kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkklllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Modul Diklat Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Tingkat Dasar. Modul ini disusun sebagai penunjang
kegiatan diklat agar peserta diklat dapat mempelajari dan memahami materi-
materi yang diberikan.
Pada kesempatan ini pula, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas semua kebaikan dan jerih payah Saudara-saudara sekalian.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca, khususnya peserta diklat. Akhir kata dengan segala
kerendahan hati, tim penyusun mengharapkan masukan dan kritikan demi
perbaikan penyusunan modul di masa akan datang.
Terima kasih.
Jakarta, 2021
Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia,
I
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
DAFTAR ISI
II
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
III
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
4. Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR
(SIS_FAT) ................................................................................................................................. 77
Alternatif Penyelesaian Persoalan Sistem/Aplikasi Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR:...... 78
C. PERSOALAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN RENCANA DETAIL TATA
RUANG ...................................................................................................................................... 78
1. Persoalan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR (PROD_DAL).................... 79
Alternatif Penyelesaian Persoalan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR: ........ 80
2. Persoalan Sumber Daya Manusia dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis
RDTR (SDM_DAL) .................................................................................................................... 80
Alternatif Penyelesaian Persoalan SDM Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR: 81
3. Persoalan Kelembagaan dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR
(KEL_DAL ) ............................................................................................................................... 81
Alternatif Penyelesaian Persoalan Kelembagaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis
RDTR:....................................................................................................................................... 82
4. Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Berbasis RDTR (SIS_DAL) ......................................................................................................... 82
Alternatif Penyelesaian Persoalan Sistem/Aplikasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Berbasis RDTR: ........................................................................................................................ 83
D. PERSOALAN DALAM TIAP TAHAPAN PENYUSUNAN RDTR ........................................................ 84
IV
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional ................................................................................................................. 19
Gambar 2 Hubungan Antara Produk Rencana dan Wilayah Perencanaannya .............................. 20
Gambar 3 Kedudukan Rencana Rinci dalam Sistem Penataan Ruang ........................................... 22
Gambar 4 Contoh RDTR Kecamatan X ........................................................................................... 23
Gambar 5 Contoh RDTR Kawasan Pusat Kota ................................................................................ 23
Gambar 6 Contoh RDTR Kawasan Perkotaan................................................................................. 24
Gambar 7 Contoh RDTR Kawasan Strategis Perkotaan.................................................................. 24
Gambar 8 Contoh RDTR Kawasan Pedesaan yang Direncanakan sebagai Kawasan Perkotaan .... 25
Gambar 9 Bagan Alir Proses Teknis Penyusunan Peraturan Zonasi .............................................. 31
Gambar 10 Definisi Tata Ruang ...................................................................................................... 37
Gambar 11 Diagram Penyelenggaraan Penataan Ruang ............................................................... 37
Gambar 12 Kedudukan RDTR Dalam Hierarki Rencana Tata Ruang .............................................. 39
Gambar 13 Kurva Hierarki Rencana Tata Ruang Berdasarkan Sifat Muatannya dari Aspek
Ekonomi Sampai Aspek Fisik .......................................................................................................... 40
Gambar 14 Kedudukan Rdtr dalam Hierarki Rencana Pembangunan Dan Rencana Tata Ruang .. 41
Gambar 15 Struktur Kalimat Legal Drafting Penunjukan Alamat dari Masing-Masing Fungsi Ruang
Untuk RTRW dan RDTR .................................................................................................................. 41
Gambar 16 Peta Penunjukan Alamat dari Masing-Masing Fungsi Ruang dalam RTRW ................ 42
Gambar 17 Peta Penunjukan Alamat dari Masing-Masing Fungsi Ruang dalam RDTR ................. 42
Gambar 18 Definisi Blok yang Dibatasi Jalan (Dading Sugandhi, 2012) ......................................... 43
Gambar 19 Definisi Blok yang Dibatasi Jalan Lingkungan (Dading Sugandhi, 2012) ..................... 44
Gambar 20 Definisi Blok yang Dibatasi Jalan Kolektor Sekunder (Dading Sugandhi, 2012) .......... 45
Gambar 21 Konsistensi Vertikal RDTR dengan RTRW Kota............................................................ 48
Gambar 22 Konsistensi Vertikal RDTR dengan RTRW Kabupaten ................................................. 49
Gambar 23 Contoh RDTR Kecamatan X ......................................................................................... 54
Gambar 24 Contoh RDTR Kawasan Pusat Kota .............................................................................. 55
Gambar 25 Contoh RDTR Kawasan Perkotaan............................................................................... 55
Gambar 26 Contoh RDTR Kawasan Strategis Perkotaan................................................................ 56
Gambar 27 Contoh RDTR Kawasan Pedesaan yang Direncanakan Sebagai Kawasan Perkotaan .. 56
Gambar 28 Ilustrasi Pembagian Wilayah Perencanaan ke dalam Sub Wilayah Perencanaan....... 57
Gambar 29 Konsistensi Vertikal Struktur Ruang RTRW Kota dengan RDTR .................................. 59
Gambar 30 Konsistensi Vertikal Struktur Ruang RTRW Kabupaten dengan RDTR ........................ 60
Gambar 31 Konsistensi Vertikal Pola Ruang RTRW Kabupaten dengan RDTR .............................. 60
Gambar 32 Tampilan Dashboard RDTR Berbasis Bidang Tanah yang dapat Diakses Secara Online
........................................................................................................................................................ 83
V
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
DAFTAR TABEL
VI
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
BAB I
PENDAHULUAN
1
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
RDTR dalam bentuk digital dan sesuai standar dimana RDTR merupakan dasar
pemberian konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang (KKPR),
Persetujuan Bangunan Gedung, dan dasar tata bangunan dan lingkungan.
A. LATAR BELAKANG
2
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Era teknologi digital menciptakan pasar di dunia maya dimana penjual dan
pembeli bisa bertransaksi dimana saja dan kapan saja. Hal ini menciptakan
“pintu kemana saja” dan ruang kreativitas yang tiada batas. Satu hal yang
tidak boleh dilupakan adalah penguatan komoditas itu sendiri di dunia nyata
yang bersifat world champion.
3
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
B. DESKRIPSI SINGKAT
4
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
5
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
6
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
BAB II
PENGENALAN DAN
PENTINGNYA RDTR
INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan konsep dasar penyusunan RDTR
yang meliputi definisi, dasar hukum penyusunan, dan ruang lingkup penyusunan RDTR, serta
keterkaitan RDTR dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya. Peserta juga diharapkan
mampu menjelaskan urgensi penyusunan RDTR.
7
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
2. Penyusun RDTR
8
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
9
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
10
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
11
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
12
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
13
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
14
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
15
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
16
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
1. Dasar Hukum
17
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
18
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Gambar 1 Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
19
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Kedudukan RDTR adalah sebagai rencana rinci dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan salah satu perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang. Sesuai Pasal 14 UU No. 26 Tahun 2007 yang telah
diubah ketentuannya di dalam UU No. 11 Tahun 2020, rencana rinci tata
ruang termasuk RDTR disusun sebagai perangkat operasional rencana
umum tata ruang yaitu RTRW Kabupaten/Kota yang memiliki wilayah
perencanaan yang luas. Penyusunan RDTR kabupaten/kota dapat
mencakup kawasan dengan karakteristik perkotaan, karakteristik
perdesaan, serta kawasan lintas kabupaten/kota sebagaimana yang
disebutkan pada Pasal 55 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. RDTR selanjutnya akan
menjadi dasar penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) sebagaimana RTRW yang menjadi acuan RDTR mengingat
20
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
21
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
22
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
23
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
24
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau
kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan
lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun jika terjadi perubahan
lingkungan strategis berupa bencana alam skala besar, perubahan batas
25
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
5. Muatan RDTR
1. Latar Belakang
Penyusunan peraturan zonasi dilatarbelakangi oleh kondisi Rencana
Umum Tata Ruang (RTRW Nasional skala 1:1.000.000; RTRW Provinsi
skala 1:250.000; RTRW Kabupaten skala 1:50.000; RTRW Kota skala
1:25.000) yang dianggap belum operasional secara teknis sehingga sulit
dijadikan rujukan untuk pengendalian pembangunan dan pemanfaatan
ruang. Begitu pula dengan Rencana Rinci Tata Ruang pada skala
nasional, provinsi dan kabupaten/kota (RDTRK) yang masih kurang
operasional sebagai rujukan pengendalian pembangunan bila tidak
disertai dengan aturan yang lengkap. Peraturan zonasi (Zoning
Regulation) yang merupakan perangkat pengendalian pembangunan
pada skala blok dan lazim digunakan di negara maju yang menganut
regulatory system sangat potensial untuk melengkapi rencana rinci tata
26
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
27
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
28
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
29
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
30
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
31
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
1. Latar Belakang
32
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
33
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
RANGKUMAN
• Sesuai dengan Pasal 14 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,
Pemerintah Daerah wajib menyusun dan menyediakan RDTR dalam bentuk
digital dan sesuai standar.
b. Pada skala yang lebih kecil tidak semua ukuran blok dapat terlihat
34
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disusun perlu didetailkan dalam bentuk
RDTR yang mencakup penggunaan peta skala besar (1:5.000) sehingga dapat
digunakan sebagai alat untuk menerbitkan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan Persetujuan Bangunan Gedung serta nampak
informasi tentang apa yang ada atau direncanakan di dalam persil dan persil
sekitarnya.
Di dalam RDTR, peraturan zonasi memberi kejelasan secara eksplisit untuk
mengatur ketentuan kegiatan pemanfaatan ruang yang diizinkan, intensitas
pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, prasarana minimal yang
dibutuhkan pada zona atau sub zona dan ketentuan pelaksanaan yang
memberikan kejelasan tentang variasi kegiatan yang terjadi saat ini atau yang
akan datang dalam zona yang telah ditetapkan kegiatan pemanfaatan ruangnya.
a. Bagaimana penanganan terhadap kasus kegiatan pemanfaatan ruang yang
ada saat ini
b. Bagaimana kebijakan pembangunan dalam perencanaan pemanfaatan
ruang
35
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
BAB III
KETENTUAN UMUM RENCANA DETAIL TATA
RUANG DALAM SISTEM PENATAAN RUANG
INDIKATOR KEBERHASILAN
Peserta mampu menjabarkan ketentuan umum Rencana Detail Tata Ruang dalam Sistem
Penataan Ruang yang mencakup fungsi, manfaat, kriteria, dan lingkup perencanaan dalam
penyusunan RDTR.
Frase ‘Tata Ruang’ terdiri atas kata ‘Tata’ dan ‘Ruang.’ ‘Tata’ adalah subjek
penataan ruang, sedangkan ‘Ruang’ adalah objek penataan ruang.
Tata adalah society, sedangkan ruang adalah territory.
‘Tata’ meliputi:
a. Masyarakat;
b. Akademisi;
c. Pebisnis/investor;
d. Komunitas;
e. Kelembagaan; dan
f. Sistem/aplikasi.
‘Ruang’ meliputi:
a. Kawasan/zona lindung;
b. Kawasan/zona budidaya;
c. Jaringan prasarana; dan
d. Pusat kegiatan.
Kawasan/zona lindung dan kawasan/zona budidaya selanjutnya disebut
‘Pola Ruang’. Jaringan Prasarana dan Pusat Kegiatan, selanjutnya disebut
‘Struktur Ruang’. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
36
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
tentang Penataan Ruang, Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola
ruang, dan hasil perencanaan tata ruang disebut Rencana Tata Ruang.
Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang (REN),
pemanfaatan ruang (FAT), dan pengendalian pemanfaatan ruang (DAL) → 3
(Tiga) Komponen.
37
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
PELAKSANA PRODUK
KELEMBAGAAN SISTEM
PENATAAN PENATAAN RUANG SDM
(KEL) (SIS)
RUANG (PROD)
PEMANFAATAN
2_PROD_FAT 5_SDM_FAT 8_KEL_FAT 11_SIS_FAT
(FAT)
PENGENDALIAN
3_PROD_DAL 6_SDM_DAL 9_KEL_DAL 12_SIS_DAL
(DAL)
38
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
39
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWKot), dibuat pada skala 1:25.000
dan ditetapkan melalui peraturan daerah. Pada skala tersebut RTRWKot
berkonsentrasi pada pengaturan penatagunaan lahan, mulai masuk ranah
urban design, dan arah ekonomi kota.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dibuat pada skala 1:5.000 dan
ditetapkan melalui peraturan kepala daerah kabupaten/kota. Pada skala
tersebut RDTR berkonsentrasi pada pengaturan urban design, penataan blok
dan fungsinya, serta peraturan zonasi.
Demikian sehingga tinggi-rendahnya hierarki rencana tata ruang berbanding
lurus dengan aspek ekonomi-fisik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 13
Kurva Hierarki Rencana Tata Ruang berdasarkan sifat muatannya dari Aspek
Ekonomi sampai Aspek Fisik.
Gambar 13 Kurva Hierarki Rencana Tata Ruang berdasarkan sifat muatannya dari Aspek Ekonomi
sampai Aspek Fisik
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah salah satu jenis rencana rinci tata
ruang kabupaten/kota yang diperlukan dalam rangka operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota.
40
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Gambar 14 Kedudukan RDTR dalam Hierarki Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang
Gambar 15 Struktur Kalimat Legal Drafting Penunjukan Alamat dari Masing-Masing Fungsi Ruang
untuk RTRW dan RDTR
41
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Gambar 16 Peta Penunjukan Alamat dari Masing-Masing Fungsi Ruang dalam RTRW
Gambar 17 Peta Penunjukan Alamat dari Masing-Masing Fungsi Ruang dalam RDTR
Blok fisik adalah bagian terkecil dari kawasan perencanaan yang memiliki
batas fisik yang jelas. Secara praktis, blok fisik dapat diartikan sebagai suatu
bagian kawasan yang dikelilingi oleh jalan dan/atau sungai/saluran. Untuk
suatu kawasan perencanaan yang belum terbangun, blok fisik dapat
diartikan sebagai suatu bagian kawasan yang dikelilingi oleh rencana jalan
dan/atau rencana sungai/saluran.
Peruntukan ruang di dalam RDTR disebut sebagai zona. Contoh: Zona
Perumahan; Zona Perdagangan dan Jasa, Zona Kawasan Peruntukan
Industri (KPI), dst. Peruntukan ruang dapat ditetapkan lebih rinci menjadi
sub-zona. Contoh : Zona Perumahan dirinci menjadi Perumahan Kepadatan
Sangat Tinggi, Perumahan Kepadatan Tinggi, Perumahan Kepadatan
Sedang, Perumahan Kepadatan Rendah, dan Perumahan Kepadatan
Sangat Rendah. Peruntukan ruang sub zona dapat ditetapkan lebih rinci lagi
sub-sub zona.
42
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Peruntukan ruang pada setiap blok fisik tidak harus selalu homogen. Pada
suatu blok fisik bisa terdapat lebih dari satu zona atau sub-zona peruntukan.
Jika pada suatu blok fisik terdapat dua atau lebih zona atau sub zona
peruntukan ruang, maka blok fisik tersebut dapat dibagi menjadi sub blok
fisik mengikuti zona atau sub zona peruntukannya.
Pembagian blok & sub blok sangat bergantung pada bagaimana
mendefinisikannya. Bila blok didefinisikan sebagai bagian kawasan
perencanaan yang dibatasi jalan, maka semua bagian kawasan yang
dibatasi oleh jalan apapun dan berapa pun ukuran luasnya akan menjadi
blok sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 18.
Bila blok didefinisikan sebagai bagian kawasan yang dibatasi oleh jalan
lingkungan, maka blok 3, 4, 5 dan 6 yang merupakan blok “kecil” yang
dipisahkan oleh gang, akan menadi satu kesatuan blok sebagaimana
diilustrasikan pada Gambar 19.
Penggabungan dua atau beberapa blok “kecil” menjadi satu blok sebaiknya
harus memperhatikan pola penggunaan lahan yang ada pada masing-
43
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
masing blok “kecil”. Blok “kecil” yang dapat digabung menjadi satu kesatuan
blok baru adalah yang memiliki homogenitas penggunaan lahan.
Blok “kecil” yang penggunaan lahannya tidak homogen sebaiknya tidak
digabungkan karena pada akhirnya blok “kecil” ini akan menjadi sub blok
tersendiri.
Gambar 19 Definisi Blok yang dibatasi jalan lingkungan (Dading Sugandhi, 2012)
Bila blok didefinisikan sebagai bagian kawasan yang dibatasi oleh jalan
kolektor sekunder, maka akan lahir super blok yang berisikan blok dan sub
blok, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 20.
Penetapan superblok sebaiknya harus memperhatikan keterkaitan fungsi
antar blok di dalam setiap super blok.
Penetapan superblok sifatnya futuristik sehingga harus diiringi dengan
program penyamaan fungsi antar blok, revitalisasi lingkungan atau bahkan
redevelopment.
44
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Gambar 20 Definisi Blok yang dibatasi jalan kolektor sekunder (Dading Sugandhi, 2012)
Aturan Main dari setiap warna-warni fungsi ruang dalam rencana pola ruang
diatur dalam Ketentuan Umum Zonasi pada RTRW Kabupaten dan Analisis
Peraturan Zonasi pada RDTR. Ketentuan Umum Zonasi atau analisis
peraturan zonasi ini adalah norma.
Tabel 3 Contoh Ketentuan Umum Zonasi RTRW sebagai Aturan Main dari Setiap Fungsi Ruang
(Ketentuan Aktivitas dan Intensitas).
45
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Tabel 4 Contoh Deskripsi Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan RDTR sebagai Aturan Main
dari Setiap Fungsi Ruang (Ketentuan Aktivitas dan Intensitas)
Tabel 5 Perbandingan Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR)
MUATAN RTRW
NO MUATAN RDTR
KABUPATEN/KOTA
1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan Penataan Wilayah
Kebijakan Penataan Ruang
Perencanaan
Strategi Penataan Ruang
2 Rencana Struktur Ruang Rencana Struktur Ruang
3 Rencana Pola Ruang Rencana Pola Ruang
4 Kawasan Strategis -
5 Arahan Pemanfaatan Ruang Ketentuan Pemanfaatan Ruang
6 Pengendalian Pemanfaatan Peraturan Zonasi:
46
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
MUATAN RTRW
NO MUATAN RDTR
KABUPATEN/KOTA
Ruang: a. Aturan dasar
a. Ketentuan Umum Zonasi b. Teknik pengaturan zonasi
b. Ketentuan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (KKPR)
c. Ketentuan Insentif dan
Disinsentif
d. Arahan Sanksi
Hal yang menjadi perhatian utama pada saat penentuan delineasi RDTR
adalah bagaimana menjaga konsistensi vertikal dengan RTRW, yakni RTR
yang berhierarki tepat di atas RDTR. Konsistensi vertikal sekurang-
kurangnya dijaga untuk Rencana Pola Ruang dan Rencana Struktur Ruang.
Pendetailan RDTR dari RTRW Kota biasanya tidak memerlukan proses
delineasi lagi karena RTRW Kota sudah membagi habis seluruh wilayahnya
ke dalam bagian wilayah kota yang harus disusun semua RDTRnya. Di
samping itu, RTRW Kota dibuat pada skala 1:25.000 dimana blok-blok besar
sudah tergambar. RDTR hanya mendetailkan blok-blok besar tersebut
dengan mengisinya berupa blok-blok yang lebih kecil dan pendetailan warna-
warni fungsi yang cenderung sama dengan RTRW kotanya (sebagaimana
tersaji pada Gambar 21 Konsistensi Vertikal RDTR dengan RTRW Kota). Di
samping itu klasifikasi kawasan pola ruang RTRW kota hampir sama persis
dengan klasifikasi zona pola ruang RDTR (sebagaimana dijelaskan pada
Tabel 5 Perbandingan Muatan Rencana Pola Ruang pada RTRW Kota
dengan RDTR) sehingga proses konsistensi vertikal ini wajib hukumnya
untuk dijaga bagi RDTR yang merupakan bagian wilayah kota administratif
yang RTRW Kotanya sudah ditetapkan sebagai Perda.
47
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
48
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Tabel 6 Perbandingan Muatan Rencana Pola Ruang pada RTRW Kab/Kota dengan RDTR
49
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
50
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
oleh sumber daya manusia penata ruang daerah, kelembagaan penata ruang
daerah, dan sistem aplikasi dan tatalaksana penataan ruang daerah.
Evaluasi kinerja penataan ruang daerah berbasis RDTR, meliputi 12 (dua
belas) komponen cek sebagaimana dijelaskan pada Tabel 7 Dua Belas
Komponen Kinerja Penataan Ruang Berbasis RDTR.
PELAKSANA
PRODUK
KELEMBAGAAN SISTEM
PENATAAN RUANG SDM
PENATAAN (KEL) (SIS)
(PROD)
RUANG
10_SIS_REN
7_KEL_REN
Sistem
1_PROD_REN: Rencana 4_SDM_REN: Forum Penataan
PERENCANAAN Perencanaan
Detail Tata Ruang Tim Penyusun Ruang daerah
(REN) RDTR secara
(RDTR) RDTR sebagai Pembahas
Teknokratis dan
RDTR
Partisipatif.
5_SDM_FAT:
• Kompetensi
Konsolidasi 8_KEL_FAT:
11_SIS_FAT
2_PROD_FAT Lahan berbasis Forum Penataan
Sistem
RDTR Ruang daerah
PEMANFAATAN • Konsolidasi Lahan Pemantauan
• Kompetensi sebagai
(FAT) • Pelaksanaan Program Pemanfaatan
Pemantauan Penyelenggara
Pemanfaatan Ruang Ruang Berbasis
Pelaksanaan Konsolidasi Lahan
RDTR
Program Berbasis RDTR
Berdasarkan
RDTR
3_PROD_DAL
• Pemberian
ketentuan KKPR
bebasis RDTR
12_PROD_DAL
• Pemberian Insentif
Sistem
dan Disinsentif 6_SDM_DAL
PENGENDALIAN 9_KEL_DAL Pengendalian
berbasis RDTR Kompetensi
(DAL) Kelembagaan PPNS Pemanfaatan
• Audit Tata Ruang (PPNS)
Ruang Berbasis
• Pemrosesan RDTR
pelanggaran tata
ruang oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
51
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
2. Manfaat RDTR
Manfaat peraturan RDTR adalah:
a) Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai
52
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
53
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
54
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
55
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Gambar 27 Contoh RDTR Kawasan Pedesaan yang Direncanakan sebagai Kawasan Perkotaan
56
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
57
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
BAB IV
IDENTIFIKASI PERSOALAN DALAM
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG BERBASIS
RDTR
INDIKATOR KEBERHASILAN
58
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
59
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
60
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
61
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
62
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
63
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
milik pemerintah
daerah. Penyusunan
rencana pola ruang s/d
kedalaman blok akan
dapat menimbulkan
gejolak sosial dan juga
spekulasi harga tanah.
• Data spasial • Sulitnya mendapatkan • Saatnya semua walidata
utilitas/jaringa data spasial yang ditunjuk berdasarkan
n prasarana utilitas/jaringan Kebijakan Satu Peta
sectoral prasarana sektoral merencanakan,
dengan berbagai alasan membangun, dan
memutakhirkan semua data
berbasis spasial dan
melakukan sharing data.
• Standar dan • Kurangnya muatan • Ditjen Tata Ruang
kriteria standar dan kriteria menyusun standar dan
penataan pada pedoman- kriteria penataan ruang.
ruang pedoman penyusunan • Standar-standar air bersih,
• Standar RTR. air minum, kawasan/zona,
sektoral • Banyak standar-standar dan lain-lain saatnya
sektoral yang belum dimutakhirkan.
dilakukan pemutakhiran
• RDTR belum • Dit. Binda-DJTR • Tim penyusun RDTR harus
terintegrasi menginisiasi Integrasi menjadikan data
dengan Tata Ruang dengan persil/bidang tanah yang
Pertanahan Pertanahan dikeluarkan BPN sebagai
entitas spasial terkecil dalam
analisis peraturan zonasi.
• Wajah kota- • Minimnya kuantitas dan • Penentuan dan Desain Zona
kota di kualita Peraturan kepala Preservasi Visual di
Indonesia daerah tentang perkotaan untuk rencana
tidak Rencana Tata Landmark Kota dan Taman
berkarakter, Bangunan dan Kota kelas Dunia sebagai
semrawut, Lingkungan (RTBL) masukan untuk RDTR.
pemandangan • Minimnya kuantitas dan
terbaik kota kualitas Perda tentang
(ke arah Bangunan Gedung
pantai)
dipenuhi
dengan ruko
64
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
65
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
66
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
SDM_REN REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
67
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
SDM_REN REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
dibarengi dengan
penataan kota dan
daerah wisata yang
serius oleh Pemda.
68
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
KEL_REN REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
• Tim penyusun • Tim penyusun -
RDTR di RDTR di daerah
daerah terutama Forum
terutama Forum Penataan Ruang
Penataan Daerah sudah
Ruang Daerah melaksanakan
• Kelompok tugas rutin
akademisi evaluasi RDTR
• Lembaga dalam rangka
penelitian persetujuan
substansi.
• Ikatan Ahli • DJTR membuat standar
Perencana (IAP) kompetensi perencana dan
masih sebatas melakukan sertifikasi
bekerja sebagai • DJTR bekerjasama dengan IAP
konsultan membuat kesepakatan roadmap
penyusun RTR penelitian dan pengembangan.
dengan tingkat
kompetensi yang
bervariasi.
• Lembaga • Kementerian yang membidangi
Penelitian masih urusan penelitian
didominasi yang mengkoordinasikan semua
bergerak di bidang lembaga penelitian di Pusat dan
lingkungan hidup, daerah dibantu Kemendagri
jarang yang
bergerak di
penataan ruang.
69
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
KEL_REN REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
• Lembaga
Penelitian
tersebar tanpa
koordinasi.
Tabel 11 Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Menyusun RDTR (SIS_REN)
KEBIJAKAN
SIS_REN REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
70
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
SIS_REN REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
• Beberapa variabel • Pemodelan • Spasialkan Populasi dan
penyusunan rencana Dinamika Spasial PDRB yang masih
tata ruang masih yang pernah beralamatkan administrasi
belum bersifat dikembangkan ke unit piksel berukuran
spasial, biasanya Bappenas dan BIG 1Km2 membentuk Data
masih beralamatkan tidak sepenuhnya Grid.
administrasi, yaitu operasional karena
PDRB dan Populasi tidak semua data • Buat Pemodelan Dinamika
bersifat spasial dalam penyusunan RTR.
• Belum ada Sistem seperti Populasi
Aplikasi Penyusun dan PDRB.
RDTR yang fully
spatial (GIS).
71
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
PROD_FAT REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
• Standar • Terlalu banyak • DJTR menyusun standar
Pemanfaatan laporan pemanfaatan ruang
72
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
PROD_FAT REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
Ruang belum penyelenggaraan • DJTR menyusun Pedoman
ada pemerintah daerah RPI2JM
yang harus dibuat
• Pedoman RPI2JM pemda (LPPD,
belum ada LKPJ, LPPD, • Satukan semua laporan kinerja
SAKIP, LAKIP) tersebut menjadi satu
Dokumen Teknis RPI2JM.
• Sinkronisasi
Program melalui
RPI2JM belum • Terlalu banyak • Satukan semua dokumen
dilakukan di dokumen evaluasi evaluasi kinerja menjadi audit
tingkat kab/kota kinerja yang dibuat penataan ruang
sebagai bahan Pusat (EKPPD,
musrenbang EKPOD, EDOB)
73
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Tabel 13 Persoalan Sumber Daya Manusia dalam Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR (SDM_FAT)
KEBIJAKAN
SDM_FAT REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
• SDM ekonomi • Kebijakan • Permendagri Standar
pembangunan, Penempatan pegawai Kualifikasi Penata Ruang
rumpun arsitek, di daerah belum Daerah, di antaranya batas
dan pertanahan mengikuti kualifikasi minimal lima tahun bertahan
masih minim dan di SKPD penataan ruang,
sering salah standar pendidikan, dan
tempat standar kompetensi.
• Mutasi sangat
tinggi • Kurangnya
kontinuitas Pemetaan
• DJTR melakukan Pemetaan
Kompetensi,
Kompetensi, Penyusunan
Penyusunan Standar
Standar Kompetensi penata
Kompetensi, dan
ruang daerah.
evaluasi kompetensi
penataan ruang.
• Diklat, Bimtek, • DJTR menyusun Roadmap
Bantek, dan Pembinaan Penataan Ruang
Bangsitas belum Berbasis Standar Kompetensi
74
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
KEBIJAKAN
SDM_FAT REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
mengikuti Roadmap yang Terukur yang digunakan
Pembinaan Penataan sebagai bahan Diklat, Bimtek,
Ruang yang Terukur. Bantek, dan Bangsitas.
• DJTR melakukan Diklat,
Bimtek, Bantek, dan
Bangsitas berdasarkan
Roadmap Pembinaan dan
melakukan Evaluasi
Kompetensi.
Keuntungan Public-Private Sistem Public – Private –
kekayaan Partnership (P3) belum People – Partnership (P4)
komoditas, posisi, mampu meningkatkan dengan membentuk PT.
dan jumlah taraf hidup masyarakat
penduduk belum setempat. Bersama, pemberian Sertipikasi
menjadikan Hak Guna Usaha untuk
Indonesia tuan masyarakat ulayat, dan
rumah di negeri pembagian keuntungan di
sendiri perdesaaan guna
pengembangan komoditas
Local dan World Champion.
75
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
REKOMENDASI
KEL_FAT KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
• Kelembagaan • Kelembagaan penyusun • Pemda menyusun SOP
sinkronisasi RDTR di daerah belum kelembagaan penyusun
Program bergerak pada evaluasi RDTR di daerah terutama
penataan ruang dokumen RPI2JM dan terkait evaluasi dokumen
penerapannya di tingkat RPI2JM dan
musrenbagda penerapannya di tingkat
musrenbagda
• Kelembagaan • Kelembagaan penyusun • Pemda menyusun SOP
Konsolidasi RDTR di daerah belum Konsolidasi Lahan
Lahan bergerak pada Konsolidasi berdasarkan RTR
Lahan berdasarkan RTR
• Keuntungan • Public-Private Partnership • Sistem Public – Private –
kekayaan (P3) belum mampu People – Partnership (P4)
76
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
REKOMENDASI
KEL_FAT KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
komoditas, meningkatkan taraf hidup dengan membentuk PT.
posisi, dan masyarakat setempat. Bersama, pemberian
jumlah Sertifikasi Hak Guna
penduduk Usaha untuk masyarakat
belum ulayat, dan pembagian
menjadikan keuntungan di
Indonesia tuan perdesaaan guna
rumah di negeri pengembangan
sendiri. komoditas Local dan
World Champion.
77
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Tabel 15 Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR
(SIS_FAT)
KEBIJAKAN
SIS_FAT REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
• Sistem Pemantauan • DJTR sedang • Pemda mengisi Sistem
Implementasi RTR mengembangkan pemantauan pemanfaatan
berdasarkan Sitem pemantauan ruang daerah
Dokumen teknis pemanfaatan ruang (SIFATARUDA) sebagai
RPI2JM belum ada. nasional bagian dari SIFATARUNAS.
(SIFATARUNAS)
• Sistem Land • DJTR mengembangkan
Readjustment/Konsol Aplikasi Land
idasi Lahan belum Readjustment/Konsolidasi
ada. Lahan dari Data Pemodelan
Dinamika Spasial yang
Terintegrasi dengan Bidang
Tanah.
78
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
REKOMENDASI
PROD_DAL KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
• Absennya RDTR, • Jumlah Pembinaan dan • Bappenas tetapkan
membuat RTRW Persetujuan Substansi Percepatan Penyusunan
masih jadi acuan DJTR Reguler belum RDTR sebagai agenda
ketentuan maksimal karena bukan prioritas nasional
kesesuaian prioritas.
kegiatan
pemanfaatan
ruang
79
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
REKOMENDASI
PROD_DAL KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
• Mekanisme • Kebijakan PTSP masih • DJTR menyusun standar
Perizinan memerlukan ketentuan kesesuaian
Berusaha dan rekomendasi dari kegiatan pemanfaatan
Non Berusaha kelembagaan penyusun ruang, insentif disinsentif
berbasis RDTR di daerah dan arahan sanksi untuk
Penataan Ruang PTSP dan Penertiban.
masih minim
• Belum ada • Sanksi penataan ruang
perangkat hukum belum ditegakkan
Insentif dan
Disinsentif
80
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Tabel 17 Persoalan Sumber Daya Manusia dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR
(SDM_DAL)
REKOMENDASI
SDM_DAL KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
• Jumlah dan • Diklat dan • Perbanyak Diklat dan
distribusi PPNS Pengangkatan PPNS Pengangkatan PPNS
• Mutasi sangat masih terbatas
tinggi
Tabel 18 Persoalan Kelembagaan dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR (KEL_DAL)
REKOMENDASI
KEL_DAL KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
• Kelembagaan • Masih jarang perda yang • DJTR menyusun standar
pemberi insentif mengatur khusus khusus insentif, disinsentif,
dan disinsentif insentif, disinsentif, dan dan arahan sanksi.
81
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
REKOMENDASI
KEL_DAL KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
arahan sanksi. • Pemda menyusun perda
yang mengatur khusus
insentif, disinsentif, dan
arahan sanksi.
• Kelembagaan • PPNS terikat • DJTR membentuk
PPNS Penataan tanggungjawab struktural kelembagaan PPNS ditarik
Ruang di daerah ke SKPD masing-masing ke Pusat.
sehingga efektivitas
penyidikan terbatas.
82
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
Tabel 19 Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis
RDTR (SIS_DAL)
REKOMENDASI
SIS_DAL KEBIJAKAN EKSISTING
KEBIJAKAN
Gambar 32 Tampilan Dashboard RDTR Berbasis Bidang Tanah yang dapat Diakses secara Online
83
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
84
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
85
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
86
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
87
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
88
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
(DAS); data
89
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
90
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
i) peta lokasi
bangunan
bersejarah dan
bernilai pusaka
budaya, dari
instansi terkait;
dan/atau
j) peta kawasan
terpapar dampak
perubahan iklim
dari BMKG atau
instansi terkait.
c Data dan informasi terdiri
atas :
91
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
92
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
93
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
mewujudkan rencana
struktur maupun pola
ruang
13) data dan informasi Sering dianggap tidak Perhatian lebih baik
tentang kelembagaan utama, padahal kepada data ini
pembangunan memberikan gambaran
daerah; mengenai potensi
daerah dalam hal
mewujudkan rencana
struktur maupun pola
ruang dan juga aspek
pemanfaatan ruang
16) data dan informasi a) Tidak semua daerah Kerja sama dengan
terkait kondisi geologi memiliki data terkait wali data
kawasan termasuk dengan
pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang
dalam bumi
di dalam bumi (jika b) Peraturan terkait
ada). pemanfaatan ruang
dalam bumi belum
ada
94
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
95
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
96
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
pemanfaatan
ruang dan
komitmen
pembangunan;
dan
(j) peraturan
perundang-
undangan yang
terkait dengan
penggunaan
lahan yang ada di
kabupaten/kota
yang akan
disusun
peraturan
zonasinya.
97
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
98
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
99
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
100
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
101
Modul 1
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar: Pengantar Rencana Detail Tata Ruang
102
Modul 2
Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Dasar : Pengenalan Muatan Prosedur RDTR
109