Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
PENGENALAN MIKROBA DAN ISOLASI MIKROBA
(JAMUR)

OLEH :

MEISYA MICHELLE
2006134989

AGROTEKNOLOGI-C

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
I. JUDUL
Judul pada praktikum ini yaitu Pengenalan Mikroba dan isolasi
Mikroba (jamur)
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini Untuk mengetahui morfologi (bentuk) dan jenis
dari jamur yang terdapat pada tempe, tongkol jagung dan roti.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat dan Bahan Pengenalan Mikroba (Jamur)
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu jarum preparat
(jarum osea), objek gelas, cover gelas, mikroskop, kapas dam kertas
kering.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tonkol
jagung dan roti, aquades steril dan alkohol.
3.2 Alat dan Bahan Isolasi Mikroba (jamur)
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu LAFC, Pinset,
Gunting, Bunsen, Pisau cutter, Cawan petri, Jarum ose, Gelas kimia,
Sprayer.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Daun
kelapa sawit terserang bercak daun, Na Hipoklirit, PDA, Plastik Warp,
Kertas label, Aquades, Alkohol, Aluminium foil .
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Jamur adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Jamur atau fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang
uniseluler sampai jamur multiseluler, seperti jamur payung dan jamur kuping
yang tumbuh di kayu. Pada umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik utama,
yaitu (1) eukariotik, (2) menggunakan spora sebagai alat
perkembangbiakannya, dan (3) heterotrof. Sebagai tambahan, jamur
membutuhkan tempat yang lembab dan hangat agar dapat tumbuh. Oleh
karena itu, jamur banyak ditemukan di makanan yang lembab, di dasar kulit
batang pohon, di dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi yang lembab.
Oleh karena bersifat heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting karena
berperan sebagai pengurai dan ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di tanah
(Subahari, 2008).
Sebagian besar tubuh fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut
hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang disebut miselium.
Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap
nutrien dari lingkungan dan miselium fertile yang berfungsi dalam
reproduksi. Fungsi tingkat tingi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas
yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi
dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir (Syamsuri, 2004).
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang
menutupi inti dan mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun
mereka berbeda mencolok dalam ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki
karakter tertentu, termasuk car mereka mendapatkan makanan. Jamur yang
paling sederhana adalah ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi
tersebar luas di tanah, daun, buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan
penting dalam kedokteran, penelitian biologi, dan industri makanan
(Solomon, 2011).
Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler
dan sel tunggal (ragi). Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai
filamen dan ragi, tetapi kebanyakan tumbuh sebagai filamen, hanya sedikit
spesies yang tumbuh sebagai ragi. Ragi biasanya berada di tempat yang
lembab, termasuk getah tumbuhan dan jaringan hewan, dimana terdapat
nutrisi seperti gula dan asam amino (Campbell et al., 2009).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam
danmenumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalahmemisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal daricampuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan denganmenumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatukoloni sel yang tetap pada
tempatnya.
Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan berbagai cara namun yang
paling umum dan dan banyak digunakan adalah metode goresan dan metode
agar tuang
a. Metode goresan (streak plate method)
Metode ini pada dasarnya adalah menggoreskan suspensi bahan
yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai
dengan cawan petri. Cara gores ada beberapa macam seperti goresan
langsung, goresan kuadran, goresan radian. Setelah inkubasi maka pada
bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni yang terpisah yang mungkin
berasal dari sel bakteri sehingga dapat diisolasi lebih lanjut
b. Metode agar tuang (pour plate method)
metode ini pada dasarnya adalah menginokulasikan agar steril yang
telah didinginkan sampai suhu sekitar 45-50C (agar masih dalam bentuk)
dengan suspensi bahan yang mengandung bakteri selanjutnya
menuangkan ke dalam cawan petri. Setelah inkubasi akan tumbuh koloni
yang mungkin berasal dari satu sel sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
V. CARA KERJA
5.1 Cara Kerja Pengenalan Mikroba (Jamur)
Cara kerja 1
a. Mula-mula objek glass dibersihkan dari lemak dan debu
menggunakan alkohol kemudian ditetesi dengan aquades pada
bagian tengahnya nya
b. Jamur pada tempe diambil sedikit dengan menggunakan jarum
preparat, kemudian diletakkan di atas objek gelas yang sudah ditetesi
dengan aquades tadi, jika miseliumnya mengumpul, dipisahkan
dengan menggunakan dua buah jarum preparat
c. Setelah itu ditutup dengan cover glass dan dijaga agar jangan
berbentuk gelombang gelombang udara
d. Kemudian amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
(10x10) dan perbesaran sedang (10x45)
e. Ulangi pekerjaan di atas untuk jamur pada tongkol jagung dan jamur
pada roti
f. Amati dan gambar serta beri keterangan yang lengkap
Cara kerja 2
a. Bersihkan gelas objek dengan alkohol sampai bebas dari lemak dan
debu, kemudian ditetesi dengan larutan laktofenol pada bagian
tengahnya.
b. Ambil sedikit biakan jamur trichoderma SP. Dengan jarum preparat
dan kemudian diletakkan di atas gelas objek yang telah diberi larutan
laktofenol.
c. Jika miselium trichoderma SP. Mengumpul supaya dipisahkan
dengan menggunakan dua buah jarum preparat
d. Kemudian ditutup dengan gelas penutup. harus dijaga agar pada
waktu meletakkan gelas penutup jangan sampai terbentuk
gelombang gelombang udara di dalam preparat
e. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah hingga kuat
f. Gambar dan beri keterangan keterangan yang lengkap.
5.2 Cara Kerja Isolasi Mikroba (Jamur)
a. Daun kelapa sawit dipotong kecil-kecil pada batas antara bagian
yang sehat dan sakit
b. Masukkan bahan dan alat yang akan digunakan kedalam LAFC
c. Tuang aquades ke dalam gelas piala
d. Masukkan potongan daun kelapa sawit ke dalam aquades rendam
selama 3 menit
e. Ambil daun kelapa sawit yang direndam pada aquades pindahkan
pada gelas piala yang berisi Na hipoklorit
f. Bilas menggunakan aquades selama 3 menit dan diulang sebanyak 3
kali
g. Keringkan pada tisu steril
h. Tuangkan media PDA ke dalam cawan petri
i. Letakkan potongan daun kelapa sawit ke dalam media PDA
j. Tutup cawan petri dan di warp
k. Beri label dengan catat tanggal melakukan isolasi
l. Simpan ke dalam lemari incubator
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil
Hari Gambar Keterangan
Pertama Belum terjadi
pertumbuhan jamur pada
media

Kedua - Belum terjadi


pertumbuhan
Ketiga - Mulai terjadi petumbuhan
Keempat Sudah terlihat
pertumbuhan jamur pada
media

6.2 Pembahasan
Pada pelaksanaan pratikum ini, dilakukan isolasi terhadap jamur
penyebab penyakit bercak daun pada kelapa sawit. Identifikasi Penyakit
Bercak Daun (Culvularia sp.) Penyakit ini menyerang daun pupus yang
belum membuka atau daun dua muda yang sudah membuka. Gejala awal
adalah bercak bulat kecil berwarna kuning tembus cahaya yang dapat
dilihat dikedua permukaan daun, bercak membesar, bentuknya bulat,
warnanya lambat laun berubah menjadi coklat muda dan pusat bercak
mengendap (melekuk). Setelah itu, warna bercak berubah menjadi coklat
tua dan dikelilingi oleh holo jingga kekuningan. Berdasarkan hasil
identifikasi di lapangan maka penyakit bercak daun disebabkan oleh
jamur patogenik dari genera Culvularia sp. dapat lebih dikenal sebagai
hawar daun culvularia. Penyebaran dapat melalui tanah, terbawa
hembusan angin, percikan air hujan, dan kemungkinan infeksi dari
serangga. (Sunarko, 2014).

Penyakit bercak daunmerupakan penyakit yang umum menyerang


bibit kelapa sawit. Beberapa jamur yang dapat diisolasi dari tanaman
bergejala bercak daun antara lain Curvularia sp., Cercospora sp.,
Botryodiplodia sp., dan Rhizoctonia sp. Bibit yang terinfeksi penyakit
bercak daun akan menunjukkan gejala bercakbercak berwarna coklat
seperti nekrosis (Semangun, 2000 dalam Elfina et al., 2009).

Pada tanaman kelapa dan kelapa sawit, cendawan ini merupakan


penyebab penyakit utama yang menyerang pada stadium pembibitan
yang sering disebut dengan penyakit bercak daun. Penyakit bercak daun
yang disebabkan oleh Curvularia sp. di pembibitan kelapa sawit dapat
mencapai 38% (Solehudin et al. 2012). Penyakit dapat menyebabkan
kematian bibit kelapa sawit apabila penyakit ini tidak dikendalikan.
Curvularia juga ditemukan sebagai penyebab penyakit bercak daun
kelapa sawit di Venezuela (Escalante et al. 2010), di Thailand Selatan
(Kittimorakul et al. 2013), dan di Kamerun (Oben et al. 2011).

Isolasi dilakukan dengam menggunakan metode penanaman


jaringan pada media PDA. Dimana daun kelapa sawit yang bergejala
bercak daun dipotong dengan ukuran 1 cm × 1 cm tepat pada daerah
yang bergejala. Yang selanjutnya di lakukan perendaman pada aquades
dan juga pada Na Hidpoklorit guna pensterilan. Potongan daun ini
selanjutnya secara aseptik diletakkan pada media potato dextrose agar
(PDA) di cawan Petri.
Pertumbuhan jamur yang diisolasi dari daun bergejala bercak
Berdasarkan pengamatan mikroskopis isolat Curvularia sp. yang berhasil
diisolasi selama 4 hari memiliki karakteristik mikroskopis berupa hifa
yang bewarna putih, dengan bentuk misellia halus dan arah
pertumbuhannya kesamping dan keatas.

VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat pada pratikum ini, pengenalan
mikroba dapat dilakukan dengan mengambil sebagian kecil dari
organisme untuk diamati dengan menggunakan mikroskop, yang
kemudian dapat di ihat bentuk morfologi dari mikroba jamur tersebut.
Selanjutnya, isolasi merupakan pengambilan atau memindahkan
mikroba dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai
biakan murni dalam medium buatan. Pemurnian isolat bertujuan untuk
mendapatkan biakan murni, bahwa biakan murni merupakan biakan
yang hanya mengandung satu jenis mikroorganisme. Isolasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah isolasi dengan cara
penanaman jaringan. Dipraktekan dengan melakukan isolasi terhadap
jamur penyebab penyakit bercak daun kelapa sawit pada media PDA, di
dapatkan pada hari keempat hifa berwarna putih, dengan bentuk
pertumbuhannya misellium yaitu halus dan arah pertumbuhannya
kesamping dan keatas.
7.2 Saran
Saat pelaksanaan pratikum hendaknya memahami mengenai
tindakan dan materi yang akan di lakukan saat pratikum. Pada
pelaksanaan cara kerja perendaman potongan daun pada Na Hidpoklorit
perlu di perhatikan dilakukan 3 menit, atau di sesuaikan dengan
sensitifitas jamur jika normalnya dilakukan 3-5 menit bisa dikurangi
disesuaikan dengan sensitifitas jamur.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B Reece., L.A Urry., M.L Cain., S.A Wasserman.,
P.V Minorsky., and R.B Jackson. 2009. Biology Ninth Edition.
Pearson Education Inc, Benjamin Cummings. San Fransisco.

Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W Martin. 2011. Biology Ninth
Edition. Brooks/Cole Cengage Learning. USA.

Subahar, T.S.S. 2008. Biologi. Penerbit Quadra. Surabaya.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai