Fiksi
Fiksi
Tema:
1. Maya
2. Perih
3. Membekas
LUKA MAYA
Mataku terbuka lebar saat aku berada didepannya, terbuka tak hanya
sekedar terbuka, tetapi terbuka dengan linangan air mata yang penuh rasa amarah.
Amarah karena melihat tubuh ini tak ada luka, tetapi mengakibatkan rasa sakit yang
begitu mendalam, aku ini kenapa, luka apakah ini?
detik demi detik berlari hingga menjadi hari, waktu terus berjalan sesuai
dimensinya, kata-kata bergetar membentuk suatu getaran aksara do’a, satu bulan
berlalu tanpa ada perubahan. Kulihat ia masih sama seperti satu bulan yang lalu,
yang pasti dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Mata yang dulu kulihat
berseri-seri kini pudar hitam bak luka lama yang membekas karena kurang tidur.
Tubuh indah yang dulu kulihat sekarang berubah menjadi kering kerontang, seperti
hanya tertinggal kulit dan tulang. Goresan luka yang ada padanya semakin terasa
dalam jiwa ini.
Apa yang terjadi padanya? Usaha apalagi yang akan aku lakukan untuk
menolongnya? Inginku berdiri dengan punggung terbalik didepannya dan dengan
berhati-berhati melangkah maju menjauhi dan membiarkannya. Akan tetapi tak
akan sampai hati dan jiwa ini melakukannya, karena lukanya adalah luka mayaku.