SUKUK
SUKUK
SUKUK
Sukuk sendiri berasal dari bahasa Arab, sakk (tunggal) atau sukuk (jamak) yang artinya
dokumen. Menurut Accounting and Auditing Organization For Islamic Finance
Institution (AAOIFI), Sukuk atau juga dikenal sebagai obligasi syariah merupakan
sertifikat yang mempresentasikan bukti bagian kepemilikan yang terbagi atas suatu aset
berwujud, nilai manfaat, jasa atau kepemilikan aset suatu proyek atau kegiatan investasi
tertentu. Pada tahun 2001 Bahrain Monetery Agency (BMA) menertbitkan suku untuk
pertama kali dan selanjutnya pada tahun 2002 Pemerintah Malaysia. Di tahun yang sama
pemerintah Indonesia menerbitkan sukuk korporasi.
b. Tujuan Sukuk
Pada dasarnya, Sukuk berbeda dengan instrumen keuangan pada umumnya. Sukuk
memenuhi prinsip-prinsip syariah, yang berarti Sukuk tidak memiliki hal-hal yanng
dilarang dalam hukum islam seperti: riba (bunga),gharar (ketidakpastian), maysir
(spekulasi), daan unsur haram. Di samping itu, Sukuk harus memenuhi akad-akad sesuai
transaksi syariah dan berbasis riil. Larangan akan riba semua jelas disebutkan dalam
Firman Allah swt suart Ali-Imran: 130,
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.S. Ali-Imran: 130).
d. Kebijakan Pemerintah
Berawal dari adanya fatwa Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obigasi syariah, sukuk pertama kali
diterbitkan oleh PT. Indosat guna membiayai ekspansi bisnisnya. Sukuk atau obligasi
syariah mulai dikenal sejak tahun 2006 ketika Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK) menerbitkan Peraturan Bapepam LK nomor IX.A.13 tentang
penerbitan surat berharga syariah. Perkembangan sukuk semakin mningkat pada tahun
2008 ketika pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan mengambil bagian
menerbitkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Sukuk Negara berupa
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Produk investasi Sukuk dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 terus mengalami
kenaikan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan, jumlah
Sukuk tahun 2020 sebanyak 162 sukuk dengan Nilai Akumulasi Penerbitan sebesar
Rp274 triliun. Angka tersebut tentunya menunjukkan bahwa pertumbuhan Sukuk
meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2015, di mana pada saat itu
produk Sukuk hanya 47 dengan Nilai Akumulasi Penerbitan sebesar Rp87 triliun.