Anda di halaman 1dari 14

BOOK REVIEW

Menilik Anak Berkebutuhan Khusus

Ahmad Masrur Firosad


(MAGISTRA Indonesia, Email: afirosad@gmail.com)

Nama Penulis: Rini Hildayanti, dkk.

Judul: Penanganan Anak berkebutuhan khusus

Penerbit: Universitas Terbuka

Halaman: 326 + XI

107
A. PERKEMBANGAN ANAK YANG 4) Ada beragam patokan atau
BERSIFAT NORMATIF DAN NON karakteristik perkembangan
NORMATIF baik yang normal maupun
berkelainan.
Rini hildayanti mengawali b. Apakah yang disebut Kelainan
bahasan dalam bukunya dengan atau Abnormal (Nonnormatif)
perkembangan anak yang bersifat Ada beberapa pandangan
normatif dan non normatif. Pada jika kita membicarakan tentang
pembahasan ini akan dimuat hakikat dan apa itu normal atau tidak normal,
faktor yang mempengaruhi anak beberapa diantaranya yaitu :
berkebutuhan khusus. a. Model medis
1. Hakikat Perke mbangan Anak yang Orang-orang yang
Bersifat Normatif dan Non memiliki pandangan seperti
normatif ini memandang anak yang
a. Pengertian mengalami kelainan sebagai
Penggunaan pendekatan anak yang jiwanya menderita
perkembangan untuk melihat ³VDNLW´ atau berpikiran bahwa
kelainan (nonnormatif) yang apa yang diderita atau dialami
diderita oleh anak sebenarnya anak analog dengan sakit
berlandaskan empat tema dasar/ fisik.
prinsip, yaitu : b. Penyimpangan rata-rata
1) Kelainan muncul atau terjadi (abnormality as deviation
hanya pada individu yang from the average)
mengalami perkembangan ,VWLODK ³DEQRUPDO´
dengan memperhatikan asal secara harfiah berarti terpisah
usul gejala dan penyebab dari atau berbeda dari yang
munculnya kelainan perilaku normal, model ini mencoba
2) Kelainan perkembangan harus melihat bahwa perilaku atau
dikaitkan dengan perasaan yang berbeda dari
perkembangan normal, tugas- rata-rata adalah sesuatu yang
tugas perkembangan utama abnormal. Metode ini
dan perubahan yang muncul mendefinisikan kelainan atau
sepanjang rentang kehidupan abnormalitas dengan
yang normal, hal yang penting menggunakan model statistik
dan kritis adalah membedakan sebagai rujukannya.
DQWDUD ³JDQJJXDQ´ c. Penyimpangan dari yang ideal
perkembangan yang masih (abnormality as deviation
dapat ditolerir atau yang sudah from the ideal)
memerlukan penanganan yang Salah satu pilihan dari
serius. model statistik untuk
3) Tanda-tanda awal dari menentukan abnormalitas
perilaku nonnormatif adalah penyimpangan dari
(berkelainan) harus dipelajari yang ideal. Pendekatan ini
secara serius karena dapat tidak melihat abnormalitas
menjadi masalah serius sebagai seberapa menyimpang
dikemudian hari. dari rata-rata atau seberapa

108
sehat seseorang, namun 3. Konteks Sosial
mencoba menentukan a. Keluarga
kepribadian ideal yang sehat b. Status sosial ekonomi dan
dan menentukan bahwa fungsi keluarga
penyimpangan dari hal- hal c. Kemiskinan
ideal yang telah ditentukan d. Perbedaan budaya
inilah yang disebut abnormal. e. Ketangguhan (resiliency)
f. Penanganan
1) Penanganan medis
2. Faktor yang Mempengaruhi 2) Terapi bermain
Perkembangan Anak yang Bersifat 3) Terapi perilaku
Nonnormatif 4) Terapi keluarga
Menurut penulis bahwa 5) Fisioterapi
kelainan yang muncul pada seorang
anak berkaitan erat dengan faktor- B. ANAK DENGAN GANGGUAN
faktor yang mempengaruhi BAHASA
perkembangan mereka, diantaranya :
1. Cetak Biru Biologis (Biological 1. Anak yang Gagap
Birthright) a. Penyebab Gagap
Banyak karakteristik yang Salah satu masalah dalam
sifatnya bawaan. Tidak semua gangguan komunikasi adalah
efek genetik muncul atau terlihat gagap, yaitu cara bicara yang
jelas saat kelahiran. Pengaruh ditandai dengan adanya
genetik terus berjalan memainkan pengulangan suara atau
peran sepanjang kehidupan perpanjangan suku kata atau
manusia hingga usia lanjut, dan pengulangan seperti orang gugup
bahkan berperan besar dalam atau terhenti sehingga
menentukan akibat kematian mengganggu irama alur bicara.
seseorang. Gagap muncul secara
Dalam perjalanannya dapat bertahap antara usia 2 hingga 7
terjadi kelainan genetis yang tahun, dan biasanya memuncak
lazim dikenal sebagai pada saat anak berusia 5 tahun
abnormalitas gen. Abnormalitas (Mash & Wolfe, 2005). Meskipun
ini dapat terjadi katika kromosom tidak ada penyebab jelas yang
tidak memiliki pasangan (tunggal) dapat menerangkan munculnya
atau sebagian kromosom hilang, gagap maka faktor keturunan
mengalami duplikasi (kelipatan) disinyalir memberikan kontribusi
atau salah (keluar) dari yang cukup besar, yaitu sebesar
tempatnya. 71% dalam terjadinya gangguan
2. Genetik dan Lingkungan ini.
a. Perbedaan jender b. Penanganan Anak yang
Perbedaan antara laki- laki dan Mengalami Gagap
perempuan. Banyak ahli mengatakan
b. Intelegensi EDKZD WLGDN DGD ³SHQJREDWDQ´
Peranan, sifat-sifat dan asal yang dapat dilakukan untuk
usul intelegensi. mengatasi gagap, namun

109
demikian dapat dilakukan terapi memiliki gangguan ini tidak dapat
pada mereka yang mengalami memahami suara-suara, kata-kata
gangguan ini. Diperlukan atau kalimat-kalimat tertentu.
motivasi dan dedikasi yang tinggi 2. Penyebab Gangguan Bahasa
dari penderita maupun orang- Ekspresif dan Reseptif
orang sekitarnya untuk mengatasi Penelitian-penelitian yang
gangguan ini. berkaitan dengan gangguan
Treatmen Psikologis yang komunikasi menemukan faktor-
paling dikenal luas adalah fakto yang mempengaruhi
mengajarkan pada orang tua cara gangguan komunikasi ini antara
bicara secara perlahan- lahan lain :
dengan anak, mengajarkan a. Faktor genetik
menggunakan kalimat-kalimat b. Fungsi otak
pendek dan sederhana, dan secara c. Infeksi telinga
bertahap memindahkan atau d. Lingkungan yang beresiko
mengurangi tekanan (tension) 3. Penanganan Anak yang
yang dirasakan anak saat bicara Mengalami Ganagguan Bahasa
(Smits-bandstra, & Yovetich, Ekspresif dan Reseptif
2003) Gangguan bahasa ekspresif
dan gangguan komunikasi lain
2. Anak yang Mengalami Gangguan yang sejenis, merupakan
Bahasa Ekspresif dan Reseptif gangguan yang dapat dikoreksi
1. Pengertian oleh anak secara mandiri
Gangguan bahasa ekspresif bersamaan dengan berjalannya
(ungkapan), yaitu suatu gangguan waktu pada usia sekitar 6 tahun,
yang terjadi saat seseorang tanpa memerlukan intervensi atau
menjalin komunikasi yang penanganan khusus. Meskipun
ditandai dengan ketidakmampuan demikian orang tua dianjurkan
dalam mengungkapkan perasaan untuk mencari pertolongan dalam
atau ide- idenya, meskipun rangka memahami keterlambatan
pemahaman bicaranya normal. bicara anak dan untuk
Seseorang anak dikatakan memastikan bahwa mereka telah
mengalami gangguan dalam melakukan semua yang mungkin
bahasa ekspresif bila terdapat dapat dilakukan dalam
jarak antara apa yang dimengerti menstimulasi perkembangan
oleh anak dengan apa yang ingin bahasa anak.
mereka katakan.
Gangguan berbahasa C. ANAK DENGAN PERILAKU
ekspresif harus dibedakan dengan INSECURE 1 (PENAKUT, RENDAH
gangguan berbahasa reseptif. DIRI, DAN PEMALU)
Seseorang dikatakan memiliki
gangguan berbahasa reseptif bila 1. Anak yang Penakut
ia mengalami kesulitan dalam a. Pengertian
memahami beberapa aspek dari Takut adalah emosi yang
bicara. Meskipun pendengaran kuat dan tidak menyenangkan,
mereka normal namun anak yang yang disebabkan oleh kesadaran

110
atau antisipasi akan adanya suatu a) Pengertian
bahaya (Schaefer & Millman, Dalam pengertian sehari-
1981). hari, orang sering menyebut anak
Ketakutan yang khas pada yang memiliki perasaan rendah
masa kanak-kanak meliputi rasa diri dengan sebutan minder. Anak
takut terhadap gelap, takut yang rendah diri adalah anak yang
ditinggalkan, takut terhadap suara memberi penilaian yang kurang
keras, penyakit, hantu, binatang, terhadap dirinya, termasuk pada
orang asing dan situasi yang tidak kompetensi-kompetensi yang
dikenal dimilikinya.
Secara lebih rinci terdapat tiga Anak yang rendah diri
faktor yang diidentifikasi sebagai memiliki perasaan tidak mampu,
sumber ketakutan pada masa pesimis, mudah kecil hati, mudah
kanak-kanak (Schaefer & menyerah, serta memiliki internal
Millman, 1981), yaitu sebagai locus if control. Anak-anak yang
berikut : merasa gagal sering merasa
1) Luka fisik seperti racun, bahwa reward yang mereka terima
operasi, perang, dan ketakutan disebabkan oleh keberuntungan
untuk diculik. dan adanya kesempatan, bukan
2) Badai seperti kejadian- hasil dari tindakan mereka sendiri
kejadian alam, huru hara, padahalreward dapat menjadi
keadaan gelap, kematian sesuatu yang efektif jika anak
(ketakutan-ketakuan ini percaya bahwa reward yang
menurun sejalan dengan diterima disebabkan oleh
bertambahnya usia) karakteristik dan tingkah lakunya
3) Stres psikis seperti ujian yang sendiri.
dihadapi, kesalahan yang b) Penanganan
dilakukan, kejadian-kejadian Ada sejumlah hal yang dapat anda
sosial, sekolah dan kritik. lakukan untuk mengatasi rasa
Ketakutan dapat membuat rendah diri anak (Schaefer &
anak menghindari situasi Millman, 1981)
kompetitif dan hubungan dengan 1) Meningkatkan pemahaman
teman sebaya. diri
b. Penanganan 2) Mendukung kompetensi dan
Ketakutan dapat diatasi kemandirian anak
dengan melakukan kegiatan 3) Menyediakan kehangatan dan
bermain bersama anak, penerimaan
menunjukkan empati dan 4) Fokus pada hal- hal positif
dukungan, mengekspos situasi yang dapat dilakukan anak
yang menakutkan kepada anak, 5) Menyediakan pengalaman
menjadi model untuk anak, serta yang konstruktif
memberikan penghargaan 6) Meningkatkan rasa percaya
terhadap keberanian yang dicapai diri anak
anak. 7) Memberikan reward
(penghargaan)
2. Anak yang Rendah Diri

111
3. Anak yang Pemalu 1) Keadaan subjektif yang
a. Pengertian berkaitan dengan ketegangan,
Anak yang pemalu adalah ketakutan, dan perasaan tidak
anak yang bereaksi secara negatif mampu untuk mengatasi
terhadap stimulus baru serta (coping).
menarik diri terhadap stimulus 2) Respons tingkah laku seperti
tersebut. Anak yang pemalu menghindar dari situasi yang
umumnya sering menghindari menimbulkan ketakutan,
orang lain, hati- hati, ragu-ragu terganggunya fungsi bicara,
untuk melakukan sesuatu, serta motorik dan unjuk kerja pada
kurang memiliki keterampilan tugas-tugas kognitif yang
sosial. kompleks.
b. Penanganan 3) Respons fisiologis yang
Hal hal yang dapat anda lakukan meliputi ketegangan otot,
untuk membantu anak didik yang peningkatan detak jantung,
memiliki sifat pemalu adalah tekanan darah dan kecapatan
(Schaefer & Millman, 1981) : pernapasan, mulut menjadi
1) Mendukung dan memberi kering, mual, diare dan
reward terhadap sosialisasi pusing. (Alloy, 1999;
yang dilakukan anak Wenar,1994)
2) Mendukung kepercayaan diri Dalam jumlah tertentu,
dan sikap yang wajar kecemasan adalah sesuatu yang
3) Menyediakan suasana yang normal. Kecemasan baru disebut
hangat dan penuh penerimaan sebagai gangguan jika terdapat
4) Melatih keterampilan sosial pengalaman yang intens, tidak
pada anak rasional, dan perasaan tidak
5) Menyediakan agen sosial mampu untuk mengatasi. Secara
untuk anak umum, anak yang pencemas
6) Membuat kegiatan yang cenderung memiliki kualitas
merangsang anak untuk negatif dalam karakteristik
berinteraksi kepribadian.
b. Penanganan
D. ANAK DENGAN PERILAKU Sebagai guru, ada beberapa
INSECURE 2 (PENCEMAS) hal yang dapat anda lakukan
(Schaefer & Millman, 1981)
1. Anak yang Pencemas dalam menghadapi anak didik
a. Pengertian yang memiliki kecemasan
Kecemasan merupakan berlebihan, yaitu :
ketakutan akan hal- hal yang akan 1) Menerima anak dan
dialami dimasa depan dan menenangkan hatinya
keadaan tersebut mempengaruhi 2) Menggunakan bermacam-
individu dalam berbagai area macam strategi untuk
fungsional. mengatasi kecemasan
Kecemasan memiliki tiga 3) Mendorong anak untuk
komponen dasar, yaitu : mengekspresikan perasaannya

112
4) Meningkatkan kemampuan ditakuti secara perlahan,
anak untuk memahami dan setelah melalui periode
memecahkan masalah yang mengamati.
dihadapinya Cara lain yang dapat
5) Jika usaha- usaha diatas tidak dilakukan adalah dengan cara
berhasil, ada baiknya meminta sengaja mendekatkan anak
bantuan kepada tenaga pada objek yang ditakutinya.
profesional b. Fobia Sekolah
1) Pengertian
2. Macam-macam Gangguan Fobia sekolah
Kecemasan merupakan ketakutan yang
a. Fobia tidak rasional terhadap aspek
1) Pengertian dari situasi sekolah. Gangguan
Fobia merupakan ini disertai oleh simptom-
ketakutan yang tidak realistis, simptom fisiologis dari
intens, dan mengganggu kecemasan dan kepanikan
terhadap objek atau peristiwa apabila anak ditinggalkan
yang relatif tidak berbahaya. serta menyebabkan
Penyebab fobia belum ketidaksanggupan pada anak
diketahui secara pasti untuk pergi sekolah.
Ada bermacam- macam bentuk Ada dua bentuk fobia sekolah,
fobia . beberapa diantaranya yaitu :
yang umum adalah : x Fobia sekolah murni (true
x Agoraphobia adalah fobia school phobia)
terhadap ruang terbuka disebabkan oleh adanya
x Claustrophobia adalah ketakutan terhadap
fobia terhadap ruang beberapa aspek dari
tertutup lingkungan sekolah.
x Acrophobia adalah fobia x Gangguan kecemasan
terhadap ketinggian akan perpisahan
(Bakwin & Bakwin, (separation anxiety
1972) disorder) dihasilkan oleh
2) Penanganan adanya ketakutan untuk
Sebagai guru salah satu berpisah dengan
bentuk penanganan yang pengasuhnya, terutama
dapat anda lkaukan adalah ibu.
menjadi model yang baik 2) Penanganan
untuk anak. Dengan modeling, Keraney dan Silverman
anak mengamati bagaimana (Wenar, 1994)
anda berinteraksi secara mengemukakan bahwa
adaptif dengan objek yang penanganan terhadap anak-
ditakutinya. Yang paling anak fobia sekolah seharusnya
efektif adalah participatory disesuaikan dengan ketakutan
modeling, artinya anak yang dialami anak. Misalkan
bergabung dengan model anak yang mencoba
untuk mendekati objek yang melepaskan diri dai situasi

113
sosial yang tidak rata-rata, memiliki pandangan
menyenangkan, misalnya moral yang kaku disertai
hubungan dengan teman yang perasaan bersalah, dan
tidak memuaskan, ditangani memiliki kehidupan fantasi
dengan teknik modelling dan yang aktif.
restrukturisasi kognitif. 2) Penanganan
c. Gangguan kecemasan yang Penanganan gangguan
berlebihan obsesif-kompulsif dilakukan
1) Pengertian dalam bentuk pencegahan
Suatu gangguan respons tingkah laku
kecemasan disebut gangguan ritualistik dan penanganan
kecemasan berlebihan jika medis.
gangguan tersebut dialami Intervensi tingkah laku
selama periode waktu dalam bentuk pencegahan
enambulan atau lebih dengan respons, yaitu mencegah
tanda-tanda sulit untuk tenang, munculnya tingkah laku
terdapat keluhan fisik, ritualistik. Penanganan yang
perasaan tegang dan sulit bersifat medis dapat pula
untuk rileks. diberikan oleh dokter untuk
2) Penanganan membantu anak yang
Penangan terhadap anak mengalami gangguan obsesif-
yang mengalami gangguan kompulsif.
kecemasan yang berlebihan
dilakukan melalui modelling, E. PERILAKU ANTISOSIAL
kegiatan bermain peran dan
pelatihan relaksasi. 1. Anak dengan Perilaku Antisosial
d. Gangguan Obsesif-Kompulsif a. Pengertian Anak yang Tidak
1) Pengertian Patuh
Obsesi adalah pikiran Kepatuhan adalah
atau bayangan yang tidak melakukan apa yang diminta
dapat dicegah dan terus ada oleh orang lain dengan tepat
dalam kesadaran seseorang dan sesuai. Kebanyakan anak
sekalipun ia memandang hal menunjukkan ketidakpatuhan
itu sebagai sesuatu yang tidak terhadap perintah orang tua
menyenangkan dan ingin atau mungkin gurunya dimulai
dihindarkan. saat anak masih sangat muda,
Kompulsi adalah yaitu diusi 2-3 tahun. Pada usia
tindakan stereotip yang ini anak telah memiliki
mendorong seseorang untuk keinginannya sendiri hingga
mengulangi tindakannya lagi menjadi hal yang berat bagi
dan lagi meskipun ia tidak anak ketika mereka melakukan
ingin melakukannya. apa yang diperintahkan.
Anak yang mengalami b. Karakteristik dan Penyebab
gangguan obsesif-kompulsif Anak yang Tidak Patuh
cenderung memiliki
intelegensi yang berada diatas

114
Menurut Schaefer & 1) Menghindari perilaku
Millman (1981) ada 3 bentuk kekuasaan atau perilaku
ketidakpatuhan, yaitu : mengalah. Gunakan pola
1) The Passive Resistant asuh authoritative, yaitu
Type, yaitu anak menjadi menciptakan jenis aturan
diam atau menghindari yang dikombinasikan
perintah dengan cara pasif, dengan cinta dan alasan
mengikuti perintah tetapi yang jelas.
dengan setengah hati. 2) Menciptakan hubungan
2) The Openly Defiant Type, yang akrab dengan anak.
yaitu anak secara langsung 3) Berbuat responsive, selalu
menolak perintah secara siap ketika anak
verbal. membutuhkan kita.
3) The Spiteful Type of
Noncompliance, yaitu anak 2. Perilaku Temper Tantrum
melakukan hal yang a. Pengertian
sebaliknya dari yang Perilaku temper tantrum
diperintahkan. adalah suatu ekspresi kemarahan
Lebih lanjut, Schaefer yang sangat kuat, lepas kontrol,
& Millman (1981) juga yang disertai perilaku-perilaku
menjelaskan berbagai seperti menangis, menjerit,
penyebab yang mendasari menghentakkan kaki dan tangan
terjadinya sikap ini, pada lantai serta perilaku agresif
diantaranya : (memukul, menendang).
1) Kurangnya disiplin, orang Perilaku temper tantrum
tua terlalu bersikap sering dikatakan sebagai reaksi
permisif dan sulit untuk yang berlebihan dari seorang anak
PHQJDWDNDQ ³WLGDN´ SDGD ketika keinginannya tidak
anak. dipenuhi. Temper tantrum akan
2) Pemberian disiplin yang menjadi masalah yang serius bila
sangat keras. ia menjadi cara pemecahan
3) Pemberian disiplin yang masalah favorit bagi anak untuk
tidak konsisten. memperoleh keinginannya.
4) Anak-anak biasanya sulit Dalam kidsource.com disebutkan
untuk patuh bila mereka ada 3 jenis tantrum, yaitu :
lelah, sakit, lapar atau 1) Manipulative Tantrum, terjadi
sedang ada tekanan ketika anak tidak memperoleh
emosional. apa yang diinginkannya.
c. Penanganan Anak yang Tidak 2) Verbal Frustation Tantrum,
Patuh terjadi ketika anak tahu apa
Agar anak patuh pada yang ia inginkan tetapi ia
kita, kita harus menjalin kerja tidak tahu bagaimana cara
sama yang baik dengan anak. menyampaikan keinginannya
Hal yang paling pentin untuk secara jelas.
menjalin kerjasama dengan 3) Temperamental tantrum,
anak adalah : terjadi ketika tingkat frustasi

115
anak mencapai tahap yang
sangat tinggi, dan anak 1. Anak dengan Retardasi Mental
menjadi sangat tidak a. Pengertian
terkontrol, sangat emosional. Berdasarkan definisi dari
Berikut ini adalah karakteristik Asosiasi Retardasi Mental di
anak yang sering menunjukkan Amerika terdapat 2 ciri utama
perilaku temper tantrum : yang harus ditampilkan oleh
1) Anak sering berada dalam seorang anak yang dicurigai
kelelahan, tekanan, dan mengalami gangguan retardasi
kecemasan yang tinggi. mental sebelum berusia 18 tahun,
2) Anak yang mmeiliki yaitu :
temperamen sulit, sering stres. 1) Memiliki taraf kecerdasan
3) Anak yang memiliki orang tua yang secara signifikan berada
yang sensitif. di bawah rata-rata kecerdasan
b. Penanganan dibawah anak sebayanya atau
Penanganan anak yang dengan IQ dibawah 70.
menunjukkan perilaku temper 2) Tidak dikuasainya perilaku
tantrum adalah sebagai berikut : adaptif.
1) Mencoba mengerti dan Perilaku adaptif terdiri atas
memahami jenis tantrum apa beberapa aspek keterampilan atau
yang terjadi pada saat itu kemampuan, yaitu komunikasi,
karena setiap jenis tantrum bantu diri, aktivitas rumah tangga,
memiliki penanganan yang sosial, kemasyarakatan,
berbeda-beda. pengarahan diri, kesehatan dan
2) Mencoba mencatat hal- hal keamanan, pelajaran/akademik,
yang dapat menyebabkan anak rekreasi, pekerjaan.
berlaku temper tantrum. Secara umum, penyebab
3) Mencoba untuk retardasi mental dapat terjadi
mengendalikan diri, tidak karena faktor genetik, biologis
terpancing oleh perilaku non-keturunan, dan lingkungan.
tantrum anak yang membuat Anak dengan retardasi mental
orang tua menjadi lepas memiliki karakteristik yang dapat
kontrol. diamati yaitu adanya kendala pada
4) Tidak melakukan argumentasi aspek rentang perhatian, daya
atau mencoba menjelaskna ingat dan cara belajar.
tindakan anda pada anak yang b. Penanganan
sedang tantrum. Dalam memberikan materi
5) Tidak memberikan reward belajaran, terdapat beberapa cara
terhadap perilaku tantrum. yang dapat diterapkan oleh guru,
6) Tidak menggunakan obat yaitu :
untuk menghentikan perilaku 1) Kenalkan materi pelajaran
tantrum anak. yang baru dengan perlahan-
lahan.
2) Dalam memberikan instruksi
F. ANAK DENGAN MASALAH atau keterangan henkanya
FUNGSI INTELEKTUAL guru membantu siswa untuk

116
memusatkan perhatiannya kemampuan atau prestasi
terlebih dahulu. individu yang luar biasa pada
3) Keterangan yang disampaikan satu atau beberapa aspek,
hendaknya diterapkan dalam seperti kecerdasan umum,
bentuk yang nyata dan secara kemampuan pada bidang
bertahap. pelajaran khusus, kreativitas,
kepemimpinan, bidang seni
2. Anak dengan Gangguan Down ataupun psikomotor.
Syndrome Anak berbakat memiliki
Down syndrome adalah suatu kemampuan untuk menguasai
keadaan fisik yang disebabkan oleh pelajaran atau keterampilan
mutasi gen ketika anak masih berada tertentu dengan cepat dan
dalam kandungan. Dokter yang mudah sesuai aspek
pertama kali mengidentifikasi keberbakatannya.
gengguan down syndrome adalah Sebagian besar anak
john langdon down. berbakat memiliki harga diri
Anak dengan down syndrome yang lebih tinggi, lebih
memiliki ciri-ciri fisik yang khas, terampil dalam kehidupan
terutama pada bagian wajah. Ukuran sosial, dan memiliki
kepala terlihat kecil, lidah anak penyesuaian emosional yang
tergolong besar dengan mulut yang diatas rata-rata.
kecil. Bentuk mata khas dengan Namun, banyak anak
kelopak mata yang seakan akan sulit berbakat yang justru
membuka, batang hidung datar, leher mengalami masalah emosi dan
pendek dan bentuk jari tangan yang sosial karena kebosanan dan
pendek dan melengkung serta telapak frustasi akibat tidak
tangan seperti berbentuk persegi dipenuhinya kebutuhan mereka
empat. akan materi pelajaran atau
Mayoritas anak down aktivitas yang memang lebih
syndrome mengalami keterlambatan tinggi dibandingkan anak
perkembangan yang juga berpengaruh sebayanya.
terhadap perkembangan b. Penanganan
kecerdasannya. Akibatnya Secara umum terdapat
kebanyakan mereka mengalami dua pendekatan utama dalam
retasdasi mental sedang. menangani pembelajaran anak
berbakat, yaitu sebagai berikut
3. Anak yang Berbakat :
a. Pengertian 1) Enrichment (pengayaan)
Secara tradisional, anak adalah suatu usaha untuk
berbakat adalah individu memberikan pengetahuan
dengan kecerdasan umum yang atau keterampilan dalam
berfungsi sangat jauh diatas tingkatan yang lebih tinggi
rata-rata anak sebayanya, atau melalui aktivitas tambahan
dengan IQ diatas 130. didalam kelas, proyrk-
Saat ini, definisi anak proyrk yang diteliti, atau
berbakat lebih ditekankan pada

117
latihan yang diberikan oleh kekalahan. Ciri-ciri perilaku mau
ahlinya. menang sendiri yang melebihi
2) Acceleration (akselerasi) batas normal/bermasalah terlihat
merupakan suatu cara yang dari perilaku anak yang kurang
sering kali mampu mengontrol diri/emosi,
direkomendasikan bagi cenderung agresif, harga diri dan
anak-anak yang memang empati kurang berkembang,
sangat berbakat, terutama memiliki sikap penuntut, dan
pada bidang kecerdasan kualitas hubungan sosialnya
umum, dengan buruk.
mempercepat proses Penyebab perilaku mau
pendidikan mereka. menang sendiri biasanya karena
Untuk membantu perlakuan dan pola asuh orang
perkembangan anak berbakat, tua/pengasuh yang tidak tepat
terdapat beberapa langkah (kasih sayang orang tua
yang dapat kita lakukan berlebihan atau kurang, sikap
sebagai pengajar, yaitu : orang tua yang permisif, tidak
1) Sesuaikan tugas yang akan menanamkan disiplin, moral dan
diberikan dengan tanggung jawab yang diperlukan
kemampuan anak. anak sebagai pengarah dalam
2) Bentuk kelompok bagi berperilaku).
anak-anak yang memiliki b. Penanganan
kemampuan yang setara. Penanganan yang dapat
3) Beri kesempatan bagi anak dilakukan oleh guru maupun
untuk belajar secara orang tua/pengasuh terhadap anak
mandiri. yang mau menang sendiri adalah
4) Bantu anak untuk dengan memahami terlebih
menetapkan hasil akhir dahulu penyebabnya
yang lebih tinggi 1) Mengajar dan melatih perilaku
dibandingkan teman- yang diinginkan, yaitu bisa
temannya. kontrol diri, tunda keinginan,
5) Gunakan sumber-sumber terima kekecewaan,
lain dalam pembelajaran. tumbuhkan empati dan harga
diri, dan kata hati.
2) Pemberian kasih sayang,
G. ANAK DENGAN perhatian dan pujian dalam
KETIDAKMATANGAN SOSIAL- takaran yang cukup dan waktu
EMOSIONAL yang tepat, secara konsisten
cegah perilaku mau menang
1. Mau Menang Sendiri sendiri.
a. Pengertian
Ketidakmatangan sosial- 2. Dependen
emosional bisa tampil dalam (Ketergangungan/Tidak
bentuk perilaku mau menang Mandiri)
sendiri, yaitu perilaku anak yang a. Pengertian
tidak mau dan tidak menerima

118
Dependen adalah sikap 4) Beri kesempatan anak
dan perilaku anak yang untuk mengambil
cenderung minta bantuan keputusan dan menentukan
orang lain dalam melakukan apa yang akan dilakukan
pekerjaan yang sebenarnya atau dipilihnya, beri
bisa dilakukannya sendiri. penghargaan bila ia mau
Penyebabnya adalah anak dan dapat melakukannya.
kurang mendapat kesempatan
dan latihan untuk DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan keterampilan,
selalu dibantu sehingga Clerg, Linda. 1994. Tingkah Laku dari
memang akhirnya menjadi Sudut Pandang Perkembangan.
tidak mampu, atau merasa Jakarta: Gramedia.
tidak mampu melakukan
karena sering mendapat Landsdown, Richard. Walker, Marjorie.
kritikan atau celaan atas hasil 1996 <RXU &KLOGV¶V 'HYHORSPHQW
kerjanya yang dinilai lambat from birth to adolescence. London:
dan tidak rapi oleh Frances Lincoln.
ibu/pengasuhnya.
b. Penanganan Mayes, Linda. C. Cohen, Donald, J. 2002.
Penanganan diarahkan Guide to Understanding Your Child:
untuk meningkatkan Healthy Deveopment From Birth to
keterampilan dan harga dirinya Adolescence. Boston: Little Brown.
dengan beberapa cara sebagai
berikut : McDevitt, Teresa. M. Ormrod, Jeanne
1) Berikan kesempatan dan Ellis. 2002. Child Development and
latihan pada anak untuk Education. New Jersey: Merril
melakukan hal-hal yang Prentice Hall.
sebenarnya dapat
dilakukan, dengan selalu Halllahan, Daniel P. Kauffman, James M.
disertai dukungan dan 2006. Exceptional Learners:
penghargaan sekecil Introduction to Special Education.
apapun prestasi/ hasil 10th Ed. Boston: Pearson.
kerjanya.
2) Tanamkan disiplin, Flick, Grad. L. 1998. ADD/ADHD
rutinitas, dan batasan- Behavior-Change Resource Kit:
batasan yang realitas. Ready to Use Strategies & Activities
3) Hindarkan/minimalkan for Helping Children with Attention
situasi yang dapat Deficit Disorder. New York: The
menyebabkan anak merasa Centre for Applied Research in
tertekan, terancam Education.
sehingga timbul kecemasan
dan rasa takut, yang akan Khine, Myint Swe (eds). 2004. Teaching
menghambat gerak dan andn Classroom Management: An
langkahnya. Asian Perspective. Singapore:
Pearson-Prentice Hall.

119
Paul, Henry A. 2000. Is My Child OK?.
New York: Dell

120

Anda mungkin juga menyukai