Anda di halaman 1dari 3

Analisa Sosial

Pengertian 
Analisis Sosial ANSOS (Analisis sosial) merupakan perangkat pengetahuan
dan skill di dalam memahami, menafsir dan menjelaskan realitas dan
fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Didalam ansos,
terdapat perangkat konseptual (kerangka berpikir) perspektif teoritis,
metodologi dan metode serta formula-formula praktis dalam bentuk
pentahapan, memahami fenomena serta kontekstualisasi dalam kasus.
Lebih lanjut, bahwa untuk menjelaskan mengenai fenomena kemiskinan
misalnya:
1. Seorang tukang becak mungkin mengatakan derita kemiskinan tidak
lebih sebagai fakta kultural yakni nasib yg digariskan oleh Tuhan.
2. Sedangkan para politisi memberikan tekanan bahwa kemiskinan
terjadi karena kurangnya semangat untuk maju sehingga kaum
miskin sulit memperbaiki diri, apalagi didukung oleh kenyataan
pendidikan yang rendah sehingga kalah bersaing.
3. Sedang akademisi memberikan argumen kemiskinan bersumber pada
persoalan keterbatasan akses (modal dan kekuasaan).
Perbedaan diatas sangat dipengaruhi oleh perangkat pengetahuan yang
dimilikimya berasal dari buku-buku atau bacaan sebagai referensi atau
pengalaman empiris yang didukung oleh ketersediaan kapasitas intelektual
serta sangat mungkin karena posisi dan kepentingan dari seseorang yang
menganalisa. Di sinilah sesungguhnya masing-masing orang memiliki
rasionalitasnya tersendiri.
Tujuan
Adapun tujuan ansos ini mempermudah untuk menjelaskan fenomena atau
gejala sosial melalui preferensi teori atau pendekatan dan memberikan
panduan mengenai cara ketepatan secara relatif antara pemahaman
persoalan dan formula, serta bertujuan menjadikan strategi advokasi
secara partisipatorik (bahasa populer dengan pemberdayaan).
Dalam perkembangan berikutnya analisis sosial kemudian menyertakan
unsur-unsus partisipasi dan pemberdayaan (empowering) bahkan secara
ambisius bertujuan melakukan perubahan atas realitas yang disasar.
Alasannya di kalangan ilmuwan sosial selalu mengingatkan bahwa tugas
peneliti tidak hanya mengungkapkan kenyataan semata kemudian pergi
meninggalkan fakta tanpa bekas. Namun secara emansipatif justeru
melakukan advokasi atas kenyataan yang diamati itu.
Cara melakukannya dengan menggunakan model survey dengan membangun
obyektifitas melalui landasan sikap "netral", partisipatorik dengan
kepentingan penyadaran stimulasi berfikir kritis, atau pemberdayaan untuk
pembebasan yakni berkepentingan melakukan perubahan atau realitas.
Aspek Pendekatan terhadap Lingkungan Sosial
Beberapa aspek pendekatan adaptasi sosial beberapa di antaranya adalah:
1. Masalah kepercayaan.
2. Hambatan dan keraguan
3. Masalah kebiasaan
4. Keberpihakan
Pendampingan Sosial
Pemberdayaan masyarakat dapat didefinisikan sebagai tindakan sosial
dimana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam
membuat perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah
sosial atau memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan
sumberdaya yang dimilikinya. Dalam kenyataannya, seringkali proses ini
tidak muncul secara otomatis, melainkan tumbuh dan berkembang
berdasarkan interaksi masyarakat setempat dengan pihak luar atau para
pekerja sosial baik yang bekerja berdasarkan dorongan karitatif maupun
perspektif profesional. Para pekerja sosial ini berperan sebagai pendamping
sosial.
Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat
membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka. Pendampingan
sosial dengan demikian dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara
kelompok sosial dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi
beragam tantangan seperti;
1) Merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi,
2) Memobilisasi sumber daya setempat,
3) Memecahkan masalah sosial,
4) Menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, dan
5) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan
konteks pemberdayaan masyarakat.
Pendampingan sosial sangat menentukan kerberhasilan program
penanggulangan kemiskinan. Mengacu pada Ife (1995), peran pendamping
umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu: fasilitator, pendidik,
perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi masyarakat miskin
yang didampinginya.
1) Fasilitator. Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian
motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas
yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan
mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus
bersama, serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.
2) Pendidik. Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi
masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya serta bertukar gagasan dengan pengetahuan dan
pengalaman masyarakat yang didampinginya. Membangkitkan kesadaran
masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi,
menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas
yang berkaitan dengan peran pendidik.
3) Perwakilan masyarakat. Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan
interaksi antara pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas
nama dan demi kepentingan masyarakat dampingannya. Pekerja sosial
dapat bertugas mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan,
menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan
membangun jaringan kerja.
4) Peran-peran teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat
praktis. Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi ‘manajer
perubahan’ yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu
melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan
dasar, seperti; melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok,
menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan
mencari serta mengatur sumber dana.

Anda mungkin juga menyukai