Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NOVI ANDRIYANI
202102040050
2021
1
A. Pengertian Ca. Mamae / Kanker Payudara
Ca mammae (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya,
2013). Ca mammae adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara
(Karsono, 2006).
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak tekontrol
karena perubahan abnormal dari gen yang mengatur pertumbuhan sel. Secara
normal, sel payudara yang tua akan mati, kemudian di gantikan sel sel
payudara baru. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan
fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang mengatur
pertumbuhan sel termutasi (Santoso, 2009)
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau tidak
terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada bagian-bagian
tubuh lain dan nantinya dapat mengakibatkan kematian. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-
sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak
dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel
(Brunner dan Suddarth, 2005).
2
2. Stadium II A
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium II B
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium III A
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
tanpa penyebaran jauh.
Stadium III B
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan
keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks
atau tumor dengan edema pada tangan.
Stadium III C
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
4. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.
3
payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum
diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen
normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai
peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama, estradiol
dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan
Suddart, 2005).
Penyebab Ca Mammae menurut Adji (2010) :
1. Genetika
a. Adanya kecendrungan pada keluarga tertentulebih banyak kanker
payudara daripada keluarga yang lain.
b. Pada kembar monozygote, terdapat kanker yang sama
c. Terdapat kesamaan lateralisasi kanker buah dada pada keluarga dekat
dari penderita kanker payudara
d. Seorang dengan klinifelter akan mendapat kemungkinan 66 kali dari pria
normal atau angka kejadiannya 2%.
2. Hormon
a. Kanker payudara umumnya pada wanita, dan pada laki-laki
kemungkinannya sangat kecil.
b. Insiden akan lebih tinggi pada wanita diatas 35 tahun.
c. Saat ini pengobatan dangan menggunakan hormon hasilnya sangat
memuaskan
3. Virogen
Baru dilakukan percobaan pada manusia dan belum terbukti pada manusia
4. Makanan
Terutama makanan yang banyak mengandung lemak
5. Radiasi daerah dada
Sudah lama diketahui, radiasi dapat menyebabkan mutagen.
4
Faktor resiko untuk kanker payudara menurut Tasripiyah (2012) yaitu sebagai
berikut:
1. Usia di atas 40 tahun.
2. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.
3. Menstruasi pada usia yang muda/ usia dini.
4. Manopause pada usia lanjut.
5. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia lanjut.
6. Penggunaan esterogen eksogen dengan jangka panjang.
7. Riwayat penyakit fibrokistik.
8. Kanker endometrial, ovarium atau kanker kolon.
5
D. Patofisiologi Kanker Payudara
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasi sel-sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan
menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh
dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba
(kira-kira berdiameter1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastase
dengan penyebran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran
limfe dan aliran darah (Anoname 2, 2002).
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-
sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal
(Anoname 2, 2012).
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (Wijaya,
2013):
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
6
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami
suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
7
5. Gatal-gatal
6. Ekskoriasi kulit sekitar luka (pinggiran luka mudah teriritasi).
7. Mudah terinfeksi
8. Sulit sembuh
8
d. Computed Tomografi dan Magnetic Resonance Imaging Scans
Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi
kelainan payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini
mengambil perandalam mengevaluasi axila, mediastinum dan area
supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan stging
pada proses keganasan.
2. Invasiv
a. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20
atau yang lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area
yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai
untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini
sangat akurat.Namun pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa
gambaran histopatologi jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu
mengambil struktur jaringan sekitar.
b. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering
dilakukan. Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires
jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor
estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa
gambaran histopatologi.
c. Biopsy
d. Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound.
G. Komplikasi
Menurut Wijaya (2013) komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler (penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen
dan limfogen dapat mengenai hati, paru, pleura, tulang, sum-sum tulang
,otak ,syaraf.
2. Gangguan neuro varkuler
9
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
H. Penatalaksanaan
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya
tergantung pada stadium klinik payudara. Pengobatan kanker payudara
biasanya meliputi pembedahan / operasi, radioterapi / penyinaran,
kemoterapi, dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam
bentuk tunggal, tetapi dalam beberapa kombinasi (Tasripiyah, 2012).
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh
payudara yang terserang kanker payudara.Pembedahan paling utama
dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II.Pembedahan dapat bersifat
kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala
penyakit).Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian pemberian
terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang
besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh
sel kanker yang masih terisisa di payudara setelah payudara.tindakan ini
mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
10
leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini
biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan
muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat
menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga
dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau
menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.
11
I. Pathways
12
J. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama,
status perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung
jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti
penyakit payudara jinak hyperplasia tipikal.
2) Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami
kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko
empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini
3) Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian
hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti
estrogen suplemen.
4) Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.
5) Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan
yang memakai penyedap dan pengawet.
6) Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama
pada usia yang relative mudah dan menopause pada usia yang relative
lebih tua
7) Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah
melahirkan), infertilitas, dan melahirkan anak pertama pada usia yang
relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak menyusui
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat
diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan
bentuknya tidak beraturan.
2) Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai
membesar.
13
3) Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu
pada wanita yang tidak hamil.
4) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma
menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit.
5) Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan ,
mual, muntah, ansietas.
6) Terdapat edema (bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit,
dan ulserasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak
perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali
jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko
meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
2) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium.
3) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara
atau ovarium dibawah 40 tahun.
4) Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara
atau ovarium.
5) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien,
BB,Tinggi badan, tekanan darah, suhu, RR, Nadi.
b. Kepala
1) Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia
karna pengaruh kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.
2) Wajah
Biasanya tidak terdapat edema atau hematon.
14
3) Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan
oleh nutrisi yang tidak adekuat Sklera tidak ikterik,palpebra tidak
edema.
4) Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan
cuping hidung yang disebabkan klien sesak nafas terutama pada
pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-paru.
5) Bibir
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
6) Gigi
Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya
pembuluh darah dan caries positif
7) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
d. Dada atau Thorak
1) Inspeksi
Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan pada payudara,dengan ukuran 1-2 cm.
Pada stadium 2
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga
disebabkan payudara dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam
payudara besar tumor 5-10 cm.
Pada stadium 3B
15
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara
bahkan mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan otot dada.
Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan dan mestastase jauh keorgan lain seperti paru-paru.
2) Palpasi
Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker
belum bermetastase keorgan lain
Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker
belum bermetastase keorgan lain
Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker
belum bermetastase keorgan lain
Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker
belum bermetastase keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada
dan otot dada.
Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh
karena kanker sudah metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-
paru sehingga mengakibatkan paru –paru mengalami kerusakan dan
tidak mampu melakukan fungsinya.
3) Perkusi
Pada stadium 1
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.
Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena
kanker belum mengalami metastase.
Pada stadium 3A
16
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum
metastase.
Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate
paru dimana parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan
bunyi pekak pada paru-paru paien yang disebabkan pada paru-paru
pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika kanker
telah bermetastase pada organ paru.
Pada stadium 4
biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan
pada paru-paru pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan
efusi pleura akibat metastase dari kanker mammae yang berlanjut,dan
nafas akan terasa sesak.
4) Auskultasi
Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh
lapangan paru dan inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih
tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada, seprti ronchi (-)
dan wheezing (-)
Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh
lapangan paru clan inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih
tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga dapat terdengar
bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada,
seperti ronchi (-) dan wheezing (-)
Pada stadium 3 A
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh
lapangan paru dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya
lebih tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada daerah
suprasternal, interscapula: campuran antara element vaskuler dengan
bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan
wheezing (-)
17
Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih
panjang, lebih keras nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan
terdengar dan terdapat suara nafas tambahan seperti: Ronchi dan
Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh
bagian payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan
otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekspansi paru
dan compressive atelektasis.
Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi
dan terdengar. Dan terdapatsuara tambahan seperti : Ronchi dan
wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke bagian tubuh
lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya
penurunan ekspansiparu dan compressive atelektasis sehingga terjadi
penumpukan secret pada daerah lobus paru.
e. Jantung (Kardiovaskuler)
1) Inspeksi
Biasanya iktus tidak terlihat
2) Palpasi
Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
3) Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis
dektra, batas jantung kiri RIC V,1 jari media linea clavukularis
sinistra)
4) Auskultasi
Biasanya irma jantung murni,murmur (-)
f. Mammae (payudara)
1) Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan
berwarna merah dan payudara mengerut seperti kulit jeruk
2) Palpasi
18
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan
dan teraba pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul
benjolan kecil di bawah ketiak.
g. Perut
1) Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran
2) Palpasi
Biasanya bising usus (-)
3) Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba
4) Auskultasi
Tympani
h. Genitourinari
Biasanya genetalia bersih
i. Ekstremitas
Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi
j. Sistem intergument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit
klien tidak elastis
k. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
a) Makan
Sehat: biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan setengah
porsi
b) Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari
l. Eliminasi
1) Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
19
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna
kekunangan,pekat dan bau khas
2) Defekasi
Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna
kehitaman atau kemerahan, konsistensi padat dan bau khas
m. Istirahat dan Tidur
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di
bagian payudara
n. Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali
sehari,cuci rambut 1 kali dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah mandi
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali
sehari,cuci rambut 2 kali seminggu,pakain di ganti 1 kali sehari.
o. Data sosial ekonomi
Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan
dalam keluarga dan perubahan yang dialami sejak klien sakit,
penangguang jawab biaya perawatan klien selama sakit dan masalah
keuangan yang dialami saat ini.
p. Data psikologi
Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah
sakit, harapan klien terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah
diobati,dukungan dari keluarga baik dalam perubahan terhadap konsep
diri tidak seperti biasanya.
q. Data spritual
Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit tertinggal dan agak
terganggu di bandingkan dengan sehat rutin dan rajin beribadah,
pandangan klien terhadap penyakit tetap optimis selama segala penyakit
ada obatnya.
20
r. Pemeriksaan laboratorium/penunjang
1) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit
meningkat, trombosit meningkat.
2) Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini meningkat
3) Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma
mammae adalah sinar X, sinar X ini di perlukan selain untuk
screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah ada penyebaran
kanker ke paru-paru, ultrasonografi : diperlukan bersamaan dengan
mammografi untuk membedakan krista yang berisi cairan dengan
jenis lesi lainnya.
4) Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone estrogen
dan progesteron.
s. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan
radiologi di curigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk
tumor dengan jarum halus dan di sedot dengan spuit 10 cc sampai
jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi anatomi untuk
mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak
(benigna)
t. Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di
temukan dalam serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-
fetoprotein, HCG, asam dll)dapat membantu dalam mendiagnosis kanker
tetapi lebih bermanfaat sebagai prognostik
u. Tes kimia skrining
1) Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
2) Tes ginjal (BUN)
3) Tes hepar (bilirubin,AST/SGOT alkalin fosfat,LDH)
4) Tes tulang(alkalin fosfat,kalsium)
5) Sinar X dada
Menyelidiki penyakit paru metastasis
21
K. DIAGNOSA
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kerusakan integritas kulit
3. Defisiensi pengetahuan ansietas
4. Gangguan Citra Tubuh
5. Ketidakefektifan pola napas
6. Resiko infeksi
L. INTERVENSI
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : masalah ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi
Kriteria hasil : Perasaan mual berkurang atau hilang dan pasien mengatakan
nafsu makan meningkat
Intervensi :
a. Kaji status nutrisi pasien (penurunan BB, mukosa oral,riwayat mual dan
muntah)
R/ menetapkan derajat masalah untuk menentukan intervensi selanjutnya
b. Fasilitasi pasien untuk diet makanan yang disukai (sesuai indikasi)
R/ memperhitungkan keinginan pasien dapat meningkatkan nafsu makan
c. Ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
R/ mencegah rasa tak enak karena sisa makanan dan sisa sputum.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi
R/ merencanakan diet dengan gizi yang cukup
22
- Integritas kulit yang baik bias dipertahankan sensasi, elastisistas,
temperature, hidrasi, pigmentasi, tidak ada luka/lesi pada kulit
Intervensi :
a. Observasi terhadap eritema dan kepucatan serta palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
R/ hangat dan pelunakan adalah tanda perusakan jaringan
b. Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru mengalami
tekanan pada waktu berubah posisi
R/ menghindari kerusakan-kerusakan kapiler
c. Ajarkan pasien menjaga kulit seminimal mungkin hindari trauma, panas
terhadap kulit
R/ Mempertahankan keutuhan kulit
d. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotic
R/ untuk mencegah infeksi
23
R/ menentukan penangan secara spesifik
24
c. Ajarkan keluarga untuk selalu memberikan posisi pasien semi fowler
R/untuk memaksimalkan potensial ventilasi
d. Kolaborasi pemberian O2 tambahan
R/ meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen
6. Resiko infeksi
Tujuan : masalah resiko infeksi tertasi
kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi, menunjukkan terjadinya proses
penyembuhan luka
a. Monitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan bau luka
R/ untuk mengetahui keadaan luka dan perkembangannya
b. Lakukan perawatan luka secara steril
R/ agar tidak terjadi infeksi dan terpapar oleh kuman atau bakteri
c. Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka
R/ memandirikan pasien dan keluarga
d. Kolaborasi pemberian antibiotic
R/ pemberian antibiotic untuk mencegah timbulnya infeksi
25
DAFTAR PUSTAKA
26