DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Alwi muarif sembiring (0503182205)
Lely qirah paradita (0503183346)
Muhammad habibi harahap (0503206216)
Reza rahmadani (0503182094)
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
menambah ilmu pengetahuan mengenai materi penggaran yaitu “Anggaran Bahan baku”dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran.
Kami Menyadari , masih banyak kekurangan yang dibuat dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan untuk perbaikan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR lSI
Bab I:Pendahuluan..............................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................1
C.Tujuan penulisan..................................................................................1
Bab II:Pembahasan.............................................................................................2
1. Pengertian anggaran bahan baku……………………………………
2. Tujutan penyusunan anggaran bahan baku…………………………
3. Informasi yang terdapat dalam bahan baku………………………..
4. Jumlah pesanan paling ekonomis………………………………….
Bab III:Penutup...................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang penting karena bahan
baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan harus selalu mempertimbangkan
secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan baku yang harus ada sebelum memulai suatu
kegiatan produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku
maupun biaya yang ditimbulkan. Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku
dapat dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana
kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus
dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anggaran bahan baku ?
2. Apa tujuan penyusunan anggaran bahan baku ?
3. Apa saja informasi yang terdapat dalam anggaran bahan baku?
4. Berapa saja Jumlah pesanan Paling ekonomis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anggaran bahan baku
2. Untuk mengetahui tujuan penyusunan anggaran bahan baku
3. Untuk mengetahui informasi yang terdapat dalam anggaran bahan baku
4. Untuk mengetahui Jumlah Pesanan yang Paling ekonomis
BAB II
1. Pengertian
Anggaran bahan baku adalah semua budget yang berhubungan dan merencanakan secara
lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan
datang. Anggaran ini terdiri dari tiga bentuk anggaran, yang disusun berurutan yaitu :
Anggaran unit kebutuhan bahan baku (unit of direct materials used budget) yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk berproduksi
selama periode yang datang.
Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget), yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi kebutuhan untuk berproduksi
selama periode yang akan datang.
Budget biaya bahan baku (cost of direct materials budget), yang merencanakan secara lebih rinci
tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
Anggaran persediaan bahan baku (materials inventory budget), yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang pengadaan persediaan guna menjaga kelangsungan proses produksi tetap
terjaga.
Bahan baku (materials) yang digunakan perusahaan dalam proses produksi secara umum dapat
dibedakan dalam dua jenis yaitu :
Bahan baku langsung yang dimaksud adalah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
sebagai bahan baku pokok, artinya kalau tidak ada bahan baku tersebut sebuah produk atau
barang tidak akan terjadi. Bahan baku langsung ini dapat terdiri dari satu, dua macam atau lebih.
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang sifatnya melengkapi atau sebagai pelengkap
dalam proses produski atau dalam penciptaan suatu produk atau barang, lebih jelasnya tanpa
adanya bahan baku tidak langsung ini sebuah produk atau barang akan tetap dapat diproduksi,
Bahan baku tidak langsung ini juga dapat terdiri dari satu, dua macam atau lebih.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
c. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku
Adapun informasi yang terdapat dalam anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
Dalam proses produksi penggunaan bahan baku adalah suatu hal yang sangat penting
diperhatikan, karena bila terjadi ketidak sesuaian dalam penggunaan bahan baku dengan hasil
yang telah diperoleh (barang jadi) akan berpengaruh kepada kualitas atau kuantitas dari produk
yang dihasilkan, dan juga biaya yang harus dikeluarkan dalam produksi akibat penggunaan
bahan baku tadi.
Untuk itu dalam memproduksikan suatu barang yang akan dihasilkan perlu ditetapkan
suatu ketentuan dan standard tertentu yang harus dipatuhi untuk mempertahankan kualitas dari
produk tersebut, ketentuan ini sering disebut “standard usage rate”.
Standard usage rate adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku yang
digunakan atau yang diperlukan untuk menghasilkan satau satuan produk jadi. Maksud dari
mengikuti standard ini adalah untuk menghidarkan perusahaan dari pemborosan biaya-biaya
yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku dalam berproduksi. Bila sebuah perusahaan
mengikuti standard usage rate ini maka ada beberapa manfaat yang diperoleh yaitu :
a. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal adalah untuk mempertahankan mutu, rasa,
dan atau kekuatan.
b. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal dapat menghindarkan pemborosan biaya
penggunaan bahan dalam proses produksi atau terjadinya efisiensi biaya produksi.
c. Akan dapat diukur waktu atau durasi dalam proses produksi, dan juga berapa jumlah
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dalam perjalanannya standard usage rate dapat saja terjadi penyimpangan, baik yang dilakukan
dengan sengaja atau dengan tidak sengaja penggunaan bahan baku dalam proses produksi,
sehingga akan berpengaruh pada hasil out put atau produk jadi, produk setengah jadi.
4. Jumlah pemesanan paling ekonomis.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bahan baku adalah unsur penting dalam usaha
menghasilkan suatu barang dalam kegiatan produksi, namun demikian dalam penyediaan bahan
baku, pembelian bahan baku, dan penggunaan bahan baku untuk digunakan dalam proses
produksi sering terjadi benturan antara penyediaan modal, pembelian bahan baku, dan
penggunaan bahan baku. Konsekwensi jumlah bahan baku yang dibeli tidak seimbang dapat
dikondisikan sebagai berikut :
a. Pembelian bahan baku lebih besar dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku.
Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih besar dari kebutuhan bahan baku antara lain
; a) modal akan menumpuk dalam persediaan bahan baku yang dibeli, b) bahan baku akan
menumpuk digudang dan akan menimbulkan resiko lanjutan seperti kerusakan bahan bila dilihat
dari sifat bahan baku tersebut, dicuri, atau sebab bencana alam dan lainnya, c) bahan baku akan
lama menunggu giliran untuk diproses, d) bahan baku yang menumpuk digudang akan
meningkatkan biaya penyimpanan. Disisi lain kelebihan bahan baku akan memberikan rasa
aman terhadap ketersediaan bahan baku guna mendukung kegiatan produksi dan perkiraan
penjualan.
b. Pembelian bahan baku lebih kecil dari kebutuhan atau penggunaan bahan baku
Konsekwensi dari pembelian bahan baku yang lebih kecil dari kebutuhan baku antara lain ; a)
diduga kemungkinan modal untuk membeli bahan baku kurang, b) proses produksi akan
terhambat oleh karena kehabisan bahan baku, c) timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan
baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin. Misalkan awalnya pemasok bahan baku
dari si A, karena sebab-sebab tertentu si A tidak dapat memasok bahan baku ke perusahaan,
untuk mengantisipasi dengan cepat pengadaan bahan baku maka perusahaan mencari pemasok
lain si B, kemungkinan yang dapat terjadi disini adalah harga dapat berbeda, waktu lebih lama,
dan lainnya sehingga biaya untuk pembelian bahan baku tersebut menjadi lebih besar.
Kecenderungan seperti yang dijelaskan diatas dapat saja dialami oleh sebuah perusahaan, oleh
sebab itu diperlukan perencanaan yang tepat dan sistematis dalam pengadaan bahan baku
sehingga dapat dicapai kestabilan dalam kegiatan proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan
proses produksi yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku dapat digunakan salah satu
metode dalam pengadaan bahan yang disebut sebagai economic order quantity (EOQ).
Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah bahan baku yang harus dibeli setiap kali
dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi tidak
akan mengakibatkan kekurangan bahan baku. Tujuan dari EOQ ini adalah untuk menghindari
penumpukan bahan baku, meminimalkan biaya pembelian dan pemesanan dan atau penggunaan
modal yang efektif, waktu tunggu pemakaian bahan baku untuk diproses tidak terlalu lama.
Rumus yang digunakan dalam menghitung EOQ ini adalah :
Contoh :
PT. Pedang Mas membuat dua jenis produk yaitu pisang molen dan pisang goreng.
Pisang molen dibuat pada departemen oven dan pisang goreng dibuat pada
departemen goreng. Bahan baku ada dua jenis pisang yaitu ; pisang barangan, dan
pisang raja. Rencana produksi tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Bulan Pisang molen Pisang goreng
Januari 500 800
Februari 600 800
Maret 700 900
Triwulan II 1550 2400
Triwulan III 1800 2500
Triwulan IV 1950 2600
Setiap 100 potong pisang molen menggunakan 5 sisir pisang barangan dan 4 kg tepung,
dan setiap 100 potong pisang goreng menggunakan 8 sisir pisang raja dan 2 kg tepung.
Harga pisang barangan Rp 5000 persisir, pisang raja Rp 5500 persisir, dan 1 kg tepung
Rp 3500 perkilogram
Dari data diatas susunlah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku
b. Anggaran biaya bahan baku
Jawab :
Anggaran kebutuhan bahan baku
Bahan baku Pisang Molen
Periode Produksi SUR Jml Kebutuhan
Pisang Barangan
Januari 500 25
Februari 600 30
Maret 700 0,05 35
Triwulan II 1550 77,5
Triwulan III 1800 90
Triwulan IV 1950 97,5
7100 355
Tepung
Januari 500 20
Februari 600 24
Maret 700 28
Triwulan II 1550 0,04 62
Triwulan III 1800 72
Triwulan IV 1950 78
7100 284
Bahan baku Pisang Goreng
Periode Produksi SUR Jml Kebutuhan
Pisang Raja
Januari 800 64
Februari 800 64
Maret 900 0,08 72
Triwulan II 2400 192
Triwulan III 2500 200
Triwulan IV 3000 240
10400 832
Tepung
Januari 800 16
Februari 800 16
Maret 900 18
Triwulan II 2400 0,02 48
Triwulan III 2500 50
Triwulan IV 3000 60
10400 208
Kesimpulan
Anggaran bahan baku adalah semua budget yang berhubungan dengan dan merencanakan tentang
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan datang. Anggaran terdiri
dari empat bentuk, yaitu :
Bahan baku yang digunakan perusahaan dalam proses produksi secara umum dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Adapun tujuan dari anggaran
bahan baku ini adalah memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku, memperkirakan jumlah
pembelian bahan baku, sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan danapembelian bahan baku,
sebagai dasar penyusunan product costing, sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan. Dalam
anggaran bahan baku ini memuat informasi seperti jenis produk yang akan dihasilkan, jenis bahan
baku yang digunakan, department produksi yang dilalui dalam proses produksi, standard usage rate,
waktu penggunaan bahan baku, dan kualitas produk itu sendiri.
Saran