Evaluasi materialitas dan risiko ada pada bagian tiga ( menilai risiko bisnis klien ), bagian lima
( menetapkan materialitas dan risiko audit yang diterima dan risiko inheren ), bagian enam ( memahami
pengendalian internal dan menilai risiko internal ), dan bagian tujuh ( mengumpulkan informasi untuk
menilai risiko kecurangan ) dalam proses perencanaan audit.
7-2. “Materialitas” adalah pengetahuan salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan terhadap suatu
laporan keuangan. Hubungannya dengan “mendapatkan keyakinan memadai” adalah untuk memberi
infomarsi kepada pengguna bahwa auditor tidak menjamin kelayakan penyajian laporan keuangan,
namun akan tetap ada beberapa resiko bahwa laporan keuangan tidak disajikan dengan layak walaupun
auditor sudah memberi “unqulified opinion”.
7-3. Karena materialitas merupakan salah satu pertimbangan utama yang penting dalam menentukan
ketepatan laporan audit. Jika laporan keuangan salah saji secara material, keputusan pengguna mungkin
akan terpengaruh dan dapat menyebabkan kerugian bagi mereka. Materialitas sulit diterapkan karena
sering ada banyak pengguna. Oleh karena itu, auditor harus membuat penilaian tehadap kemungkinan
pengguna dan keputusan yang akan mereka buat. Materialitas juga sulit diterapkan karena sifatnya yang
relatif atau tergantung pada perusahaann.
7-4. Pertimbangan awal materialitas dijelaskan pada SA 320.10 yang menyatakan bahwa “Pada saat
menetapkan startegi audit secara keseluruhan, auditor harus menentukan materilitas unutk laporan
keuangan secara keseluruhan.”. Terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi kebijakan awal
materiltas yang sudah ditetapkan auditor untuk laporan keuangan yang akan diaudit:
Kesalahan penyajian jumlah tertentu bisa material untuk perusahaan kecil namun terkadang
dianggap tidak material untuk perusahaan besar. Oleh karena itu konsep materialitas itu relatif dan
tidak absolut karena anggapan material dan tidak material tiap perusahaan itu berbeda-beda
Karena konsep materilitas bersifat relatid, maka diperlukan suatu dasar untuk menetapkan apakah
kesalahan penyajian dipandang material atau tidak.
7-5.
- Kesalahan penyajian yang menyangkut fraud akan dipandang lebih serius daripada kekeliruan
tidak disengaja meskipun jumlahnya sama. Hal ini dikarenakan perbuatan tersebut
merefleksikan kejujuran dan reliabilitas manajemen atau karyawan yang terlibat
- Kesalahan penyajian yang berjumlah kecil bisa dipandang material apabila berkaitan dengan
kewajiban kontraktual
- Kesalahan penyajian yang tidak terlihat material bisa dipandang material apabila memengaruhi
tren laba
7-6. Performance materiality adalah jumlah kesalahan saji maksimum yang ditetapkan oleh auditor
yang akan dianggap material untuk segmen individual atau saldo aku. Penilaian awal materialitas
ditetapkan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Jumlah performance materiality untuk akun
tertentu akan bergantung pada penilaian awal materialitas. Biasanya, performance materiality untuk
akun tertentu harus lebih rendah dari penilaian awal materialitas.
7-7.
- menetapkan materialitas tingkat rendah pada transaksi yang melibatkan CEO atau harga beli
perusahaan yang baru dimiliki yang lebih tepat dikarenakan para pengguna berharap ada
pengungkapan.
- Auditor menetapkan materialitas tingkat rendah pada akun kas karena auditor menduga
terdapat sedikit salah saji dalam akun kas tersebut
7-8.melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap lebih saji tersebut, lalu membandingkan perkiraan
total kesalahan dengan mempertimbangkan awal materilitas.Apabila total kesalahan penyajian melebihi
pertimbangan awal materialitas, laporan akan dipandang tidak wajar.
7-9. model resiko audit adalah suatu model yang menjelaskan hubungan umum dari berbabgai
komponen risiko audit dalam istilah matematis untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima.
Suatu ukuran bagaimana auditor menerima jika laporan keuangan mungkin mengandung salah saji
secara material setelah audit selesai dikerjakan dan menyatakan unqualified opinion.
IR : Risiko Inheren
Ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji materialyang disebabkan karena
kekeliruan atau kecurangan sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.
CR : Risiko pengendalian
Ukuran penilaian auditor tentang apakah kesalahan penyajian yang melebihi jumlah kesalahan bisa
ditoleransi pada suatu segmen akan dapat dicegah atau dideteksi tepat waktu oleh sistem pengendalian
internal klien.
DR : Risiko deteksi
Ukuran risiko apabila bukti audit tidak bisa mendeteksi kesalahan penyajian material yang melebihi
kesalahan saji yang bisa ditoleransi
Disebutkan dalam standar auditing, Risiko kesalahan penyajian merupakan gabungan dari risiko
pengendalian dan risiko inheren.
7-10. Peningkatan risiko deteksi terencana mungkin disebabkan oleh peningkatan risiko audit yang dpat
diterima atau penurunan risiko pengendalian atau risiko inheren. Penurunan risiko deteksi terencana
disebabkan oleh penurunan risiko audit yang dapat diterima atau peningkatan risiko pengendalian atau
risiko inheren.
7=11. Risiko inheren adalah suatu ukuran penilaian auditor tentang kemungkinan adanya kesalahan
penyajian material yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan sebelum mempertimbangkan
efektivitas pengendalian internal. Faktor yang menyebabkan risiko inheren tinggi :
7-12. Risiko inheren ditetapkan untuk tujuan audit per segmen dan bukan untuk keseluruhan karena
kesalahan penyajian terjadi pada tingkat objektif pada segmen. Dengan mengindentifikasi ekspetasi
salah saji segmen, aduitor dapat memodifikasi bukti audit dengan mencari salah saji di segmen tersebut.
Apabila risiko inheren meningkat dari menengah ke tinggi, auditor harus meningkatkan bukti audit yang
terakumulasi untuk menentukan apakah salah saji yang diharapkan benar-benar terjadi.
7-13. Kesalahan penyajian yang besar pada risiko ineheren dapat menyebabkan risiko inheren akan
ditetapkan pada tingkat yang tinggi. Risiko inheren memeliki hubungan berbanding terbalik dengan
risiko deteksi dan berbanding lurus dengan bukti audit yang direncanakan. Maka apabila terjadi
peningkatan risiko inheren, hal ini akan menyebabkan penurunan risiko deteksi terencana dan
mengharuskan auditor untuk meningkatkan tingkat butki audit yang direncanakan.
7-14. Risiko audit bisa diterima adalah suatu ukuran bagaimana auditor menerima jika laporan keuangan
mungkin mengandung salah saji secara material setelah audit selesai dikerjakan dan menyatakan opini
wajar tanpa pengecualian. Risiko audit yang bisa diterima memiliki hubungan terbalik dengan bukti audit
yang direncanakan. Jadi jika risiko audit yang bisa diterima berkurang, maka bukti audit yang
direncanakan harus meningkat.
7-15. Risiko deteksi direncanakan adalah suatu ukuran yang menyatakan bahwa bukti yag dikumpulkan
dalam segmen audit audit gagal mendeteksi salah saji yang melebihi jumlah yang dapat ditoleransi.
Risiko deteksi menentukan jumlah bukti substantif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor yang
berkebalikan dengan ukuran risiko deteksi. Jadi apabila risiko deteksi direncanakan ditetapkan rendah,
maka auditor harus melakukan pengujian substantif secara mendalam untuk mengumpulkan bukti audit
yang lebih banyak untuk mencapai risiko deteksi yang telah berkurang tersebut.
7-16. Auditor haurs merevisi komponen model risiko audit ketika bukti yang dikumpulkan selama aduit
menunjukkan bahwa penilaian asli aduditor atas risiko inheren atau risiko pengendalian terlalu rendah
atau terlalu tinggi atau penilaian awal terhadap risiko adudit yang dapat diterima terlalu rendah atau
terlalu tinggi.
7-17. Konsep materialitas dan risiko audit dalam pengauditan berhubungan erat satu sama lain dan tidak
bisa dipisahkan. Risiko audit adalah ukuran seberapa besar keinginan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan dapat salah saji secara material setalah audit selesai dan telah menyatakan
unqualified opinion, sedangkan materilitas menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima
oleh auditor agar pengguna laporan keuangan tidak terpangruh oleh salah saji tersebut. Auditor tidak
dapat menilai risiko kesalahan penyajian material tanpa mengetahui ukuran salah saji yang akan
dianggap material terlebih dahulu. Materialitas dan risiko audit dipertimbangkan secara bersamaan
dapat mengukur besaran ketidakpastian dari suatu jumlah tertentu. Kedua konsep ini amat penting
dalam perencanaan audit dan akan berdampak langsung pada bukti yang direncanakan auditor.
Homework
- Seringkali materialitas bisa menjadi tolak ukur salah saji untuk menentukan salah saji, jelaskan
Konsep materialitas berkaitan dengan keputusan pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas
dapat menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh auditor agar pengguna
laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Hal ini bisa menjadi salah satu tolak
ukur dalam menentukan tingkat kesalahan penyajian material yang dapat diterima.
- Menurut sudut pandang kalian mana yang lebih membahayakan? Secara keseluruhan atau per
asersi ?
Risiko kesalahan penyajian material pada laporan keuangan secara keseluruhan mengacu ke risiko
kesalahan penyajian secara luas terhadap lpaornakeuangan secara keseluruhan dan dapat
memengaruhi banyak asersi.Risiko kesalahan penyajian per asersi dinilai untuk menentukan sifat,
saat, dan luas prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan benar.
Dengan bukti audit tersebut, memungkinkan aduitor untuk menyatakan opini atas laporan keuangan
pada tingkat rendah yang dapat diterima.
7-1. Materiality and risk evaluation is in section three (assessing client business risk), section five
(determining materiality and accepted audit risk and inherent risk), section six (understanding
internal control and assessing internal risk), and section seven (gathering information to assess
fraud risk) in the audit planning process.
7-2. “Materiality” is the knowledge of a misstatement that could affect a decision on a financial
statement. The relationship with "getting reasonable assurance" is to provide information to users
that the auditor does not guarantee the appropriateness of the presentation of the financial
statements, but there will still be some risk that the financial statements are not presented properly
even though the auditor has given an "unqualified opinion".
7-3. Because materiality is one of the main considerations that are important in determining the
accuracy of the audit report. If the financial statements are materially misstated, users' decisions
may be affected and may cause them harm. Materiality is difficult to implement because there are
often many users. Therefore, the auditor must make an assessment of the possible users and the
decisions they will make. Materiality is also difficult to apply because it is relative or depends on the
company.
7-4. The initial consideration of materiality is explained in ISA 320.10 which states that “When
determining the overall audit strategy, the auditor shall determine materiality for the financial
statements as a whole.”. There are factors that can affect the initial materiality policy that the
auditor has set for the financial statements to be audited:
Misstatements of certain amounts can be material for small companies but are sometimes
considered immaterial for large companies. Therefore, the concept of materiality is relative and not
absolute because the material and immaterial assumptions of each company are different
7-5.
- Misstatements involving fraud will be taken more seriously than unintentional errors even
though the amount is the same. This is because the act reflects the honesty and reliability of the
management or employees involved
- A small misstatement may be considered material when it relates to a contractual obligation
- Misstatements that do not appear to be material can be considered material if they affect
earnings trends
7-6. Performance materiality is the maximum amount of misstatement determined by the auditor
that would be considered material for an individual segment or balance I. A preliminary assessment
of materiality is established for the financial statements as a whole. The amount of performance
materiality for a particular account will depend on the initial assessment of materiality. Usually,
performance materiality for a particular account should be lower than the initial assessment of
materiality.
7-7.
- assigns a lower level of materiality to transactions involving the CEO or the purchase
price of a newly owned company which is more appropriate because users expect disclosure.
- because the auditor assign a level of materiality low level of cash accounts
because the auditor suspect there are minor misstatements in cash accounts
7-8. perform further examination of the overstatement, and then compare the estimated total
errors by considering the initial materiality. If the total misstatement exceeds the initial
consideration of materiality, the report will be deemed unreasonable.
7-9. audit risk model is a model that describes the general relationship of various components of
audit risk in mathematical terms to achieve an acceptable level of detection risk.
IR : Inherent Risk
A measure of the auditor's assessment of the possibility of material misstatement due to error or
fraud before considering the effectiveness of internal control.
CR : Control risk
A measure of the auditor's assessment of whether misstatements that exceed the tolerable amount
of error in a segment will be prevented or detected on a timely basis by the client's system of
internal control.
DR : Detection risk
A measure of risk when audit evidence cannot detect a material misstatement that exceeds the
tolerable misstatement
As stated in the auditing standards, the risk of misstatement is a combination of control risk and
inherent risk.
7-10. The planned increase in detection risk may be due to an increase in acceptable audit risk or a
decrease in control risk or inherent risk. The reduction in planned detection risk is due to a decrease
in acceptable audit risk or an increase in control risk or inherent risk.
7=11. Inherent risk is a measure of the auditor's assessment of the possibility of material
misstatement due to error or fraud before considering the effectiveness of internal control. Factors
that cause high inherent risk:
- The considerations needed to properly record account balances and transactions
7-12. Inherent risk is assigned for audit purposes on a segment basis and not as a whole because
misstatements occur at the segment objective level. By identifying expected segment
misstatements, auditors can modify audit evidence by looking for misstatements in the segment. If
inherent risk increases from medium to high, the auditor should increase the accumulated audit
evidence to determine whether the expected misstatements did occur.
7-13. A large misstatement of inherent risk may cause the inherent risk to be assigned a high level.
Inherent risk is inversely related to detection risk and directly proportional to planned audit
evidence. So if there is an increase in inherent risk, this will lead to a decrease in planned detection
risk and require the auditor to increase the level of planned audit evidence.
7-14. Acceptable audit risk is a measure of how the auditor accepts if the financial statements may
be materially misstated after the audit is complete and expresses an unqualified opinion.
Acceptable audit risk has an inverse relationship with planned audit evidence. Thus, if acceptable
audit risk is reduced, then planned audit evidence should increase.
7-15. Planned detection risk is a measure that states that the evidence collected in the audit
segment of the audit fails to detect misstatements that exceed the tolerable amount. Detection risk
determines the amount of substantive evidence the auditor plans to collect as opposed to a
measure of detection risk. So if the planned detection risk is set to be low, the auditor must perform
in-depth substantive tests to collect more audit evidence to achieve the reduced detection risk.
7-16. The auditor should revise the components of the audit risk model when evidence collected
during the audit indicates that the auditor's original assessment of inherent or control risk was too
low or too high or that the initial assessment of acceptable audit risk was too low or too high.
7-17. The concepts of materiality and audit risk in auditing are closely related to each other and
cannot be separated. Audit risk is a measure of how much the auditor is willing to accept that the
financial statements may be materially misstated after the audit is complete and has expressed an
unqualified opinion, while materiality indicates how much misstatement the auditor can accept so
that users of financial statements are not influenced by the misstatement. The auditor cannot
assess the risk of material misstatement without first knowing the size of the misstatement that
would be considered material. Materiality and audit risk taken together can measure the amount of
uncertainty from a certain amount. Both of these concepts are very important in planning the audit
and will have a direct impact on the evidence that the auditor plans.
Homework
The concept of materiality relates to the decisions of users of financial statements. The concept of
materiality can show how much misstatement the auditor can accept so that users of financial
statements are not affected by the misstatement. This can be one of the benchmarks in
determining the acceptable level of material misstatement.
- In your point of view, which one is more dangerous? Overall or per assertion ?
The risk of material misstatement of the financial statements as a whole refers to the broad risk of
misstatement of the financial statements as a whole and can affect many assertions. The risk of
misstatement per assertion is assessed to determine the nature, timing and extent of audit
procedures required to obtain sufficient audit evidence. and right. With such audit evidence, it is
possible for the auditor to express an opinion on the financial statements at an acceptable low level.