Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

HUBUNGAN THAHARAH DENGAN KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN


KEINDAHAN LINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu : Aden Sudarman, M.Pd.i

Disusun Oleh : Kelompok 6 Akuntansi Reguler Plus

Anjar Susanti (2902150012)

Ismanda Gita Cahya (2902150111)

Nadia Istiqamah (2902150108)

Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi

UNIVERSITAS PANCA SAKTI

Bekasi, 26 Oktober 2021


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita berupa pengetahuan dan kesempatan
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni syariah agama islam yang sempurna, dan merupakan satu satunya karunia paling besar
bagi alam semesta. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada bidang Agama Islam . Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk untuk menambah
wawasan keilmuan tentang “THAHARAH” baik bagi para pembaca ataupun bagi penulis
sendiri. Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Aden Sudarman, M.Pd.i selaku dosen
mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Dan kami juga ucapkan
terimakasih kepada teman teman yang sudah berkontribusi dengan memberikan ide idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca. Meskipun kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki penyusunan makalah kami selanjutnya. Kemudian apabila
terdapat kesalahan dalam makalah baik dari segi penyusunan ataupun pembahasan, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bekasi 26 Oktober 2021

II
iii

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………….……………………………………………………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………1

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………..2

D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………………2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Thaharah……………………………………………………………………………….3

B. Pembagian Thaharah ……………………………………………………………………………...3

C. Tata Cara Thaharah………………………………………………………………………………..3

D. Keutamaan Thaharah……………………………………………………………………………...5

E. Hubungan Thaharah Dengan Kebersihan………………………………………………………….9

F. Hubungan Antara Pemahaman Materi Thaharah Dengan Kesadaran Menjaga Kebersihan…….

…………………………………………………………………………………………………….….10

G. Hubungan Thaharah Dengan Kesehatan …………………………………………………….…...11

H. Hubungan Thaharah Dengan Kesehatan Lingkungan………………………….…………………12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………….….……13
B. Saran ……………………………………………………………………………………….…….….13
C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….…….…...13

III
iv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Thaharah adalah hal yang sangat penting untuk diketahui, terutama dalam beribadah, seperti
halnya shalat. Thaharah menjadi syarat sahnya shalat. Jadi ketika hendak shalat diharuskan
suci badannya, tempatnya, serta suci dari hadast kecil dan hadast besar. Jika tidak maka
shalatnya tidak sah. Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam thaharah. Kita sebagai
orang islam tentunya harus tahu bahkan wajib untuk mengetahui cara-cara bersuci, karena
suci adalah dasar ibadah bagi orang islam. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak tidak lepas
dari hal kotor ataupun najis, sehingga kita harus mensucikan diri terlebih dahulu sebelum
beribadah, baik dengan cara berwudlu’, mandi, ataupun bertayammum. Kalau kita melihat
secara teliti hamper seluruh kitab-kitab fiqih didahului dengan pembahasan tentang thaharah.
Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa betapa pentingnya tharah dalam kehidupan sehari-
hari. Namun meskipun menjadi hal yang mendasar, masih banyak orang muslim yang tidak
begitu mengerti tentang thaharah, najis, serta macam-macam air yang dapat digunakan untuk
bersuci. Semoga dengan makalah ini bisa membuat para pembaca lebih memahami tentang
thaharah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:


1. Apakah pengertian thaharah?
2. Apa keutamaan thaharah?
3. hubungan thaharah dengan kebersihan
4. hubungan thaharah dengan kesehatan
5. Hubungan thaharah dengan kesehatan lingkungan

IV
v

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian thaharah


2. Untuk mengetahui apa saja keutamaan thaharah
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara thaharoh dengan kebersihan
4. Untuk mengetahui hubungan anatara thaharoh dengan kesehatan
5. dan untuk mengetahui hubungan antara thaharah dengan kesehatan lingkungan

D. Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan Berdasarkan penulisan di atas, maka diharapkan makalah ini bermanfaat
bagi:
1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan rurjukan untuk makalah lebih lanjut
2. Bagi pembaca dapat memberikan pengetahuan tentang thaharah
3. Bagi penulis dapat lebih menambah wawasan keilmuan mengenai thaharah

V
vi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Thaharoh

Di dalam Islam, mensucikan diri dikenal dengan sebutan thaharah yang secara bahasa berarti
bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah membersihkan diri, pakaian, benda-
benda lain dari najis dan hadas menggunakan cara yang sesuai dengan syariat Islam.
Kedudukan bersuci di dalam hukum Islam termasuk amalan yang harus dilaksankan. Sebab,
salah satu syarat sah salat adalah suci dari hadas dan najis. Hukum thaharah adalah wajib,
sebagaimana telah disampaikan oleh Allah SWT melalui firman-Nya:

"Hai orang-orang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan salat, maka basuhlah muka
dan tangan kalian sampai siku, dan sapulah kepala kalian, kemudian basuh kaki sampai
kedua mata kaki." (Al-Maidah:6).

Berikut penjelasan mengenai pembagian thaharah dan tata cara pelaksanaannya. Agar ibadah
dapat diterima oleh Allah SWT sekaligus terhindar dari berbagai penyakit.

B. Pembagian Thaharah

Pelaksanaan thaharah terbagi menjadi dua, yakni:

1. Thaharah Ma'nawiyah

Thaharah ma'nawiyah adalah membersihkan diri dari kotoran batin berupa dosa dan penyakit
hati seperti iri, dengki, takabur, dan lain-lain. Cara membersihkannya dengan melakukan
taubatan nashoha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya.

2. Thaharah Hissiyah

Thaharah hissiyah adalah membersihkan bagian tubuh yang terkena najis maupun hadas.
Untuk membersihkan dari najis dan hadas ini, bisa dilakukan dengan berwudhu, mandi wajib,
serta tayamum (bila dalam kondisi tidak ada air).

C. Tata Cara Thaharah

Adapaun tata cara yang harus dilakukan seseorang saat ingin mensucikan diri atau thaharah,
meliputi:

VI
vii

1. Mandi Wajib

Istilah mandi wajib dalam thaharah yaitu mengalirkan air ke seluruh tubuh dari ujung kepala
hingga kaki. Mandi wajib ini harus dibarengi dengan membaca niat berikut ini:

‫ث ْاألَ ْكبَ ِر ِمنَ ْالِجنَابَ ِة فَرْ ضًا هلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ‫ْت ْال ُغ ْس َل لِ َر ْف ِع ْا‬
ِ ‫لح َد‬ ُ ‫نَ َوي‬

Nawaitul ghusla liraf'il-hadatsil-akbari fardhal lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena
Allah ta'ala."

Menurut madzhab Syafi'i, saat membaca niat harus dibarengi dengan menyiram tubuh dengan
air secara merata. Untuk bagian tubuh yang berbulu atau berambut, harus menggunakan air
mengalir.

2. Berwudhu

Thaharah dengan berwudhu digunakan untuk menghilangkan hadas kecil ketika akan sholat.
Orang yang hendak melaksanakan sholat, sudah wajib hukumnya melakukan wudhu. Wudhu
merupakan syarat sah pelaksanaan sholat.

Thaharah dengan berwudhu juga sama halnya dengan mandi wajib, yang diawali dengan
membaca niat yang berbunyi:

‫ضاِهللِ تَ َعالَى‬ ِ ‫ث ْاالَصْ غ‬


ً ْ‫َر فَر‬ ِ ‫ْت ْال ُوضُوْ َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫ن ََوي‬

Nawaitul wudhuu'a liraf'il-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah."

3. Tayamum

Thaharah tayamum merupakan cara bersuci untuk menggantikan mandi dan wudhu apabila
sedang tidak ada air. Syarat tayamum adalah menggunakan tanah yang suci, tidak tercampur
benda lain. Tayamum di awali dengan niat yang berbunyi:

َّ ‫ْت التَّيَ ُّم َم ِال ْستِبَا َح ِة ال‬


‫صالَ ِة فَرْ ضً ِهللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬

Nawaitut tayammuma lisstibaahatishsholaati fardhol lillaahi taala

Artinya: "Saya niat tayamum agar diperbolehkan melakukan fardu karena Allah."

VII
viii

Sebagai salah satu ibadah utama yang kita lakukan setiap hari dan mengiringi salah satu
rukun Islam (shalat lima waktu),

D. Keutamaan Thaharah

Di antara keutamaan thaharah adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh cinta Allah Swt.

Di antara keutamaan thaharah sebagai sarana bersuci, ia menjadi sarana untuk mencapai cinta
Allah. Allah berfirman:

‫إِ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬.

Sesungguhnya Allah  mencintai orang-orang yang (mensucikan hati dengan) bertaubat,


dan  mencintai orang-orang yang (mensucikan diri  dengan) berthaharah. (al-Baqarah: 222)

***

2. Syarat Sahnya Shalat

Thaharah merupakan salah satu syarat sahnya shalat, ibadah nomor wahid dalam Islam.
Tanpa thaharah, shalat tidaklah sah. Dalam hal ini, secara khusus wudhu mewakili thaharah
yang kita lakukan setiap hari. Marilah kita perhatikan hadits berikut ini:

َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ قَا َل‬.


َ َ‫ ال‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ُ‫صالَةَ لِ َم ْن الَ ُوضُو َء لَه‬

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah r bersabda, “Tidak sah shalat orang yang tidak
berwudhu.” (HR. Abu Dawud)

***

3. Diampuninya Dosa

Apabila wudhu (salah satu bentuk thaharah) kita lakukan dengan sempurna, ia akan
membersihkan diri kita dari seluruh dosa yang telah lalu. Hal ini disampaikan oleh sebuah
hadits yang diriwayatkan ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berikut ini:

VIII
ix

Hadits Pertama

ْ ‫ َر َج‬Š َ‫ خ‬٬‫ َم ْن تَ َوضَّأ َ فَأَحْ َسنَ ْال ُوضُو َء‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ ِد ِه َحتَّى‬Š ‫اهُ ِم ْن َج َس‬ŠŠَ‫ت َخطَاي‬ َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ع َْن ع ُْث َمانَ ْب ِن َعفَّانَ قَا َل‬
ْ َ‫ت أ‬
ِ َ‫ظف‬
‫ار ِه‬ ِ ْ‫ُج ِم ْن تَح‬ َ ‫ت َْخر‬.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan, ia berkata: Rasulullah Saw.  bersabda, “Barangsiapa berwudhu
dengan sempurna, maka keluarlah dosa-dosa dari tubuhnya, hingga seluruh dosa itu pun
keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim)

ُ‫ه‬Šَ‫ ثُ َّم َغ َس َل َوجْ ه‬٬‫ض َوا ْستَ ْنثَ َر‬ َ ‫ ثُ َّم َمضْ َم‬٬‫ت‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬َ َ‫ فَ َغ َس َل َكفَّ ْي ِه ثَال‬٬َ ‫ع َْن ع ُْث َمانَ ْبنَ َعفَّانَ رضى هللا عنه أَنَّهُ َدعَا بِ َوضُو ٍء فَتَ َوضَّأ‬
ُ‫ه‬Šَ‫ َل ِرجْ ل‬Š‫َس‬َ ‫ ثُ َّم غ‬٬ُ‫ه‬Š‫ َح َر ْأ َس‬Š‫ ثُ َّم َم َس‬٬‫ك‬َ ِ‫ َل َذل‬Š‫ َرى ِم ْث‬Š‫ ثُ َّم َغ َس َل يَ َدهُ ْالي ُْس‬٬‫ت‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬ ِ َ‫ ثُ َّم َغ َس َل يَ َدهُ ْاليُ ْمنَى إِلَى ْال ِمرْ ف‬٬‫ت‬
َ َ‫ق ثَال‬ َ َ‫ثَال‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬
‫ َو‬Šْ‫أ َ نَح‬Š‫ض‬
َّ ‫لَّ َم ت ََو‬Š‫ ِه َو َس‬Šْ‫لَّى هللاُ َعلَي‬Š‫ص‬
َ ِ ‫ول هَّللا‬
َ Š‫ْت َر ُس‬ ُ ‫ َرأَي‬:‫ا َل‬Šَ‫ ثُ َّم ق‬٬‫ك‬ َ ِ‫ َل َذل‬Š‫ َرى ِم ْث‬Š‫ َل ْالي ُْس‬Š‫َس‬
َ ‫ ثُ َّم غ‬٬‫ت‬
ٍ ‫ رَّا‬Š‫ث َم‬ َ َ‫ْن ثَال‬Šِ ‫ْاليُ ْمنَى إِلَى ْال َك ْعبَي‬
ُ ‫ َم ْن تَ َوضَّأ َ نَحْ َو ُو‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ُ ‫ د‬Š‫ الَ ي َُح‬٬‫ َع َر ْك َعتَ ْي ِن‬Š‫ا َم فَ َر َك‬ŠŠَ‫ ثُ َّم ق‬٬‫ َذا‬Šَ‫وئِى ه‬Š‫ض‬
‫ا‬ŠŠ‫ِّث فِي ِه َم‬ َ ِ ‫ ثُ َّم قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬٬‫ُوضُوئِى هَ َذا‬
‫ ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬٬ُ‫نَ ْف َسه‬.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan t, bahwa ia meminta air wudhu. Lalu ia pun membasuh kedua
telapak tangan tiga kali. Kemudian ia berkumur dan ber-istintsar.

Lalu ia membasuh wajah tiga kali. Kemudian ia membasuh tangan kanan hingga siku tiga
kali. Lalu ia membasuh tangan kiri seperti itu. Kemudian ia mengusap kepala. Lalu ia
membasuh kaki kanan hingga mata kaki tiga kali. Kemudian ia membasuh kaki kiri seperti
itu.

Lalu ia berkata: Aku pernah melihat Rasulullah Saw. berwudhu seperti wudhuku ini,
kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini,
kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat dengan khusyuk, maka dihapuslah seluruh
dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Kedua

َ َ‫ إِ َذا تَ َوضَّأ َ ْال َع ْب ُد ْال ُم ْسلِ ُم فَ َغ َس َل َوجْ هَهُ خَ َر َج ِم ْن َوجْ ِه ِه ُكلُّ خَ ِطيئَ ٍة نَظ‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
‫ر‬ŠŠ َ ِ ‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬
َ ‫إ ِ َذا غ‬Šَ‫ ف‬٬‫ا ِء‬ŠŠ‫ َع ْال َم‬Š‫دَاهُ َم‬Šَ‫ فَإ ِ َذا َغ َس َل يَ َد ْي ِه خَ َر َج ِم ْن يَ َد ْي ِه ُكلُّ خَ ِطيئَ ٍة َكانَ بَطَ َش ْتهَا ي‬٬‫إِلَ ْيهَا بِ َع ْينَ ْي ِه َم َع ْال َما ِء‬
ْ ‫ َر َج‬Šَ‫ ِه خ‬Š‫ َل ِرجْ لَ ْي‬Š‫َس‬
ُّ‫ل‬ŠŠ‫ت ُك‬
ِ ‫ َحتَّى يَ ْخ ُر َج نَقِيًّا ِمنَ ال ُّذنُو‬٬‫خَ ِطيئَ ٍة َم َش ْتهَا ِرجْ الَهُ َم َع ْال َما ِء‬.
‫ب‬

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw.  bersabda, “Bila seorang hamba muslim
berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah seluruh dosa dari wajahnya yang
disebabkan pandangan matanya bersama air. Bila ia membasuh kedua tangannya, maka

IX
x

keluarlah dosa-dosa dari kedua tangannya yang disebabkan kekerasan yang dilakukannya
bersama air. Dan bila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dosa-dosa yang
dikarenakan langkah-langkah yang ia lakukan bersama air. Sehingga ia pun menjadi suci
dari segala dosa. (HR. Muslim)

Hadits Ketiga

٬‫ ِه‬Š‫ َح بِ َر ْأ ِس‬Š‫ َو َم َس‬٬ً ‫ا‬Š‫ا ً ثَالَث‬Š‫ َو ِذ َرا َع ْي ِه ثَالَث‬٬ً ‫ ثُ َّم َغ َس َل َوجْ هَهُ ثَالَثا‬٬‫ق‬ َ ‫ فَتَ َوضَّأ َ َو َمضْ َم‬٬‫ع َْن ع ُْث َمانَ ْب ِن َعفَّانَ أَنَّهُ َدعَا بِ َما ٍء‬
َ ‫ض َوا ْستَ ْن َش‬
ُ ‫ َرأَي‬:‫ا َل‬ŠŠَ‫ؤ ِمنِينَ ؟ ق‬Š
‫ْت‬ ْ Š‫ير ْال ُم‬Š
َ Š‫ا أَ ِم‬ŠŠَ‫ ِح ْكتَ ي‬Š‫ض‬ َ ‫ ِم َّم‬:‫الُوا‬ŠŠَ‫ َح َكنِى؟ فَق‬Š‫ض‬ ْ َ‫أَلُونِى َع َّما أ‬Š‫ أَالَ ت َْس‬:‫ َحابِ ِه‬Š‫ص‬
ْ َ‫ فَقَا َل أل‬٬ َ‫ض ِحك‬ َ ‫ ثُ َّم‬٬‫َوطَه ََّر قَ َد َم ْي ِه‬
‫ا‬Š‫أَلُونِى َم‬Š‫ أَالَ ت َْس‬:‫ال‬Š َ َ‫ فَق‬٬ َ‫ ِحك‬Š‫ض‬ َ ‫ ثُ َّم‬٬‫ت‬ ُ ْ‫أ‬Š‫ض‬ َّ ‫ا تَ َو‬Š‫أ َ َك َم‬Š‫ض‬َّ ‫ فَتَ َو‬٬‫ ِة‬Š‫ ِذ ِه ْالبُ ْق َع‬Šَ‫ا ً ِم ْن ه‬Š‫ا ٍء قَ ِريب‬Š‫ا بِ َم‬Šَ‫لَّ َم َدع‬Š‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬
َ ِ ‫َرسُو َل هَّللا‬
‫ابَهَا‬Š‫ص‬ َ َ‫ ٍة أ‬Šَ‫ َّل خَ ِطيئ‬Š‫هُ ُك‬Š‫ طَّ هَّللا ُ َع ْن‬Š‫ َح‬٬ُ‫ ِإ َّن ْال َع ْب َد إِ َذا َدعَا بِ َوضُو ٍء فَ َغ َس َل َوجْ هَه‬:‫ُول هَّللا ِ؟ فَقَا َل‬ َ ‫ك يَا َرس‬ َ ‫ َما أَضْ َح َك‬:‫أَضْ َح َكنِى؟ فَقَالُوا‬
َ ِ‫ه َكانَ َك َذل‬Šِ ‫ َوإِ َذا طَهَّ َر قَ َد َم ْي‬٬ َ‫ َوإِ ْن َم َس َح بِ َر ْأ ِس ِه َكانَ َك َذلِك‬٬‫ك‬
‫ك‬ َ ِ‫ فَإ ِ َذا َغ َس َل ِذ َرا َع ْي ِه َكانَ َك َذل‬٬‫بِ َوجْ ِه ِه‬.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan, bahwa ia meminta air, lalu ia pun berwudhu. Ia berkumur dan
beristinsyaq.

Kemudian ia membasuh wajahnya tiga kali, juga kedua tangannya masing-masing tiga kali,
mengusap kepala, dan membersihkan kedua kaki. Lalu ia tertawa.

Ia berkata kepada orang-orang yang bersamanya, “Tidakkah kalian bertanya kepadaku apa
yang membuatku tertawa?” Mereka bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa, wahai
Amirul Mukminin?”

Ia berkata, “Aku melihat Rasulullah Saw. meminta air, di tempat yang dekat dengan tempat
ini. Beliau berwudhu seperti wudhuku tadi. Kemudian beliau tertawa.

Beliau bersabda, “Tidakkah kalian bertanya kepadaku apa yang membuatku tertawa?”

Para shahabat bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, “Bila seorang hamba berwudhu, ia membasuh wajahnya, maka Allah
menghapus seluruh dosa yang dilakukan oleh wajahnya. Bila ia membasuh kedua
tangannya, maka demikian pula. Dan bila ia mengusap kepalanya, maka demikian pula. Bila
ia membersihkan kedua kakinya, maka demikian pula.” (HR. Ahmad)

***

X
xi

4. Tanda Umat Nabi Muhammad Saw.

Wudhu merupakan salah satu keistimewaan umat Nabi Muhammad r. Pada hari kiamat nanti,
Nabi Muhammad Saw akan mengenali umatnya dari bagian tubuh yang bersinar karena bekas
air wudhu. Marilah kita perhatikan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut ini:

‫ج َوأَحْ لَى‬ِ ‫ا ِمنَ الثَّ ْل‬Š‫اض‬


ً َ‫ ُّد بَي‬Š‫ َو أَ َش‬Šُ‫ َد ٍن لَه‬Šَ‫ةَ ِم ْن ع‬Šَ‫ضى أَ ْب َع ُد ِم ْن أَ ْيل‬ َ ِ ‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ِ ْ‫ إِ َّن َحو‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
‫ا‬ŠŠَ‫ ي‬:‫الُوا‬ŠŠَ‫ ق‬.‫ ِه‬Š‫ض‬ ِ َّ‫ َل الن‬Šِ‫ ُل إِب‬Š‫ ُّد ال َّر ُج‬Š‫ص‬
ِ ْ‫اس ع َْن َحو‬ ُ َ‫اس َع ْنهُ َك َما ي‬ ُ َ‫ َوإِنِّى أل‬٬‫ُوم‬
َ َّ‫ص ُّد الن‬ ِ ‫ َوآلنِيَتُهُ أَ ْكثَ ُر ِم ْن َع َد ِد النُّج‬٬‫ِمنَ ْال َع َس ِل بِاللَّبَ ِن‬
َّ َ‫ ت َِر ُدونَ َعل‬٬‫ت ألَ َح ٍد ِمنَ األُ َم ِم‬
‫ى ُغ ًّرا ُم َح َّجلِينَ ِم ْن أَثَ ِر ْال ُوضُو ِء‬ ِ ‫ َرسُو َل هَّللا ِ أَتَع‬.
ْ ‫ لَ ُك ْم ِسي َما لَ ْي َس‬٬‫ نَ َع ْم‬:‫ْرفُنَا يَوْ َمئِ ٍذ؟ قَا َل‬

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah  r bersabda, “Sungguh telagaku lebih jauh daripada
Negeri Ailah[1] maupun Kota ‘Adan.[2]  Namun ia lebih jernih daripada air es, lebih lezat
daripada madu dan susu. Sungguh bejana-bejananya lebih banyak daripada jumlah bintang.
Dan sungguh aku akan menghalau orang-orang yang mendekatinya, sebagaimana orang
menghalau unta orang lain dari telaganya.”

Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan mengenali kami pada
hari itu?”

Beliau bersabda, “Ya. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh seorang pun dari umat
yang lain. Engkau akan datang kepadaku dengan wajah, tangan, dan kaki yang bersinar
karena bekas wudhu.” (HR. Muslim)

XI
xii

E. Hubungan Thaharah Dengan Kebersihan

1. Pengertian Kesadaran

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kesadaran yaitu keadaan mengerti, hal yang
dirasakan atau dialami seseorang. Menurut bahasa kesadaran berasal dari kata sadar yang
mendapatkan imbuhan ke- dan -an. Sadar menurut kamus populer berarti ingat akan dirinya,
merasa, insaf akan dirinya, permulaan.10 Ahli psikologi menyatakan”kesadaran” dan
“pikiran” mereka mengartikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari pikiran dan
kesadaran. Banyak buku teks hanya mendefinisikan kesadaran sebagai tingkat kesiagaan
individu pada saat ini terhadap stimul ekternal dan internal, artinya terhadap peristiwa-
peristiwa lingkungan dan sensasi tubuh, memori, dan pikiran. Penjelasan ini hanya
mengidentifikasikan satu aspek kesadaran dan mengabaikan fakta bahwa individu juga sadar
saat mencoba memecahkan suatu masalah atau secara sengaja memilih salah satu tindakan
sebagai respon terhadap lingkungan dan tujuan pribadi. Jadi individu sadar jika mampu
memantau lingkungan (internal dan ekternal), tetapi individu sadar jika mencoba
mengendalikan dirinya sendiri dan lingkungan. Singkatnya kesadran melibatkan :

1. pemantauan individu dan lingkungan sehingga persepsi, memori, dan proses berfikir
direpresentasikan kedalam kesadran;

2. (mengendalikan individu dan lingkungan sehingga individu mampu memulai dan mengakhiri
aktivitas prilaku dan kognitif.

2. Pengertian Kebersihan

Dalam kamus besar indonesia, bersih yakni terhindar dari kotoran. Sedangkan kebersihan
ialah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan keji
dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Dalam
membangun konsep kebersihan, islam menetapkan berbagai macam peristilahan tentang
kebersihan. Seperti taz kiyah, thaharah, nazhafah, dan fitrah, seperti dalam hadist yang
memerintahkan khitan, sementara dalam membangun prilaku bersih terdapat istilah, ikhlas,
thib alnafs, ketulusan qalbu, bersih dari dosa, taubat dan lain-lain. Sehingga makna bersih

XII
xiii

sangat holistik karena menyangkut berbagai soal kehidupan, dari yang berhubungan dengan
jasmani maupun rohani, baik dunia maupun akhirat.

3. Pengertian Menjaga Kebersihan

Kesadaran menjaga kebersihan disusun dari kata kesadaran, menjaga, dan kebersihan. Dari
penjelasanpenjelasan yang sudah dijelaskan tersebut, dapat dipahami bahwa kesadaran
menjaga kebersihan adalah sebagai proses berfikir yang dapat dilakukan melalui proses
pemantauan diri sendiri dan lingkungan khususnya mengenai kebersihan, baik kebersihan diri
maupun lingkungan. Sehingga persepsi memori dan proses berfikir dipresentasikan dalam
kesadaran menjaga kebersihan, dan mengendalikan kebersihan diri sendiri dan lingkungan
sehingga individu mampu memulai dan mengakhiri aktifitas perilaku secra kognitif mengenai
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

4. Ruang Lingkup Kebersihan Dalam Islam

Di dalam Al-Qur‟an ayat yang membahas tentang kebersihan sangatlah banyak, yaitu
diantaranya menyangkut masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kebersihan rohani

2. Kebersihan badan

3. Kebersihan pakaian

4. Kebersihan tempat

Hubungan Antara Pemahaman Materi Thaharah Dengan Kesadaran Menjaga


Kebersihan

Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya, materi thaharah sangatlah penting dibahas
dalam agama Islam baik pendidikan formal maupun non formal. Khususnya materi thaharah
selalu mengawali pembahasan dalam pendidikan formal dari tingkatan yang paling rendah
sampai jenjang perguruan tinggi selalu mengawali pembahasan sebelum materi-materi yang
lain. Thaharah adalah suatu usaha untuk mensucikan dan menghilangkan hadast maupun najis
agar dapat melakukan ibadah dalam keadaan bersih dan suci, karena dilihat dari pentingnya
thaharah terhadap pelaksanaan ibadah. Pemahaman dalam materi thaharah dapat diperoleh

XIII
xiv

melalui proses pembelajaran. Dalam materi thaharah sudah dijelaskan tentang pengertian
sampai hikmah dan tujuan Islam menganjurkan thaharah. Hikmah dari materi thaharah itu
sendiri adalah menjaga kebersihan, baik kebersihan tubuh ataupun kebersihan lingkungan
sekitar. Proses dalam belajar mengajar dilakukan berhasil diukur tidak hanya dilihat dilihat
dari kecerdasan siswanya saja, tetapi lebih dari itu yaitu berubahnya perilaku menjadi lebih
baik pada diri sendiri ataupun lingkungan sekitarnya seperti kesadaran menjaga kebersihan.
Hasil belajar 34 adalah suatu perubahan yang mengakibatkan sikap dan tingkah laku manusia
itu berubah menjadi baik

F. Hubungan Thaharah Dengan Kesehatan

1. Manfaat Jasmani Dan Manfaat Ukhrowi Bagi Thaharah Fisik.

Manfaat jasmani

Pertama, untuk membasuh seluruh bagian tubuh dan seluruh seluruh bagian ruas yang ada
bisa menambah kesegaran dan semangat, menghilangkan keletihan dan kelesuhan yang ada
pada diri kita sehingga kita dapat mengerjakan ibadah sholat secara sempurna, serta khusyu
dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.

Kedua, bersuci yitu merupakan rukun sehat dari jasmani karena biasanya kotoran itu
membawa berbagai wabah dan penyakit. Kaum muslimin sangatlah ditekankan untuk
menjadi orang yang sehat fisiknya, jauh dari penyakit karena agama islam telah mengajarkan
kita untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, pakaian, dan tempat tinggal. Bersuci berarti
memuliakan diri seorang muslim, keluarga dan masyarakat sekitar

Manfaat ukhrawi bagi thaharah fisik

Pertama, semua kaum muslimin yang memiliki ghirah agama sepakat bisa melakukan tugas
ini sesuai yg dianjurkan, tidak memandang kaya atu miskin, orang desa atau orang kota,
pejabat atau orang biasa

Kedua, thaharah mengingatkan kepada kaum muslimin atas nikmat Allah SWT, yang telah
menghilangkan berbagai kotoran-kotoran yang ada pada diri mereka.

XIV
xv

Ketiga, seorang muslim yang melaksanakan perintah Allah, beramal sholeh mencari
keridhoannya, mengerjakan perintah secara sempurna sesuai dengan anjuran syariat islam
yang ada, akan memotivasi keimanan bagi seorang muslim itu sendiri, serta melahirkan rasa
yang selalu diawasi Allah sehingga setiap kali dia melakukan thaharah dengan niat mencari
keridhaan Alloh SWT

Keempat, kesepakatan kaum muslimin untuk melakukan thaharah dengan cara dan sebab
yang sama dimanapun mereka berada dan berapapun jumlahnya, serta kesepakatan umat
untuk beribadah adalah sebab terjalinnya keterpautan antara hati, semakin kompak dalam
beramal maka akan semakin kompak juga dalam persatuan mereka.

2. Adapun Hakikat Thaharah Yang Lengkap Bagi Tubuh Itu Sendiri, Ialah:

Menghilangkan bau yang tidak enak pada tubuh, sehingga menjadikan tidak nyaman,
sehingga malaikat dan juga orang-orang yang telah melaksanakan shalat berjamaah
bersamanya menjadi tidak senang serta menjadi tergaggu, dan menyebabkan jamaah benci
terhadap orang yang memiliki bau tidak sedap itu. Contohnya yang disyariatkan islam untuk
mandi ketika ingin 27 melaksanakan ibadah shalat jumat dan juga hari raya islam.

Supaya tubuh kita menjadi segar dan juga jiwa kita menjadi semangat untuk beraktivitas,
tidak dipungkiri lagibahwa hubungan antara kebersihan tubuh dan ketenangan jiwa sangatlah
berkaitan erat. Contohnya apabila tubuh dibersihkan setelah mubasyarah (berhubungan
intim), yaitu dengan mandi wajib, maka kembalilah tubuh kepada kesegaran dan hilanglah
kemalasan yang ada pada tubuh.

Mensucikan diri dari hadast dan najis memberikan isyarat kepada kita untuk selalu menjaga
kesucian jiwa dari dosa dan segala perbuatanyang keji.

G. Hubungan Thaharah Dengan Kesehatan Lingkungan

Islam sangat memperhatikan kebersihan. Sering dikatakan, kebersihan sebagian dari iman. Ini
menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara iman dan prinsip hidup bersih. Thaharah
(bersuci) selalu menempati bab-bab awal pada kitab fikih.Karena thaharah gerbang utama
untuk shalat. Dikatakan, kunci surga adalah shalat dan kuncinya shalat itu bersuci

Thaharah dalam Islam mencakup thaharah Ma’nawiyah, yaitu bersuci dari kotoran, maksiat,
dan akhlak tercela. Juga mencakup thaharah hissiyah, yakni suci dari hadats najis; dengan

XV
xvi

wudhu atau mandi. Bagian kedua ini mencakup nadhafah (kebersihan) pada baju, badan, dan
tempat. Lingkungan bagian dari tempat yang harus dijaga kebersihannya. Bukti lain
pentingnya kebersihan dalam Islam, hadits shahih menyebutkan di antara cabang iman adalah
menyingkiran sesuatu yang mengganggu dan membahayakan di jalanan kaum muslimin. Di
antara benda yang mengganggu kenyamanan mereka adalah sampah.

Lingkungan adalah amanat. Allah wajibkan para hamba Nya untuk menjaga kebersihan,
kesehatan, dan keindahan lingkungannya. Di antaranya membuang sampah pada tempatnya.
Tidak membuangnya di bantaran kali, jalan tempat berlalunya orang, pekarangan, dan
selainnya.

ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِي اأْل َر‬


‫ض بَ ْع َد إِصْ اَل ِحهَا‬

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.”
(QS. Al-A’raf: 56)

Selain itu banyak peringatan yang dibuat masyarakat agar tidak membuang sampah di
sembarang tempat. Karena sampah yang berserakan mengganggu kenyamanan lingkungan.
Lingkungan menjadi kotor dan menjijikkan. Bau tak sedap tercium menyengat. Perbagai
macam penyakit mengancam. Keindahan lingkungan pun menjadi rusak.

XVI
xvii

BAB III

KESIMPULAN

Thaharah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci dari
najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa/terdapat pada
badan. Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah
/ suci dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan)
dengan wudhu, mandi, dan tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-
pengaruh dosa dan maksiat, seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria. Apabila hidup
sehat dan bersih kita akan terhindar dari berbagai penyakit, dengan demikian kita akan dapat
bekerja dan beribadah dengan lancar dalam rangka menunaikan kewajiban kita sebagai
hamba Allah yang bertaqwa kepadaNya,

SARAN

Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal- hal mengenai thaharah. Penulis berharap
semoga dapat diterima dan dipahami oleh pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini,
dapat memberikan kesadaran bagi penulis sendiri ataupun para pembaca tentang betapa
pentingnya thaharah dalam kehidupan sehari hari, karena segala amal sesuatu didahului
dengan thaharah, baik thaharah secara fisik ataupun thaharah secara bathin.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : 1. http://inforepublik.com/menjaga-kebersihan-lingkungan--bagian-dari-iman

2. http://mtsn6sumedang.sch.id/berkas/fikih_7.pdf
3. http://repository.iainbengkulu.ac.id/3881/1/ROHMI%20KARIMINAH.pdf

XVII

Anda mungkin juga menyukai