Anda di halaman 1dari 16

MENGENAL MANUSIA BESERTA TANGGUNG

JAWABNYA
Oleh

Kelompok 1

Disusun Oleh :

1. Yazid Ali Samanhudi (1111210286)


2. Putri Arabella (1111210293)
3. Safina Elfitra Rahmah (1111210302)
4. M. Naufal Febriansyah (1111210313)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu agama. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para
pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupunisi makalah
sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Serang, 20 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………..1

Bab II Kajian Pustaka .........................................................................................2

Bab III Pembahasan ............................................................................................3

A. KONSEP TENTANG MANUSIA .....................................................4

1. Pengertian Manusia ..............................................................................4

2. Asal-usul Manusia ................................................................................5

B. EKSISTENSI MANUSIA ..................................................................6

1. Untuk apa Manusia diciptakan? ...........................................................6

2. Tujuan Khusus dan Umum Manusia ....................................................7

3. Peran dan Fungsi Manusia ...................................................................8

C. TANGUNG JAWAB MANUSIA ......................................................9

1. Pengertian Tanggung Jawab .................................................................9

2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah ................................10

3. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah ..............................11

Bab IV Kesimpulan dan Penutup .......................................................................12

Daftar Pustaka .....................................................................................................13


BAB I

PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu manusia
dan berbagai hal yang ada dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai
kalangan. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan
dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungan tempat
tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala,
namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang
sebenarnya.

Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan
manusia kepada binatang. Hal ini berlaku selama manusia menggunakan akal
pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya.Namun,
jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajat
manusia akan turun, bahkan lebih rendah dari binatang. Hal ini telah dijelaskan
dalam Al Quran surat Al-A’raf ayat 179. Oleh karena itu kami sebagai penulis
melalui makalah ini ingin mengingatkan kembali kepada para pembaca
mengenai eksistensi dan manusia dalam pandangan islam sertatanggung
jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Dari sudut pandang psikologi, Hakikat manusia mengarah pada sifat-sifat
manusia (human nature) yaitu sifat-sifat khas (karakteristik) segenap umat manusia
(Chaplin, 1997). Para pemikir Islam seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd
menyatakan bahwa manusia merupakan rangkaian utuh antara dua unsur, yaitu
unsur yang bersofat materi dan immateri. Pengertian tersebut membuktikan bahwa
manusia mengandung dua unsur yang tidak bisa dipisahkan. Atau dengan kata lain
tidak bisa dikatakan manusia jika salah satu unsur tidak ada. Istilah yang sering
digunakan dalam islam untuk unsur immateri adalah ruh dan nafs

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi dengan
tugasnya yang sedemikian rupa. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah
SWT. Bentuk pengabdiannya tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah
SWT, melaksanakan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk
mengakui keberadaan Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun
Islam. Sebagai wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan
bahwa manusia tidak cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh
mulut, tetapi manusia harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kehidupan di dunia sebagai pertanggung jawaban dirinya sebagai hamba Allah
dengan ketaatan ketundukan dan kepatuhan yang dicerminkan dalam kebenaran
dan keadilan. Manusia menempati posisi sebagai nciptaan dan Tuhan sebagai
pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia
menghambakan diri kepada Allah dan dilarang menghambakan pada dirinya, serta
menghamba pada hawa nafsunya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KONSEP TENTANG MANUSIA


1. Pengertian Manusia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai


‘makhluk yang berakal budi; insan; orang’. Al-Qur’an memandang manusia
sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial. Secara istilah, manusia diartikan
sebagai :

 Basyar (Qs Al-Mukminun: 33) Kata “Basyar” dalam Al-Qur’an


disebut 27 kali, memberikan referensi pada manusia sebagai mahkluk
Biologis.
 Insan (Qs Al-Ala’: 5) Kata “Insan” disebut dalam Al –Qur’an
sebanyak 65 kali, Konsep insan selalu dihubungkan pada sifat
psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berfikir,diberi
ilmu,dan memikul amanah. Insan adalah manusia yang menjadi
(becoming) dan terus bergerak maju kearah kesempurnaan
 An-Nas (Qs Al-Baqarah: 21) Kata “An-Nas” disebut sebanyak 240
kali, konsep An-Nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk
sosial atau kecenderungan untuk hidup berkelompok dengan
sesamanya.
 Bani Adam (Qs. Al- A’raf : 31) Istilah banu Adam disebutkan dalam
Al-Qur'an sebanyak 8 kali,konsep keragaman dan kesatuan asal-usul
umat manusia sebagai keturunan dan anak cucu Adam yang
bersaudara.
Manusia sebagai insan dan an-nas bertalian dengan hembusan roh Allah
yang memiliki kebebasan dengan memilih untuk tunduk atau menentang takdir
Allah.

2. Asal-usul Manusia

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling
sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Tentang Konsep Manusia ini
sendiri menjadi perbincangan dikalangan Para ahli, dan untuk mencari makna
manusia dilakukan melalui ilmu pengetahuan. Para ahli berusaha
mendefenisikannya sesuai dengan bidang kajian (objek materia) ilmu yang
digelutinya. Membicarkan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan
sangat tergantung pada metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang
mendasari. Para penganut teori behaviorisme menyabut manusia sebagai Homo
Mehanicus (manusia mesin). Menurut teori ini segala tingkah laku manusia
terbantuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungan. Para penganut
teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berfikir).
Menurut teori ini manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang beraksi
secara pasif pada lingkungan,tetapi sebagai makhluk yang selalu berfikir.
Sedangkan para penganut teori humanisme menyebut manusis sebagai homo
ludens (manusia bermain). Menurut humanisme manusia berperilaku untuk
mempertahankan, meningkatkan dan mengatualisasikan diri.
Kehidupan manusia sesungguhnya telah dimulai sejak masa ad-dahr, masa
yang tidak dapat diketahui. yaitu di alam ruhani (QS. Al-Insan: 1). Adam adalah
figur yang disebut sebagai asal mula manusia yang memiliki karakteristik
kemanusiaannya yang sejati, yang diciptakan dari unsur tanah (QS. 15:26, 28; 6:2,
dan ayat lainnya). Al-Qur an mengemukakan bahwa asal kejadian manusia dari
tanah (turab), dari air mani (nutfah) menjadi alaqah, menjadi mudgah, kemudian
ditiupkan ruh. Setelah ruh memasukı janin yang sedang berkembang, organisme
mencatat status manusia, kemudian terlahir sebagai thifl (bayi atau anak). Dia
sesungguhnya telah membentukmu dalam tahapan-tahapan (tingkatan-
tingkatan).”(QS Nuh (71]:14). Secara garis besar, masa perkembangan manusia
dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu: periode pranatal, periode anak-anak,
periode belajar, periode kedewasaan. dan periode usia lanjut.

B. EKSISTENSI MANUSIA
1. Untuk apa Manusia diciptakan?

Manusia diciptakan ke dunia ini oleh Allah melaui berbagai rintangan


tentunya tiada lain untuk mengabdi kepadaNya. Allah berfirman di (Qs. Adz
-Dzariyat[51] :56)“dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk
beribadah kepadaku.”

Bentuk pengabdiannya tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah


SWT, melaksanakan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk
mengakui keberadaan Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun
Islam. Sebagai wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan
bahwa manusia tidak cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh
mulut, tetapi manusia harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus dan Umum Manusia

Tujuan khusus manusia di dunia adalah sukses di dunia dan di akhirat


dengan cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia
sebagai individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97 yang artinya :
“Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan memberikan kepadanya
kehidupan yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.

Tujuan umum manusia di dunia adalah dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat
107 yang artinya :“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat
bagi semesta alam” Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah
SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti
kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai
rahmah adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan
memberikan kasih sayang kepada alam semesta.

3. Peran dan Fungsi Manusia

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang


ditetapkan oleh Allah di antaranya, yaitu :

 Belajar (Qs An Naml: 15-16 dan Al Mukmin: 54)


 Mengajarkan Ilmu (Qs Al-Baqarah: 31-39)
 Membudayakan Ilmu (Qs Al Mukmin: 35)
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama
ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi
yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

C. TANGGUNG JAWAB MANUSIA


1. Pengertian Tangung Jawab

Secara umum, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau


pelengkap dibumi semata, tetapi manusia sesungguhnya mempunyai
kedudukan, peran, dan tugas yang telah melekat padanya yang terbawa sejak ia
lahir ke dunia. Manusia telah dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tanggung
jawab sebagai hamba Allah dan seorang khalifah di bumi,karena manusia
merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding dengan makhluk-
makhluk yang lainnya. Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang ada dengan cara mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab

2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah

Ayat Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang


diciptakan oleh Allah dari tanah, kemudian berkembang biak melalui sperma
dan ovum dalam suatui katan pernikahan yang suci serta proses biologis
produktivitas manusia (Q.S Al-Mukminun:12-16).
Dalam konteks ini, Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Bahwasanya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya di dalam perut
ibu selama 40 hari, kemudian berupa segumpal darah seperti itu pula lamanya,
kemudian berupa segumpal daging seperti itupula lamanya. Kemudian Allah
mengutus seorang malaikat, maka diperintahkan kepada malaikat: engkau
tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, dan celaka atau bahagianya.
Kemudian ditiupkanlah roh kepada makhluk tersebut" (HR. Bukhari).

Kesadaran bahwa manusia hidup di dunia sebagai makhluk ciptaan


Allah dapat menumbuhkan sikap andap asor dan mawas diri bahwa dirinya
bukanlah Tuhan. Oleh sebabitu, ia melihat sesama manusia sebagai sesama
makhluk, tidak ada perhambaan antar manusia.Jadi, seorang istri tidak
menghamba pada suami, seorang pegawai tidak menghamba pada pengusaha,
dan seorang rakyat tidak menghamba pada pemerintah. Bagi manusia, yang patut
menerima perhambaan dari manusia tak lain adalah Allah. Allah tidak menciptakan
manusiaselain untuk menghamba atau beribadah kepada-Nya (Q.S. Adz-
Dzariyat:56). Segala yang ada di langit dan bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa, sesungguhnya pun berserah dirikepada Allah (Q.S. Ali
Imran:83). Oleh karena itu, tidak berlaku konsep manusia sebagaihomo
homoni lopus atau manusia sebagai pemangsa bagi manusia yang lain.
Tidak ada keistimewaan antara satu manusia dengan manusia lain kecuali
taqwanya kepada Allah. Eksistensi manusia bukan untuk menjadi yang
terkuat (struggle for the strongest and thefittest), melainkan untuk menjadi
yang paling bijak (struggle for the wisest).
Sebagai hamba Allah, manusia memikul tanggung jawab pribadi, orang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (Q.S. Al-An'am:164) dan pada hari
kiamat nanti mereka datang kepada Allah dengan sendiri-sendiri (Q.S.
Maryam:95). Ini membuktikan bahwa manusia sebagai hamba Allah memiliki
kebebasan individual atas dirinya sendiri namun tetap bertanggung jawab atas
lingkungan sekitarnya.

3. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah

Khalifah berasal dari kata “khalafa” yang berarti mengganti.


Khalifah diartikan pengganti karena ia menggantikan yang didepannya.
Dalam bahasa Arab, kalimat “Allah menjadi khalifah bagimu” berarti Allah
menjadi pengganti bagimu dari orang tuamu yang meninggal. Allah
menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi berarti Allah menyerahkan
pengolahan dan pemakmuran bumi bukan secara mutlak kepada manusia. Di
samping arti ini, khalifah juga menunjukan arti pemimpin negara atau
kaum. Kata khalifah dengan arti pemimpin terdapat dalam Q.S. Shad
[38 :26] dimana Allah mengangkat Nabi Daud As sebagai khalifah di bumi
untuk memimpin manusia dengan adil dan tidak mengikuti hawa nafsu.

Allah SWT. Memberikan anugerah-Nya kepada Bani Adam sebagai


makhluk yang paling mulia; mereka disebutkan di kalangan makhluk yang
tertinggi yaitu para malaikat, sebelum mereka di ciptakan. Untuk itu, Allah Swt
berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah [2:30] yang artinya "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah”.
Arti khalifah pada Q.S. Shad [38:26] bertugas untuk menegakkan hukum
Allah di bumi dan menciptakan kemaslahatan manusia sedangkan arti khalifah
pada Q.S. Al-Baqarah [2:30] bertugas untuk memakmurkan dan mengelola
bumi.

Setiap kebajikan yang dilakukan manusia atas kehendak dan pilihannya itu
merupakan kemuliaan, malaikat yang bertabiat tunduk tidak dapat mencapai
kemuliaan itu. Untuk itu ada dua argumentasi manusia dijadikan khalifah di muka
bumi, yang dapat dikemukakan yaitu :

 Kemuliaan manusia pertama (Nabi Adam As) yang dapat


digambarkan adanya perintah Allah, supaya malaikat bersujud
kepada Nabi Adam As. karena kekhususan Nabi Adam As. yang
memiliki ilmu pengetahuan, yang berbeda dengan ilmu pengetahuan
malaikat yang tidak memungkinkan karena dari usaha sendiri sesuai
firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah [2:32] yang artinya “Mereka
menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
 Kekhalifahan Nabi Adam As. di muka bumi ini adalah karena
mempunyai kemungkinan untuk dibebani amanat kemanusiaan, serta
pertanggung jawaban dari amal usahanya, serta rentetan-rentetan
cobaan, berbeda dengan malaikat yang ditakdirkan dengan patuh
dan bebas dari godaan-godaan.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang khalifah selalu berkaitan
dengan tugas-tugas dan tanggung jawab. Hal ini memberikan suatu peringatan
serta pelajaran kepada manusia sebagai khalifah agar mereka melihat dan
memandang keadaan sebelum mereka sendiri sertaapa yang harus mereka lakukan
sebagai khalifah sebab semua perbuatan yang dilakukan akan ada pertanggung
jawaban di hadapan Allah SWT.
BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP


Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang
memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung
jawab kepada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib,
tidak dapat ditangkap panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena
manusia memiliki daya fikir, akal, nafsu, kalbu, dsb. Manusia memiliki kelebihan
dari makhluk lain salah satu buktinya adalah kepatuhan manusia pada Allah SWT
melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syetan sedangkan
kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat
tidak memiliki hawa nafsu. Oleh karena itu sebagai manusia seharusnay kita
senantiasa bersyukur atas karunia-Nya, karena salah satu kunci kesuksesan adalah
bersyukur. “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas
makhluk- makhluk yang kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol” (Qs Al
Isra 70).

Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang


manusia kita harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Sebaga imakhluk sosial, manusia tidak dapat hidup
sendiri oleh karena itu kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan antar
sesama. Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat
dianjurkan untuk dilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia tentang
pengetahuan Agama. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat membantu
pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Mansoer, Hamdan, dkk, Materi Instruksi Pendidikan Agama Islam Di Perguruan
Tinggi Negeri Umum, Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam
Departeman Agama RI, 2004.

Abdurrahman, dkk, Pendidikan Agama Islam, Bangkalan: Pustaka Raja,20

Fathoni Ahmad Miftah Drs., M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001, Semarang,
Gunung Jati.

Supadie Didiek Ahmad,dkk. Pengantar Studi Islam, 2011 , Jakarta, Rajawali Pers.

www.kuliahgratis.net/pengertian-dan-konsep-tentang-manusia/

www.academia.edu/4727825/KONSEP_MANUSIA_DALAM_ISLAM_Manusia_dic
iptakan_Allah_SWT/

IMM Tarbiyah. 2011. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khilafah di

http://immdakwahpwt.blogspot.com/2011/09/babI-pendahuluan-manusiaadalah-makhluk.html

Sayyida Ulya. 2014. Eksistensi dan Martabat Manusia di

https://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-manusia.htm

Prasasti Lia. 2016. Eksistensi dan Martabat Manusia – Agama Islam di

http://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-martabat-manusia-agama.html

Finastri Annisa. 2016. Konsep Manusia dalam Islam di


https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai