Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nanda Mutiara Zani

NIM : 25421031

ANALISIS MULTIKRITERIA: AHP DAN EVALUASI MULTIKRITERIA

Analisis Multikriteria, merupakan perangkat pengambilan keputusan masalah kompleks dengan tetap
menjaga proses ilmiah sehingga dapat mengakomodasi berbagai pihak. Tujuan analisis multikriteria
adalah mengidentifikasi kriteria yang paling penting, membobot dan mengurutkan kriteria,
membedakan opsi yang dapat diterima dan tidak diterima, serta analisis preferensi kriteria. Analisis
multikriteria dilakukan dengan skoring dan pembobotan yang pada akhirnya memunculkan hierarki
kriteria. Prinsip dasar analisis multikriteria adalah menyatakan preferensi dari pilihan yang ada,
preferensi tersebut akan menunjukkan nilai kepentingan dibandingkan pilihan lainnya. Tipologi multi
citeria analysis bersifat terbuka, skor dan bobot berdasarkan teknik yang dipilih, pengukuran kriteria
berdasarkan expert judgement, sebagai commmunication tools antar stakeholder. Analisis multikriteria
dipengaruhi ketidakpastian yang terkait dengan input dan teknik yang digunakan. Keterbatasan dalam
analisis multikriteria yakni karena bertumpu pada kemampuan analitis dari pengambil keputusan.
Analisis Multikriteria dapat dilakukan melalui matriks priority (biner dan ordinal), matriks appraisal.
Dalam perkembangannya, muncul berbagai teknik analisis pengambilan keputusan seperti AHP, TOPSIS,
SAW, DEA, WPM, MAUT, ANP, Spatial-Multicriteria, PROMETHEE, dan sebagainya.

Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP ialah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan kriteria melalui perbandingan
relatif antar kriteria. Metode ini dilengkapi dengan perhitungan inkonsistensi dari subjek yang
melakukan perbandingan. Aksioma AHP meliputi reciprocal comparison (pengambilan keputusan
dengan membuat perbandingan dan pernyataan preferensi), Homogenity(kriteria yang dibandingkan
merupakan serumpun atau memiliki kesamaan dalam perbandingannya), Independece (perbandingan
dilakukan antar kriteria atau kriteria atasnya), dan expectation (penilaian bersifat preferensi dari
pengambilan keputusan). Prinsip AHP mencakup dekomposisi, comparative judgement, synthesis of
priority, dan logical consistency.

Dekomposisi : Bertujuan untuk menguraikan dan membagi kriteria kedalam bentuk hierarki
dan saling berhubungan.

Comparative Judgement: Penilaian perbandingan dilakukan melalui matriks perbandingan dengan


skala 1-9 untuk melihat tingkat kepentingannya/pengaruhnya.

Synthesis of Priority : merupakan lanjutan dari penilaian perbandingan yang bertujuan untuk
melihat bobot pada setiap kriteria

Logical Cosistency : Untuk menyatakan tingkat konsistensi subjek penilaian dalam perbandingan
berpasangan

Evaluasi Multikriteria

Terdapat 3 elemen dalam evaluasi multi kriteria yakni pengambil keputusan, kriteria, dan alternatif
keputusan. Tahapan evaluasi multikriteria mencakup penentuan kriteria dan membuat klasifikasi,
melakukan penilaian pengukuran dengan memberikan skor/nilai, dan melakukan standarisasi terhadap
nilai skor dari tiap variabel.

Pemilihan kriteria : Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pemilihan waktu, ruang, kejadian,
dan pemilihan grup.

Skoring kriteria : Penentuan skor disesuaikan dengan skala pengukurannya (ordinal, nominal,
nominal khusus), standarisasi (Untuk membuat kriteria kompatibel dalam
perhitungan perllu b=dibuatkan rentang 0-1 meliputi additivity constraint,
ratio scale properties, dan interval scale properties), dan determinasi.

Prioritas Kriteria : Penentuan prioritas dapat dibagi menjadi beberapa tipologi yakni preference
analysis, behavior analysis (hubungan perilaku orang dengan permasalahan
terkait, direct system description, indirect system description, dan
hypothetical priorities.

Anda mungkin juga menyukai