Anda di halaman 1dari 4

Vol 7 No 1 Januari 2019

JDPP
Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran
http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/index

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA MIN JANTI

Hadi Cahyono

Article Information Abstrak


________________ Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan siswa sulit dalam belajar. Kerangka pemikiran penelitian ini adalah
pembelajaran seharusnya siswa bisa konsentasi dan menjalani pembelajaran dengan
Article History: baik. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal siswa tidak boleh mengalami
Accepted November 2018 kesulitan belajar. Berawal dari hal tersebut perlu diketahui faktor-faktor kesulitan
Approved December 2018 belajar siswa. Setelah diketahui faktor-faktor kesulitan tersebut maka akan dapat
diambil rumusan penyelesainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
Published January 2019 kualitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif.
________________ Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan
gambaran tentang kesulitan belajar siswa, tingkat pemahaman terhadap suatu mata
pelajaran (kognitif), proses pembelajaran berlangsung, pandangan atau sikap siswa
Keywords: (afektif), antusiasme, dan motivasi belajar. Kajian dipusatkan pada faktor-faktor
learning difficulties, students of kesulitan belajar siswa di kelas. Responden yang dipilih adalah siswa kelas IV
MIN Janti Madrasah Ibtidaiyah Negeri Janti Kecamatan Slahung. Metode pengumpulan data
dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
_________________
mengikuti pola azas penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan siswa di
MIN Janti Slahung mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor internal dan faktor
How to Cite: eksternal. Faktor internal yaitu faktor kurangnya motivasi dari guru, kurangnya minat
Hadi Cahyono (2019). Faktor- mengikuti pelajaran karena kurangnya penggunaan alat peraga. Sedangkan faktor
eksternal yaitu guru masih bingung menjalankan kurikulum yang berjalan, kurangnya
Faktor Kesulitan Belajar Siswa buku-buku bacaan pendukung.
MIN Janti: Jurnal Dimensi
Pendidikan dan Pembelajaran Abstract
Universitas Muhammadiyah The purpose of this study is to find out the difficulty learning factors. The framework of
Ponorogo, Vol 7 No 1 : Halaman this research is students should be able to concentrate and maintain their learning
1-4. well. To get the maximum learning result, students should not get difficulties in
learning process. For that reason, this study desire to analyze the students’ difficulty
_________________ learning factors. After analyzing the factors, the solution can be taken to solve all
problems. This research used descriptive qualitative method. Qualitative data analysis
is used to analyze these qualitative data. Qualitative data serve some information
related to the difficulties faced by students, understanding level of a subject (cognitive
aspect), teaching learning process, students’ attitude (affective), students’ enthusiasm,
and students’ motivation. This research is focused on the students’ difficulties learning
factors. The students of IV grade Madrasah Ibtidaiyah Negeri Janti Kecamatan
Slahung is chosen as respondent. Techniques of data collection are interview,
observation, and documentation. Data analysis is followed the qualitative research
principle. The result of this research shows that the students of MIN Janti Slahung get
difficulties in learning process which influenced by internal and external factors. The
internal factors are teachers have less of motivations, lack of learning equipment.
Meanwhile, the teachers are getting confused in running the appropriate curriculum
and lack of supporting books being external factors of students difficulty learning
factors.

© 2019 Universitas Muhammadiyah Ponorogo


Alamat korespondensi:
Universitas Muhammadiyah Ponorogo ISSN 2303-3800 (Online)
ISSN 2527-7049 (Print)
E-mail: hadicahyono0@gmail.com
Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 7, No 1, Januari 2019
ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print)

PENDAHULUAN sendiri dalam interaksi dengan


Pendidikan ialah suatu kebutuhan bagi lingkungannya.
siapapun dan sampai kapanpun. Pendidikan Mulyadi (2010: 6) menyatakan bahwa
membuat bangsa menjadi kuat dan kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam
masyarakat cendekia. Pemerintah harus pembelajaran yang ditandai oleh hambatan-
menyiapkan generasi penerus bangsa yang hambatan tertentu untuk mencapai hasil
berkualitas. Dalam rangka menciptakan belajar. Kemudian menurut Blassic dan Jones
pendidikan yang berkualitas dan selaras (dalam Irham dan Wiyani 2013: 253),
dengan globalisasi yang semakin kesulitan belajar yang dialami siswa
berkembang, perlu adanya pendampinga dan menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak
control terhadap jalannya pendidikan pada antara prestasi akademik yang diharapkan
setiap satuan pendidikan. dengan prestasi akademik yang dicapai oleh
Hamalik (1991) dalam bukunya siswa pada kenyataannya. Sedangkan
Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi pendapat kedua mengemukakan bahwa dari
Bandung mengatakan belajar adalah proses kesulitan tersebut akan berimbas pada
perubahan tingkah laku pada diri seseorang prestasi akademik siswa di kelas.
berkat pengalaman dan pelatihan, dimana Ahmadi dan Supriyono (2013)
penyaluran dan pelatihan itu terjadi melalui menyatakan ada dua faktor penyebab
interaksi antara individu dan lingkungannya, kesulitan belajar yaitu faktor intern dan
baik lingkungan alamiah maupun lingkungan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor
social. fisiologis (kondisi fisik siswa) dan faktor
Jika kita melihat pendapat tersebut psikologis (kondisi kejiwaan siswa). Faktor
ternyata belajar tidak hanya dalam rangka ekstern berasal dari luar diri siswa yaitu
untuk menguasai materi akan tetapi lebih dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
itu untuk mengubah perilaku siswa. Belajar Menurut uraian diatas dapat
merupakan kewajiban untuk seluruh disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah
manusia. Interaksi dengan alam dan suatu kondisi dalam pembelajaran yang
lingkungan sosial adalah belajar. Jadi, belajar ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu
itu luas dan siapa saja bisa belajar dimanapun untuk mencapai hasil belajar. Kedua, ada dua
dan kapanpun. faktor yang menjadi penyebab kesulitan
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor
harus ada siswa dan guru. Keduanya sama- eksternal. Pada penelitian serupa yang
sama mempunyai peran yang tak terpisahkan. dilakukan oleh Rahmah, dkk (2013)
Guru membutuhkan siswa dan siswa mendapatkan hasil bahwa faktor penyebab
membutuhkan guru. Pembelajaran dapat kesulitan belajar siswa disebabkan oleh
berlangsung dengan baik jika keduanya bisa faktor internal dan eksternal.
saling memahami dalam hal menciptakan
suasana kelas yang baik. Akan tetapi METODE PENELITIAN
terkadang ada masalah-masalah yang berasal Penelitian yang dilakukan merupakan
dari siswa yang belum diketahui guru secara penelitian kualitatif dengan menggunakan
mendalam kaitannya dengan masalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
pembelajaran di dalam kelas. Baik dalam mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
proses belajar mengajar maupun hal lainnya siswa di kelas. Lokasi penelitian yang
yang belum diketahui. diambil untuk kegiatan penelitian ini adalah
Belajar menurut Sri Anitah, dkk (2007: MIN Janti Kecamatan Slahung Ponorogo.
1.3) adalah proses mental dan emosional atau Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MIN
proses berfikir atau merasakan. Selanjutnya Janti Slahung.
Slameto (2005) mengungkapkan belajar Untuk mengumpulkan data yang
adalah suatu proses usaha yang dilakukan diperlukan dalam mendukung hasil
seseorang untuk memperoleh suatu penelitian, peneliti menggunakan instrumen
perubahan tingkah laku yang baru secara wawancara mendalam (indepth interview)
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dan analisis dokumen. Analisis data dalam

Hadi Cahyono | 2
Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 7, No 1, Januari 2019
ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print)

penelitian ini menggunakan teknik analisis 2. Guru (Wali Kelas IV)


deskriptif kualitatif . Pertannyaan: Apakah bapak
menggunakan alat peraga atau media
PEMBAHASAN lain untuk menunjang
Data Hasil Wawancara pembelajaran?Apakah bapak bisa
1. Siswa menyebutkan jumlah dan kondisi buku,
Pertanyaan: Apakah guru atau wali alat peraga yang ada di sekolah bapak?
kelasmu memberikan motivasi kepada Berikut transkip hasil wawancara
kamu didalam kelas?Apakah guru juga dengan guru berinisal SY yang
menggunakan alat peraga atau media merupakan wali kelas IV. “Terus terang
pembelajaran di kelas? saya masih bingung terhadap adanya
Menurut BE (informan) Kurikulum K13 ini karena agak
mengatakan “Guru saya jarang sekali merepotkan guru harus ini itu. Buku
memberi motivasi kepada kami sekelas bacaan untuk guru dan siswa sangat
tentang belajar kami”. Hal serupa juga terbatas, apalagi alat peraga. Ya ada,
diungkapkan oleh SR (informan) tapi sedikit dan jarang digunakan.
berdasarkan transkip pembicaraan, “Saya Bagaimana kondisinya sekarang saya
jarang sekali melihat guru memberikan juga tidak tahu. Saya sendiri jarang
arahan dan motivasi belajar kepada saya menggunakan alat peraga itu.”
dan teman-teman, beliau hanya mengajar Berdasarkan transkip wawancara
saja ketika dikelas.” Dari pernyataan diatas maka dapat diambil pemahaman
diatas sangat jelas bahwa BE dan SR bahwa beliau masih kebingungan
kurang mendapat motivasi dari guru terhadap pelaksanaan kurikulum K13
dalam pembelajaran. yang sekarang berjalan karena
BE mengatakan,”Guru sangat menurutnya cukup merepotkan karena
jarang menggunakan alat peraga yang harus menyesuaikan kembali. SY juga
ada dikelas.” Sedangkan SR juga mengatakan buku bacaan untuk siswa dan
mengatakan,”Guru kami itu suka guru masih kurang. Selanjutnya SY juga
berceramah sehingga kami bosan belajar menyadari bahwa masih belum intens
karena itu-itu saja.” Pernyataan tersebut dalam menggunakan alat peraga
menggambarkan bahwa guru kurang pembelajaran.
dapat memahami pembelajaran karena
guru kurang berminat dalam 3. Kepala sekolah
menggunakan alat peraga yang ada Pertanyaan: Kurikulum apakah yang
sehingga siswapun menjadi jenuh dalam dipakai di MIN Janti ini? Apakah semua
mengikuti kegiatan pembelajaran. guru sudah memahami kurikulum
Berdasarkan transkip jawaban tersebut? Bagaimana keadaan buku
wawancara diatas bisa ditarik kesimpulan pegangan guru dan siswa, apakah sudah
bahwa guru dalam kegiatan belajar tersedia secara lengkap? Bagaimana
mengajar kurang memberikan motivasi kondisi siswa-siswi jika dilihat dari
dan kurang menguasai materi perspektif ekonominya? Bolehkah kami
pembelajaran karena tidak memanfaatkan mengetahui keadaan prestasi akademik
alat peraga pembelajaran yang ada. dan non akademik apa saja yang sudah
Masalah tersebut merupakan salah satu dicapai oleh MIN Janti? Menurut bapak,
faktor yang membuat siswa menjadi kesulitan apa saja yang dialami oleh
kesulitan dalam proses belajarnya. siswa-siswi?
Selanjutnya akan dibahas transkip dengan
guru (Wali Kelas IV).

Hadi Cahyono | 3
Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 7, No 1, Januari 2019
ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print)

Dari beberaa pertanyaan tersebut, kurangnya minat siswa, kurangnya


dapat disimpulkan jawaban sebagai kecakapan mengikuti pelajaran karena
berikut. Menurut NH (informan) penggunaan alat peraga yang kurang.
mengatakan bahwa kurikulum sudah Sedangkan faktor eksternal yaitu guru
mengacu pada kebijakan pemerintah masih bingung menerapkan pembelajaran
karena pergantian kurikulum, kurangnya
yaitu K13. NH mengatakan bahwa buku
bahan-bahan bacaan, kurangnya
paket sudah ada akan tetapi buku penggunaan alat-alat peraga.
penunjang sebagai pelengkap belum ada. 2) Hal ini serupa dengan penelitian yang
Menurut NH, MI Janti mengalami dilakukan oleh Rahmah, dkk (2013)
beberapa kesulitan dalam mendapatkan hasil bahwa faktor penyebab
mengimplementasikan K13 karena sering kesulitan belajar siswa disebabkan oleh
mengalami revisi dari pemerintah. Secara faktor internal dan eksternal. Selain itu
ekonomi kondisi wali siswa rata-rata upaya yang dilakukan guru dalam
menengah ke atas. Untuk prestasi, MI mengatasi masalah kesulitan belajar siswa
Janti sudah banyak memperoleh ialah dengan cara menanyakan hal-hal
penghargaan dan prestasi mulai dari yang belum jelas kepada siswa tentang
pelajaran, selalu memotivasi siswa agar
tingkat Kabupaten sampai juara Nasional. semangat belajar, membantu memperbaiki
Kesulitan belajar anak lebih didominasi kebiasaan siswa yang suka mencontek,
pada pembelajaran agama seperti dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
kurangnya bisa membaca al quran dan
hafalan. DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan hasil penelitian Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan
diatas dapat dianalisis hasil bahwasannya Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
faktor kesulitan belajar siswa disebabkan Aksara.
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan Irham, M dan Wiyani.A.N. 2013.
faktor eksternal. Faktor internal yaitu Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
faktor kurangnya motivasi dari guru, Ar-Ruzz Media.
kurangnya minat siswa. Sedangkan guru Mulyadi, 2010. Diagnosis Kesulitan
masih bingung menjalankan kurikulum Belajar & Bimbingan Kesulitan
yang berjalan, kurangnya buku-buku Belajar Khusus. Yogyakarta. Nuha
bacaan pendukung. Ini sesuai dengan Litera.
pendapat Ahmadi dan Supriyono yag Rahmah, dkk. 2013. Analisis Faktor
menerangkan bahwa faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa Dalam
kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh Meningkatkan Hasil Belajar Pada
faktor internal dan eksternal seperti yang Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XII
telah dijelaskan diatas. IPS di MA Syarif Hidayatullah
Pontianak. Pontianak.
SIMPULAN Slameto. 2005. Belajar dan Faktor yang
Berdasarkan paparan data dan hasil Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
analisis teks di atas, dapat disimpulkan hal- Cipta.
hal sebagai berikut:
Sri, Anitah. 2008. Strategi Pembelajaran.
1) Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan siswa di MIN Janti Slahung Jakarta: Universitas Terbuka
mengalami kesulitan belajar. Diantaranya Persada.
faktor kesulitan belajar siswa disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor kurangnya motivasi dari guru,

Hadi Cahyono | 4

Anda mungkin juga menyukai