Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OPTIMALISASI FUNGSI PENYULUHAN PERTANIAN


MELALUI MEDIA SOSIAL DI MASA PANDEMI COVID-19

DOSEN PENGAMPU :

DR. ARIFUDIN,SP., MP

Disusun Oleh :

HAMIDI YAHYA
2006114591

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah inidapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa dibaca serta dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penulis memohon maaf dikarenakan masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 18 April 2021

Penulis
I.PENDAHULUAN
1.1 Lata Belakang
Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam mendukung perekonomian
nasional. Peran tersebut terutama dalam terciptanya ketahanan pangan,
penyumbang produk domestik bruto, penciptaan lapangan kerja dan
penanggulangan kemiskinan, penyedia bahan pangan dan bahan baku industri,
sumber pendapatan masyarakat, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi
pertumbuhan sektor lainnya.

Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dalam usaha penyediaan


bahan pangan pokok bagi 267 juta penduduk Indonesia. Dalam masa pandemi
Covid-19, penyuluh pertanian harus bisa memastikan bahwa kegiatan pertanian di
lapangan tetap berjalan. Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam
mendukung perekonomian nasional.
Peran tersebut terutama dalam terciptanya ketahanan pangan, penyumbang
produk domestik bruto, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan
kemiskinan, penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, sumber pendapatan
masyarakat, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan sektor
lainnyaDi sisi lain, sektor ini juga dihadapkan pada tantangan besar untuk selalu
berinovasi menghadapi dunia yang global. Untuk menjawab tantangan tersebut,
diperlukan sumberdaya manusia pertanian yang andal, berkualitas, dan
mempunyai kemampuan. Hal tersebut merupakan hal yang harus dimiliki para
pelaku pembangunan pertanian. Pengembangan kualitas pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian dapat dilakukan melalui pendidikan dan penyuluhan pertanian.
Sektor pertanian telah terbukti beberapa kali menjadi benteng penyelamat
perkonomian negera, terbukti pada krisis moneter 1998 lalu.

Teknologi dan informasi dalam era globalisasi kini telah berkembang


sedemikian rupa, salah satunya adalah penggunaan internet yang memudahkan
berbagai keperluan manusia. Internet menjadi salah satu alat komunikasi yang
sangat diminati hingga hari ini. Keberadaan internet telah menggeser eksistensi
surat kabar dan televisi. Kini, masyarakat mulai bergeser ke media online seperti
media sosial yang dinilai lebih memudahkan mereka. Revolusi informasi ini
terjadi sangat signifikan seperti dalam penelitian Palmer dan Koenig (2009), yang
memperlihatkan sebuah fakta bahwa masyarakat telah memindahkan penggunaan
media mereka dari yang awalnya koran, televisi, dan radio berubah menjadi media
online.
Fenomena penggunaan media sosial di masyarakat dan mudahnya
penggunaan media sosial diharapkan bisa meningkatkan layanan informasi dan
mempermudah kegiatan penyuluhan. Penyuluh, petani, dan nelayan diharapkan
bisa bertukar informasi dengan penyuluh, petani, dan nelayan dari daerah lain
dengan mudah, cepat, dan murah. Media sosial juga bisa menjadi sarana bagi
Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian untuk
mempercepat proses transfer teknologi yang telah dihasilkan. Media sosial
menjadi solusi alternatif untuk mempercepat proses diseminasi informasi tersebut.
Media sosial juga telah menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi.
Meninggalkan batasan waktu, tempat, dan biaya. Perubahan penggunaan media
yang bersifat konvensional menjadi digital seperti ini bisa mempermudah
penyuluh, petani, dan nelayan dalam kegiatan penyuluhan.
Mayoritas masyarakat pedesaan menggantungkan hidupnya pada sektor
pertanian. Sektor pertanian dinilai sebagai sektor yang paling tangguh dalam
menghadapi krisis moneter bila dibandingkan dengan sektor lain. Pada masa
pandemi COVID-19, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang terdampak
yang masih tergolong tangguh. Hal ini dibuktikan dengan sektor pertanian yang
masih menunjukkan pertumbuhan positif di bidang ekonomi. Kondisi yang
demikian dimungkinkan karena sektor ini termasuk sektor padat karya, mampu
menyerap tenaga kerja, serta memberi dampak langsung terhadap masyarakat.
Kala pandemi seperti saat ini, penyediaan pangan masih menjadi program utama
Kementerian Pertanian yang dilaksanakan dengan tetap memprioritaskan protokol
kesehatan.
Penggunaan media sosial sebagai media penyuluhan ini juga mengikuti
perkembangan zaman yang ada. Perubahan ini menjadi sebuah tuntutan yang harus
dilakukan di sektor penyuluhan perikanan dan pertanian. Untuk terus
mengembangkan sumber daya manusia baik dari sisi penyuluh, petani, dan
nelayan, Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan
Perikanan beserta Kementerian Pertanian telah mencoba menjadi sebuah badan
yang dinamis dan berkembang dengan memanfaatkan media sosial.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana penggunaan media sosial oleh penyuluh untuk
mengkomunikasikan inovasi kepada petani pada masa pandemi COVID-
19 ?
b. Bagaimana dampak penggunaan media social bagi petani pada masa
pandemic COVID-19 ?

1.3 Tujuan .
a. Untuk mengetahui efektitas penggunaan media sosial oleh penyuluh
pertanian dalam mengkomunikasikan inovasi kepada petani di masa
pandemi COVID-19.
b. Mengetahui dampak penggunaan media social bagi petani pada masa
pandemic COVID-19 .
II. KAJIAN PUSTAKA DAN ANALISIS
Penyuluh pertanian dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan memiliki
beberapa alternatif opsi metode komunikasi, yaitu komunikasi langsung dan tidak
langsung. Kedua metode ini bisa dilaksanakan baik secara individu, kelompok,
maupun massa. Efektifitas cara berkomunikasi tersebut masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan tergantung materi yang akan disampaikan oleh penyuluh
itu sendiri (Ray, 2011).
Metode yang dinilai paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian adalah metode komunikasi dalam kelompok (Dubey, 2008). Hal ini
dikarenakan oleh jumlah orang yang dapat dijangkau dalam satu kali pelaksanaan
acara penyuluhan cukup banyak dengan jumlah tenaga dan waktu yang dikeluarkan
lebih sedikit. Oleh karena itu, pelaksanaan penyuluhan pertanian di Indonesia lebih
mengedepankan pendekatan langsung berkelompok (Suadnya, 1998). Pelaksanaan
penyuluhan langsung secara individual memang sangat efektif, namun membutuhkan
banyak waktu, tenaga, serta biaya yang lebih banyak untuk melaksanakannya. Pada
akhirnya, cara ini dilaksanakan hanya untuk pelaksanaan penyuluhan tertentu saja.
Dalam masa pandemi Covid-19 hampir sebagian besar kegiatan penyuluhan
dilakukan secara daring (online), menggunakan aplikasi WhatsApp group, atau
telepon, layanan pesan pendek/Short Message Service (SMS), maupun media sosial
lain. Selain itu, apabila dilakukan kunjungan secara tatap muka, penyuluhan
dilakukan melalui perorangan atau perwakilan dari kelompok tani. Menurut Wibowo
et al. (2015) pemanfaatan perangkat teknologi informasi dapat digunakan sebagai
media untuk kegiatan penyuluhan pertanian dengan didukung oleh komunikasi
personal.
Dukungan terhadap penyediaan bahan pangan menjadi tugas penyuluh
pertanian dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Ketersediaan bahan pokok,
utamanya beras dan jagung bagi 267 juta 620 Penyuluhan Pertanian dalam Upaya
Pemberdayaan Petani pada Era Pandemi Covid-19 orang harus terjamin bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Sebagai upaya menjaga stabilitas ketahanan pangan, penyuluh
mengingatkan petani agar meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Di tengah
wabah Covid-19 garda pertahanan pangan harus tetap eksis (Seftiana dan Rivana
2020). Pendampingan dan bimbingan terus diberikan penyuluh untuk menambah
pengetahuan praktis kegiatan pertanian, seperti peningkatan kesuburan tanah,
mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengatasi masalah hama dan penyakit, dan
jejaring usaha
Peran lain dari penyuluh pertanian adalah membantu mengatasi masalah sosial
yang sering terjadi, bahkan membantu masyarakat untuk terhubung dan mendapatkan
fasilitas pelayanan sosial. Hal tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi petani
sebagai pelaku utama dan pedagang sebagai pelaku usaha di bidang pertanian yang
terdampak langsung Covid-19. Penyuluh juga membantu mengusahakan layanan
asuransi pertanian, mengidentifikasi dan memberikan masukan tentang peluang
mendapatkan pendapatan alternatif untuk keluarga, serta membantu menyelesaikan
konflik lokal (Ananta dan Yeniarta 2020).
Pertanian menjadi sumber penyedia pangan, pakan, dan lapangan pekerjaan.
Bidang pertanian harus tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Salah satu upaya
untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan mendorong pertanian yang
maju, mandiri, dan modern. Studi di beberapa negara berkembang menginformasikan
bahwa Media Sosial memainkan peran membantu petani dalam pengambilan
keputusan (Burhan 2018).
(Amin et al 2013) juga menyatakan bahwa fokus utama dari aplikasi TIK di
bidang pertanian adalah memenuhi kebutuhan petani atas informasi. Fenomena
inovasi pertanian dan stagnasi informasi yang terjadi selama ini diharapkan dapat
ditingkatkan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (Sumardjo et al
2010).
Dunia saat ini telah memasuki era masyarakat informasi yang terhubung
dengan dunia maya. Tidak hanya di perkotaan, fenomena ini juga sudah terjadi di
kawasan perdesaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan banyak kemudahan dan dapat mendukung seluruh aspek kegiatan
manusia, termasuk di bidang pertanian dan penyuluhan pertanian. Menurut Sumardjo
(2020) alternatif strategi penyuluhan pertanian di era pandemi Covid-19 adalah
mengoptimalkan pengelolaan potensi sumber daya lokal (community capital) melalui
penguatan modal manusia (human capital), modal sosial (social capital), dan
komunikasi digital.
Petani membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang berbagai topik, seperti
manajemen usaha tani dan teknik produksi, pengalaman petani lain, pengembangan
pasar dan input produksi, serta kebijakan pemerintah (Mulyandari dan Ananto 2005).
Teknologi informasi dan komunikasi dapat memecahkan masalah petani dalam
memperoleh sumber informasi yang terjangkau, relevan dan dapat diandalkan
(Madukwe 2007). Petani membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang berbagai
topik, seperti manajemen usaha tani dan teknik produksi, pengalaman petani lain,
pengembangan pasar dan input produksi, serta kebijakan pemerintah (Mulyandari dan
Ananto 2005).
Teknologi informasi dan komunikasi dapat memecahkan masalah petani dalam
memperoleh sumber informasi yang terjangkau, relevan dan dapat diandalkan
(Madukwe 2007). Lebih lanjut dinyatakan bahwa Teknologi Informasi Komunikasi
yang tepat waktu dan relevan untuk sektor pertanian dapat memberikan informasi
yang tepat bagi rumah tangga pertanian mengambil keputusan dalam berusaha tani
untuk efektivitas upaya peningkatan produktivitas, produksi, dan keuntungan.
Pada era informasi seperti saat ini, pemerintah sebagai pemegan kendali
penyuluhan pertanian tidak lagi bisa memosisikan diri sebagai pihak yang serba tahu
akan keinginan dan kebutuhan petani. Hal ini karena petani sudah memiliki akses
terhadap informasi dan mudahnya petani dalam memilah informasi. Penyuluh hari ini
juga tak lagi berperan sebagai yang paling berkuasa, namun lebih berganti fungsi
sebagai fasilitator dan penyaring informasi.
Masyarakat tidak lagi membutuhkan penyuluh sebagai satu sumber informasi,
tetapi bagaimana membantu petani memilih informasi yang paling dibutuhkan.
Kemudahan akses informasi ini juga menjadikan penyuluh harus lebih maju,
selangkah di depan dari petani dengan jalan membuat rencana penyuluhan, mencari
informasi terbaru, dan menguasai teknologi informasi dalam rangka untuk penguatan
kapasitas dirinya.
Proses adaptasi ini sangat diperlukan jika penyuluh tidak ingin ditinggalkan
oleh petani. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan multimedia, yang juga
dimanfaatkan dalam penyuluhan pertanian, akhirnya berdampak pada peningkatan
kualitas penyuluh. Selain ilmu pertanian, penyuluh pertanian juga perlu memahami
teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu penyuluh harus mampu
mengaplikasikan teknologi informasi sebelum melakukan kegiatan promosi.
Pengurangan aktivitas masyarakat dan aparat pemerintah di kantor berdampak pada
pelayanan publik. Perolehan data strategis yang dibutuhkan untuk kebijakan yang
seharusnya dilakukan melalui survei lapangan pun terhenti. Sumardjo (2020)
mengungkapkan bahwa jaringan komunikasi digital memberikan peluang bagi petani
dan peternak meraih networking, inovasi, pasar virtual, dan meningkatkan modal
manusia .
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Selama pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan sosialisasi telah berubah,


dan sebagian besar metode pendampingan telah berubah dari menggunakan
komunikasi antarpribadi (tatap muka) menjadi melalui media (SMS, WhatsApp,
telepon, zoom, dan live streaming YouTube) atau media elektronik (penyiaran,
TV) untuk berkomunikasi, dan media video untuk para petani yang tidak
memiliki ponsel atau akses internet. Frekuensi kegiatan penyuluhan juga
berkurang. Penyuluh membantu petani agar memiliki kemampuan (1) daya
saring (cerdas: akses Informasi/inovasi luas, terbuka terhadap
perubahan/perbaikan) masa kini, (2) daya saing (berkarya secara: efektif, efisien
dan berkualitas), dan (3) daya adaptasi yang proaktif sehingga siap dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan selama masa pandemi Covid-19

3.2 Saran

Keberpihakan dinas teknis terhadap kegiatan penyuluhan selama masa


pandemi Covid-19 sangat diperlukan. Hal tersebut terkait dengan fasilitasi sarana
dan prasarana pendukung berupa perangkat telekomunikasi (komputer/laptop dan
kuota internet, termasuk perbaikan sistem koneksi internet yang merata di
seluruh wilayah) yang memungkinkan penyuluh dapat mengakses informasi dari
berbagai sumber. Selain itu, diperlukan peningkatan kompetensi penyuluh dalam
hal teknologi informasi dan komunikasi, dengan terlebih dahulu dilakukan
analisis kebutuhan penyuluh berdasarkan wilayah (maju, berkembang, dan
tertinggal). Diperlukan penguatan jaringan sosial dan kepercayaan antara
penyuluh, petani, dan pemangku kepentingan lain. Hal ini diharapkan membuka
peluang dalam mengatasi kesulitan yang dialami petani selama masa pandemi.
Cyber extension yang dimiliki Kementerian Pertanian disarankan memperbarui
materi penyuluhan pada masa pandemi sesuai kebutuhan penyuluh dan petani,
terutama yang terkait dengan perolehan sarana produksi dan pemasaran produk
pertanian. Materi ini diperlukan untuk mengatasi adanya pembatasan sosial yang
menyebabkan petani menghadapi kendala pada kedua hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Indraningsih.K, Septanti K, dan Ar-Rozi. A Makky. 2020. PENYULUHAN


PERTANIAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PETANI PADA ERA
PANDEMI COVID-19. http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/30-
BBRC-2020-IV-2-4-KSI.pdf. 18 April 201

Purwatiningsih A. Nanik, Fatchiya Anna, dan H Mulyandari. R Sri. 2018.


Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di
Kabupaten Cianjur. Jurnal Penyuluhan, Jurnal Maret 2018 Vol. 14 No. 1
https://media.neliti.com/media/publications/261030-none-4b76fa20.pdf 18
April 21

Syahyuti , Aldillah Rizma. 2020. UPAYA MENEKAN DAMPAK PANDEMI COVID-


19 PADA SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN.
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/27-BBRC-2020-IV-2-1-SYT.pdf.
18 April 21

Hadi Agus Purbathin, Paramita Eka Putri, dan Suadnya I Wayan. 2021. STRATEGI
KOMUNIKASI DAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DIMASA
PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH.
file:///C:/Users/HP/Downloads/221-374-2-PB.pdf. 18 April 2021

Haryanto Yoyon Wibowo Haris Tri,. 2020. Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Masa
Pandemi Covid-19 di Kabupaten Magelan. JURNAL PENELITIAN
PETERNAKAN TERPADU : Volume 2
http://jurnal.polbangtanyoma.ac.id/index.php/jppt. 18 April 2021

Anda mungkin juga menyukai