Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SKILLS LAB 2.

2
“MELAKUKAN RADIOGRAFI INTRAORAL
MENGGUNAKAN TEKNIK BISECTING ANGLE TECHNIQUE”

BLOK IV.2

PEMBIMBING :

drg. Resti Iswani, Sp.RKG

drg. Fredy Rendra TW, M.Kom

KELOMPOK 3 (KELAS A) :

1. PUTRI MEILIA PERMATASARI (1910070110011)


2. RIZKA FAUZIYA PUTRI (1910070110012)
3. GEVI MAVANTY (1910070110013)
4. DIVA KAMILA ANANDIRA (1910070110014)
5. SRI DEWI SAFITRI (1910070110015)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyanyang. Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami. Shalawat beringkan salam tak lupa
kami sanjungkan untuk nabi besar Muhammad SAW yang yang telah membawa kita
dari zaman jahilliyah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan skills lab tentang “Radiografi Intraoral Proyeksi
Periapikal Teknik Bisecting”
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen pembimbing agar kami
dapat memperbaiki laporan skills lab ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan skills lab tentang “Radiografi
Intraoral Proyeksi Periapikal Teknik Bisecting” dari buku panduan BLOK IV.2 ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang,20 Juni 2021

Penyusun
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Radiografi periapikal
Radiografi intraoral merupakan suatu pemeriksaan yang menghasilkan gambaran
tulang dan jaringan sekitarnya dalam dunia kedokteran gigi dengan menempatkan paket
film dalam rongga mulut lalu memproyeksikan sinar x-ray dari posisi luar mulut dengan
berbagai variasi sudut melewati regio anatomi yang diinginkan.

Radiografi periapikal adalah komponen penunjang diagnostik yang menghasilkan


gambar radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya. Radiografi periapikal
merupakan salah satu jenis radiografi intraoral yang mencakup gigi geligi dan jaringan
sekitarnya sampai dengan daerah periapikal. Setiap film atau gambar menunjukkan tiga
sampai empat gigi dan memberi informasi detail mengenai gigi dan tulang alveolar di
sekitarnya.

INDIKASI :

1. Deteksi infeksi/keradangan apical


2. Melihat keadaan jaringan periodontal
3. Melihat keadaan gigi dan tulang alveolar setelah trauma
4. Melihat adanya atau posisi gigi yang tidak erupsi
5. Melihat bentuk akar sebelum pencabutan
6. Perawatan endodonsi
7. Preoperative dan post operative bedah apical
8. Evaluasi detail lesi pada tulang alveolar, misalnya kista, tumor
9. Evaluasi pre dan postoperative implant.

Syarat-syarat hasil gambaran radiografi yang optimal yaitu:

1. Radiografi sebaiknya dapat menghasilkan gambaran secara lengkap dari daerah


yang diinginkan. Pada periapikal, setidaknya terlihat panjang akar gigi utuh dan
tulang periapikal ±2 mm.
2. Hasil radiografi memiliki gambaran distorsi yang minimal. Distorsi dapat terjadi
bila posisi angulasi tube x-ray dan film kurang tepat
3. Gambaran radiografi memiliki kontras dan densitas yang optimal untuk
memfasilitasi interpretasi. Hal ini dipengaruhi oleh waktu paparan sinar maupun
kegagalan prosesing film.

B. Teknik bisecting (bisected angle)


Teknik bisekting adalah teknik lain yang dapat dilakukan selain teknik paralel
dalam pengambilan film periapikal. Teknik bisekting biasa digunakan pada kasus-kasus
kelainan anatomi seperti torus palatinus besar, palatum sempit, dasar mulut dangkal,
frenulum pendek, lebar lengkung rahang yang sempit atau pada pasien anak yang kurang
kooperatif.
Teknik bisekting dicapai dengan menempatkan reseptor sedekat mungkin dengan
gigi dan meletakan film sepanjang permukaan lingual/palatal pada gigi kemudian sinar-x
diarahkan tegak lurus (bentuk T) ke garis imajiner yang membagi sudut yang dibentuk
oleh aksis panjang gigi dan bidang film. Teknik bisekting menghasilkan gambar yang
kurang optimal karena reseptor dan gigi tidak berada secara vertikal dengan sinar-x.18
dan teknik ini memerlukan kepekaan dan ketelitian operator. Jika sudut bisekting tidak
benar, perpanjangan atau pemendekan akan terjadi.

Pengantar :

• Posisi ideal film dan arah sinar-X terhadap gigi:

1. Gigi dan film saling berkontak / sedekat mungkin atau sejajar,


2. Berkas sinar-X tegak lurus gigi dan film
3. Posisi film, gigi, dan arah sinar-X dapat diulang pada kondisi yang sama.
• Hal-hal yang penting diperhatikan :

1. Melepas alat-alat di daerah yang akan diperiksa.


2. Posisi kepala penderita diatur :
a. Rahang atas : "Garis Ala nasi - Tracus /bidang oklusi rahang atas sejajar
lantai,
b. Rahang bawah : "Garis ujung bibir-Tracus " /bidang oklusi RB. sejajar lantai

3. Film ditahan dengan jari penderita sesuai regionya.


4. Instruksi pada penderita sebelum penyinaran.

Tabel pedoman sudut Vertikal dan Horizontal

Gigi Rahang Atas Insisivus Caninus Premolar Molar


Sudut Vertikal +45° +50° +40° +45°
Sudut Horizontal 5-30° 60° 70° 85-90°

Gigi Rahang Bawah Insisivus Caninus Premolar Molar


Sudut Vertikal -25° -20° -15° -5°
Sudut Horizontal 5-30° 60° 70° 85-90°
BAB II
LEMBAR KERJA

Proyeksi Periapikal

Teknik Bisecting (Bisecting Angle Technique)

Alat dan Bahan:

1. Film Packet

2. Alat X-ray Periapikal

3. Apron
4. Masker dan Handscoon
5. Spuit
6. Developer
7. air
Prosedur :

1. Pasien membawa surat rujukan/konsul dari drg atau instansi terkait, atau pasien yang
mendapat persetujuan dari dokter gigi radiologi.
2. Asepsis Teknik, cuci tangan, menggunakan masker, dan handscoon.
3. Menghidupkan lampu merah.
4. Menginstruksikan pasien untuk melepas anting, kacamata, denture atau bahan lain
yang dapat mengganggu hasil radiografis.
5. Memasang apron pada pasien.
6. Mengatur posisi pasien bidang sagittal tegak lurus lantai.
7. Mengatur posisi pasien untuk RO rahang bawah Tragus sudut mulut sejajar lantai
sehingga posisi kepala agak menengadah.
8. Mengatur waktu ekspos
9. Menempatkan Tube Head pada sisi yang akan diekspos.
10. Mengatur sudut cone untuk gigi regio 36 berada di sudut vertical (-5°) dan sudut
horizontal (90°)
11. Meletakkan Film pada gigi regio 36 dengan bendol/dot di oklusal. Permukaan yang
peka mengarah ke arah sinar dating.
12. Ujung tepi film 2-3 mm di atas oklusal.
13. Pasien menahan film dengan menggunakan jarinya.
14. Menginstruksikan pasien untuk tidak bergerak selama ekspos.
15. Operator masuk ke kamar yang ada di ruangan, lalu tekan tombol sampai berbunyi
clik.
16. Ambil film dari pasien, setelah itu keluar ruangan untuk melakukan prosesing film.

Tahap Prosesing Film


Radiograf Pencucian film menggunakan cara injeksi yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Injeksikan larutan developer kedalam film yang telah disinari selama 8-10 detik, dan di buka
dari bungkusnya (proses ini disebut proses developing).
2. Setelah di buka dari bungkusnya kemudian film tersebut dicuci di bawah air mengalir sampai
bersih (proses ini disebut proses rinsing).
3. Film selanjutunya dimasukkan ke dalam larutan fiksasi selama 5 detik (proses ini disebut
proses fixing).
4. Film tersebut dicuci di bawah air mengalir (proses ini disebut proses washing).
5. Proses yang terakhir adalah tahap pengeringan dari film tersebut (proses ini disebut proses
drying).

Hasil rotgen periapical Teknik Bisecting :

Pada hasil rontgen gigi regio 36 ini gelap menyeluruh.

Kesalahan:

Pada saat prosesing film rontgen periapical di ruangan terbuka operator sudah membuka film
tersebut, sehingga film sudah terpapar sinar sebelum di injeksikan cairan developer. Pada saat
prosesing film di ruangan terbuka dan ruangan tertutup itu berbeda.

Anda mungkin juga menyukai