Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Indonesia
Disusun Oleh:
Dana Mutia A. (1219215006)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
5. Lalu MPR Nomor II/MPR/1978 diganti dengan TAP MPR No. I/MPR/2003.
Dengan demikian makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berubah menjadi sebagai
berikut :
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa sesuai pemaknaan TAP MPR adalah Negara yang berasaskan nilai-nilai agama-
agama yang ada didalam negara Indonesia, mengakui agama-agama yang ada di
dalamnya, mewajibkan seluruh warganya untuk bertakwa dan melaksanakan
peribadatan sesuai dengan agamanya, mewajibkan warganya untuk hormat
menghormati dan menjaga kerukunan antar umat yang berbeda agama serta tidak
memaksakan suatu agama kepada warga lainnya.
Dalam konteks sila pertama, agama bukalah suatu kontradiktif yang harus
dihadap-hadapkan dengan negara, melainkan ia melebur menjadi kesatuan nilai-nilai.
Perspektif Islam umpamanya, pemerintahan ditilik dan dinilai dari segi fungsionalnya,
bukan dari norma formal eksistensinya negara islam atau bukan. Artinya, dalam
memahami kenegaraan, Islam dilihat sebagai sumber inspirasi-motivasi dan landasan
etik-moral. Dengan kata lain, ia tidak dibaca dari sudut doktrinalnya, tetapi ditangkap
dari spirit dan rohnya. Selama pemeluk agama dapat mengekspresiakan keagamaan,
maka konteks pemerintahannya tidak lagi menjadi pusat pemikirannya, membiarkan
setiap warga negara menjalankan ajaran agamanya tanpa upaya intervensi negara.
Dengan demikian, hubungan agama dan negara adalah hubungan yang saling
membutuhkan, di mana agama memberikan kerohanian dalam berbangsa dan
bernegara sedangkan negara menjamin kehidupan keagamaan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pancasila sebagai pedoman umat beragama di Indonesia?
b. Bagaimana korelasi Pancasila dengan kehidupan umat beragama di Indonesia?
c. Bagaimana pengaruh pancasila dalam kehidupan toleransi di Indonesia?
C. Tujuan Makalah
a. Menjelaskan Pancasila sebagai pedoman umat beragama di Indonesia?
b. Menjelaskan korelasi Pancasila dengan kehidupan umat beragama di
Indonesia?
c. Menjelaskan pengaruh pancasila dalam kehidupan toleransi di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam menghadapi konflik agama yang terjadi di Indonesia dan sesuai prinsip-prinsip
kerukunan hidup beragama di Indonesia, kebijakan umum yang harus dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa bagi setiap penganut agama harus
menyadari dalam melaksanakan ibadah sesuai ajaran dan tuntunan agamanya masing-
masing harus dapat menahan dirinya dengan saling menjaga semangat kerukunan dan
kedamaian, saling menghormati satu sama lain, sebagaimana yang diutarakan Kabul
Budiyono,“.....dari para pemeluk masing-masing agama dan kepercayaan yang resmi,
diharapkan dapat menahan dirinya dengan jalan saling menjaga, saling menghormati
satu sama lain dengan cara memelihara dan membina kerukunan umat beragama,
sehingga dari kerukunan ini diharapkan dapat berkembang usaha bersama
menjalankan pembangunan dan kemajuan yang dibimbing oleh Ketuhanan Yang
Maha esa.“7