Menurut anda, ya, karena hasil penelitian inibisa ya, karena dari hasil penelitian nya kita ya, karena Pengetahuan secara
apakah permasalahan menjadikan penyedia pelayanan kesehatan bisa memberikan konseling yang mudah teoritis merupakan faktor prediposisi
riset tersebut unik dan terutama puskesmas agar dapat lebih dimengerti oleh ibu hamil agar ibu paham untuk terjadinya perilaku, demikian
menantang? memotivasi ibu untuk merawat kehamilannya dengan apa yang sudah disampaikan oleh pengetahuan tentangtanda bahaya
dengan lebih baik lagi bidan dan lebih baik lagi jika bidan kehamilan dapat membentuk perilaku
melakukan evaluasi sesudah memberikan kesehatan dalam bentuk keteraturan
konseling untuk melihat sejauh mana pemeriksaan kehamilan.
pemahaman ibu hamil hamil terhadap
penjelasan yang sudah diberikan sehingga
bidan dapat mengetahui apakah ibu hamil
sudah mengerti atau belum mengerti.
KONTRIBUSI YANG
DIKLAIM
Menurut anda, Tidak ada Ada hubungan yang signifikan antara ada hubungan antara pengetahuan
apakah ada hal baru tingkat pengetahuan ibu hamil dengan dengan keteraturan pemeriksaan
dalam jurnal tanda bahaya kehamilan trimester III kehamilan, responden yang
tersebut ? (bila ada, berpengetahuan baik sebagian besar
jelaskan) teratur dalam melakukan pemeriksaan
kehamilan, sedangkan responden yang
berpengetahuan kurang lebih banyak yang
tidak teratur dibandingkan dengan
responden dengan berpengetahuan baik
Metodologi penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif desain penelitian analitik dengan metode Metode penelitian dengan menggunakan
(design, sample, korelatif dengan pendekatan cross sectional. cross-sectional. Variable independen tingkat desain cross sectional. pengambilan sampe
variabel) Pengambilan sampel menggunakan teknik pengetahuan ibu hamil, Variable menggunakan teknik Non Probability
consecutive sampling dengan responden dependent: tanda bahaya kehamilan Purposive Sampling sebanyak 42 orang
penelitian berjumlah 96 ibu hamil trimester III trimester III. Populasi dalam penelitian ini variabel terikat adalah pengetahuan ibu
yangsedang melakukan kunjungan adalah seluruh ibu hamil trimester III di hamil tentang tanda bahaya kehamilan.
antenata care wilayah kerja puskesmas bluto kecamatan
bluto kabupaten sumenep sebanyak 42 ibu
hamil. Sampling dalam penelitian ini adalah
simple random sampling. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 33 ibu hamil.
Type Of Evidence Randomized Controlled Trial Randomized Controlled Trial Randomized Controlled Trial
Level of Evidence Category 1 Category 1 Category 1
Rank Of Journal (H
indeks)/ sinta score
dan indexing
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24
pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
*E-mail: fandiarnurisdiaty@gmail.com
Abstrak
Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah komplikasi kehamilan yang dapat muncul melalui tanda
bahaya kehamilan. Pengetahuan ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya dapat menjadi salah satu penentu perawatan
kehamilan untuk mencegah komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tanda
bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive
sampling dengan responden penelitian berjumlah 96 ibu hamil trimester III yang sedang melakukan kunjungan
antenatal care di Puskesmas Cimanggis dan Puskesmas Sukmajaya. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan secara statistik antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada
ibu hamil trimester III (p= 0,135; α= 0,05). Peneliti memberikan rekomendasi kepada petugas kesehatan agar lebih
memotivasi ibu hamil untuk merawat kehamilan dengan baik.
Abstract
Knowledge of Obstetric Danger Signs and Pregnancy Caring Behaviors among Third Semester Pregnant Women.
Obstetric complications have been known as one of the causes of high maternal mortality rate. Women knowledge in
recognizing danger signs can be one of the determinations of pregnancy caring behaviors in preventing further
complications. This study aimed to determine the relationship between knowledge of obstetric danger signs and
pregnancy care behavior among third trimester pregnant women. This study applied a descriptive correlative design
with cross sectional approach. Consecutive sampling used as sampling technique. Samples of this study were 96 third
trimester pregnant women who attended antenatal care in two community health care centers. This study showed that
there was no statistically significant relationship between knowledge of obstetric danger signs and pregnancy care
behaviors among third trimester pregnant women (p= 0.135; α= 0.05). This study recommends that health care
professional should motivate pregnant women to take a care of their pregnancy.
kematian maternal tersebut disebabkan adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi yang dapat muncul melalui tanda hubungan pengetahuan tanda bahaya kehamilan
bahaya kehamilan. dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu
hamil trimester III.
Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat
dicegah apabila ibu hamil dan keluarganya Metode
mampu mengenali tanda bahaya kehamilan
dan mencoba untuk mencari pertolongan Penelitian deskriptif korelatif ini menggunakan
kesehatan (Hailu, Gebremariam, & Alemseged, pendekatan cross sectional dengan teknik
2010). Tanda bahaya kehamilan yang dapat sampling consecutive sampling. Sampel ber-
muncul antara lain perdarahan vagina, edema jumlah 96 ibu hamil trimester III yang me-
pada wajah dan tangan, demam tinggi, ruptur lakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
membran, penurunan pergerakan janin, dan Cimanggis dan Puskesmas Sukmajaya. Kuesioner
muntah persisten (Chapman & Durham, 2010; terstruktur yang dikembangkan peneliti terdiri
Pillitteri, 2010). Menurut Rashad dan Essa dari tiga bagian antara lain karakteristik
(2010) tindakan yang tepat dapat menghindarkan responden meliputi usia ibu hamil, pendidikan,
ibu hamil dari penyebab kematian maternal pekerjaan, usia kehamilan dan graviditas;
yang dapat dicegah. Tindakan dalam bentuk pengetahuan tanda bahaya kehamilan; dan
perawatan kehamilan yang dapat dilakukan perilaku perawatan kehamilan.
dapat berupa antenatal care, menjaga kebersihan
diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan Selanjutnya data diolah melalui tahapan editing,
aktivitas fisik dan aktivitas seksual sewajarnya, coding, processing, dan cleaning dengan
tidur dan istirahat yang cukup, dan lain menggunakan software pengolah data. Analisis
sebagainya (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, data menggunakan analisis univariat dan
1995/2005; Pillitteri, 2010). bivariat. Analisis bivariat menggunakan analisis
chi square dengan kemaknaan 0,05. Kategori
Penelitian mengenai pengetahuan tanda bahaya pengetahuan dan perilaku menggunakan cut off
kehamilan telah banyak dilakukan, sedangkan point mean karena data berdistribusi normal
penelitian mengenai perilaku perawatan (Hastono, 2006). Peneliti memperhatikan etika
kehamilan secara holistik masih belum banyak penelitian. Etika penelitian tersebut antara lain
dilakukan. Sebagian besar penelitian menyatakan anonymity & confidentiality, protection from
respondennya memiliki pengetahuan yang discomfort & harm, informed consent, dan self
rendah dalam menyebutkan tanda-tanda bahaya determination.
kehamilan (Pembe et al., 2009; Kabakyenga et
al., 2011; dan Hailu, et al, 2010). Penelitian Hasil
Panthumas, et al. (2012) yang dilakukan pada
206 remaja primigravida di Thailand menyata- Karakteristik Responden. Sebagian besar
kan bahwa perilaku perawatan diri mereka responden berada pada tahap dewasa awal
selama hamil kurang tepat. dengan rentang usia 21–40 tahun (90,6%).
Mayoritas responden tidak bekerja (85,4%)
Perubahan perilaku pada seseorang dapat diawali dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah
dari adanya stimulus pengetahuan (Notoatmodjo, SMA (60,4%). Responden terbanyak primigravida
2007). Seseorang yang telah mendapatkan (68,8%) dengan rerata usia kehamilan 33,36
stimulus pengetahuan idealnya akan membentuk minggu, usia kehamilan termuda adalah 27
sikap dan perilaku yang saling bersesuaian. minggu dan usia kehamilan tertua 41 minggu.
Sampai saat ini belum banyak penelitian
mengenai hubungan pengetahuan tanda bahaya Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan.
kehamilan dan perilaku perawatan kehamilan Mayoritas responden memiliki pengetahuan
secara holistik di Indonesia. Oleh karena itu yang tinggi terhadap tanda bahaya kehamilan.
20 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No. 1, Maret 2013, hal 18-24
Kategori
Variabel Tinggi Rendah
N % N %
Pengetahuan Tanda Bahaya 57 59,4 39 40,6
Komponen Pengetahuan
Konsep Tanda Bahaya 91 94,8 5 5,2
Perdarahan Vagina 90 93,8 6 6,3
Edema 33 34,4 63 65,6
Demam Tinggi 50 52,1 46 47,9
Penurunan Gerak Janin 59 61,5 37 38,5
Muntah Persisten 37 38,5 59 61,5
Ruptur Membran 72 75 24 25
Kategori
Variabel Tepat Kurang Tepat
N % n %
Perilaku Perawatan Kehamilan 47 49 49 51
Komponen Perilaku
Kebersihan Badan Secara Umum 28 29,2 68 70,8
Tidur & Istirahat 57 59,4 39 40,6
Aktivitas Seksual 48 50 48 50
Pemeriksaan Kehamilan 60 62,5 36 37,5
Aktivitas Fisik 48 50 48 50
Nutrisi 59 61,5 37 38,5
Isdiaty, et al., Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku Perawatan 21
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dengan Perilaku Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil
Trimester III
badan secara umum, tidur dan istirahat, aktivitas seseorang perlu melalui beberapa tahapan.
seksual, pemeriksaan kehamilan, aktivitas fisik, Seseorang yang sudah tahu dan sadar terhadap
dan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Hasil peneli- adanya stimulus tanda bahaya kehamilan belum
tian menunjukkan perilaku perawatan yang tentu akan berperilaku yang benar sampai ia
tepat banyak dimiliki oleh responden mengenai melewati beberapa tahap hingga akhirnya
pemeriksaan kehamilan dan pemenuhan ke- mengadopsi suatu perilaku yang baik dalam
butuhan nutrisi, selanjutnya diikuti oleh tidur hal ini perilaku merawat kehamilan.
dan istirahat. Perilaku kurang tepat yang
banyak dimiliki responden adalah kebersihan Adanya pengetahuan dan informasi yang
badan secara umum. Sedangkan komponen membuat seseorang sampai pada tahap tahu dan
aktivitas seksual dan aktivitas fisik memiliki sadar saja belum cukup dalam mempengaruhi
proporsi yang sama antara perilaku yang tepat perubahan perilaku seseorang (Herbert, 1996).
dan perilaku yang kurang tepat. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan
Coates (1988), O'Keeffe (1990), Page (1985)
Pemeriksaan kehamilan penting dilakukan dalam Cole, Holtgrave, dan Rios (n.d) yang
untuk memantau kesehatan ibu dan janin. menyatakan bahwa pengetahuan dan informasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian saja belum cukup untuk menurunkan adanya
Celik dan Hotchkiss (2000) di mana sebagian perilaku yang berisiko sehingga perlu adanya
besar respondennya menunjukkan perilaku baik dorongan dan dukungan dari sosial terhadap
dalam melakukan antenatal care pada tenaga seseorang untuk mengubah perilaku agar dapat
kesehatan. Sedangkan pemenuhan kebutuhan diaplikasikan secara berkelanjutan. Hal inilah
nutrisi sejalan dengan hasil penelitian Mawaddah yang menunjukkan bahwa perilaku dalam
dan Hardinsyah (2008) yang menyatakan bahwa merawat kehamilan dapat disebabkan oleh
sebagian besar respondennya memiliki perilaku banyak variabel yang juga berhubungan sig-
baik dalam praktik pemenuhan gizi. nifikan secara statistik.
Kenyamanan ibu hamil adalah aspek penting Green dalam Notoatmodjo (2007) menyebutkan
yang perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan bahwa perilaku seseorang didasari oleh beberapa
kenyamanan selama hamil, ibu hamil dianjurkan faktor seperti faktor predisposisi, faktor pendu-
untuk menjaga kebersihan badan meliputi mandi, kung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi
merawat gigi dan payudara serta berpakaian contohnya adalah nilai dan budaya yang dapat
longgar (Pilitteri, 2010). Ibu hamil cenderung mempengaruhi perawatan kehamilan salah
mengeluarkan lebih banyak keringat sehingga satunya pantangan terhadap makanan tertentu
mandi minimal dua kali sehari sangat dianjurkan (Suryawati, 2007). Fasilitas kesehatan sebagai
untuk dilakukan oleh ibu hamil. faktor pendukung juga dapat mempengaruhi
perawatan kehamilan khususnya dalam melaku-
Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan kan antenatal care (Kristina, 2009). Sedangkan
yang signifikan secara statistik antara pengeta- faktor pendorong misalnya dorongan dan
huan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku dukungan dari pasangan. Penelitian Martin, et
perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester al. (2007) menunjukkan bahwa dukungan sosial
III. Meskipun demikian, dapat dilihat pada mempengaruhi kunjungan prenatal care dan
tabel bahwa ibu hamil yang berpengetahuan penurunan jumlah konsumsi rokok oleh ibu
tinggi memiliki peluang 2,048 kali untuk hamil selama mereka hamil.
memiliki perilaku yang tepat dalam perawatan
kehamilan. Penelitian Panthumas, et al. (2012) dan Sen, et
al. (2012) menyatakan bahwa terdapat faktor-
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan melalui faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
teori Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) perawatan diri selama hamil antara lain lain
di mana untuk mengadopsi perilaku tertentu, keyakinan diri, dukungan sosial dari keluarga,
Isdiaty, et al., Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku Perawatan 23
pengetahuan dalam merawat kehamilan, akses utilization in Turkey. Social Science &
terhadap pelayanan kesehatan, usia, pendidikan Medicine. 50, 1797–1806.
ibu hamil dan suami, status pernikahan, tipe
keluarga, pendapatan, dan rencana kehamilan. Chapman, L., & Durham, R. (2010). Maternal-
newborn nursing: The critical components of
nursing care. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Kesimpulan
Cole, G.E., Holtgrave, D.R., & Rios, N.M. (n.d).
Sebagian besar responden memiliki pengetahuan Internal and external factors that encourage
tinggi mengenai tanda bahaya kehamilan dan or discourage health-relevant behaviors.
memiliki perilaku yang kurang tepat dalam Diperoleh dari http://www.orau.gov/cdcyner
merawat kehamilan. Hasil penelitian menunjuk- gy/soc2web/Content/activeinformation/resour
kan tidak ada hubungan yang signifikan secara ces/Health_Behavior_Factors.pdf.
statistik antara pengetahuan tanda bahaya
kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan Dinas Kesehatan Kota Depok. (2008). Tabel profil
tahun 2008. Diperoleh dari http://dinkes.
pada ibu hamil trimester III. Meskipun demikian depok.go.id/berkas-unggah/tabel%20profil%
ibu hamil yang berpengetahuan tinggi berpeluang 202008.pdf.
2,048 kali untuk memiliki perilaku yang tepat
dalam perawatan kehamilan. Hailu, M., Gebremariam, A., & Alemseged, F.
(2010). Knowledge about obstetric danger
Saran untuk penyedia pelayanan kesehatan sign among pregnant women in aleta wondo
terutama puskesmas adalah agar puskesmas district, Sidama Zone, Southern Ethiophia.
dapat lebih memotivasi ibu untuk merawat Ethiophia Journal Health Science, 20(1), 25–32.
kehamilannya dengan lebih baik lagi. Pihak
puskesmas juga dapat melibatkan suami atau Hastono, S.P. (2006). Analisis data. Depok:
keluarga untuk berpartisipasi secara aktif Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
dalam mendukung ibu hamil untuk mencapai Herbert, C.P.(Ed). (1996). Information: usually
kesehatan dan kesejahteraannya. Saran untuk necessary, but often insufficient to achive
penelitian selanjutnya yaitu dapat dilakukan behaviour change. Patient Education and
observasi pada komponen perilaku serta Counseling. 29, 229–230.
meneliti faktor yang mempengaruhi perawatan
kehamilan pada masyarakat di Indonesia Kabakyenga, J.K., Ostergren, P.O., Turyakira, E.,
dengan memperluas tempat penelitian sehingga & Petterson, K.O. (2011). Knowledge of
dapat digeneralisasi (YA, INR, HR). obstetric danger signs and birth preparedness
practices among women in rural Uganda.
Reproductive Health, 8 (33). doi:10.1186/
Referensi 1742-4755-8-33.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Kristina, S. (2009). Socio-economic & demographic
(BPPN). (2010). Report on the achievement of determinants of maternal health care
the Millenium Development Goals Indonesia utilization in Indonesia (Tesis master, Faculty
2010. Jakarta: Badan Perencanaan dan of Social Sciences). The Flinders Univ of
Pembangunan Nasional. South Australia. Diperoleh dari: http://www.
itp-bkkbn.org.
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D.
(2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Littleton, L.Y., & Engebretson, J.C. (2009).
(Maria A. Wijayarini, Penerjemah) (Edisi 4). Maternity nursing care. New York: Delmar
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Learning.
Buku asli diterbitkan tahun 1995.
Mawaddah, N., & Hardiansyah. (2008).
Celik, Y., & Hotchkiss, D.R. (2000). The socio- Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi serta
economic determinants of maternal health care tingkat konsumsi ibu hamil di Kelurahan
24 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No. 1, Maret 2013, hal 18-24
Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Propinsi family. Philadelphia: Lippincott Williams &
DKI Jakarta. Jurnal Gizi & Pangan, 3 (1), 30– Wilkins.
42.
Rashad, W.A., & Essa, R.M. (2010). Women’s
Martin, L.T., McNamara, M.J., Millot, A.S., Halle, T., Awareness of Danger Sign of Obsetrics
& Hair, E.C. (2007). The effects of father Complications. Journal of American Science.
involvement during pregnancy on receipt of 6 (10), 1299–1306.
prenatal care and maternal smoking. Maternal
Child Health J, 11 (6),595–602. Sen, E., et al. (2012). Determination of knowledge
requirements and health practices of
Notoatmodjo, S. (2007). Prinsip-prinsip dasar ilmu adolescent pregnant women. International
kesehatan masyarakat (Edisi 2). Jakarta: Journal of Caring Sciences, 5 (2), 171–178.
Rineka Cipta.
Sulistiyowati, N., Ronoatmodjo, S., & Tarigan,
Panthumas, S., Kittipichai, W., Pitikultang, S., & L.H. (2001). Kematian perinatal hubungannya
Chamroonsawasdi, K. (2012). Self-care dengan faktor praktek kesehatan ibu selama
behaviors among Thai primigravida teenagers. kehamilan. Jurnal Ekologi Kesehatan, 2 (1),
Global Journal of Health Science, 4 (3), 139– 192–199.
147.
Suryawati, C. (2007). Faktor sosial budaya dalam
Pembe, A.B., Urassa, D.P., Carlstedt, A., Lindmark, praktik perawatan kehamilan, persalinan,
G., Nyström, L., & Darj, E. (2009). Rural dan pasca persalinan (Studi di Kecamatan
Tanzanian women’s awareness of danger Bangsri Kabupaten Jepara). Jurnal Promosi
signs of obstetric complications. BMC Kesehatan Indonesia, 2 (1), 21–31.
Pregnancy and Childbirth, 9 (12). doi:
10.1186/1471-2393-9-12. World Health Organization. (2005). The world health
report: Make every mother & child count.
Pillitteri, A. (2010). Maternal & child health nursing: Geneve: WHO Press. Diperoleh dari http://
Care of the childbearing & childrearing www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN TANDA BAHAYA
KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLUTO
KECAMATAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP
ABSTRACT
Complication of pregnancy is one the causes of the high maternal mortality rate (MMR) in
indonesia to date, which is bleeding as much as 28% and the poisoning of pregnancy (eclampsia)
as much as 24%. The purpose of this study is to analyze the relationship of the knowledge level of
pregnant women with danger sign of third trimester pregnancy.
This research design is a quantitative research using design of analytic research design
with cross sectional method with population of 42 pregnant women where the sample was taken
33 pregnant women sampling technique that is simple random sampling data analysis using
chi square
The results of research that the age of most pregnant women aged 24-26 that as many as 9
(27,3%) pregnant women. The level of education of pregnant women has a background of
education as many as 14 (42,4%). SMP work of pregnant women working as housewives as many
as 19 (57,6%) pregnant women. The level of knowledge of pregnant women as much as 23 (69,7%)
have less knowledge. pregnant women have a danger sign of third trimester pregnancy.
From P-value research result from chi square correlation test statistics of 0,000 and
bacause P < α,(0,000<0,05) then the decision taken is H0 rejected, H1 accepted that there is a
relationship of knowledge level of pregnant women with danger sign of third trimester pregnancy
the working area of puskesmas bluto bluto district of sumenep regency.
Based on the above conclusions it is suggested to health workers to improve the quality,
frequency of the counseling to pregnant women about the sign of third trimester Pregnancy The
Working Area Of Puskesmas Bluto Bluto District Of Sumenep Regency.
72
73 Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No.2 November 2018
Berdasarkan penelitian, telah diakui 102 per 100.000 kh (dapat dilihat di gambar
saat ini bahwa setiap kehamilan dapat 3.1 di bawah ini). Keadaan ini memacu untuk
memiliki potensi dan membawa resiko bagi terus menelaah penyebab kematian ibu agar
ibu (Sembiring,2013). Angka kematian ibu target MDGs dapat tercapai. Berdasarkan
(AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten
dibandingkan dengan AKI negara-negara Sumenep tahun 2014, AKI di Kabupaten
ASEAN lainnya. AKI di Indonesia pada Sumenep tahun 2014 sebesar 63,71 per
tahun 2007 sebanyak 228 per 100.000 kelahiran 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh
hidup, dan pada tahun 2008 sebanyak 248 per lebih rendah dari target RPJMN tahun 2014
100.000 kelahiran hidup. sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan
Penyebab kematian ibu yang paling besar target MDG’s sebesar 102 per 100.000
adalah perdarahan 28%, keracunan kelahiran hidup tahun 2015. Maka kondisi
kehamilan/eklamsi (kaki bengkak dan darah tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten
tinggi) sebanyak 24% dan infeksi sebanyak Sumenep berhasil dalam menekan kematian
11%. Pada tahun 2009 AKI masih cukup tinggi, Ibu.
yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-
2009). Angka kehamilan ibu (AKI) menurut tanda yang dapat menunjukkan adanya
target Millenium Development Goals (MDG’s) penyakit jantung, anemis kronis, preeklamsia,
tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup, dan eklamsia. Penyakit tersebut adalah
untuk itu diperlukan upaya yang maksimal penyakit yang sering menjadi penyebab
dalam pencapaian target tersebut. Menurut kematian ibu. Mengenal tanda bahaya
hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia kehamilan itu memiliki peranan penting
(SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia masih untuk mencegah atau menurunkan kematian
berada pada angka 359/100.000 kelahiran ibu, sebab ibu dapat meminta pertolongan
hidup. Kejadian kematian bersalin sebesar kepada tenaga kesehatan secara cepat dan
49,5%, hamil 26,0%, nifas 24% (Dinkes, 2012). tepat. Pada kenyataan banyak ibu hamil yang
Pemerintah Republik Indonesia kurang mengetahui tanda bahaya kehamilan.
merencanakan Gerakan Nasional Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada
Kehamilan yang Aman atau Making kehamilan secara dini perlu diberikan melalui
Pregnancy Safer (MPS) setelah program Safe upaya pendidikan kesehatan kepada wanita
Motherhood. Badan Kesehatan dunia WHO usia subur (WUS) pranikah (Farichah,
(World Health Organization) meemperkirakan dkk.,2012).
sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan Fenomena angka kematian ibu yang
berkembang menjadi komplikasi yang masih tergolong tinggi tersebut salah satunya
berkaitan dengan kehamilan dan dapat dapat dipengaruhi oleh pendidikan ibu hamil
mengakibatkan kematian ibu dan janin. yang nantinya juga berpengaruh terhadap
Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
di Jawa Timur, cenderung meningkat dalam 5 kehamilan. Pendidikan adalah suatu proses
(lima) tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7- belajar yang berarti dalam pendidikan itu
11 point dengan data yang bersumber dari terjadi proses pertumbuhan, perkembangan,
Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota. atau perubahan kearah yang lebih dewasa.
Capaian AKI dapat digambarkan sebagai Kondisi pendidikan merupakan salah satu
berikut : pada tahun 2008 sebesar 83 per indikator yang kerap ditelaah dalam
100.000 kelahiran hidup mengukur tingkat pembangunan manusia
(kh); tahun 2009 sebesar 90,7 per 100.000 suatu negara. Melalui pengetahuan,
kh; tahun 2010 sebesar 101,4 per 100.000 pendidikan berkontribusi terhadap perubahan
kh; tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kh; perilaku kesehatan. Pengetahuan yang
dan di tahun 2012 mencapai 97,43 per dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
100.000 kh. Capaian AKI Jawa Timur tahun merupakan salah satu faktor pencetus yang
2012 keadaanya berada 5 point di bawah dari berperan dalam mempengaruhi keputusan
target MDGs tahun 2015 sebesar seseorang untuk berprilaku sehat (Depkes
RI,2008). Pengetahuan adalah apa yang
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No.2 November 2018 74
diketahui seseorang tentang suatu hal yang penelitian ini adalah simple random sampling.
didapat secara formal atau informal. Sampel pada penelitian ini sebanyak 33 ibu
Prilaku yang dilakukan berdasarkan hamil. Instrument yang digunakan dalam
pengetahuan itu akan lebih bertahan dari pada penelitian ini adalah lembar kuesioner dan
prilaku yang tidak didasari dengan adanya lembar persetujuan (informed consent) setelah
pengetahuan (Yudani,dkk., 2012). dimana responden bersedia/setuju kemudian lembar
Pengetahuan yang diperlukan bagi ibu hamil kuesioner dibagikan. Berdasarkan tempat
adalah mengenal tanda bahaya kehamilan. penelitian ini akan dilakukan diwilayah kerja
Tanda bahaya kehamilan antara lain Puskesmas Bluto, sedangkan survei awal
perdarahan pervaginam, sakit kepala yang penelitian dilakukan pada bulan Januari –
hebat, pengelihatan kabur, bengkak (odema) juni 2017.
di wajah dan tangan, keluar cairan Teknik analisa data yang digunakan
pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
abdomen yang habat dan muntah terus yaitu Uji Chi Square. Uji hipotesis dilakukan
menerus (Haryanti,2008) dengan membedakan bila p value (sig) ≤ 0,05,
Berdasarkan study awal yang H0 ditolak. Berarti ada hubungan antara
dilakukan pada bulan Januari diperoleh data tingkat pengetahuan ibu hamil dengan tanda
diwilayah kerja Puskesmas Bluto Kecamatan bahaya kehamilan trimester III di wilayah
Bluto Kabupaten Sumenep dengan cara kerja Puskesmas Bluto Kecamatan Bluto
melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil. Kabupaten Sumenep.
Penulis menanyakan dan meminta ibu
menyebutkan tanda bahaya kehamilan HASIL PENELITIAN
terutama Trimester III untuk mengetahui 1. Karakteristik Pengetahuan Ibu Hamil
seberapa jauh ibu mengerti tanda bahaya Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
kehamilan Trimester III, diperoleh data Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah
bahwa terdapat 6(60%) ibu hamil tidak Kerja Puskesmas.
mengetahui tanda bahaya kehamilan seperti No. Kategori F %
hipertensi, sakit kepala yang hebat, 1 Baik 4 12
pandangan kabur, perdarahan pervaginam, 2 Cukup 6 18
pengeluaran cairan pervaginam (ketuban 3 Kuramg 23 68
pecah dini). Total 33 100
Berdasarkan data yang telah diuraikan
Sumber data primer : Tahun 2017
di atas, perlu sebuah penelitian untuk
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa
membuktikan secara empirik, sehingga
sebagian besar ibu hamil 23 (69,7%)
peneliti mengambil judul Hubungan Tingkat
berpengetahuan kurang di Wilayah Kerja
Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Tanda
Puskesmas Bluto Kecamatan Bluto
Bahaya Kehamilan Trimester III Di Wilayah
Kabupaten Sumenep.
Kerja Puskesmas Bluto Kecamatan Bluto
Kabupaten Sumenep.
2. Karakteristik Tanda Bahaya Kehamilan
METODE PENELITIAN Trimester III
Desain penelitian ini merupakan penelitian Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tanda
yang bersifat kuantitatif dengan Bahaya Kehamilan Trimester III di
menggunakan rancangan desain penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Bluto
Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.
analitik dengan metode cross-sectional.
No. Kategori F %
Variable independen tingkat pengetahuan ibu
1 Bahaya 24 73
hamil, Variable dependent: tanda bahaya
2 Tidak bahaya 9 27
kehamilan trimester III. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Total 33 100
trimester III di wilayah kerja puskesmas bluto
kecamatan bluto kabupaten sumenep Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa
sebanyak 42 ibu hamil. Sampling dalam sebagian besar ibu hamil mengalami tanda
bahaya kehamilan
75 Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No.2 November 2018
trimester III sebanyak 24 (72,7%) di Wilayah pengetahuan kurang 23 (69,7%) di wilayah
Kerja Puskesmas Bluto Kecamatan Bluto keja Puskesmas Bluto.
Kabupaten Sumenep. Menurut Bloom dan Notoatmodjo
Hubungan Tingkat Pengetahuann Ibu mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
Hamil Dengan Tanda Bahaya Kehamilan domain yang sangat penting untuk
Trimester III terbentuknya tindakan seseorang. Dimana
Tabel 5.6 Tabulasi silang antara hubungan dalam hal ini seorang ibu hamil akan
tingkat pengetahuan dengan tanda bahaya melakukan pemeriksaan kehamilan
kehamilan trimester III di wilayah (antenatalcare) secara teratur apabila ibu
kerja puskesmas bluto kecamatan bluto tersebut mengetahui manfaat pelayanan
kabupaten sumenep antenatal terhadap kehamilan.
Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Menurut Yohanasari (2011)
Tidak Total pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
Ibu Hamil Bahaya
Bahaya merupakan hak yang penting untuk diketahui
F % F % F % oleh masyarakat, khususnya ibu hamil. Hal
Baik 1 25 3 75 4 12,1 ini penting karena jika diketahui tanda bahaya
Cukup 0 0 6 100 6 18,2 dalam kehamilan diketaui sejak dini, maka
Kurang 23 100 0 0 23 69,7
penanganan akan lebih cepat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Total 24 72,7 9 27,3 33 100
penelitian yang dilakukan Pratisi dan
p (value) : 0,000 (<α : 0,05) Kamidah (2013) yang berjudul “Hubungan
Sumber data : Primer tahun 2017 Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan Tanda Bahaya Kehamilan denganKepatuhan
bahwa pengetahuan ibu hamil yang baik pemeriksaan Kehamilan di BPS Ernawati
sebanyak 4 ibu hamil dengan tanda bahaya Boyolali Tahun 2013” menunjukkan bahwa
kehamilan yang tidak bahaya yaitu sebanyak ada hubungan yang signifikan anatara
3 orang (75%). Pada pengetahuan ibu hamil pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
cukup yaitu sebanyak 6 ibu hamil dengan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan,
tanda bahaya kehamilan yang bahaya yaitu akan tetapi hasil menunjukkan pengetahuan
sebanyak 6 orang (100%). Pada pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
ibu hamil kurang yaitu sebanyak 23 orang mayoritas baik. Hal tersebut menunjukkan
dengan tanda bahaya kehamilan yang bahaya adanya perbedaan dengan hasil penelitian
yaitu sebanyak 23 orang (100%). Hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti pada kriterian
data dengan statistik uji korelasi chi square tingkat pengetahuan.
diperoleh p value = 0,000 dengan nilai <α Pengetahuan ibu hamil yang kurang
(0,05) H0 ditolak yang dapat disimpulkan juga dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan.
bahwa H1 diterima ada hubungan antara Dalam penelitian ini hampir setengah ibu
tingkat pengetahuan ibu hamil dengan tanda hamil berpendidikan SMP. Pendidikan adalah
bahaya kehamilan trimester III di Wilayah sebuah sistem yang terencana untuk
Kerja Puskesmas Bluto Kecamatan Bluto mewujudkan suasana belajar dan proses
Kabupaten Sumenep. pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
dapat mengembangkan potensi dirinya secara
PEMBAHASAN aktif sehingga memiliki kekuatan spiritual
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil keagamaan, emosional, pengendalian diri,
Tingkat pengetahuan ibu hamil kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
tentang tanda bahaya kehamilan trimester III ketrampilan yang diperlukan dirinya dan
dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, masyarakat (Hamdani, 2011).
dan kurang. Dari hasil penelitian yang telah Tingkat pendidikan berarti bimbingan
dilakukan peneliti mengenai tingkat yang diberikan oleh seseorang terhadap
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perkembangan orang lain menuju ke arah
kehamilan trimester III didapatkan hasil suatu citacita tertentu. Pendidikan adalah
bahwa mayaoritas ibu hamil memiliki tingkat
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No.2 November 2018 76
kehamilan trimester III di Puskesmas Sedayu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
II Kabupaten Bantul Yogyakarta. Responden berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
penelitian sebagian besar menjawab benar rendah pula. Hal ini mengingat bahwa
bahwa bengkak pada muka, tangan dan kaki peningkatan pengetahuan tidak mutlak
tidak berbahaya dan dapat hilang dengan cara diperoleh dari pendidikan non formal saja,
berolahraga atau berjalan-jalan. Jawaban akan tetapi dapat diperoleh melalui
mayoritas responden dalam menjawab pendidikan non formal. Pengetahuan
kuesioner tidak sesuai dengan anjuran seseorang tentang suatu objek mengandung
penanganan tanda bahaya yang ada di buku dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.
KIA. Peneliti beranggapan bahwa Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah
memberikan konseling yang mudah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
dimengerti oleh ibu hamil agar ibu paham bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
dengan apa yang sudah disampaikan oleh atau periode antenatal, yang apabila tidak
bidan dan lebih baik lagi jika bidan dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
melakukan evaluasi sesudah memberikan menyebabkan kemtian ibu (Nugroho, 2014).
konseling untuk melihat sejauh mana Trimester III biasanya disebut perioda
pemahaman ibu hamil hamil terhadap menunggu dan waspada sebab pada saat itu
penjelasan yang sudah diberikan sehingga ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
bidan dapat mengetahui apakah ibu hamil Gerakan bayi dan membesarnya perut
sudah mengerti atau belum mengerti. Jika ibu merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
hamil belum mengerti, maka bidan harus akan bayinya. Rasa tidak nyaman akibat
memberikan penjelasan ulang kepada ibu kehamilan timbul kembali pada ibu. Hasil
hamil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Sumarni (2012) yang berjudul
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Hamil Dengan Tanda Bahaya Tentang Bahaya Kehamilan, Persalinan Dan
Kehamilan Trimesrter III Nifas Terhadap Perilaku ANC Puskesmas
Hasil penelitian tentang tingkat Latambaga kabupaten Kolaka yaitu ada
pengetahuan ibu hamil dengan tanda bahaya hubungan antara pengetahuan ibu hamil
kehamilan trimester III didapatkan bahwa p tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan
value = 0,000 dengan nilai <α (0,05) dan nifas terhadap perilaku ANC.
sehingdisimpulkaa ada hubungan antara Hasil penelitiaan lain terkait dengan
tingkat pengetahuan ibu hamil dengan tanda pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
bahaya kehamilan trimester III. Pengetahuan kehamilan trimester III juga pernah dilakukan
adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi Safari(2015) yang berjudul “Hubungan tingkat
setelah orang mengadakan penginderaan pendidikan ibu hamil dengan pengetahuan
terhadap suatu objek tertentu. tentang tanda bahaya kehamilan trimester III
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui di BPS Raden Kartika tahun 2015”
panca indra manusia yakni penglihatan , menunjukkan ada hubungan yang signifikan
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat trimester III. Peneliti beranggapan bahwa
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan trimester III sangat penting dan dapat
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. meningkat dengan adanya buku KIA dan
(Notoadmojdo,2003). Pengetahuan itu sendiri penjelasan langsung yang diberikan oleh
dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. tenaga kesehatan pada saat ibu melakukan
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan dan dengan adanya leafleat serta
pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan poster tentang tanda bahaya kehamilan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut trimester III di dalam ruangan pemeriksaan
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan juga dapat membantu
tetapi perlu
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No.2 November 2018 78
Kamsatun
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bandung
ABSTRACT
AKI Harus diturunkan sesuai target Millenium Development Goals (MDGs) dimana AKI
tahun 2015 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan
keteraturan pemeriksaan kehamilan. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas kabupaten Bandung.
Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas, pengambilan
sampel menggunakan teknik Non Probability Purposive Sampling sebanyak 42 orang variabel
terikat adalah pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Variabel bebas adalah
keteraturan pemeriksaan kehamilan Analisis data terdiri dari analisa univariat dalam bentuk
distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini adalah
terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan
keteraturan pemeriksaan kehamilan dengan P value = 0,001. Uji statistik diperoleh pula nilai
OR= 12,778 yang menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik memiliki peluang
13 kali teratur dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dibandingkan dengan responden yang
berpengetahuan kurang.
AKI Must be lowered according Millennium Development Goals (MDGs) which AKI in 2015 to
102 per 100,000 live births. This study aims to determine the relationship of maternal
knowledge about danger signs of pregnancy with prenatal care regularity. Research methods
using cross sectional design. This research was conducted in Puskesmas Bandung regency.
The population is all pregnant women who are in the working area of Puskesmas, sampling
using Non Probability purposive sampling as many as 42 people dependent variable is the
knowledge pregnant women about the danger signs of pregnancy. The independent variable is
the regularity of antenatal care data analysis consisted of univariate analysis in the form of
frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square. The result of this study is that
there is a relationship between maternal knowledge about danger signs of pregnancy with
prenatal care regularity with P value = 0.001. Statistical test obtained by the value OR =
12.778 which indicates that respondents who are knowledgeable both have a chance 13 times
in the regular antenatal care compared with less knowledgeable respondents.
32
Healthy Journal ©2015, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. III No. 2 , Oktober 2015 ISSN 2339-1383
(81,6 %) dan Cakupan K4 secara nasional Sembiring pada tahun 2013 di Klinik Dina
adalah (70,4%). Berdasarkan penjelasan bromo Ujung Lingkungan XX Medan
diatas, selisih dari cakupan K1 dan K4 menemukan bahwa mayoritas ibu hamil
secara nasional memperlihatkan bahwa yang melakukan kunjungan ANC
terdapat 12% dari ibu yang menerima K1 memiliki pengetahuan kurang tentang
ideal tidak melanjutkan ANC sesuai tanda bahaya kehamilan. Hal ini juga
standar minimal K4 (Kemenkes RI, 2013). diperkuat oleh Apriana pada tahun 2012
Angka tersebut jauh lebih rendah dalam penelitiannya
dibandingkan data dari Profil Kesehatan menyimpulkan bahwa ada hubungan
Indonesia pada tahun 2012 dimana data antara pengetahuan ibu hamil tentang
cakupan ibu hamil K1 (97%) dan K4 tanda bahaya kehamilan dengan
(90,18%), di Jawa Barat untuk ANC kepatuhan dalam melakukan pemeriksaan
(90,68%) (Profil Kesehatan Indonesia, kehamilan (ANC).
2012). Berdasarkan hasil studi
Berdasarkan rekapitulasi hasil pendahuluan yang dilakukan di salah satu
pendataan di s a l a h s a t u Puskesmas Puskesmas Kabupaten Bandung dengan
K a b u p a t e n B a n d u n g tahun 2013 melakukan wawancara pada 5 orang
memiliki tingkat Kunjungan ANC rendah, ibu hamil tentang tanda bahaya
dalam 1 minggu diperkirakan hanya ada kehamilan didapatkan data 3 orang dari 5
sekitar 5 orang ibu hamil yang tertatur orang tidak mengetahui tentang tanda
melakukan pemeriksaan kehamilan di bahaya kehamilan seperti mual dan
Puskesmas Margaasih. Cakupan K1 di muntah berlebihan, bengkak pada kaki,
Puskesmas Margaasih sekitar (63,4%) dan hipertensi, dan dilihat dari buku KIA dan
cakupan K4 (40,3%) selisih dari cakupan Dokumentasi bidan puskesmas, 2 teratur
K1 dan K4 memperlihatkan bahwa dalam melakukan pemeriksaan kehamilan,
terdapat (23,1%) ibu yang menerima K1 dan 3 orang tidak teratur dalam melakukan
tidak melanjutkan ke K4. pemeriksaan kehamilan, berdasarkan data
Keteraturan ibu hamil dalam yang didapat dari salah satu Bidan di
melakukan ANC ke petugas kesehatan Puskesmas, Bidan mengatakan rata-rata
akan sangat penting dan bermanfaat terbanyak ibu tidak mengetahui tanda
bagi ibu maupun janinnya sebagai bahaya kehamilan.
monitoring tumbuh kembang janin serta Berdasarkan latar belakang diatas,
deteksi dini adannya tanda-tanda bahaya sehingga peneliti tertarik untuk
kehamilan sehingga dapat segera melakukan penelitian dengan judul
dilakukan intervensi kepada inu. Jika “ Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
ANC tidak dilakukan dengan teratur, tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan
segala risiko yang dapat terjadi pada ibu Keteraturan Pemeriksaan Kehamilan
maupun janin seperti kecacatan pada bayi Berdasarkan Karakteristik di Wilayah
atau bahkan kematian janin. Kerja Puskesmas Kabupaten Bandung
Tanda-tanda bahaya pada pada Tahun 2014”. Berdasarkan latar
kehamilan merupakan suatu pertanda belakang diatas, maka rumusan masalah
telah terjadinya masalah yang serius pada yang timbul dalam penelitian ini adalah
ibu hamil atau janin yang dikandungnya Adakah Hubungan Pengetahuan Ibu
(Sembiring, 2013). Faktor yang Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan
mempengaruhi ketidakpatuhan ibu hamil dengan Keteraturan Pemeriksaan
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan Kehamilan. Tujuan Umum penelitian ini
(ANC) salah satunya adalah karena mengetahui hubungan pengetahuan ibu
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang hamil tentang tanda bahaya kehamilan
tanda bahaya kehamilan sehingga tidak terhadap keteraturan pemeriksaan
teratur dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
kehamilan. Penelitian yang dilakukan
34
Healthy Journal ©2015, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. III No. 2 , Oktober 2015 ISSN 2339-1383
TABEL 1.1
ANALISA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA
BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Keteraturan Pemeriksaan
Pengetahuan Tidak Total OR P-value
Teratur (%) (%)
Teratur
Baik 23 88,5 3 11,5 26
Kurang 6 37,5 10 62,5 16 12,778 0,001
Jumlah 29 69,0 13 31,0 42
36
Healthy Journal ©2015, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. III No. 2 , Oktober 2015 ISSN 2339-1383
37
Healthy Journal ©2015, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. III No. 2 , Oktober 2015 ISSN 2339-1383
40
Healthy Journal ©2015, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung