasai teknologi informasi dalam rangka untuk penguatan
kapasitas dirinya.
Proses adaptasi ini sangat diperlukan jika penyuluh tidak ingin ditinggalkan
oleh petani. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan multimedia, yang juga
dimanfaatkan dalam penyuluhan pertanian, akhirnya berdampak pada peningkatan
kualitas penyuluh. Selain ilmu pertanian, penyuluh pertanian juga perlu memahami
teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu penyuluh harus mampu
mengaplikasikan teknologi informasi sebelum melakukan kegiatan promosi.
Pengurangan aktivitas masyarakat dan aparat pemerintah di kantor berdampak pada
pelayanan publik. Perolehan data strategis yang dibutuhkan untuk kebijakan yang
seharusnya dilakukan melalui survei lapangan pun terhenti. Sumardjo (2020)
mengungkapkan bahwa jaringan komunikasi digital memberikan peluang bagi petani
dan peternak meraih networking, inovasi, pasar virtual, dan meningkatkan modal
manusia .
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Hadi Agus Purbathin, Paramita Eka Putri, dan Suadnya I Wayan. 2021. STRATEGI
KOMUNIKASI DAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DIMASA
PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH.
file:///C:/Users/HP/Downloads/221-374-2-PB.pdf. 18 April 2021
Haryanto Yoyon Wibowo Haris Tri,. 2020. Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Masa
Pandemi Covid-19 di Kabupaten Magelan. JURNAL PENELITIAN
PETERNAKAN TERPADU : Volume 2
http://jurnal.polbangtanyoma.ac.id/index.php/jppt. 18 April 2021