Anda di halaman 1dari 4

Analisa Pengambilan Keputusan

Latar Belakang
Kegiatan pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang sudah terbiasa kita
lakukan dalam kehidupan kita sahari-hari, baik dalam kegiatan dalam organisasi
maupun dalam kegiatan kita sehari-hari. Kegiatan pengambilan keputusan biasanya
ditujukan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi dari hal hal yang seharusnya
berjalan. Ada keputusan yang biasanya sementara mengingat informasinya belum
lengkap padahal kita harus segera mengambil sikap, ada pula keputusan yang
sifatntya mengurangi akibat yang ditimbulkan sekalipun penyebab dari penyimpangan
sudah diketahui, ada juga pengambilan keputusan yang sifatnya merupakan langkah-
langkah pengamanan dari suatu tindakan. Masalah yang dihadapi oleh seorang
pengambil keputusan sering sangat beragam. Demikian pula untuk dapat keluar dan
menyelesaikan suatu masaalah yang tidak jarang harus menghadapi beberapa pilihan
yang dijadikan sebagai suatu alternatif pemecahan masalah.

Defenisi Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang harus dihadapi dengan tegas (dauts
1961). Keputusan dibuat untuk menghadapi masalah masalah atau kesalahan yang
terjadi terhadap rencana yang telah diterapkan sebelumnya. Keputusan
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mememcahkan masalah yang
dihadapinya. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif dari dua alternatif
atau lebih (Terry 1960). Pengambilan kepusan adalah tindakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnnya dengan melaluii
pemilihan satu diantara altertnatif – alternatif yang di mungkinkan. Pemgambilan
keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap masalah, pengumpulan fakta-
fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat (Sonsdang P.S 1974) Jadi pengambilan keputusan adalah menentukan atau
memilih dengan tepat secara rasional suatu alternatif tertentu dari beberapa
alternatif yang telah dikembangkan.

Tujuan Pengambilan keputusan


Tujuan pengambilan keputusan adalah untuk menyelesaikan masalah atau setidak-
tidaknya dapat mempersempit/memperkecil masalah, Didalam rangkah pengambilan
keputusan, maka pertama-tama yang harus ditentukan adalah penentuan tujuan, baik
tujuan yang bersifat keharusan maupun tujuan yang bersifat keinginan. Tujuan
keharusan merupakan tujuan mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap alternatif yang
ada tanpa kecuali. Karena itu tujuan keharusan bisa digunakan untuk sortasi awal
terhadap alternatif-alternatif yang ada. Tujuan keharusan biasanya bisa diukur secara
tepat. Sedangkan tujuan keinginan merupakan sejumlah tujuan yang dikehendaki
oleh si pembuat keputusan yang berguna untuk menentukan manakah dari alternatif-
alternatif yang telah tersortir diatas akan terpilih.
Contoh :
Misalkan saja kita mau membeli VCD Film Harry Potter dengan harga 30.000,-.
Persyaratan-persyaratan pada hakekatnya merupakan kendala yang kita hadaapi dan
sifatnya ”Given” karena sudah mempertimbangkan sumber dana dan sumber daya
yang ada. Dengan demikian persyaratan di atas merupakan tujuan keharusan yang
harus dipenuhi oleh setiap alternatif yang diajukan. Tidak memenuhi salah satu
persyaratan diatas jelas tidak bisa akan diterima (disertosi). Dari sini kita hanya akan
berhadapan dengan sejumalah alternatif yang lebih sedikit yang akan pilih.

Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan kegiatan yang biasa kita kembangkan
dari tujuan keharusan. Tujuan keharusan ini biasanya jumlahnya banyak sehingga
dapat dipakai untuk menilai alternatif yang ada secara cermat. Antar keinginan-
keinginan diatas kita tentukan skala prioritasnya berdasarkan urgensinya. Semakin
tinggi urgensinya semakin tinggi pula prioritasnya, sebaliknya semakin rendah
urgensinya semakin rendah pula prioriasnya.

Manfaat Pengambilan keputusan


Manfaat pengambilan keputusan untuk mempercepat penyelesaiaan masalah dan
untuk memperkirakan masalah-masalah baru yang akan mungkin akan timbul
sehubungan dengan alternatif yang dipilih.

Komponen Pengambilan keputusan


Martin Starr (1977), menyebutkan unsur-unsur atau komponen pembuatan keputusan
sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan harus ditegakan dalam mengambil keputusan. Apa tujuan mengambil
keputusan itu? Misalkan kalau kita membeli sebuah buku, untuk apa, (apa
tujuanya)? Dengan mengunakan buku bacaan baru, maka pengetahuan akan
menjadi luas, lebih dewasa dan lain sebagainya.
2. Identifikasi Alternatif
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dibutuhkan beberapa alternatif, yang
nantinya perlu dipilih salah satu yang dianggap paling tepat.
3. Faktor yang dapat diketahui sebelumnya (uncontrollable events). Keberhasilan
pemilihan alternatif itu baru diketahui dengan pasti, dalam pembelian buku baru
semisalnya, kita tidak mengetahui apakah waktu mendatang (yang tidak terlalu
lama) akan kenaikan kertas atau tidak. Jadi kemungkinan ini pun harus sudah ikut
diperhitungkan. Oleh karena itu kemampuan pimpinan untuk memperkirakan masa
mendatang sangat menentukan terhadap berhasil tidaknya keputusan yang
dipilihnya.
4. Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang akan dicapai (alat evaluasi) masing
masing alternatif perlu disertai akibat positif dan negatifnya, termasuk sudah
diperhitungkan uncontrollable event nya. Keempat komponen inilah yang harus
diperhatikan sehingga dalam pengambilab keputusan dapat lebih terarah.

Faktor-Faktor Pengambil keputusan


Pengambil keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Keadaan intern organisasi.
Keadaan intern itu meliputi dana yang tersedia, kemampuan anggota (SDM)
kelengkapan perlengkapan, struktur organisasi, tersedianya informasi yang
dibutuhkan pimpinan dan lain sebagainya.
2. Tersedianya informasi yang diperlukan untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapi organisasi, lebih dahulu harus diketahui apa yang terjadi penyebabnya
dan apa akibanya kalau masalh itu tidak segera untuk dipecahklan dapat
mengetahui sebab dan akibat masalah tersebut, maka perlu pengumpulan data
yang ada kaintanya langsung atau tidak langsung dengan masaalh itu. Data
tersebut kemudian diolah sehingga akhirnya merupakan informasi. Informasi yang
diperlukan harus lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya kebenaranya dan masih
aktual. Berdasarkan informasi inilah pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan baik.
3. Keadaan ekstern organisasi.
Kegiatan organisasi tidak dapat lepas dari pengaruh luar. Oleh karena itu
pengambil keputusan harus mempertimbangakan lingkungan diluar organisasi
keadaan atau lingkungan di luar organisasi dapat berupa keadaan ekonomi,
soaial, politik, hukum, budaya, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
4. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, tepat tidaknya keputusan yang
diambil sangat tergantung kecakapan dan kepribadian pengambil keputusan. Hal
ini menilai penilaiaan, kebutuhan, tingkat intelgensinya, kapasitasnya,
kapabilitasnya, keterampilan dan lain sebagainya. Jadi tepat tidaknya keputusan
yang diambil dapat dipengaruhi oleh :
o Kemampuan dalam mengidentifikasikan dan menklasifikasikan masalah.
o Kemampuan dalam mengembangkan kreaatifitas dan alternatif pemecahan
masalah.
o Kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik pemecahan masalah.

Proses Pengambilan Keputusan


Dari pendapat pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
proses pengambilan keputusan itu meliputi:
1. Identifikasi Masalah
Seseorang mula-mula harus menyadari dan menepatkan diri sebagai pimpinan
dalam suatu organisasi yang harus bertanggung jawab sebagai pimpinan
organisasi. Sebagai pimpinan harus memutuskan sesuatu jika dalam
organisainya itu terdapat masalah.
2. Kalsifikasi Masalah
Masalah yang dihadapi lebih dahulu harus dianalisa, mengingat bahwa masalah
itu mempunyai bermacam-macam sifat, bentuk dan kopleksitasnya.
3. Menemukan Alternatif
Mencari dan mengembangkan alteranatif, juga harus dianalisa dan
dikembangkan situasi yang mempengaruhi baik organisasinya maupun itu
masalahnya.
4. Analisa Alternatif
Kemudian perlu menganalisa keputusan itu sendiri yang harus dibuatnya,
terutama yang dianalisa adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan
konsekwensi masing-masing. Untuk kemudian dipilih satu diantara alternatif
tersebut yang dianggap paling tepat.
5. Pengambilan Keputusan
Setelah keputusan diambil maka keputusan itu kemudian dialaksanakan.
Keberhasilan pelaksanaan keputusan itu akan saling terpengaruh dari jiwa
kepemimpinan dan managemen dari pimpinan yang bersangkutan.
6. Mentoring dan Evaluasi
Memantau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan keputusan, setiap langkah
pelaksanaan keputusan harus diikuti dengan evaluasi. Sdetiap langkah diadakan
pemantuan, hasilnya segera dievaluasi untuk menentukan apakah pelaksanaan
itu masih sesuai dengan yang diharapkan.

Penutup

Dari uraiaan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengambil
keputusan (decision making) adalah pengambilan keputusan dalam rangkah
memecahkan persoalan yang dihadapi organisasi. Yang berwenang dan
bertanggungjawab atas pengambil keputusan dan akibatnya adalah pemimipin
oeganisasi yang bersangkutan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi
yang lengkap. Informasi yang lengkap ini baik mengenaii permasalahanya, sebab
timbulnya masalah, konsekuensi masalah dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan
informasi yang lengkap, dapat dipercaya kabenarannya dan bersifat up to date
(aktual). Menjadi ideal apabila dalam organisasi itu telah ada sistem informasi, bagi
pimpinan (management information system). Yang dikelola suatu tim ahli yang
merupakan staf pimpinan. Sistem informasi bagi pimpinan itu pengelola datanya
dapat disajikan segera apabila dibutuhkan. Dalam rangka memecahkan masalah
setelah masalahnya dirumuskan dengan baik.

Kemudian dibuatlah alternatif–alterntif pemecahan masalah. Setiap alternatif harus


disertai dengan konsekwensi positif dan negatifnya, beberapa alternatif itu perlu
disiapkan mengingat bahwa belum tentu satu alternatif yang dipilihnya itu pasti
tepat, kalau ternyata tidak tepat sudah ada alternatif cadanganya, Apabila sudah
memutuskan satu alternatif, dalam pelaksannanya harus mengikuti dengan
pemantuaan, kemudian hasilnya dievaluasi, kalau hasil evaluasi menunjuhkan positif
maka keputusanya yang semacam itu dapat dilakukan lagi, apabila melnghadapi
masalah yang sama dengan situasi dan kondisi yang kira-kira sama. Demikianlah
memang berat tugas pimpinan, namun sebagai pimpinan harus berani mengambil
keputusan

Anda mungkin juga menyukai