Edisi Ketiga
Cetakan pertama, November 2016
Cetakan kedua, November 2016
519.5
1. statistic sosial
I. judul
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Konsep Dasar Statistika dan Skala Pengukuran ................................. 1.11
Latihan …………………………………………............................... 1.19
Rangkuman ………………………………….................................... 1.19
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.20
Kegiatan Belajar 2:
Penyajian Data Kuantitatif ................................................................. 2.17
Latihan …………………………………………............................... 2.31
Rangkuman ………………………………….................................... 2.32
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.32
Kegiatan Belajar 2:
Ukuran Penyebaran ............................................................................ 3.18
Latihan …………………………………………............................... 3.25
Rangkuman ………………………………….................................... 3.25
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.26
Kegiatan Belajar 2:
Distribusi Peluang .............................................................................. 4.19
Latihan …………………………………………............................... 4.35
Rangkuman ………………………………….................................... 4.35
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.36
Kegiatan Belajar 2:
Penarikan Sampel Nonprobabilita ...................................................... 5.18
Latihan …………………………………………............................... 5.20
Rangkuman ………………………………….................................... 5.21
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.21
Kegiatan Belajar 2:
Uji Statistik Hipotesis ......................................................................... 6.17
Latihan …………………………………………............................... 6.32
Rangkuman ………………………………….................................... 6.32
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.33
Kegiatan Belajar 2:
Uji Satu Sampel Menggunakan Tes Non-Parametrik Berskala
Nominal .............................................................................................. 7.13
Latihan …………………………………………............................... 7.19
Rangkuman ………………………………….................................... 7.20
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 7.20
Kegiatan Belajar 2:
Uji Dua Sampel Menggunakan Tes Nonparametrik .......................... 8.15
Latihan …………………………………………............................... 8.23
Rangkuman ………………………………….................................... 8.24
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.25
Kegiatan Belajar 2:
Uji Hipotesis Dua Rata-rata Populasi ................................................ 9.20
Latihan …………………………………………............................... 9.24
Rangkuman ………………………………….................................... 9.25
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.25
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan bobot sks maka mata kuliah
ini terdiri dari 9 Modul, dengan materi dari setiap modul sebagai berikut:
Modul 1 : Konsep Dasar Statistika.
Modul 2 : Penyajian Data.
Modul 3 : Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran.
Modul 4 : Probabilita.
Modul 5 : Metode Penarikan Sampel.
Modul 6 : Estimasi dan Uji Hipotesis.
Modul 7 : Pengujian Hipotesis Satu Sampel.
Modul 8 : Pengujian Hipotesis Dua Sampel.
Modul 9 : Pengujian Hipotesis Lebih Dari Dua Sampel dan Dua Rata-Rata
Populasi.
PEN D A HU L UA N
A pakah Anda penggemar piala dunia? Jika ya, pernahkah Anda mencoba
untuk menerka siapakah yang akan menjadi juara dunia, pada saat
penyelenggaraan piala dunia? Pada saat Anda mencoba untuk menerka,
tentunya Anda akan mencoba mencari tahu bagaimana kelemahan dan
kelebihan dari setiap tim yang akan berlaga, dan tentunya Anda
membutuhkan bermacam informasi. Setelah Anda memiliki bermacam
informasi, mulailah Anda berhitung sehingga Anda sampai pada kesimpulan
bahwa tim A akan memenangkan seluruh pertandingan dan menjadi juara.
Proses ini pada dasarnya merupakan salah satu gambaran tentang statistika.
Apa sebenarnya statistika? Apakah sama dengan statistik? Mengapa kita
harus mempelajari statistik? Kesemuanya akan Anda pelajari dalam buku
materi pokok ini. Pada Modul 1 ini, kita akan sama-sama mempelajari
tentang berbagai konsep dasar yang ada di dalam statistika. Kita akan
mencoba mencari tahu, apa saja kegunaan mempelajari statistika, dan dalam
modul ini pula berbagai dasar yang harus Anda kenali, sebelum Anda
mempelajari materi lebih lanjut dalam modul berikutnya.
Untuk bisa memahami statistika, dibutuhkan banyak praktik yang dapat
Anda lakukan dengan mencoba mengerjakan berbagai latihan yang ada, dan
juga mencoba mengerjakan berbagai latihan yang ada di sumber belajar
lainnya. Buku materi pokok ini juga dilengkapi dengan bahan ajar noncetak,
yang akan membantu Anda dalam mempelajari statistika, terutama mengenai
cara menggunakan Tabel z dan Tabel t.
Setelah Anda mempelajari Modul 1 ini, Anda diharapkan dapat
memahami berbagai konsep dasar yang ada dalam statistika. Secara lebih
spesifik, setelah mempelajari Modul 1 ini, Anda diharapkan dapat
memahami:
1. pengertian statistika;
2. manfaat mempelajari statistika;
3. klasifikasi statistika;
4. skala pengukuran.
1.2 Pengantar Statistik Sosial
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN STATISTIKA
Struktur ini dipengaruhi oleh Triple Burden, yaitu jumlah usia sekolah
dan balita sebesar 28,87%, angkatan kerja 63,54%, dan lansia (lanjut
usia) mencapai 7,59%. Sudibyo menilai kalau jumlah ini akan terus
meningkat terutama lansia yang saat ini sudah menembus angka 17 juta
jiwa.
(http://health.liputan6.com/read/521272/bkkbn-tahun-ini-penduduk-
indonesia-capai-250-juta-jiwa)
bisa kita gunakan secara benar, dengan memanfaatkan pisau itu untuk
memotong buah, namun pisau yang sama bisa kita gunakan secara salah
untuk melukai sesama manusia. Dengan demikian, sekalipun kita
menggunakan program SPSS, namun jika pemakaiannya salah maka hasilnya
juga akan salah, dan pada akhirnya keputusan yang akan kita ambil juga
salah.
Kembali pada pertanyaan apakah masih perlu kita mempelajari
statistika? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memahami
terlebih dahulu, bahwa statistika merupakan sebuah alat, yang bisa berguna
jika kita gunakan secara benar dan bisa tidak berguna jika kita gunakan
secara salah. Sering kali kita mendengar adanya manipulasi data yang salah
satunya adalah melalui statistika. Kita coba ambil contoh berikut ini.
Pemerintah mengklaim bahwa selama pemerintahan berjalan dua tahun,
kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan tajam, hal ini berdasarkan
data bahwa masyarakat yang berada di garis kemiskinan hanya sejumlah 5%
dari seluruh penduduk yang ada. Apakah ada yang salah dengan klaim
pemerintah tersebut? Jika kita tidak memahami statistika, kita tentunya akan
percaya saja pada klaim pemerintah, apalagi data yang menunjukkan bahwa
masyarakat yang berada di garis kemiskinan memang menunjukkan data
yang demikian. Namun demikian, jika kita memahami tentang statistika, kita
tidak akan percaya. Kita perlu melihat lebih jauh sehingga kita akan melihat
bahwa ada data yang disembunyikan dalam laporan tersebut. Jika data yang
berada pada garis kemiskinan hanya 5% dan data itu benar, namun demikian
ternyata data lain menunjukkan bahwa masih 35% penduduk yang justru
berada di bawah garis kemiskinan. Klaim pemerintah tidak salah, namun ada
manipulasi dengan tidak menampilkan data tentang penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan. Nah kondisi inilah yang menunjukkan bahwa kita
tetap harus mempelajari statistika.
Contoh lain, mengenai pentingnya mempelajari statistika adalah berikut
ini. Anda adalah seorang pimpinan pada sebuah perusahaan besar yang
memiliki banyak cabang di daerah, termasuk di pedalaman. Sebagai
pimpinan, Anda perlu mendengar laporan dari bawahan Anda. Salah satu
bawahan Anda yang ada di pedalaman, suatu ketika memberikan laporan
yang mengejutkan. Isi laporannya sebagai berikut. Telah terjadi tindakan
yang memalukan karena seratus persen wanita yang ada di perusahaan
melakukan seks bebas hanya kepada 1 orang laki-laki. Apa reaksi Anda
sebagai pimpinan? Sebagai pimpinan yang memahami statistika, Anda
ISIP4215/MODUL 1 1.5
tentunya tidak akan percaya begitu saja dan mencoba menggali informasi
lebih jauh. Ternyata laporan yang disampaikan memang benar, bahwa 100%
wanita yang ada di perusahaan melakukan seks bebas hanya kepada satu
orang laki-laki. Data yang benar, namun dimanfaatkan secara salah. Setelah
diteliti, ternyata jumlah wanita yang bekerja di perusahaan di pedalaman itu
hanya berjumlah 1 orang sehingga secara persentase, data tersebut memang
menunjuk jumlah 100%. Dari kedua contoh yang ada, kita akhirnya menjadi
sadar, bahwa banyak ruang untuk memanipulasi data, dan agar kita tidak
mudah terjebak, kita perlu mempelajari statistika.
2. Pemanfaatan Statistika
Apakah Anda mengikuti proses pelaksanaan jajak pendapat pada saat
pemilihan presiden tahun 2014? Berbagai lembaga berlomba melakukan
suatu proses hitung cepat untuk memprediksi siapakah yang akan menjadi
presiden berikutnya. Gambaran ini menunjukkan salah satu pemanfaatan
statistika. Betapa kuatnya statistika dalam memengaruhi kehidupan manusia
sehingga ketika terjadi perbedaan maka masing-masing berusaha
mempertahankan kredibilitasnya. Kondisi ini juga menunjukkan bagaimana
statistika dapat memberikan dampak yang luas pada manusia. Selain
menggambarkan manfaat statistika, proses hasil hitung cepat ini juga
menunjukkan bagaimana statistika dimanipulasi untuk kepentingan tertentu.
Kita coba lihat kejadian yang ada dalam proses hasil hitung cepat dalam
pemilihan presiden tahun 2014.
Bila dilihat hasil survei 12 lembaga survei, ada 8 lembaga survei yang
menghasilkan perhitungan cepat yang relatif sama, sekitar 52% untuk Jokowi
dan 48% untuk Prabowo. Sementara 4 lembaga survei memenangkan
Prabowo. Dari 4 lembaga survei, hanya satu yang hasil perhitungan cepatnya
menunjukkan perbedaan signifikan antara suara Jokowi dan Prabowo, yaitu
hasil perhitungan cepat PUSKAPTIS. Hasil perhitungan cepat PUSKAPTIS
menunjukkan Prabowo mendapat 52% suara dan Jokowi mendapat 48%.
Selisih persentase jumlah suara sekitar 4%, dengan margin error +/– 1%
maka selisih terendah antara suara Prabowo dan Jokowi adalah
(52% – 1% = 51%) – (48% + 1% = 49%) = 2%. Sementara hasil perhitungan
cepat 3 lembaga lain, selisih persentase suara masih berada di dalam margin
error sehingga dengan metode uji statistik, tidak bisa disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan jumlah suara antara kedua kubu.
1.6 Pengantar Statistik Sosial
(http://edukasi.kompasiana.com/2014/07/10/menunggu-hasil-audit-lembaga-
survey-quick-count-pilpres-2014-672973.html)
Selain banyak dimanfaatkan di kalangan politik, di kalangan bisnis
statistika juga memegang peranan yang sangat penting. Perusahaan di
manapun selalu mengandalkan pada statistika dalam proses pengambilan
keputusan. Baik perusahaan berskala besar maupun perusahaan berskala kecil
mengandalkan pada statistika. Dan bukan hanya di sektor ekonomi dan
politik, dalam setiap segi kehidupan manusia, semua mengandalkan pada
statistika. Bahkan, dalam kehidupan manusia yang sederhana pun, baik
secara sadar maupun tidak sadar mengandalkan pada statistika. Pernahkah
Anda ragu-ragu, apakah hari ini akan hujan atau tidak? Ketika Anda sampai
pada kesimpulan, hari ini akan hujan, Anda akan membawa payung maka
Anda juga sudah menerapkan statistika. Dengan kata lain, semua orang
secara sadar atau tidak sadar sudah memanfaatkan statistika, dari hal yang
sangat sederhana sampai hal yang sangat kompleks.
B. KLASIFIKASI STATISTIKA
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Lima Negara Terbesar di Dunia Tahun 2005
2. Berdasar Metodenya
a. Statistika parametrik: bagian dari statistika inferensia yang
mempertimbangkan nilai dari satu atau lebih parameter populasi, seperti
rata-rata hitung, standar deviasi, dan korelasi. Karakteristik dari
parametrik antara lain memperhitungkan nilai yang ada di populasi,
datanya berskala minimal interval, bentuk variabelnya kontinu, serta
datanya terdistribusi secara normal. Contoh dari statistika parametrik
antara lain: uji t, uji z, serta korelasi pearson.
1.8 Pengantar Statistik Sosial
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
1) Ketika kita menduga bahwa dalam minggu ini Jakarta akan dikepung
oleh banjir, merupakan salah satu bentuk dari ....
A. statistika
B. nonparametrik
C. metode penelitian
D. pendugaan parameter
C. deskriptif
D. linear
Kegiatan Belajar 2
1. Variabel
Variabel bisa kita artikan sebagai atribut dari sekelompok objek yang
diteliti dengan variasi dari masing-masing objeknya. Dengan kata lain,
variabel merupakan sebuah konsep yang memiliki variasi nilai. Variasi nilai
dari sebuah variabel, kita sebut sebagai kategori. Kita ambil contoh berikut.
Pendidikan merupakan sebuah variabel yang memiliki variasi nilai (kategori)
tinggi, sedang, dan rendah. Contoh lain, misalnya jenis kelamin, dengan
kategori laki-laki dan perempuan. Masih banyak contoh variabel yang ada di
sekitar kita, mulai dari sederhana hingga yang sangat kompleks.
Seperti halnya ketika kita mencoba mengklasifikasi statistika maka
variabel bisa kita klasifikasi berdasar beberapa bentuk klasifikasi.
a. Klasifikasi yang pertama adalah berdasarkan bulat atau tidaknya nilai
yang diperoleh. Variabel kita bedakan menjadi variabel diskret dan
variabel kontinu.
1) Variabel kontinu adalah variabel yang besaran nilainya dapat
menempati semua nilai yang berada di antara dua titik. Nilai yang
berada di antara dua titik bisa berbentuk nilai bulat atau nilai
pecahan. Contoh berat gula pasir, dengan variasi nilai 2 kg; 2,5 kg,
3,7kg, dan seterusnya. Contoh lain Indeks prestasi kumulatif (IPK)
dengan variasi nilai 2; 2,5; 3,75; dan seterusnya.
2) Variabel diskret adalah variabel yang besarannya tidak dapat
menempati semua nilai. Nilai bilangan diskret selalu berupa
bilangan bulat. Contoh: jumlah mahasiswa yang terdaftar dalam
1.12 Pengantar Statistik Sosial
tutorial online, variasi nilainya 15, 20, 50, dan seterusnya. Contoh
lain jumlah kendaraan yang parkir pada hari Minggu, variasi
nilainya 12, 24, 40, dan seterusnya. Jika kita cermati, dalam variabel
diskret tidak mungkin mengandung pecahan, misalnya tidak
mungkin kita akan menemukan 4,5 mahasiswa, atau kita akan
menemukan 20,3 mobil.
2. Data
Merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan. Syarat data antara lain:
a. harus sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya (memiliki akurasi yang
tinggi)
b. harus bisa mewakili parameter yang diukur dengan variasi yang kecil
c. harus relevan untuk menjawab suatu persoalan yang menjadi pokok
bahasan
d. harus tepat waktu.
Informasi yang ada pada umumnya diperoleh melalui observasi
(pengamatan) yang dilakukan terhadap sekumpulan individu, sekelompok
orang, dan berbagai objek lainnya. Informasi yang diperoleh dapat
memberikan keterangan, gambaran, atau fakta mengenai suatu persoalan baik
dalam bentuk kategori, maupun huruf atau bilangan. Seperti halnya variabel,
data juga sebaiknya kita buat dalam beberapa klasifikasi sebagai berikut:
a. Berdasarkan metode pengumpulan, data dibedakan menjadi:
1) data primer: data yang didapat dari sumber pertama, biasanya
melalui wawancara langsung atau melalui pengisian kuesioner;
2) data sekunder: data yang didapat dari sumber kedua dan seterusnya,
biasanya data ini merupakan data yang sudah diolah lebih lanjut.
Contoh data BPS, data yang ada dalam jurnal, buku, serta majalah.
b. Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi:
1) data kualitatif: data yang sifatnya hanya menggolongkan saja, atau
dengan kata lain data yang ada hanya bisa digunakan untuk
membedakan saja antara data satu dengan data lainnya. Biasanya
data ini memiliki skala ukur nominal dan ordinal. Contoh data
tentang jenis kendaraan, persepsi mahasiswa, serta lokasi tempat
tinggal
2) data kuantitatif: data yang sifatnya tidak hanya menggolongkan saja,
namun juga bisa menunjukkan bobot perbedaan antara data satu
dengan data lainnya. Data ini berbentuk angka. Contoh data tentang
besaran penghasilan, usia, serta jumlah kekayaan.
c. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi:
1) data internal: data yang didapat dari dalam kelompok atau organisasi
dan menggambarkan keadaan yang ada dalam kelompok atau
organisasi tersebut. Contoh data tentang jumlah dosen yang ada di
FISIP UT.
1.14 Pengantar Statistik Sosial
2) data eksternal: data yang didapat dari luar kelompok atau organisasi
dan menggambarkan keadaan yang ada di luar kelompok atau
organisasi tersebut. Contoh data tentang jumlah perguruan tinggi
terakreditasi yang ada di Dikti.
d. Berdasarkan waktu pengumpulan, data dibedakan menjadi:
1) data time series: data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan
waktu yang terjadi secara kronologis. Contoh data jumlah
mahasiswa yang registrasi dari tahun 2009 hingga tahun 2014.
2) data cross section: data yang dikumpulkan pada waktu tertentu saja.
Contoh data jumlah mahasiswa yang registrasi pada semester
2014.1.
Bentuk
Data Contoh
klasifikasi
Berdasarkan Primer Transkrip wawancara
metode
pengumpulan Sekunder Data BPS
Berdasarkan Kualitatif Jenis kendaraan, persepsi mahasiswa
sifatnya Kuantitatif Besaran penghasilan, usia
Internal Jumlah dosen yang ada di FISIP UT
Berdasarkan
sumbernya Jumlah perguruan tinggi terakreditasi yang ada
Eksternal
di Dikti
Time series Jumlah mahasiswa yang registrasi dari tahun
Berdasarkan
2009 hingga tahun 2014
waktu
Jumlah mahasiswa yang registrasi pada
pengumpulan Cross section
semester 2014.1
B. SKALA PENGUKURAN
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala yang melekat pada variabel yang
kategorinya hanya bisa digunakan untuk membedakan antara satu kategori
dengan kategori lainnya. Kita tidak bisa mengatakan bahwa kategori yang
satu lebih baik dari kategori yang lain, atau kategori yang satu lebih tinggi
dari kategori yang lain karena kategori yang satu hanya berbeda dengan
kategori yang lain. Dengan demikian, skala nominal ini biasanya berupa
variabel dengan data kualitatif.
Dalam kegiatan penelitian, kita bisa saja memberikan angka pada
kategori dalam variabel berskala nominal, namun angka yang ada tidak bisa
dijadikan dasar untuk menentukan bobot dari kategori karena angka yang ada
hanya bisa digunakan untuk membedakan antarkategori. Tidak adanya bobot
yang bisa ditunjukkan angka yang digunakan, membuat kita bisa saja
1.16 Pengantar Statistik Sosial
mengganti angka yang ada dengan sembarang angka. Contoh yang paling
umum adalah variabel jenis kelamin dengan kategori laki-laki dan
perempuan. Kita hanya bisa membedakan bahwa yang satu adalah laki-laki
dan yang lain adalah perempuan dan tidak bisa mengatakan bahwa laki-laki
lebih baik dari perempuan atau sebaliknya. Kita bisa memberikan angka
untuk setiap kategori yang ada, misalnya angka 1 untuk laki-laki dan angka 2
untuk perempuan, namun demikian sekali lagi bahwa angka 2 tidak bisa
diartikan memiliki bobot yang lebih baik dibanding angka 1 sehingga tidak
menjadi masalah ketika ingin mengubah angka tersebut, misalnya angka 1
untuk perempuan dan angka 2 untuk laki-laki. Contoh lainnya adalah variabel
agama dengan kategori Islam, Katolik, Hindu, Budha, Kristen, serta Aliran
Kepercayaan. Angka yang digunakan dalam skala nominal hanya berfungsi
sebagai kode yang memiliki arti berbeda dengan angka tersebut.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala yang melekat pada variabel yang
kategorinya selain menunjukkan adanya perbedaan, juga menunjukkan
adanya tingkatan yang berbeda. Dengan demikian, dalam skala ordinal kita
bisa menunjukkan bahwa kategori yang satu lebih baik dari kategori yang
lain, atau kategori yang satu lebih tinggi dari kategori yang lain, dan tentunya
termasuk di dalamnya, yaitu kategori yang satu berbeda dengan kategori
yang lain. Dengan kata lain, skala ordinal mencakup pula karakteristik yang
ada dalam skala nominal. Contoh variabel yang berskala ordinal adalah
penghasilan dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Contoh variabel lain
adalah jabatan dengan kategori direktur, manajer, dan staf. Kategori yang ada
dalam kedua variabel tersebut, jelas menunjukkan adanya bobot yang
berbeda sehingga kita bisa katakan bahwa orang yang penghasilannya tinggi,
memiliki tingkatan yang lebih baik dibanding orang yang memiliki
penghasilan rendah, demikian pula jabatan direktur, tentunya memiliki
tingkatan yang lebih baik dibanding jabatan staf.
Seperti halnya dalam skala nominal, dalam skala ordinal kita juga
memanfaatkan angka-angka untuk menggambarkan kategori yang ada.
Dalam skala ordinal, angka yang digunakan selain untuk membedakan juga
untuk menunjukkan bobot yang berbeda sehingga jika dalam skala nominal
kita bisa mengganti angka secara sembarang maka dalam skala ordinal kita
harus memperhatikan bobotnya. Contoh penghasilan dengan kategori tinggi,
sedang, dan rendah, kita beri kode 1 rendah, 2 sedang, 3 tinggi. Kode itu
ISIP4215/MODUL 1 1.17
tidak bisa kita ubah menjadi 1 tinggi, 2 rendah, 3 sedang. Angka yang tidak
bisa sembarang diubah terjadi karena angka tersebut juga menunjukkan
adanya tingkatan yang berbeda, bahwa 2 tentunya lebih besar dari 1, dan 3
lebih besar dari 2. Persamaannya adalah baik di skala nominal maupun di
skala ordinal, angka yang digunakan berfungsi sebagai kode yang memiliki
arti yang berbeda dengan angka tersebut.
3. Skala Interval
Skala interval merupakan skala yang melekat pada variabel yang
kategorinya selain menunjukkan adanya perbedaan, juga menunjukkan
adanya tingkatan yang berbeda, dan juga menunjukkan adanya rentang nilai.
Dengan demikian, dalam skala interval kita bisa menunjukkan bahwa
kategori yang satu lebih baik dari kategori yang lain, atau kategori yang satu
lebih tinggi dari kategori yang lain, dan kategori yang satu berbeda dengan
kategori yang lain, namun juga kita bisa menunjukkan bahwa kategori yang
satu memiliki rentang nilai dari sekian sampai sekian, dan kategori lainnya
memiliki rentang nilai dari sekian sampai sekian. Dengan kata lain, skala
interval mencakup pula karakteristik yang ada dalam skala nominal dan skala
ordinal. Contoh variabel yang berskala interval adalah jarak tempuh dengan
kategori 0 sampai 25 km, 25 sampai 50 km, dan 50 sampai 75 km. Contoh
variabel lain adalah lamanya penerbangan dengan kategori 1 sampai 2 jam,
kategori 2 sampai 3 jam. Kategori yang ada dalam kedua variabel tersebut,
jelas menunjukkan adanya bobot yang berbeda sehingga kita bisa katakan
bahwa kendaraan yang memiliki jarak tempuh 0 sampai 25 km memiliki
jarak tempuh yang lebih sedikit, dibanding kendaraan dengan jarak tempuh
25 sampai 50 km. Namun demikian, kita tidak bisa mengatakan bahwa
kendaraan dengan jarak tempuh 25 sampai 50 km memiliki jarak tempuh dua
kali dibanding kendaraan dengan jarak tempuh 0 sampai 25 km.
4. Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala yang melekat pada variabel yang
kategorinya selain menunjukkan adanya perbedaan, juga menunjukkan
adanya tingkatan yang berbeda, menunjukkan adanya rentang nilai, serta bisa
diperbandingkan. Nilai yang ada bisa diperbandingkan karena adanya nol
mutlak, yang bisa diartikan bahwa setiap angka memulai dari titik nol yang
sama. Dengan demikian, dalam skala rasio kita bisa menunjukkan bahwa
kategori yang satu lebih baik dari kategori yang lain, atau kategori yang satu
1.18 Pengantar Statistik Sosial
lebih tinggi dari kategori yang lain, dan kategori yang satu berbeda dengan
kategori yang lain, namun juga kita bisa menunjukkan bahwa kategori yang
satu memiliki rentang nilai dari sekian sampai sekian, dan kategori lainnya
memiliki rentang nilai dari sekian sampai sekian. Kita bisa juga mengatakan
bahwa 8 adalah dua kalinya 4, atau 10 adalah lima kalinya 2. Dengan kata
lain, skala rasio mencakup pula karakteristik yang ada dalam skala nominal,
skala ordinal, dan skala interval. Contoh variabel yang berskala rasio adalah
penghasilan, dengan kategori 5 juta, 10 juta, dan 15 juta. Contoh lain berat
badan dengan kategori 32 kg, 64 kg, dan 75 kg. Jika kita perhatikan kategori
dari variabel berskala rasio, kita bisa perbandingkan antara kategori satu
dengan yang lain. Orang yang berat badannya 64 adalah dua kali berat badan
orang yang beratnya 32. Demikian pula, orang yang penghasilannya 10 juta
adalah dua kalinya dari orang yang penghasilannya 5 juta. Kita bisa
memperbandingkan nilai yang ada karena kedua kategori tersebut dimulai
dari titik nol yang sama. Kita coba lihat ilustrasi berikut:
0 5 10
Kalau kita bandingkan antara skala rasio dan skala nominal maupun ordinal,
mereka memiliki kesamaan, yaitu menggunakan angka-angka. Bedanya,
angka yang digunakan dalam skala nominal dan ordinal hanya merupakan
kode, bukan arti dari angka itu sendiri, misalnya 1 bukan berarti “satu”, tetapi
artinya “laki-laki” atau 2 bukan berarti “dua” tetapi artinya “perempuan”,
sedangkan dalam skala rasio, angka yang ada merupakan arti dari angka itu
sendiri, jadi kalau ditunjukkan angka 15 diartikan sebagai “lima belas”.
Secara skematis, skala dan karakteristiknya terlihat dalam skema berikut.
Karakteristik
Skala Beda Tingkatan Rentang nilai Perbandingan
Nominal √ - - -
Ordinal √ √ - -
Interval √ √ √ -
Rasio √ √ √ √
ISIP4215/MODUL 1 1.19
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) A. Statistika. Statistika diartikan sebagai ilmu yang mengumpulkan,
menata, menyajikan, menganalisis, serta menginterpretasikan data
angka dengan tujuan membantu pengambilan keputusan yang
efektif.
2) B. Inferensia. Berdasar aktivitas yang dilakukan, statistika dibagi
menjadi statistika deskriptif dan statistika inferensia.
3) A. Nonparametrik. Berdasar metodenya, statistika dibagi menjadi
statistik parametrik dan nonparametrik
4) D. Korelasi pearson. Uji statistik yang termasuk dalam statistika
parametrik adalah uji t, uji z, serta uji korelasi pearson.
5) A. Chi Square. Uji statistik yang termasuk dalam statistika non-
parametrik adalah uji chi square, uji wilcoxon, serta uji spearman.
Tes Formatif 2
1) A. Nominal. Variabel yang kategorinya berfungsi hanya untuk
membedakan, termasuk dalam skala nominal.
2) B. Ordinal Variabel yang kategorinya berfungsi untuk membedakan,
dan menunjukkan adanya tingkatan, termasuk dalam skala ordinal.
3) C. Variabel yang kategorinya berfungsi untuk membedakan,
menunjukkan adanya tingkatan, serta memiliki rentang nilai
termasuk dalam skala interval.
4) D. Rasio. Variabel yang kategorinya memiliki nol mutlak adalah
variabel yang berskala rasio.
5) D. Rasio. Skala yang memiliki karakteristik dari keempat skala
pengukuran yang ada adalah skala rasio.
ISIP4215/MODUL 1 1.23
Glosarium
Daftar Pustaka
Earl Babbie. 1995. The Practice of Social Research. 7th ed. Belmont:
Wadsworth Publishing Company.
Kenneth D. Bailey. 1994. Methods of Social Research. 4th ed. New York: The
Free Press
Nachmias and Nachmias. 1992. Research Methods in the Social Science. 4th
ed. New York: St. Martin's
Ott.. et.al. 1992. Statistics A Tool for the Social Sciences. 5thed. Belmont,
California: Duxburypress.
Penyajian Data
Bambang Prasetyo, M.Si.
PEN D A HU L UA N
D ata yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian harus disusun dan
disajikan dalam bentuk yang mudah untuk dipahami. Penyusunan dan
penyajian data ini, akan membantu pihak-pihak yang terkait dengan hasil
penelitian yang kita lakukan. Hal ini menjadi penting terutama apabila
jumlah data yang kita kumpulkan sangat banyak. Selain untuk kepentingan
analisis, penyusunan dan penyajian data ini juga untuk memudahkan orang
lain melihat hasil penelitian kita.
Penyajian data dapat dikelompokkan menjadi penyajian data untuk data
kualitatif dan penyajian data untuk data kuantitatif. Pembagian ini didasarkan
pada penentuan dari skala variabel. Seperti telah Anda pelajari pada Modul 1
bahwa ada empat macam skala, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Penyajian data dengan skala nominal dan ordinal lebih bersifat kualitatif,
sedangkan penyajian data dengan skala interval dan rasio bersifat kuantitatif.
Data yang kita kumpulkan dalam suatu penelitian dapat berupa angka-
angka ataupun informasi-informasi tertentu. Angka-angka atau informasi-
informasi tersebut, harus kita sederhanakan terlebih dahulu. Angka-angka
kita masukan dalam kategori kelas-kelas interval, misalnya usia responden
kita susun dalam interval kelas 2130, 3140, dan 4150. Sementara itu,
informasi yang kita peroleh kita klasifikasikan dalam kategori-kategori
tertentu, misalnya jenis kelamin responden kita kategorikan ke dalam laki-
laki dan perempuan. Data tersebut kemudian kita susun berdasarkan kategori-
kategori tersebut. Susunan tersebut dikenal dengan istilah tabel frekuensi.
Tabel frekuensi memiliki komponen-komponen sebagai berikut.
2.2 Pengantar Statistik Sosial
No tabel
Judul Tabel
Jumlah data (N=)
Kategori Frekuensi Persentase
Sumber data:
Seperti terlihat dalam contoh tabel di atas, suatu tabel harus ada hal
seperti berikut ini.
1. No tabel. Nomor tabel ini untuk mempermudah pengidentifikasian
jumlah tabel yang ada dalam suatu karya ilmiah. Untuk setiap bab bisa
dimulai dengan angka awal sehingga untuk bab satu, nomor tabel yang
digunakan I.1, I.2, I.3, dan seterusnya. Untuk Bab dua digunakan II.1,
II.2, II.3, dan seterusnya.
2. Judul tabel. Pemberian judul dimaksudkan untuk mempermudah
pembaca membandingkan antara satu tabel dengan tabel lain.
3. Jumlah data. Dalam tabel biasanya digunakan notasi N = .... . Jumlah
data ini juga ditampilkan untuk mempermudah pembaca mengetahui
secara cepat berapa jumlah data, atau biasanya dalam hal ini jumlah
responden.
4. Kolom pertama dari suatu tabel umumnya berisikan kategori. Kategori
ini dapat berupa angka, dapat pula berisikan informasi penggolongan.
Kategori yang bukan berupa angka merupakan ciri penyajian data
kualitatif, sedangkan kategori yang berupa angka merupakan ciri
penyajian data kuantitatif. Kategori pada setiap kelas tidak boleh
tumpang tindih. Hal ini dimaksudkan agar setiap informasi yang ada
dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelas.
5. Kolom kedua dari suatu tabel adalah frekuensi. Frekuensi menunjukkan
berapa banyak kategori yang ada dipilih oleh responden. Frekuensi ini
yang digunakan untuk menentukan persentase dari setiap kategori.
6. Kolom selanjutnya adalah kolom persentase. Persentase ini
menunjukkan proporsi dari frekuensi setiap kelas. Cara mendapatkannya
adalah frekuensi setiap kelas dibagi banyaknya data, kemudian dikali
100%.
ISIP4215/MODUL 2 2.3
Penyajian data yang kita pelajari dalam modul ini, meliputi penyajian
data dalam bentuk tabel dan diagram. Bentuk tabel dan diagram yang
diuraikan dibedakan berdasarkan jenis datanya, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Selain bentuk penyajian data, dibahas pula bagaimana
penyederhanaan data serta interpretasi data dari setiap bentuk penyajian.
Modul ini akan banyak berguna bagi mahasiswa, dan juga bagi mereka
yang bekerja dengan mengandalkan pada data. Boleh di kata hampir semua
bidang pekerjaan bertumpu pada data. Pengambil kebijakan, bidang
pemasaran, industri, dan lainnya banyak bergantung pada informasi yang
selanjutnya kita sebut dengan data.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan
mengenai cara menyederhanakan, menyajikan, dan menginterpretasikan data
hasil penelitian.
Selain itu, secara lebih khusus dengan mempelajari modul ini, Anda
diharapkan dapat:
1. menjelaskan penyajian dalam bentuk tabel;
2. membuat dan menginterpretasikan penyajian data dalam bentuk tabel;
3. menjelaskan penyajian dalam bentuk diagram;
4. membuat dan menginterpretasikan penyajian data dalam bentuk diagram.
ISIP4215/MODUL 2 2.5
Kegiatan Belajar 1
Tabel 2.1
Alasan Pemilihan Perguruan Tinggi
N = 140
Tabel 2.2
Status Sosial Ekonomi Responden N= 80
Berdasar Tabel 2.2 ini kita bisa melakukan interpretasi bahwa sebagian
besar responden memiliki status sosial ekonomi yang sedang, yaitu sebanyak
50%.
2.8 Pengantar Statistik Sosial
Diagram 2.1
Status Sosial Ekonomi N=80
ISIP4215/MODUL 2 2.9
Pada Diagram 2.1 terlihat bahwa yang paling banyak dikemukakan oleh
mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi adalah biaya pendidikannya
yang tidak terlalu mahal, yaitu sebesar (33%).
Pada data yang terbagi dalam beberapa kategori yang cukup banyak dan
setiap kategori memiliki frekuensi yang hampir sama maka diagram
lingkaran kurang dapat menunjukkan tingkatan setiap kategori. Banyaknya
kategori dianjurkan tidak lebih dari 7 karena akan sulit untuk
membandingkan perbedaan (besar-kecilnya) tiap bagian kategori atau
frekuensi. Kita coba perhatikan diagram lingkaran yang memiliki kategori
yang banyak sebagai berikut. Anda tentunya akan sulit untuk membedakan
setiap kategorinya.
Diagram 2.2
Pilihan Partai N = 80
3% partai A
partai B
6% 0% 13% partai C
3%
partai D
6%
9% partai E
6% partai F
partai G
13% partai H
13% partai I
3% partai J
16% 9% partai K
partai L
partai M
Diagram 2.3
Alasan Pemilihan Perguruan Tinggi
N = 140
Tabel 2.3
TabelStatus Sosial
3 status Ekonomi
sosial ek onomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 363 76.6 76.6 76.6
sedang 27 5.7 5.7 82.3
tinggi 84 17.7 17.7 100.0
Total 474 100.0 100.0
Tabel 2.4
TabelStatus Sosial
4 status Ekonomi
sosial ekonomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 354 74.7 76.1 76.1
sedang 27 5.7 5.8 81.9
tinggi 84 17.7 18.1 100.0
Total 465 98.1 100.0
Missing tidak menjawab 9 1.9
Total 474 100.0
Coba Anda bandingkan antara Tabel 2.3 dan Tabel 2.4, terutama pada
kolom percent dan valid percent. Bandingkan juga antara kolom percent dan
kolom valid percent yang ada pada Tabel 2.4, maka Anda akan menemukan
perbedaan angka. Pada Tabel 2.3, kita belum memperhitungkan missing
value, sementara pada Tabel 2.4 kita sudah memperhitungkan missing value.
Kini kita bandingkan antara kolom percent dan valid percent yang ada pada
Tabel 2.4. Pada kolom percent, responden yang tidak menjawab masih
diperhitungkan dalam menghitung persentasenya, sedangkan pada kolom
valid percent, responden yang tidak menjawab sudah tidak diperhitungkan
lagi. Hal ini mengakibatkan persentase untuk responden yang memiliki status
sosial ekonomi yang rendah, berbeda antara kolom percent dan valid percent.
Dalam analisis data, kita akan menggunakan kolom valid percent. Dengan
demikian, berdasar Tabel 2.4 maka kita bisa menginterpretasikan bahwa
sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi yang rendah
(76,1%). Ingat yang digunakan adalah kolom valid percent. Kolom
berikutnya menunjukkan akumulasi persentase yang didapat dengan
menjumlahkan nilai yang ada dengan nilai sebelumnya. 76,1% didapat
dengan menjumlahkan nilai yang ada pada kategori rendah (76,1) dengan
akumulasi nilai sebelumnya (0). 81,9% didapat dengan menjumlahkan nilai
yang ada pada kategori sedang (5,8) dengan akumulasi nilai sebelumnya
(76,1). Demikian pula nilai 100% didapat dengan menjumlahkan nilai yang
ada pada kategori tinggi (18,1) dengan akumulasi nilai sebelumnya (81,9).
ISIP4215/MODUL 2 2.13
Diagram batang
Grafik 2.4
Grafik 4 Status Sosial Ekonomi
status sosial ekonomi
400
354
300
200
100
84
Count
0 27
Missing rendah sedang tinggi
tinggi
84 / 18%
sedang
27 / 6% Missing
9 / 2%
rendah
354 / 75%
2.14 Pengantar Statistik Sosial
LAT IH A N
Tabel 2.5
Jenis Pekerjaan Pengunjung Puskesmas dalam Satu Minggu
N=200
Jenis Pekerjaan Frekuensi
Pegawai Negeri 36
Pegawai Swasta 17
ABRI 35
Pensiunan 67
Tidak Bekerja 45
Total 200
Sumber: Fiktif.
R A NG KU M AN
Penyajian data kualitatif terbagi menjadi dua bentuk, yaitu tabel dan
diagram. Tabel data kualitatif disebut dengan tabel frekuensi kualitatif.
Jenis diagram yang merupakan bentuk penyajian data kualitatif adalah
diagram lingkaran dan diagram batang.
TES F OR M AT IF 1
Tabel 2.6
Tingkat Pendidikan Warga Masyarakat Desa Sukamulya
N=90
Kategori Frekuensi
Sekolah Dasar 10
SMP 25
SMU 50
Perguruan Tinggi 5
Total 90
Sumber: Fiktif.
Kegiatan Belajar 2
A. PENYEDERHANAAN DATA
Langkah Pertama
Dalam langkah pertama ini, kita akan mencari nilai pengamatan yang
terkecil dan yang terbesar dari pengamatan. Kemudian kita menentukan nilai
L dan nilai H. Nilai L diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengamatan
terkecil sebesar setengah unit (nilai pengamatan terkecil – 0,5), sedangkan
nilai H diperoleh dengan cara menambahkan nilai pengamatan terbesar
sebesar setengah unit (nilai pengamatan terbesar + 0,5). Dengan telah
ditentukannya nilai L dan H maka kita dapat menghitung nilai Rentang (R)
dengan rumus:
Langkah Kedua
Dalam penyajian data yang dikelompokkan, kita harus menentukan
banyaknya kategori atau kelas yang akan dibuat. Untuk keseragaman dalam
penentuan banyaknya kelas, dapat digunakan kaidah Sturgess. Dengan
menggunakan kaidah Sturgess banyak kategori atau kelas yang ditentukan
dengan menggunakan rumus:
K 1 3,322 log n
di mana:
K = banyaknya kelas
n = jumlah data (observasi)
Langkah Ketiga
Pada langkah ketiga, kita akan menentukan interval dari kategori atau
kelas yang telah dibentuk. Interval kelas sangat dipengaruhi oleh banyaknya
kelas dan penyebaran data yang akan disusun dalam distribusi frekuensi.
Besar interval ini, dihitung dengan menggunakan rumus:
R H L
i
K K
di mana:
i = Interval Kelas
H = Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamatan terkecil
L = Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamatan terkecil
K = Banyaknya kelas
Langkah Keempat
Langkah keempat ini merupakan langkah manakala kita mulai membuat
tabel distribusi frekuensi. Tahap-tahap pembuatan tabel tersebut adalah:
ISIP4215/MODUL 2 2.19
76 63 88 70 88 66 79 75
49 79 48 81 74 98 45 87
60 63 38 82 67 60 89 63
80 84 90 70 91 93 82 78
70 74 98 95 80 59 71 77
71 70 38 92 81 56 73 42
80 91 61 72 97 91 88 39
90 33 83 73 54 43 86 68
93 92 71 76 90 72 67 75
86 83 93 65 51 85 72 68
Tabel 2.7
Skor Tes Anak
(N = 80)
33 = 1
34 = 0
35 = 0
36 = 0
37 = 0
38 = 2
39 = 1
40 = 0
41 = 0
=4
1. Tabel Frekuensi
Tabel untuk data kuantitatif disebut dengan tabel distribusi frekuensi
kuantitatif. Pembagian kelas pada tabel ini, ditentukan oleh angka-angka
yang didapat dalam pengumpulan data. Apabila angka yang muncul tidak
terlalu bervariasi maka tabel yang dibuat dapat berbentuk tunggal. Misalnya,
variabel jumlah anak dalam keluarga.
Tabel 2.8
Jumlah Anak dalam Keluarga
N = 20
Jumlah Anak Frekuensi Persentase
1 2 10
2 6 30
3 3 15
4 4 20
5 5 25
Total 20 100
Sumber: fiktif.
Untuk data yang memiliki variasi sangat banyak maka kita lakukan
pengelompokan data, seperti yang sudah kita pelajari dalam materi
sebelumnya. Berdasar Tabel 2.8 maka kita bisa menginterpretasi bahwa
sebanyak 24% anak kemampuannya cukup baik karena memiliki nilai tes
antara 69 hingga 77, sedangkan yang memiliki skor di bawah 50 hanya 11%.
2. Diagram (Grafik)
a. Histogram
Diagram ini memiliki kesamaan dengan diagram batang. Hanya saja
untuk histogram setiap persegi panjang tidak saling terpisah, tetapi saling
menempel. Mengapa demikian? Masih ingat tentang penjelasan batang yang
harus terpisah dalam bar graph? Dalam histogram, setiap batang harus saling
menempel karena data yang digunakan bersifat kontinu. Dengan demikian,
maka seluruh data yang ada harus masuk ke dalam kelas yang ada. Dengan
saling menempelnya batang setiap kelas maka seluruh data yang ada akan
masuk ke dalam kelas yang tersedia. Setiap persegi panjang (batang) diwakili
oleh batas kelas nyata atau bisa juga dengan titik tengah kelas. Kita gunakan
data yang ada pada Tabel 2.9 untuk memberikan gambaran tentang
histogram.
2.24 Pengantar Statistik Sosial
Grafik 2.6
Histogram Skor Tes
N = 80
Dari Grafik 2.6 terlihat bahwa skor terbanyak yang dicapai anak-anak
dalam penelitian tersebut adalah pada kelas 68,5 hingga 77,5, yaitu sebanyak
19 orang
b. Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi merupakan suatu grafik yang dihasilkan dengan
menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas histogram.
Dengan demikian, sumbu horizontalnya diwakilkan oleh angka titik tengah
masing-masing kelas. Pada diagram ini, poligon dimulai dan diakhiri pada
sumbu horizontal (sumbu X) sehingga garis tidak menggantung, yaitu
sebelum kelas pertama dan setelah kelas berakhir ditambahkan kelas dengan
frekuensi nol (0). Titik tengah setiap kelas dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan nilai terendah dan tertinggi masing-masing kelas kemudian
dibagi dengan 2. Seperti pada kelas pertama, 32,5 + 41,5 = 74. Kemudian,
74 : 2 = 37. Titik tengah kelas lainnya dapat kita lihat pada Tabel 2.9.
ISIP4215/MODUL 2 2.25
Tabel 2.9
Tabel Titik Tengah Skor Anak
Grafik 2.7
Diagram polygon skor tes
N = 80
2.26 Pengantar Statistik Sosial
c. Ogive
Ogive adalah suatu bentuk diagram yang dibuat dari frekuensi kumulatif.
Pada ogive, sumbu horizontalnya tidak menggunakan titik tengah, tetapi
menggunakan batas nyata kelas atau kategori, sedangkan pada sumbu
vertikalnya digunakan frekuensi kumulatif. Garis yang menghubungkan batas
kelas nyata selalu bergerak naik atau turun dan tidak mungkin naik turun.
Titik awal dari garis ogive diwakili oleh batas kelas nyata bawah kelas
pertama. Untuk mendapatkan frekuensi kumulatif, perhatikan Tabel 2.10.
Frekuensi kumulatif bisa diartikan sebagai besaran yang menunjukkan
jumlah objek yang termasuk kelas yang bersangkutan dan kelas-kelas
sebelumnya.
Tabel 2.10
Frekuensi Kumulatif Tes Skor
N = 80
Kategori (Batas
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Nyata Kelas)
32,5 < x ≤ 41,5 4 4
41,5 < x ≤ 50,5 5 4 + 5 => 9
50,5 < x ≤ 59,5 4 9 + 4 => 13
59,5 < x ≤ 68,5 12 13 + 12 => 25
68,5 < x ≤ 77,5 19 25 + 19 => 44
77,5 < x ≤ 86,5 16 44 + 16 => 60
86,5 < x ≤ 95,5 17 60 + 17 => 77
95,5 < x ≤ 104,5 3 77 + 3 => 80
Total 80
Dari data pada Tabel 2.10 kita bisa hasilkan ogive, seperti pada
diagram 2.8
ISIP4215/MODUL 2 2.27
Diagram 2.8
Ogive Skor Tes
N = 80
Kita gunakan lagi data mentah yang menggambarkan skor tes anak.
76 63 88 70 88 66 79 75 49 79 48 81 74 98 45 68
87 60 63 38 82 67 60 89 63 80 84 90 70 91 93 72
82 78 70 74 98 95 80 59 71 77 71 70 38 92 81 85
56 73 42 80 91 61 72 97 91 88 39 90 33 83 73 51
54 43 86 68 93 92 71 76 90 72 67 75 86 83 93 65
Setelah itu pada bagian leaf, kita urutkan dari data yang terkecil hingga
terbesar sehingga menghasilkan diagram batang dan daun berikut;
ISIP4215/MODUL 2 2.29
Grafik 2.9
Stem and Leaf Skor Tes Anak
N = 80
1. Histogram
Grafik 2.10
Total Barang yang Diproduksi
600
500
400
300
200
16
20
24
28
32
36
40
44
40
80 0
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
0.
00
00
00
00
00
00
00
00
00
0
0.
0.
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
0
Jika kita perhatikan stem and leaf yang sudah dihasilkan dengan
menggunakan program SPSS maka kita lihat pada bagian akhir terdapat
keterangan mengenai stem width : 10000. Hal ini dapat diartikan bahwa
setiap angka yang terdapat di dalam stem merupakan bilangan puluhan ribu.
Dengan demikian, ketika kita menemukan angka 5, maka angka tersebut
berarti 50000.
Selanjutnya, terdapat pula keterangan each cases: 8 cases, hal ini
menunjukkan bahwa setiap angka yang terdapat di dalam leaf, sebenarnya
mewakili 8 data.
LAT IH A N
1 6 4 14 10 2 15 5 6 12
3 11 13 4 16 7 6 1 8 9
4 8 12 13 3 15 12 12 14 7
5 2 6 10 8 4 3 16 7 11
9 4 8 4 2 9 4 3 10 6
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2 6 7 4 3 9
8 4 5 6 12 7
9 10 5 4 8 5
6 7 6 8 10 4
5 7 9 8 6 3
C. 8
D. 9
Tes Formatif 1
1) A. Pada diagram batang untuk data kualitatif masing-masing persegi
panjang harus terpisah. Pada sumbu vertikal digunakan frekuensi.
2) B. Tingkat pendidikan menengah adalah SMP dan SMU, gabungan
kedua persentase tersebut adalah 83,33%.
3) D. Persentase tingkat pendidikan anak sekolah menengah didapatkan
dari 50 dibagi 90, kemudian dikalikan dengan 100. Angka lima di
belakang koma dibulatkan ke atas.
4) C. Tabel tersebut adalah tabel dari variabel dengan skala pengukuran
ordinal. Pada skala ordinal selain digolongkan data juga diberi
peringkat.
5) C. Pada diagram lingkaran setiap wilayah ditentukan oleh persentase
masing-masing kelas.
Tes Formatif 2
1) C. Banyak kelas adalah 6 didapat dari K = 1 + 3.322 log 30 = 5.91.
Sementara itu, interval 2 didapatkan dari selisih nilai tertinggi
dengan terendah dibagi banyaknya kelas (12-2)/6 = 1.667.
2) D. Jumlah pembelian susu sebanyak 6 hingga 7 kilogram adalah 9
keluarga.
3) A. Kelas kedua dalam penelitian tersebut adalah untuk pembelian
antara 4 sampai 5 kilogram susu.
4) C. Frekuensi kumulatif ini didapat dari frekuensi kumulatif kelas ketiga
ditambah dengan frekuensi kelas keempat atau 20 + 7 = 27.
5) C. Persentase pembelian susu antara 6 hingga 7 kilogram didapat dari
pembagian frekuensi kelas dengan jumlah keseluruhan data dikali
100%. Atau 9/30 100% = 30%.
ISIP4215/MODUL 2 2.35
Glosarium
Data : informasi.
Kategori : variasi nilai dari variabel.
Responden : orang yang diminta memberikan informasi dalam
penelitian kuantitatif.
Variabel : sebuah konsep yang memiliki variasi nilai.
Variabel diskret : variabel yang kategorinya merupakan bilangan bulat.
Variabel kontinu : variabel yang kategorinya mengandung nilai pecahan.
2.36 Pengantar Statistik Sosial
Daftar Pustaka
Argyrous, George, 1997. Statistic for Social Research, Mac Millan Press Ltd.
Dergibson Siagian dan Sugiarto, 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan
Ekonomi, Jakarta: Gramedia.
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Ukuran Pemusatan
Tabel 3.1
Nilai Pemusatan
Skala pengukuran
Modus Median Mean
Nominal √
Ordinal √ √
Interval √ √ √
Rasio √ √ √
digunakan untuk variabel dengan skala nominal dan ordinal. Untuk lebih
jelasnya, kita akan bahas lebih lanjut mengenai nilai pemusatan yang ada.
A. MODUS
50 78 65 82 71 50 70 60 88 90
72 63 50 66 77 50 62 71 60 55
Dari distribusi data tersebut, maka kita dapat simpulkan bahwa nilai
pengamatan yang paling sering muncul adalah 50 (muncul sebanyak 4 kali)
sehingga distribusi data tersebut memiliki satu nilai modus, yaitu 50.
Contoh sebuah distribusi data dengan beberapa nilai modus; nilai ujian
akhir pengantar statistik sosial dari 20 mahasiswa yang ikut ujian adalah
sebagai berikut:
50 78 65 82 71 50 70 60 88 60
72 60 50 66 77 50 62 71 60 55
Dari distribusi data tersebut, maka kita dapat simpulkan bahwa nilai
pengamatan yang paling sering muncul adalah 50 (muncul sebanyak 4 kali)
dan 60 (muncul sebanyak 4 kali) sehingga distribusi data tersebut memiliki
dua nilai modus, yaitu 50 dan 60. Untuk distribusi data yang memiliki 2 nilai
modus, kita sebut dengan bimodus. Untuk distribusi data yang memiliki tiga
nilai modus, kita sebut trimodus, sedangkan suatu distribusi data yang
memiliki lebih dari tiga nilai modus kita sebut multimodus.
Contoh sebuah distribusi data yang tidak memiliki nilai modus; nilai
ujian akhir pengantar statistik sosial dari 20 mahasiswa yang ikut ujian
adalah sebagai berikut:
52 78 65 82 79 53 70 69 88 60
72 66 75 64 77 58 62 71 61 55
ISIP4215/MODUL 3 3.5
Dari distribusi data tersebut, maka kita bisa simpulkan bahwa tidak ada
nilai pengamatan yang muncul lebih sering dibanding data lain sehingga kita
bisa katakan bahwa distribusi tersebut tidak memiliki nilai modus.
Pengertian dari nilai ekstrem adalah nilai yang menyimpang terlalu jauh
dari data lainnya dalam sebuah distribusi. Contoh: hasil pengumpulan data
terhadap 7 orang adalah sebagai berikut:
50 50 50 60 60 65 100
Nilai pengamatan 100 adalah nilai ekstrem karena nilai lainnya berkisar
dalam rentang yang tidak jauh (50-65), namun demikian nilai pengamatan ini
tidak berpengaruh pada nilai modus (dalam distribusi ini modusnya adalah
50).
Tabel 3.2
Lokasi Tempat Tinggal
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai modus berada di jawa (30%) sehingga
bisa kita simpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa tinggal di pulau Jawa.
50 50 50 60 60 65 100
d1
Modus Mo Bl i
d1 d 2
Keterangan:
Bl = batas bawah kelas nyata untuk kelas yang mengandung modus
d1 = selisih frekuensi antara kelas yang mengandung modus dengan
frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi antara kelas yang mengandung modus dengan
frekuensi kelas sesudahnya
i = interval kelas
Kita coba terapkan rumus tersebut untuk melihat nilai modus pada tabel
berikut.
ISIP4215/MODUL 3 3.7
Tabel 3.3
Skor Tes Anak
(N = 80)
Batas Kelas nyata Frekuensi Persentase
32,5 < x ≤ 41,5 4 5
41,5 < x ≤ 50,5 5 6,25
50,5 < x ≤ 59,5 4 5
59,5 < x ≤ 68,5 12 15
Kelas yang
68,5 < x ≤ 77,5 19 23,75
mengandung modus
77,5 < x ≤ 86,5 16 20
86,5 < x ≤ 95,5 17 21,25
95,5 < x ≤ 104,5 3 3,75
Total 80 100
Tabel 3.3 menunjukkan pada kita bahwa kelas yang mengandung modus
adalah kelas dengan batas nyata 68,5 ≤ x ≤ 77,5 (sebanyak 19 nilai
pengamatan). Dengan demikian, kita dapat masukkan data tersebut ke dalam
rumus
(19 12)
Modus Mo 68,5 9 74,8
(19 12) (19 16)
Dengan demikian, nilai modus untuk Tabel 3.3 adalah 74,8. Satu hal yang
harus kita perhatikan adalah nilai modus, harus masuk ke dalam rentang
kelas yang menunjukkan pengamatan terbanyak (dalam Tabel 3.3 adalah
68,5 ≤ x ≤ 77,5) sehingga 74,8 memang masuk ke dalam rentang nilai kelas
tersebut. Untuk distribusi data yang mengandung lebih dari satu nilai modus
maka rumus yang ada harus dihitung sesuai dengan banyaknya nilai modus
yang ada.
B. MEDIAN
Median adalah titik tengah dari semua nilai setelah diurutkan dari nilai
terkecil hingga nilai terbesar atau sebaliknya. Dengan demikian, akan
terdapat sejumlah nilai pengamatan yang sama, baik di bawah nilai tengah
maupun di atas nilai tengah. Dengan kata lain, median membagi seluruh nilai
pengamatan dengan komposisi 50% data di bawah nilai tengah dan 50% data
di atas nilai tengah.
3.8 Pengantar Statistik Sosial
Tabel 3.4
Pendidikan Formal
Frekuensi
Lokasi Frekuensi
kumulatif
SD 15 15
SMP 45 50
SMA 25 75
PT 25 100
Total 100
Frekuensi
Lokasi Frekuensi
kumulatif
SD 15 15 + 0 = 15
SMP 45 15 + 45 = 50
SMA 25 25 + 50 = 75
PT 25 25 + 75 = 100
Total 100
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai median berada di SMP sehingga bisa
kita simpulkan bahwa 50% warga memiliki pendidikan SD sampai SMP,
sedangkan 50% lainnya memiliki pendidikan SMA dan PT.
ISIP4215/MODUL 3 3.9
Kita coba lihat dengan contoh data yang sudah kita miliki pada saat
membahas modus
50 78 65 82 71 50 70 60 88 90
72 63 50 66 77 50 62 71 60 55
Langkah pertama, data ini kita urutkan dari yang terkecil menjadi sebagai
berikut:
50 50 50 50 55 60 60 62 63 65
Urutan data ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
66 70 71 71 72 77 78 82 88 90
Urutan data ke 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
20 1
Langkah kedua, menentukan posisi median sehingga 10,5
2
Langkah ketiga, mencari nilai median. 10,5 diartikan sebagai data yang
berada posisi 10 dan 11 sehingga data yang ada pada posisi 10 dan 11 harus
3.10 Pengantar Statistik Sosial
Median Md Bl 2
n Cfb
i
fMd
Keterangan:
Bl = batas bawah kelas nyata untuk kelas yang mengandung modus.
n = banyaknya data.
Cfb = frekuensi kumulatif kelas yang berada di bawah kelas yang
mengandung median.
fMd = frekuensi kelas yang mengandung median.
i = interval kelas.
Kita coba terapkan rumus tersebut untuk melihat nilai median pada tabel
berikut.
Tabel 3.5
Skor Tes Anak
(N = 80)
Frekuensi
Batas Kelas nyata Frekuensi
kumulatif
32,5 ≤ x ≤ 41,5 4 4
41,5 ≤ x ≤ 50,5 5 9
50,5 ≤ x ≤ 59,5 4 13
59,5 ≤ x ≤ 68,5 12 25 Kelas yang
68,5 ≤ x ≤ 77,5 19 44 mengandung
77,5 ≤ x ≤ 86,5 16 60 median
86,5 ≤ x ≤ 95,5 17 77
95,5 ≤ x ≤ 104,5 3 80
Total 80
Tabel 3.5 menunjukkan pada kita bahwa kelas yang mengandung median
adalah kelas dengan batas nyata 68,5 ≤ x ≤ 77,5 (Hal ini terjadi karena
ISIP4215/MODUL 3 3.11
Dengan demikian, nilai median untuk tabel 3.5 adalah 75,6. Seperti halnya
yang berlaku dalam perhitungan modus maka nilai median harus masuk ke
dalam rentang kelas yang mengandung median, yaitu 68,5 ≤ x ≤ 77,5
C. RATA-RATA (MEAN)
Mean adalah nilai rata-rata dari seluruh data yang ada dalam sebuah
distribusi data. Nilai rata-rata dianggap sebagai perwakilan seluruh data yang
ada. Dengan demikian, untuk menghitung nilai rata-rata didapat dengan cara
menjumlah seluruh data yang ada, lalu dibagi dengan jumlah data yang ada.
Karakteristik nilai mean adalah
1. hanya bisa digunakan untuk data kuantitatif saja;
2. satu distribusi data hanya memiliki satu nilai;
3. hanya bisa digunakan untuk skala interval/rasio;
4. dipengaruhi oleh nilai ekstrem.
Pengaruh nilai ekstrem dalam sebuah distribusi data sangat kuat terhadap
nilai mean karena perhitungan didasarkan pada penjumlahan seluruh data
yang ada. Kita coba bandingkan 2 distribusi data yang hampir serupa, namun
tidak sama karena adanya nilai ekstrem.
Distribusi 1, terdiri dari kumpulan data 10, 20, 30, 40, 50 maka nilai rata-
ratanya adalah (10 + 20 + 30 + 40 +50)/5 = 30
Bandingkan dengan distribusi 2, yang terdiri dari kumpulan data 10, 20, 30,
40, 150 maka nilai rata-ratanya adalah (10 + 20 + 30 + 40 +150)/5 = 50
Dengan demikian, adanya nilai ekstrem pada distribusi 2, membuat nilai rata-
rata menjadi menyimpang jauh dari keseluruhan data yang ada dalam
distribusi data.
3.12 Pengantar Statistik Sosial
Untuk menghitung nilai rata-rata, kita juga perlu membedakan antara data
yang dikelompokkan dan data yang tidak dikelompokkan dan juga perlu
dibedakan antara data yang ada di populasi dan data yang ada di tingkat
sampel. Kita akan lihat satu persatu.
Keterangan: Keterangan:
µ (baca: miu) = rata-rata di populasi X (baca: x bar) = rata-rata di sampel
x (baca: sigma x) = penjumlahan x (baca: sigma x) = penjumlahan
seluruh data yang ada seluruh data yang ada
N = jumlah seluruh data di populasi n = jumlah seluruh data di sampel
Nilai ujian akhir pengantar statistik sosial dari 20 mahasiswa yang ikut ujian
adalah sebagai berikut:
50 78 65 82 71 50 70 60 88 90
72 63 50 66 77 50 62 71 60 55
Keterangan: Keterangan:
µ (baca: miu) = rata-rata di populasi X (baca: x bar) = rata-rata di sampel
fi = frekuensi kelas ke-i fi = frekuensi kelas ke-i
xi = nilai tengah kelas ke-i xi = nilai tengah kelas ke-i
N = jumlah seluruh data di populasi n = jumlah seluruh data di sampel
Tabel 3.6
Skor Tes Anak
(N = 80)
Frekuensi Nilai tengah
Batas Kelas nyata fi . xi
( fi ) ( xi )
32,5 < x ≤ 41,5 4 37 148
41,5 < x ≤ 50,5 5 46 230
50,5 < x ≤ 59,5 4 55 220
59,5 < x ≤ 68,5 12 64 768
68,5 < x ≤ 77,5 19 73 1387
77,5 < x ≤ 86,5 16 82 1312
86,5 < x ≤ 95,5 17 91 1547
95,5 < x ≤ 104,5 3 100 300
Total 80 5912
(4 37) (5 46) (4 55) (12 64) (19 73) (16 82) (17 91) (3 100)
73,9
80
3.14 Pengantar Statistik Sosial
LAT IH A N
20 18 35 42 11 25 40 30 28 40
32 23 40 26 37 30 42 21 30 25
30 28 45 42 31 40 20 30 28 40
32 23 30 26 37 30 42 31 30 25
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
20 18 25 42 20 25 40 30 18 45
20 18 25 42 20 25 40 30 18 45
A. 20
B. 22,5
C. 25
D. 20 dan 25
20 18 25 42 20 25 40 30 18 45
A. 28
B. 28,3
3.16 Pengantar Statistik Sosial
C. 28,5
D. 29
A. 30,86
B. 32,29
C. 33,28
D. 33,71
A. 5,02
B. 5,78
C. 29
D 32.29
ISIP4215/MODUL 3 3.17
Kegiatan Belajar 2
Ukuran Penyebaran
Distribusi data 1:
15 30 15 30 15 Mean: 21
Distribusi data 2:
21 21 21 21 21 Mean: 21
Distribusi data 3:
11 31 10 32 21 Mean: 21
Keterangan:
n 2 l 1
B
2l
l = jumlah kategori
n = jumlah data
Tabel 3.7
Alasan Pemilihan Perguruan Tinggi
N = 140
Kategori Frekuensi ( f) Persentase (%)
Perguruan tinggi favorit 20 14.29
Kualitas pengajar 30 21.43
Jarak dengan rumah 10 7.14
Biaya perkuliahan 45 32.14
Fasilitas belajar-mengajar 35 25
Total 140 100
n 2 l 1 1402 5 1 19600 4
Maximum (B) = 7840
2l 2.5 10
3.20 Pengantar Statistik Sosial
A 7475
IQV 100 100 95,34
B 7840
Dari hasil perhitungan iqv, kita bisa simpulkan bahwa data mengenai alasan
pemilihan perguruan tinggi sangat heterogen (mendekati 100%).
B. JANGKAUAN (RANGE)
Nilai ujian akhir pengantar statistik sosial dari 20 mahasiswa yang ikut ujian
adalah sebagai berikut:
50 78 65 82 71 50 70 60 88 90
72 63 50 66 77 50 62 71 60 55
Rentang yang ada dalam ujian mahasiswa adalah: 40. Angka ini didapat dari
selisih antara nilai tertinggi (90) dengan nilai terendah (50).
2 S2
N n 1
Keterangan:
σ 2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi S2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi
di populasi di sampel
µ (baca: miu) = rata-rata di populasi X (baca: x bar) = rata-rata di sampel
x = data pengamatan x = data pengamatan
N = jumlah seluruh data di populasi n = jumlah seluruh data di sampel
Kita akan coba langsung dengan menerapkan kasus yang ada dengan
menggunakan distribusi data yang sudah kita miliki sebelumnya.
Nilai ujian akhir pengantar statistik sosial dari 20 mahasiswa yang ikut ujian
adalah sebagai berikut:
50 78 65 82 71 50 70 60 88 90
72 63 50 66 77 50 62 71 60 55
Untuk menghitung nilai variansi dan deviasi standar, langkah pertama adalah
menghitung nilai rata-ratanya terlebih dahulu. Nilai rata-rata untuk distribusi
data yang ada adalah:
50+78+65+82+71+50+70+60+88+90+72+63+50+66+77+50+62+71+60+55
μ 66,5
20
Setelah kita ketahui nilai rata-ratanya maka ada baiknya kita membuat tabel
sebagai berikut.
3.22 Pengantar Statistik Sosial
x µ atau x X x atau x x
2 2
x
50 (50 - 66,5) = -16,5 272,25
78 (78 - 66,5) = 11,5 132,25
65 (65 - 66,5) = -1,5 2,25
82 (82 - 66,5) = 15,5 240,25
71 (71 - 66,5) = 4,5 20,25
50 (50 - 66,5) = -16,5 272,25
70 (70 - 66,5) = 3,5 12,25
60 (60 - 66,5) = -6,5 42,25
88 (88 - 66,5) = 21,5 462,25
90 (90 - 66,5) = 23,5 552,25
72 (72 - 66,5) = 5,5 30,25
63 (63 - 66,5) = -3,5 12,25
50 (50 - 66,5) = -16,5 272,25
66 (66 - 66,5) = -0,5 0,25
77 (77 - 66,5) = 10,5 110,25
50 (50 - 66,5) = -16,5 272,25
62 (62 - 66,5) = -4,5 20,25
71 (71 - 66,5) = 4,5 20,25
60 (60 - 66,5) = -6,5 42,25
55 (55 - 66,5) = -11,5 132,25
Total 2921
Dengan demikian, nilai variansi jika data tersebut merupakan data populasi
adalah:
x
2
2921
2 146,05
N 20
Nilai variansi jika data tersebut merupakan data sampel adalah:
x x
2
2921
S 2
153,74
n 1 19
Jika kita sudah mengetahui nilai variansi maka untuk menghitung nilai
deviasi standar, kita tinggal menghitung akar dari variansi sehingga deviasi
standar untuk data di populasi adalah 146,05 12,09 , sedangkan untuk
deviasi standar di sampel adalah 153,74 12,39
ISIP4215/MODUL 3 3.23
2 i
S2
i
N n 1
Keterangan:
σ 2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi S2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi
di populasi di sampel
µ (baca: miu) = rata-rata di populasi X (baca: x bar) = rata-rata di sampel
xi = nilai tengah kelas xi = nilai tengah kelas
f = frekuensi kelas f = frekuensi kelas
N = jumlah seluruh data di populasi n = jumlah seluruh data di sampel
Kita langsung saja dengan contoh menggunakan kasus yang sudah kita
miliki.
Tabel 3.8
Skor Tes Anak
(N = 80)
Batas Kelas Nilai
Frekuensi
nyata tengah
( fi )
( xi )
32,5 < x ≤ 41,5 4 37
41,5 < x ≤ 50,5 5 46
50,5 < x ≤ 59,5 4 55
59,5 < x ≤ 68,5 12 64
68,5 < x ≤ 77,5 19 73
77,5 < x ≤ 86,5 16 82
86,5 < x ≤ 95,5 17 91
95,5 < x ≤ 104,5 3 100
Total 80
Untuk menghitung nilai variansi dan deviasi standar, langkah pertama adalah
menghitung nilai rata-ratanya terlebih dahulu. Nilai rata-rata untuk distribusi
data yang ada adalah:
3.24 Pengantar Statistik Sosial
(4×37)+(5×46)+ (4×55)+(12×64)+(19×73)+(16×82)+(17×91)+(3×100) 73,9
80
Setelah kita ketahui nilai rata-ratanya maka ada baiknya kita membuat tabel
sebagai berikut;
Dengan demikian, nilai variansi jika data tersebut merupakan data populasi
adalah:
f x
2
20023, 2
2
i
250, 29
N 80
Nilai variansi jika data tersebut merupakan data sampel adalah:
x x
2
20023, 2
S 2
253, 46
n 1 79
Jika kita sudah mengetahui nilai variansi maka untuk menghitung nilai
deviasi standar, kita tinggal menghitung akar dari variansi sehingga deviasi
standar untuk data di populasi adalah 250, 29 15,82 , sedangkan untuk
deviasi standar di sampel adalah 253, 46 15,92 .
ISIP4215/MODUL 3 3.25
LAT IH A N
20 18 35 42 11 25 40 30 28 40
32 23 40 26 37 30 42 21 30 25
30 28 45 42 31 40 20 30 28 40
32 23 30 26 37 30 42 31 30 25
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
3) Nilai deviasi standar untuk distribusi data populasi berikut adalah ....
20 18 35 42 11 25 40 30 28 50
A. 11,41
B. 29,9
C. 130,29
D. 299
20 18 35 42 11 25 40 30 28 50
A. 11,41
B. 130,29
C. 144,76
D. 299
20 18 35 42 11 25 40 30 28 50
A. 11,41
B. 12,03
C. 130,29
D. 144,76
ISIP4215/MODUL 3 3.27
Tes Formatif 1
1) D. Dalam distribusi data tersebut adalah 18, 20, dan 25 muncul
sebanyak 2 kali.
2) B. Posisi median berada di antara data ke 5 dan ke 6 sehingga harus
dicari nilai dengan menjumlahkan kedua data tersebut dan dibagi
dua, dengan demikian (20+25)/2 = 22,5.
3) B. Mean untuk distribusi data tersebut adalah 283/10 = 28,3
4) B. Nilai modusnya adalah 32, 29
5) C. Nilai meannya adalah 1160/40 = 29.
Tes Formatif 2
1) C. Range data tersebut dihasilkan dari 50 – 11 = 39
2) C. Rumus untuk variansi di populasi dengan data tidak dikelompokkan
x
2
adalah 2
N
3) A. Rumus untuk deviasi standar di populasi dengan data tidak
dikelompokkan adalah 2
4) C. Rumus untuk variansi di sampel dengan data tidak dikelompokkan
x x
2
adalah S 2
n 1
5) B. Rumus untuk deviasi standar di sampel dengan data tidak
dikelompokkan adalah S2
ISIP4215/MODUL 3 3.29
Glosarium
Daftar Pustaka
Ott.. et.al. 1992. Statistics A Tool for the Social Sciences. 5 thed. Belmont,
California: Duxburypress.
Probabilita
Bambang Prasetyo, M.Si.
P EN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Teori Probabilita
A. PENGERTIAN PROBABILITA
A = 15
AB =
20
B = 15
4.6 Pengantar Statistik Sosial
B. ASAS-ASAS PERISTIWA
Probabilita atau peluang bahwa Anto terpilih adalah satu dari lima
kemungkinan, demikian pula peluang bahwa Budi yang terpilih adalah
satu dari lima kemungkinan, dengan demikian
1 1 2
P (AUB) = P (A) + P(B) =
5 5 5
4.8 Pengantar Statistik Sosial
3. Asas peristiwa yang ketiga adalah asas peristiwa Dependen, yaitu suatu
peristiwa tergantung pada peristiwa lain. Kejadian ini juga sering
disebut kejadian bersyarat, yaitu suatu peristiwa yang keberadaannya
disyaratkan oleh peristiwa lain. Rumus untuk bersyarat yang dependen:
P(GnH)
P(G/H) =
P(H)
P(G/H) dibahasakan sebagai peluang G jika H
Dengan demikian, apa yang menjadi syaratnya merupakan bilangan
pembaginya. Misalnya, kita memasukkan 10 bola ke dalam sebuah
wadah yang kosong dan tertutup, di mana ada 1 bola dengan warna
hitam dan memiliki motif kotak. 3 bola berwarna hitam dengan motif
bergaris, 2 bola berwarna putih dengan motif bergaris, serta 4 bola
berwarna putih dengan motif kotak. Pertanyaannya adalah berapa
peluang terambilnya bola bermotif kotak jika bola tersebut berwarna
hitam? Kita lihat satu persatu.
1
Peluang bola bermotif kotak dan berwarna hitam adalah
10
4
Peluang bola berwarna hitam adalah
10
Maka berdasar rumus bersyarat dependen peluang terambilnya bola
1 4 1
bermotif kotak jika bola tersebut berwarna hitam adalah
10 10 4
ISIP4215/MODUL 4 4.9
Dari data yang ada di biro kepegawaian, tercatat ada 100 orang yang
bekerja di sebuah perusahaan pemasaran. Dari 100 orang tersebut,
tercatat posisi manajer sebanyak 10 orang, di antaranya lulusan
perguruan tinggi sebanyak 5 orang. Mereka yang dari perguruan
tinggi sendiri tercatat ada 20 orang, dan di antaranya menjadi staf
sebanyak 10 orang. Total staf yang ada sebanyak 60 orang, dan di
antaranya 25 orang lulusan SMA. Sementara itu terdapat 15 orang
lulusan SMA yang menjabat sebagai sekretaris. Lulusan akademi
yang bekerja di tempat tersebut sebanyak 40 orang, di antaranya
yang menjabat sebagai manajer sebanyak 5 orang.
Untuk bisa mengerjakan tugas tersebut, kita harus membuat tabel silang
terlebih dahulu.
Perguruan
SMA Akademi total
tinggi
Manager 0 5 5 10
Sekretaris 15 10 5 30
Staf 25 25 10 60
total 40 40 20 100
Maka peluang seseorang adalah:
4.10 Pengantar Statistik Sosial
10
a. Manager =
100
40
b. lulusan akademi =
100
10
c. sekretaris dan dia lulusan akademi =
100
25
d. lulusan akademi dan menjabat sebagai staf =
100
10
e. staf jika ia lulusan perguruan tinggi =
20
15
f. lulusan SMA jika ia menjabat sebagai sekretaris =
30
g. lulusan akademi atau menjabat sebagai manager =
40 10 5 45
100 100 100 100
C. RUANG SAMPEL
Diagram kombinasi
Rumus untuk ruang sampel dengan pemulihan dan dengan urutan adalah
N n , di mana N = jumlah sisi (populasi) dan n = jumlah percobaan (sampel).
Dalam kasus dadu ini maka N
n
62 36
Atau
Rumus untuk ruang sampel, tanpa pemulihan dan tanpa urutan adalah:
N
n
ISIP4215/MODUL 4 4.13
Atau
Rumus untuk ruang sampel dengan pemulihan dan tanpa urutan adalah:
N n 1
n
6 2 1 7
Dalam kasus dadu ini maka sehingga kita jabarkan lagi
2 2
7! 7.6.5.4.3.2.1
menjadi 21
2! 7 2 ! 2.1 5.4.3.2.1
Rumus untuk ruang sampel, tanpa pemulihan dan dengan urutan adalah:
N.( N 1)...( N n 1) . Didefinisikan sebagai N dikali N 1 sampai
dengan N n 1 . Dalam kasus dadu maka hasilnya adalah:
6.(6 1)...(6 2 1) 6.5 30
Dengan menggunakan rumus ruang sampel, kita bisa mengetahui berapa
jumlah seluruh kombinasi yang ada. Namun, kita belum bisa mengetahui
kombinasinya. Untuk kasus dadu yang dilempar dua kali, kita bisa
mengetahui kombinasinya dengan menggunakan tabel silang seperti yang
sudah kita pelajari bersama, namun untuk jumlah sampel yang lebih dari dua
maka kita bisa gunakan diagram pohon akar. Kita coba lihat dalam kasus
ISIP4215/MODUL 4 4.15
Dari diagram pohon ini, kita bisa lihat bahwa terdapat 27 kombinasi
yang muncul. Namun dalam kasus pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara
maka pemulihan tidak dimungkinkan. Tidak mungkin Bonansa menjadi ketua
sekaligus menjadi sekretaris. Sementara itu, urutan menjadi mungkin karena
bisa saja dalam salah satu kombinasi Bonansa menjadi ketua, namun dalam
4.16 Pengantar Statistik Sosial
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
3) Diagram berikut
5) Dari kasus pada soal nomor 4) peluang mereka yang hanya suka bermain
catur adalah ....
A. 10/40
B. 20/40
C. 30/40
D. 40/40
Kegiatan Belajar 2
Distribusi Peluang
Lemparan
I II munculnya sisi Angka Probabilita
G G 0 1/2 1/2 = 1/4
A G 1 1/2 1/2 = 1/4
G A 1 1/2 1/2 = 1/4
A A 2 1/2 1/2 = 1/4
1. Distribusi Binomial
Distribusi binomial adalah distribusi untuk variabel dengan dua kategori.
Distribusi binomial digunakan untuk data atau variabel diskret.
Distribusi binomial memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mutually exclusive (tidak A maka pasti B)
b. Probabilita sukses: p
c. Probabilita gagal: 1 q
d. Asas peristiwa: independen
Rumus:
n!
b x; n; p p x .q n x
x !(n x)!
n = jumlah percobaan
x = jumlah kemungkinan
p = jumlah peluang
q = jumlah kemungkinan gagal
ISIP4215/MODUL 4 4.21
Kita coba lihat contoh lain, misalnya berapa peluang kelima mahasiswa
tersebut jika 1 yang tidak masuk?
p 0, 4 p 0.6 n5 x 1
5!
b 1; 5; 0, 4 0.410.64 =
1!(5 1)!
5! 5.4.3.2.1
0, 410, 64 0, 4.0,1296 0, 2592
1! 5 1 1.4.3.2.1
p p p
n x 0,4 0,45 0,5
1 0 0,6 0,55 0,5
1 0,4 0,45 0,5
5 0 0,0778
Satu hal yang perlu diingat, ada tabel distribusi binomial yang kumulatif,
namun ada juga tabel yang tidak kumulatif, untuk itu Anda harus
memperhatikan judul tabel yang ada. Untuk tabel yang kumulatif maka harus
dikurangi dengan nilai sebelumnya, sedangkan untuk tabel yang tidak
kumulatif, angka yang tertera tidak perlu dikurangi dengan nilai sebelumnya.
Dalam BMP ini, kita gunakan tabel yang tidak kumulatif sehingga kita tidak
perlu mengurangi dengan nilai sebelumnya.
ISIP4215/MODUL 4 4.23
Misalnya saja, kita menduga bahwa dari seluruh peserta ujian, 80%
mahasiswa akan lulus. Jika dari seluruh peserta diambil 10 mahasiswa
maka kita bisa menghitung rata-ratanya : 10(0,8) = 8. Simpangan baku:
10(0,8)(0,2) = 1,265.
Soal pertama:
p 0, 6
N 10
10!
X 7 , maka b 7;10;0, 6 0, 67.0, 410 7 0, 215
7!(10 7)!
2. Distribusi Poison
Berbeda dengan distribusi binomial, distribusi poisson memiliki ciri-ciri:
a. peluang terjadinya suatu kejadian sangat jarang atau sangat sering
(mendekati 0 atau mendekati 1);
b. nilai rata-rata bisa diketahui dengan cara µ n . p ;
c. n lebih dari atau sama dengan 30
Rumus poison:
u x . e x
P(u, x)
x!
µ = rata-rata populasi
x = nilai yang diharapkan
e = nilai eksponensial = 2,71828 (berlaku tetap)
p = jumlah peluang
Jawaban kasus:
23.2, 718283
a. Diketahui μ = 2, p = 0,01, x = 3, maka P(2,3) 0,1805
3!
b. Yang dicari adalah tidak lebih dari 1 orang yang meninggal sehingga
kemungkinannya kalau tidak 1 orang yang meninggal atau tidak ada
sama sekali yang meninggal (0). Dengan kata lain x ≤ 1. Untuk
menggunakan tabel maka kita hanya perlu melihat nilai x dan nilai rata-
ratanya.
Kita lihat cuplikan tabel berikut: (tabel lengkapnya bisa Anda lihat
dalam lampiran tabel)
Mean
x 1.8 1.9 2 2
0 0.16530 0.14957 0.13534 0.13534
1 0.29754 0.28418 0.27067 0.27067
2 0.26778 0.26997 0.27067 0.27067
3 0.16067 0.17098 0.18045 0.18045
μ
x
2
0 0,1353
μ
x
2
1 0,27067
1. Distribusi Normal
Distribusi normal memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bentuk kurva seperti lonceng.
b. Nilai rata-rata sampel, median, serta modus berada di titik tengah data.
c. Dua sisi kurva tidak pernah menyentuh garis horizontal.
d. Total peluang di bawah kurva = 1 (100%). Karena bentuknya simetris,
maka luas area dari titik tengah ke kiri atau dari titik tengah ke kanan
sama dengan 0,5
e. 68.26% dari data terletak pada 1 (standard deviasi).
Untuk kurva dengan rata-rata berbeda maka bentuk kurva akan sama,
namun lokasi pemusatannya berbeda.
Jawab:
Langkah pertama, kita hitung nilai untuk 650 berdasar rumus
Z = (650-500)/100 = 1,5. Setelah kita sudah mendapat angka hasil
perhitungan, kita bisa lihat pada tabel cuplikan normal nilai untuk 1,5 adalah
0,4332. (tabel lengkap bisa dilihat di bagian lampiran)
ISIP4215/MODUL 4 4.29
z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549
0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3304 0.3365 0.3389
1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830
1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
Langkah kedua, kita hitung nilai untuk 500 dengan memakai rumus
Z 500 500 /100 0. Setelah kita telah mendapat angka hasil
perhitungan, kita bisa lihat pada cuplikan tabel normal nilai untuk 0 adalah
0,0000 (tabel lengkap bisa dilihat di bagian lampiran).
4.30 Pengantar Statistik Sosial
z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549
0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3304 0.3365 0.3389
1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830
1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
Langkah ketiga, kita kurangi hasil yang ditunjukkan oleh tabel tadi, yaitu
0,4332 – 0 = 0,4332, mengapa kita harus melakukan tiga tahap ini? Apabila
kita perhatikan kurva berikut maka kita akan tahu bahwa kita dapat
menghitung peluang seseorang bila ia menyelesaikan batu bata sebanyak 500
sehari. Kita juga dapat menghitung peluang seseorang untuk menyelesaikan
batu bata sebanyak 650 sehari. Sementara itu, yang kita cari adalah peluang
orang tersebut menyelesaikan batu bata sebanyak 500 hingga 650. Dengan
demikian, kita bisa tahu berapa peluangnya dengan mengurangi peluang
untuk 650 dengan peluang untuk 500. Untuk lebih jelasnya, kita bisa
perhatikan kurva yang menggambarkan luas area yang kita cari dalam kurva
berikut:
ISIP4215/MODUL 4 4.31
Area
yang
dicari
500 650
0,3413 adalah luas area dari 40 ke 50. Karena luas area dari sisi paling kiri
(0) ke sisi tengah (50) adalah 0,5, sedangkan yang akan kita cari hanya dari
0 ke 40 maka kita harus mengurangi 0,5 dengan 0,3413 sehingga peluang
nilai mahasiswa kurang dari 40 adalah 0,1587
Area
yang
dicari
45 50
45 50
0,5 0,1915 sehingga peluang nilai mahasiswa antara 45 sampai
10
50 adalah 0,1915
ISIP4215/MODUL 4 4.33
Seperti halnya pada kasus pertama, 0,3413 adalah luas area dari 50 ke 60.
Karena luas area dari sisi paling kanan ke sisi tengah (50) adalah 0,5,
sedangkan yang akan kita cari hanya dari 60 dan seterusnya maka kita harus
mengurangi 0,5 dengan 0,3413 sehingga peluang nilai mahasiswa lebih dari
60 adalah 0,1587
Area
yang
dicari
14,72 19,5 20,5
20,5 14, 72
z1 2, 05 0, 4798
2,82
19,5 14, 72
z2 1, 70 0, 4554
2,82
Maka peluang untuk z 20 0, 4798 – 0, 4554 0, 0244
16,5 14, 72
z2 0, 63 0, 2357
2,82
Maka peluang untuk z antara 13 hingga 16 adalah 0,2852 + 0,2357 =0,5209
LAT IH A N
R A NG KU M AN
kita bicara mengenai data yang diharapkan atau diduga terjadi pada hasil
percobaan (expected data). Distribusi peluang sering kali disebut juga
sebagai distribusi teoretis. Distribusi normal digunakan untuk data atau
variabel kontinu, sedangkan distribusi binomial dan poison digunakan
untuk data atau variabel diskret.
Dalam beberapa kasus tertentu, sering kali kita tidak mengetahui
rata-ratanya atau kita tidak mengetahui nilai standard deviasinya. Untuk
mengatasi hal tersebut, kita bisa memakai rumus berikut np dan
npq
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) C. Nilai peluang hanya berkisar antara nilai 0 hingga 1.
2) C. Pendekatan yang ada adalah pendekatan subjektif, frekuensi relatif,
dan klasik.
3) A 1 kejadian tidak berhubungan dengan kejadian yang lain.
4) D. Sesuai rumus maka perhitungannya : 20/40 + 30/40 - 10/40 = 40/40
5) B. Mereka yang hanya suka main catur: 10 orang, jumlah anggota:
40 orang maka peluang yang hanya suka main catur: 10/40.
Tes Formatif 2
1) C. Data kontinu adalah data yang mengandung pecahan.
2) D. Sudah jelas dalam modul.
3) A. Sudah jelas dalam modul.
4) A. P = 0,4 Q = 0,6 n=3 x=0
3! 3, 2,1
0.4 0.6
0 3
(1)(0, 216) 0, 216
0!(3 0)! 1, 3, 2,1
5) A. P = 0.4 Q = 0,6 n=3 x=1
3!
0.410.62 0.432
1!(3 2)!
ISIP4215/MODUL 4 4.39
Glosarium
Daftar Pustaka
Argyrous, George, 1997. Statistic for Social Research, Mac Millan Press Ltd.
Dergibson Siagian dan Sugiarto, 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan
Ekonomi, Jakarta: Gramedia.
Robert D. Mason and Douglas A. Lind, 1996. Teknik Statistika untuk Bisnis
dan Ekonomi, Alih Bahasa oleh Ellen Gunawan, Uka Wikarya dan
Anton Hendranata, Jakarta: Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN 1
p p p p p p p p p p p
n x 0,01 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5
1 0 0,99 0,95 0,9 0,85 0,8 0,75 0,7 0,65 0,6 0,55 0,5
1 0,01 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5
2 0 0,9801 0,9025 0,8100 0,7225 0,6400 0,5625 0,4900 0,4225 0,3600 0,3025 0,2500
1 0,0198 0,0950 0,1800 0,2550 0,3200 0,3750 0,4200 0,4550 0,4800 0,4950 0,5000
2 0,0001 0,0025 0,0100 0,0225 0,0400 0,0625 0,0900 0,1225 0,1600 0,2025 0,2500
3 0 0,9703 0,8574 0,7290 0,6141 0,5120 0,4219 0,3430 0,2746 0,2160 0,1664 0,1250
1 0,0294 0,1354 0,2430 0,3251 0,3840 0,4219 0,4410 0,4436 0,4320 0,4084 0,3750
2 0,0003 0,0071 0,0270 0,0574 0,0960 0,1406 0,1890 0,2389 0,2880 0,3341 0,3750
3 0,0000 0,0001 0,0010 0,0034 0,0080 0,0156 0,0270 0,0429 0,0640 0,0911 0,1250
4 0 0,9606 0,8145 0,6561 0,5220 0,4096 0,3164 0,2401 0,1785 0,1296 0,0915 0,0625
1 0,0388 0,1715 0,2916 0,3685 0,4096 0,4219 0,4116 0,3845 0,3456 0,2995 0,2500
2 0,0006 0,0135 0,0486 0,0975 0,1536 0,2109 0,2646 0,3105 0,3456 0,3675 0,3750
3 0,0000 0,0005 0,0036 0,0115 0,0256 0,0469 0,0756 0,1115 0,1536 0,2005 0,2500
4 0,0000 0,0000 0,0001 0,0005 0,0016 0,0039 0,0081 0,0150 0,0256 0,0410 0,0625
5 0 0,9510 0,7738 0,5905 0,4437 0,3277 0,2373 0,1681 0,1160 0,0778 0,0503 0,0313
1 0,0480 0,2036 0,3281 0,3915 0,4096 0,3955 0,3602 0,3124 0,2592 0,2059 0,1563
2 0,0010 0,0214 0,0729 0,1382 0,2048 0,2637 0,3087 0,3364 0,3456 0,3369 0,3125
3 0,0000 0,0011 0,0081 0,0244 0,0512 0,0879 0,1323 0,1811 0,2304 0,2757 0,3125
4 0,0000 0,0000 0,0005 0,0022 0,0064 0,0146 0,0284 0,0488 0,0768 0,1128 0,1563
5 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0003 0,0010 0,0024 0,0053 0,0102 0,0185 0,0313
6 0 0,9415 0,7351 0,5314 0,3771 0,2621 0,1780 0,1176 0,0754 0,0467 0,0277 0,0156
1 0,0571 0,2321 0,3543 0,3993 0,3932 0,3560 0,3025 0,2437 0,1866 0,1359 0,0938
2 0,0014 0,0305 0,0984 0,1762 0,2458 0,2966 0,3241 0,3280 0,3110 0,2780 0,2344
3 0,0000 0,0021 0,0146 0,0415 0,0819 0,1318 0,1852 0,2355 0,2765 0,3032 0,3125
4 0,0000 0,0001 0,0012 0,0055 0,0154 0,0330 0,0595 0,0951 0,1382 0,1861 0,2344
5 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004 0,0015 0,0044 0,0102 0,0205 0,0369 0,0609 0,0938
6 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0007 0,0018 0,0041 0,0083 0,0156
7 0 0,9321 0,6983 0,4783 0,3206 0,2097 0,1335 0,0824 0,0490 0,0280 0,0152 0,0078
1 0,0659 0,2573 0,3720 0,3960 0,3670 0,3115 0,2471 0,1848 0,1306 0,0872 0,0547
2 0,0020 0,0406 0,1240 0,2097 0,2753 0,3115 0,3177 0,2985 0,2613 0,2140 0,1641
3 0,0000 0,0036 0,0230 0,0617 0,1147 0,1730 0,2269 0,2679 0,2903 0,2918 0,2734
4 0,0000 0,0002 0,0026 0,0109 0,0287 0,0577 0,0972 0,1442 0,1935 0,2388 0,2734
5 0,0000 0,0000 0,0002 0,0012 0,0043 0,0115 0,0250 0,0466 0,0774 0,1172 0,1641
6 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004 0,0013 0,0036 0,0084 0,0172 0,0320 0,0547
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0006 0,0016 0,0037 0,0078
8 1 0,0746 0,2793 0,3826 0,3847 0,3355 0,2670 0,1977 0,1373 0,0896 0,0548 0,0313
2 0,0026 0,0515 0,1488 0,2376 0,2936 0,3115 0,2965 0,2587 0,2090 0,1569 0,1094
3 0,0001 0,0054 0,0331 0,0839 0,1468 0,2076 0,2541 0,2786 0,2787 0,2568 0,2188
4.42 Pengantar Statistik Sosial
4 0,0000 0,0004 0,0046 0,0185 0,0459 0,0865 0,1361 0,1875 0,2322 0,2627 0,2734
5 0,0000 0,0000 0,0004 0,0026 0,0092 0,0231 0,0467 0,0808 0,1239 0,1719 0,2188
6 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0011 0,0038 0,0100 0,0217 0,0413 0,0703 0,1094
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004 0,0012 0,0033 0,0079 0,0164 0,0313
8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0007 0,0017 0,0039
9 0 0,9135 0,6302 0,3874 0,2316 0,1342 0,0751 0,0404 0,0207 0,0101 0,0046 0,0020
1 0,0830 0,2985 0,3874 0,3679 0,3020 0,2253 0,1556 0,1004 0,0605 0,0339 0,0176
2 0,0034 0,0629 0,1722 0,2597 0,3020 0,3003 0,2668 0,2162 0,1612 0,1110 0,0703
3 0,0001 0,0077 0,0446 0,1069 0,1762 0,2336 0,2668 0,2716 0,2508 0,2119 0,1641
4 0,0000 0,0006 0,0074 0,0283 0,0661 0,1168 0,1715 0,2194 0,2508 0,2600 0,2461
5 0,0000 0,0000 0,0008 0,0050 0,0165 0,0389 0,0735 0,1181 0,1672 0,2128 0,2461
6 0,0000 0,0000 0,0001 0,0006 0,0028 0,0087 0,0210 0,0424 0,0743 0,1160 0,1641
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0012 0,0039 0,0098 0,0212 0,0407 0,0703
8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004 0,0013 0,0035 0,0083 0,0176
9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0003 0,0008 0,0020
10 0 0,9044 0,5987 0,3487 0,1969 0,1074 0,0563 0,0282 0,0135 0,0060 0,0025 0,0010
1 0,0914 0,3151 0,3874 0,3474 0,2684 0,1877 0,1211 0,0725 0,0403 0,0207 0,0098
2 0,0042 0,0746 0,1937 0,2759 0,3020 0,2816 0,2335 0,1757 0,1209 0,0763 0,0439
3 0,0001 0,0105 0,0574 0,1298 0,2013 0,2503 0,2668 0,2522 0,2150 0,1665 0,1172
4 0,0000 0,0010 0,0112 0,0401 0,0881 0,1460 0,2001 0,2377 0,2508 0,2384 0,2051
5 0,0000 0,0001 0,0015 0,0085 0,0264 0,0584 0,1029 0,1536 0,2007 0,2340 0,2461
6 0,0000 0,0000 0,0001 0,0012 0,0055 0,0162 0,0368 0,0689 0,1115 0,1596 0,2051
7 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0008 0,0031 0,0090 0,0212 0,0425 0,0746 0,1172
8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0004 0,0014 0,0043 0,0106 0,0229 0,0439
9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0005 0,0016 0,0042 0,0098
10 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0003 0,0010
ISIP4215/MODUL 4 4.43
LAMPIRAN 2
Tabel Distribusi Poisson
Mean
x 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
0 0.90484 0.81873 0.74082 0.67032 0.60653 0.54881 0.49659 0.44933 0.40657 0.36788
1 0.09048 0.16375 0.22225 0.26813 0.30327 0.32929 0.34761 0.35946 0.36591 0.36788
2 0.00452 0.01637 0.03334 0.05363 0.07582 0.09879 0.12166 0.14379 0.16466 0.18394
3 0.00015 0.00109 0.00333 0.00715 0.01264 0.01976 0.02839 0.03834 0.04940 0.06131
4 0.00000 0.00005 0.00025 0.00072 0.00158 0.00296 0.00497 0.00767 0.01111 0.01533
5 0.00000 0.00000 0.00002 0.00006 0.00016 0.00036 0.00070 0.00123 0.00200 0.00307
13 0.00002 0.00002 0.00003 0.00004 0.00006 0.00007 0.00010 0.00012 0.00016 0.00020
14 0.00000 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00002 0.00003 0.00003 0.00004 0.00006
15 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00001 0.00001 0.00002
15 0.00103 0.00119 0.00137 0.00157 0.00180 0.00204 0.00232 0.00262 0.00295 0.00331
16 0.00039 0.00046 0.00054 0.00063 0.00073 0.00084 0.00097 0.00111 0.00127 0.00145
17 0.00014 0.00017 0.00020 0.00024 0.00028 0.00033 0.00038 0.00045 0.00052 0.00060
18 0.00005 0.00006 0.00007 0.00008 0.00010 0.00012 0.00014 0.00017 0.00020 0.00023
19 0.00002 0.00002 0.00002 0.00003 0.00003 0.00004 0.00005 0.00006 0.00007 0.00009
20 0.00000 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00002 0.00002 0.00002 0.00003
2 0.00462 0.00428 0.00395 0.00365 0.00338 0.00312 0.00288 0.00266 0.00246 0.00227
3 0.01402 0.01311 0.01226 0.01145 0.01070 0.00999 0.00932 0.00870 0.00811 0.00757
4 0.03191 0.03016 0.02850 0.02691 0.02540 0.02397 0.02261 0.02131 0.02008 0.01892
5 0.05807 0.05549 0.05300 0.05059 0.04827 0.04602 0.04386 0.04177 0.03976 0.03783
6 0.08807 0.08509 0.08215 0.07926 0.07642 0.07363 0.07090 0.06822 0.06561 0.06306
7 0.11449 0.11183 0.10915 0.10644 0.10371 0.10098 0.09825 0.09551 0.09279 0.09008
8 0.13024 0.12861 0.12688 0.12506 0.12316 0.12118 0.11912 0.11700 0.11483 0.11260
9 0.13168 0.13147 0.13111 0.13062 0.13000 0.12926 0.12839 0.12740 0.12631 0.12511
10 0.11983 0.12095 0.12193 0.12279 0.12350 0.12409 0.12454 0.12486 0.12505 0.12511
11 0.09913 0.10116 0.10309 0.10493 0.10666 0.10829 0.10982 0.11124 0.11254 0.11374
12 0.07518 0.07755 0.07990 0.08219 0.08444 0.08663 0.08877 0.09084 0.09285 0.09478
13 0.05262 0.05488 0.05716 0.05943 0.06171 0.06398 0.06624 0.06848 0.07071 0.07291
14 0.03421 0.03607 0.03797 0.03990 0.04187 0.04387 0.04589 0.04794 0.05000 0.05208
15 0.02075 0.02212 0.02354 0.02501 0.02652 0.02808 0.02968 0.03132 0.03300 0.03472
16 0.01180 0.01272 0.01368 0.01469 0.01575 0.01685 0.01799 0.01918 0.02042 0.02170
17 0.00632 0.00688 0.00749 0.00812 0.00880 0.00951 0.01027 0.01106 0.01189 0.01276
18 0.00319 0.00352 0.00387 0.00424 0.00464 0.00507 0.00553 0.00602 0.00654 0.00709
19 0.00153 0.00170 0.00189 0.00210 0.00232 0.00256 0.00282 0.00311 0.00341 0.00373
20 0.00070 0.00078 0.00088 0.00099 0.00110 0.00123 0.00137 0.00152 0.00169 0.00187
ISIP4215/MODUL 4 4.47
LAMPIRAN 3
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549
0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389
1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830
1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
1.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545
1.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633
1.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706
1.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767
2.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817
2.1 0.4821 0.4826 0.4830 0.4834 0.4838 0.4842 0.4846 0.4850 0.4854 0.4857
2.2 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.4890
2.3 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.4916
2.4 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.4936
2.5 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.4952
2.6 0.4953 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.4964
2.7 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.4974
2.8 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.4981
2.9 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.4986
3.0 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.4990
Modul 5
Penarikan Sampel
Bambang Prasetyo, M.Si.
PEN D A HU L UA N
D alam penelitian yang dilakukan di lingkup ilmu sosial, sering kali tidak
memungkinkan untuk meneliti terhadap seluruh populasi yang ada.
Bayangkan saja, jika kita ingin mengetahui bagaimana harapan warga
masyarakat Indonesia terhadap presiden terpilih. Jumlah warga Indonesia
lebih dari 300 juta jiwa. Tentunya sulit bagi kita untuk melakukan penelitian
tersebut. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah kita pada
akhirnya tidak jadi melakukan penelitian tersebut? Tentunya bukan itu
akhirnya. Kita bisa menyiasati persoalan yang terjadi itu dengan melakukan
cara yang disebut dengan mengambil sampel.
Apa pengertian dari sampel? Bagaimana kita bisa mengambil sampel?
Kedua hal inilah yang mendasari kita untuk mempelajari Modul 5 ini. Modul
ini, akan membahas mengenai apa itu sampel, bagaimana cara kita menarik
sampel, dan tentunya materi ini harus didahului dengan mempelajari apa itu
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan kita teliti. Dalam
contoh kasus yang kita sebut tadi, populasi penelitiannya adalah seluruh
warga negara Indonesia. Sering kali kita membatasi populasi kita ke dalam
cakupan yang lebih sempit. Dengan kata lain, populasi setidaknya mencakup
3 unsur, yaitu isi, cakupan, dan waktu. Dengan adanya ketiga unsur ini maka
kita bisa lebih memastikan kebenaran dari populasi. Kembali ke contoh yang
ada maka isinya adalah seluruh warga negara Indonesia, cakupannya yang
berusia 17 tahun ke atas, dan waktunya adalah pada tahun 2015. Dengan
demikian, modul ini sangat berguna bagi Anda yang bekerja di lingkup
penelitian.
Pada bagian Pendahuluan, telah dijelaskan mengenai pengertian dari
populasi. Unsur yang tercakup dalam populasi ada tiga unsur, yaitu isi,
cakupan, dan waktu. Kita coba ambil contoh lain, agar Anda menjadi lebih
jelas. Dalam penelitian sikap pelajar SLTA yang akan bermigrasi ke kota
5.2 Pengantar Statistik Sosial
maka populasinya adalah seluruh pelajar SLTA yang tinggal di desa Ora
Wani pada tahun 2015.
Isi : pelajar SLTA
Cakupan : tinggal di desa Ora Wani
Waktu : tahun 2015
Dengan demikian, bisa kita ambil kesimpulan bahwa cakupan dan waktu
adalah unsur yang mempersempit cakupan dari isi populasi. Mengapa kita
perlu mempersempit cakupan populasi? Hal ini bertujuan agar populasi
penelitian kita semakin mendekati pada apa yang akan kita teliti.
Seperti telah disinggung sebelumnya, sering kali kita tidak mungkin
untuk melakukan penelitian terhadap seluruh populasi yang ada maka
solusinya adalah kita menarik sampel. Apa sebenarnya sampel itu? Sampel
adalah bagian dari populasi. Dengan demikian, ketika kita mengambil
sampel, kita mengasumsikan bahwa sampel yang akan kita ambil adalah
sama dengan populasi yang akan kita teliti. Kita coba ambil analogi sebagai
berikut. Suatu ketika kita ingin mengetahui rasa dari sayur sup yang ada
dalam sebuah panci. Jika ingin mengetahui rasa sayur sup yang ada di panci,
tentunya kita tidak perlu menghabiskan sayur sup yang ada di panci. Kita
hanya perlu mencicipi satu sendok sayur sup dan dengan mencicipi satu
sendok sayur sup itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sayur sup yang
ada di panci itu enak rasanya. Demikian pula halnya dalam proses penarikan
sampel. Kita tidak perlu melakukan penelitian dengan mengambil seluruh
populasi yang ada, namun kita bisa saja mengambil sebagian dari populasi
tersebut.
sampel yang harus kita pelajari, agar hasil yang kita dapat dari penelitian di
tingkat sampel sama dengan hasil yang kita dapat, jika kita meneliti seluruh
populasi yang ada. Proses penarikan sampel terdiri dari dua cara, yaitu cara
yang probabilita dan cara yang nonprobabilita. Kita akan mempelajari kedua
cara tersebut dalam dua kegiatan belajar. Setiap peneliti sedapat mungkin
selalu menginginkan menarik sampel secara probabilita. Mengapa demikian?
Karena dengan menarik sampel secara probabilita maka peneliti bisa
melakukan generalisasi ke tingkat populasi. Tentu saja untuk bisa menarik
sampel secara probabilita ada persyaratan yang harus terpenuhi.
Setelah mempelajari Modul 5 ini, Anda diharapkan dapat melakukan
penarikan sampel. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 5 ini, Anda
dapat melakukan:
1. penarikan sampel probabilita;
2. penarikan sampel nonprobabilita.
5.4 Pengantar Statistik Sosial
Kegiatan Belajar 1
Pernahkah Anda ikut arisan? Prinsip yang digunakan dalam arisan ini
merupakan salah satu gambaran sederhana mengenai penarikan sampel
secara acak sederhana. Setelah kita menyusun kerangka sampel maka kita
membuat kertas-kertas kecil yang berisi nomor, selanjutnya kita masukkan ke
dalam kotak. Kita ambil sebanyak yang kita inginkan sehingga nomor yang
terambil akan menjadi sampel kita. Tentu saja cara ini akan mudah kita
gunakan, jika jumlah populasi kita kecil. Dalam kasus jumlah populasi yang
5.6 Pengantar Statistik Sosial
besar, cara ini justru akan merepotkan kita. Bayangkan saja, jika jumlah
populasi ada 750 orang maka kita akan kerepotan untuk membuat kertas-
kertas kecil sebanyak 750 lembar. Untuk mengatasi jumlah populasi yang
besar, kita bisa gunakan alat bantu berupa tabel angka random (acak). Tabel
angka random (acak) adalah tabel yang berisi angka-angka yang tersusun
secara acak. Kita dapat menggunakan tabel angka random (acak) yang sudah
ada, atau kita boleh saja membuat sendiri tabel angka random (acak). Untuk
kasus dalam BMP ini, kita gunakan tabel angka random (acak) yang sudah
ada, yang ada dalam lampiran.
Prinsip penggunaan tabel angka random (acak)
1. Kita perlu mengetahui jumlah populasi yang kita miliki. Jumlah populasi
ini akan menentukan jumlah digit yang harus kita ambil pada angka-
angka yang ada di dalam tabel angka random (acak). Kita langsung saja
pada contoh berikut. Jika kita memiliki populasi sebanyak 450 orang
maka bisa kita artikan bahwa terdapat tiga digit (ratusan) sehingga dalam
menentukan angka di dalam tabel angka random (acak), kita juga
menggunakan tiga digit.
2. Menentukan secara acak angka pertama pada tabel angka random
(acak). Anda bebas menentukan titik awal dari manapun. Bisa diawali
dengan memilih nomor tabel (di dalam lampiran ada 9 tabel angka
random/acak), kemudian tentukan baris dan kolom yang akan dijadikan
awal (dalam setiap tabel terdapat 49 baris dan 49 kolom), lalu tentukan
angka pertama. Misalnya saja, kita menentukan menggunakan Tabel 5,
baris ke 10 kolom ke 15. Maka Anda akan menemukan angka 8.
3. Setelah menentukan titik awal, Anda bisa mulai melakukan penarikan
sampel menggunakan jumlah digit (tiga digit) bisa ke arah kanan, ke
arah kiri, ke atas, atau ke bawah, sesuai kesepakatan atau keinginan
peneliti. Namun, sekali peneliti menentukan arah membaca ke kanan
maka tidak boleh berubah sampai terkumpul sejumlah anggota sampel
yang dikehendaki. Dalam kasus ini, kita gunakan saja arah ke kanan
sehingga hasil penarikan sampelnya akan menjadi sebagai berikut
ISIP4215/MODUL 5 5.7
Tabel 5.1
Tabel Angka Random (acak)
dst
Kita telusuri dari angka pertama dengan menggunakan tiga digit, angka
pertama adalah 870, angka ini tidak masuk ke dalam sampel karena jumlah
populasi kita hanya 450, selanjutnya angka kedua adalah 838. Angka ini juga
tidak masuk ke dalam sampel. Angka selanjutnya adalah 439. Angka ini
masuk ke dalam populasi sehingga angka ini menjadi sampel pertama.
Selanjutnya angka 447. Angka ini juga bagian dari populasi sehingga
menjadi sampel kedua, dan begitu proses selanjutnya sampai kita
menemukan sejumlah sampel sesuai yang kita inginkan.
Dengan demikian, maka angka yang terpilih sebagai sampel adalah:
439, 447,051,148, 066, 416, 239, 303, 396313, 448, 438, 156, 021, 300, 133,
446, dan seterusnya.
Kalau kita perhatikan langkah yang sudah kita lakukan, cara ini boleh
dikata tidak efisien karena banyaknya angka yang hilang. Kembali ke proses
pengambilan sampel tadi, maka angka 870, 838, 915 menjadi angka yang
hilang. Dengan demikian, untuk mengurangi ketidakefisienan ini, kita bisa
gunakan kelipatan angka maksimum. Prinsip kelipatan angka maksimum
adalah kita bisa menggunakan angka kelipatan yang masih memungkinkan
untuk jumlah digit yang ada. Dalam kasus, kita memiliki populasi 450
dengan tiga digit maka kelipatan angka maksimum yang memungkinkan
adalah 900 (450+450). Namun demikian, kita tidak bisa lagi menggunakan
kelipatan dari populasi yang ada karena kalau kita gunakan kelipatan tiga
5.8 Pengantar Statistik Sosial
maka angka yang muncul adalah 1350 (450+450+450). 1350 tidak bisa
karena sudah mengandung 4 digit. Kita coba contoh lain, misalnya jumlah
populasinya adalah 225 maka kelipatan angka maksimum yang
memungkinkan adalah 450, 675, 900.
Kembali ke kasus yang sedang kita bahas, kita sudah mengetahui bahwa
ada 1 kelipatan angka maksimum, yaitu 900 dan 450 itu sendiri, selanjutnya
angka terpilih bisa kita kurangi dengan angka maksimum atau dengan angka
kelipatan maksimum yang terdekat sebagai berikut:
1. 870 - 450 = 420
2. 838 – 450 = 388
3. 439
4. 447
5. 915 - 900 = 015
6. 834 – 450 = 384
7. 472 – 450 = 022
8. 578 – 450 = 128
9. 640 – 450 = 190
10. 051, dst
Dengan demikian, sampel terpilih adalah: 420, 388, 439, 447, 015, 384, 022,
128, 190, 051, dan seterusnya.
dan kita akan mengambil sampel sebanyak 150 maka nilai intervalnya
N 450
adalah: 3
n 150
Dalam penelitian sosial, sering kali tidak hanya dibatasi oleh satu
variabel atau dua variabel yang saling berhubungan, namun juga bisa
mencakup lebih dari dua variabel, dimana variabel ketiga merupakan variabel
kontrol. Variabel kontrol ini cenderung memengaruhi pola hubungan yang
terjadi di antara dua variabel yang saling berhubungan. Misalnya saja, kita
akan meneliti tentang bagaimana pengaruh sosialisasi terhadap motivasi
karyawan. Misalnya saja, kita memiliki hipotesis bahwa semakin sering
seseorang diberi sosialisasi yang positif maka semakin besar motivasinya.
Dalam pola hubungan ini, kita juga akan mengontrol hubungan tersebut
dengan memasukkan variabel ketiga sebagai kontrol, yaitu jenis kelamin.
Dengan demikian, kita membuat hipotesis bahwa untuk laki-laki, semakin
sering seseorang diberi sosialisasi yang positif maka semakin besar
motivasinya, sedangkan untuk perempuan sering seseorang diberi sosialisasi
yang positif maka semakin kecil motivasinya. Dengan demikian, kita perlu
membedakan terlebih dahulu populasi yang ada ke dalam subpopulasi. Dasar
yang kita gunakan untuk membuat subpopulasi adalah variabel kontrol.
Untuk menarik sampel maka kita gunakan teknik penarikan sampel
stratifikasi.
ISIP4215/MODUL 5 5.11
Kita coba lihat contoh berikut ini, untuk membandingkan antara yang
proporsional dan yang nonproporsional. Kita lihat untuk yang proporsional
terlebih dahulu.
Suatu penelitian dengan judul pengaruh tutorial online terhadap IPK
mahasiswa berdasarkan jurusan. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa
FISIP UT yang terdiri dari empat jurusan yang ada di FISIP dengan
perbandingan sebagai berikut:
Dengan demikian kita ketahui bahwa jumlah populasi yang ada sebanyak 450
orang. Jika kita akan mengambil sampel sebanyak 200 orang maka jumlah
sampel yang akan kita ambil dari setiap jurusan sebagai berikut:
100
Mahasiswa Sosiologi : 200 44, 4 kita bulatkan menjadi 44
450
75
Mahasiswa Bahasa : 200 33,3 kita bulatkan menjadi 33
450
150
Mahasiswa Administrasi : 200 66,6 kita bulatkan menjadi 67
450
125
Mahasiswa komunikasi : 200 55,5 kita bulatkan menjadi 56
450
5.12 Pengantar Statistik Sosial
Dengan demikian, kita ketahui bahwa jumlah populasi yang ada tetap
sebanyak 450 orang dan kita tetap akan mengambil sampel sebanyak 200
orang maka jumlah sampel yang akan kita ambil dari setiap jurusan bila
menggunakan cara proporsional sebagai berikut:
25
Mahasiswa Sosiologi : 200 11,1 kita bulatkan menjadi 11
450
10
Mahasiswa Bahasa : 200 4, 4 kita bulatkan menjadi 4
450
275
Mahasiswa Administrasi : 200 122, 2 kita bulatkan menjadi 122
450
140
Mahasiswa komunikasi : 200 62, 2 kita bulatkan menjadi 62
450
Untuk contoh penelitian yang dilakukan dalam dua tahap, misalnya saja
kita naikkan level yang tadinya pada level fakultas kita naikkan ke level
universitas.
ISIP4215/MODUL 5 5.15
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
D alam penjelasan di awal modul ini, sudah dikatakan bahwa syarat untuk
menarik sampel secara probabilita adalah tersedianya kerangka sampel.
Jika kita tidak bisa menyusun kerangka sampel maka kita bisa lakukan
penarikan sampel secara nonprobabilita. Seperti halnya penarikan sampel
secara probabilita, dalam penarikan sampel secara nonprobabilita juga
terdapat 4 cara yang bisa dilakukan, yaitu penarikan sampel secara sengaja,
penarikan sampel secara kebetulan, penarikan sampel bergulir, dan penarikan
sampel secara kuota.
Penarikan sampel secara bergulir atau dalam kata lain penarikan sampel
dengan metode bola salju didasarkan pada informasi yang didapat dari
responden sebelumnya. Biasanya teknik ini banyak digunakan untuk
penelitian yang bersifat sensitif atau penuh kerahasiaan. Teknik ini banyak
digunakan oleh wartawan yang sedang mencari berita, polisi yang sedang
melakukan penyelidikan, dan peneliti yang meneliti topik yang sensitif.
Misalnya saja, penelitian tentang pelaku pemalsuan ijazah, pelaku seks bebas,
pengguna narkoba, dan sejenisnya. Cara yang dilakukan adalah pertama,
peneliti melakukan pengumpulan data pada seseorang yang memang sudah
diketahui sebagai bagian dari populasi. Kita ambil contoh penelitian tentang
seks bebas. Kita melakukan pengumpulan data ke A. Setelah selesai kita
tanya ke A, siapa lagi yang bisa dijadikan sampel. Si A hanya mengenal
2 orang, yaitu B dan C. Kemudian B dan C kita jadikan sampel dan kepada B
dan C kita tanyakan lagi, siapa saja yang bisa dijadikan sampel.
B menyebutkan tiga nama, D, E, dan F, sedangkan C menyebutkan dua
nama, yaitu G dan H. Dan begitu seterusnya sehingga dari mulut ke mulut,
5.20 Pengantar Statistik Sosial
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) A. Sampel bisa ditarik secara probabilita apabila bisa disusun kerangka
sampel.
2) A. Tabel angka random digunakan dalam teknik penarikan sampel acak
sederhana.
3) B. Penggunaan interval dilakukan dalam penarikan sampel sistematis.
4) C. Bila dalam penelitian terdapat variabel kontrol maka penarikan
sampel yang digunakan adalah stratifikasi.
5 C. Subpopulasi atau strata muncul dalam penarikan sampel stratifikasi.
Tes Formatif 2
1) B. Pengambilan sampel nonprobabilitas dilakukan jika peneliti tidak
bisa membuat kerangka sampel.
2) C. Penarikan sampel secara nonprobabilita adalah kuota.
3) C. Untuk penelitian yang sensitif, misalnya tentang seks bebas, teknik
penarikan sampel yang tepat adalah bergulir.
4) C. Cara untuk mendapatkan sampel yang didasarkan pada informasi dari
sampel sebelumnya adalah teknik penarikan sampel bergulir.
5) B. Cara mendapatkan sampel dengan cara menunggu di loket
pembayaran dan menjadikan orang yang datang ke loket sebagai
sampel adalah teknik penarikan sampel secara kebetulan.
5.24 Pengantar Statistik Sosial
Glosarium
Daftar Pustaka
Ott.. et.al. 1992. Statistics A Tool for the Social Sciences. 5thed. Belmont,
California: Duxburypress.
Lampiran
ISIP4215/MODUL 5 5.27
5.28 Pengantar Statistik Sosial
ISIP4215/MODUL 5 5.29
5.30 Pengantar Statistik Sosial
ISIP4215/MODUL 5 5.31
5.32 Pengantar Statistik Sosial
ISIP4215/MODUL 5 5.33
5.34 Pengantar Statistik Sosial
ISIP4215/MODUL 5 5.35
Modul 6
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Estimasi Parameter
Gambar 6.1
Untuk materi mengenai pengujian hipotesis ini, akan kita bahas lebih
jauh dalam Kegiatan Belajar 2. Untuk saat ini, ada baiknya kita membahas
terlebih dahulu mengenai estimasi parameter populasi secara lebih
mendalam.
A. ESTIMASI TITIK
Di awal modul ini, kita sudah mencoba melihat pengertian dari estimasi.
Ternyata dalam statistik dikenal ada dua jenis estimasi, yaitu estimasi titik
dan estimasi interval. Nah, kita coba bahas satu per satu mengenai jenis
estimasi tersebut.
Estimasi titik adalah suatu nilai tunggal yang dihitung berdasarkan
pengukuran sampel yang akan dipakai untuk menduga nilai tunggal yang ada
di tingkat populasi yang belum kita ketahui. Sebagai estimator, kita bisa
memakai nilai rata-rata, standar deviasi, maupun variance. Ketiga
pengukuran tersebut merupakan estimator yang baik karena cara
pembentukan rata-rata sampel dari sejumlah sampel sama dengan cara
pembentukan rata-rata populasi. Secara sederhana bisa kita katakan bahwa
rata-rata dari rata-rata sejumlah sampel akan sama nilainya dengan rata-rata
di populasi (distribusi sampling). Masih bingung? Baiklah kita lihat dalam
contoh berikut ini.
Katakanlah ada seorang peneliti yang melakukan penelitian terhadap
100 orang yang mengikuti tes ujian masuk kursus komputer. Ke-100 orang
tersebut dibagi dalam 5 kelompok. Ternyata dari hasil penelitian tersebut
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 6.1
Rata-rata Nilai yang Didapat
Berdasar Tabel 6.1 kita tahu bahwa kelompok I terdiri dari 20 orang,
demikian pula kelompok lainnya. Dari 20 orang dalam tiap kelompok
dihitung rata-rata nilai yang didapat. Kemudian, kita coba menghitung rata-
rata yang didapat oleh setiap kelompok. Nah, rata-rata dari kelima kelompok
itu, cenderung akan menyamai rata-rata dari 100 orang peserta tersebut
(populasinya). Dengan demikian, kita dapat menduga bahwa rata-rata di
tingkat populasi adalah (9+8+9+8+6) : 5 = 8.
Dengan demikian, kita bisa merumuskan sebagai berikut:
Estimasi Populasi:
(X )
Keterangan : - sigma (total jumlah)
- X bar (rata-rata sampel)
- Miu (rata-rata populasi)
Dari data yang ada di biro kepegawaian, tercatat ada 100 orang yang
bekerja di sebuah perusahaan pemasaran. Dari 100 orang tersebut,
dilakukan penelitian sebanyak tiga kali dengan mengambil sampel
secara acak. Jika diketahui bahwa rata-rata sampel 1 adalah 25, rata-
rata sampel kedua adalah 29, dan rata-rata sampel ketiga adalah 27,
maka berapakah rata-rata di tingkat populasi?
q 1 p 1 0, 64 0,36
C. ESTIMASI INTERVAL
Gambar 6.2
kesalahan sebanyak 5 kali dalam 100 kali percobaan. Nah, demikian pula jika
kita menetapkan interval kepercayaan sebesar 90% (alpha 10%) maka kita
memberikan toleransi untuk melakukan kesalahan sebanyak 10 kali dalam
100 percobaan. Jelas bukan, bahwa dengan kita memberikan toleransi
kesalahan 5 kali, tentunya akan lebih baik (teliti) dibandingkan 10 kali.
Dengan demikian, interval kepercayaan 95% (alpha 0.05) akan lebih teliti
dibandingkan interval 90% (alpha 0.10). Sekarang kita kembali pada materi
mengenai estimasi interval.
Kita langsung saja dengan memakai sebuah contoh. Apabila di desa
Tegalarang, diketahui bahwa rata-rata usia penduduk berdasarkan data di
kelurahan adalah 35,3 (untuk informasi ini, anggaplah bahwa peneliti tidak
tahu mengenai data rata-rata usia penduduk tersebut). Seorang peneliti yang
sedang melakukan penelitian di desa Tegalarang itu, menemukan dari hasil
penelitian bahwa rata-rata usia penduduk di desa Tegalarang adalah 36.3
tahun, dengan standar deviasi sebesar 13.3 yang didapat dengan
menggunakan sampel sebanyak 120 orang dari keseluruhan penduduk
(populasi) sebesar 400 orang. Nah, dengan mengetahui rata-rata usia di
sampel, peneliti ingin melakukan estimasi terhadap rata-rata usia penduduk di
populasi, (ingat bahwa yang mengetahui rata-rata usia penduduk desa
Tegalarang adalah hanya kita saja. si peneliti tidak tahu dan tidak perlu kita
beri tahu). Kemudian, peneliti menggunakan interval kepercayaan sebesar
95%. Dengan interval kepercayaan itu maka peneliti memiliki kepercayaan
bahwa nilai parameter di tingkat populasi akan berada pada interval
z / 2 dari rata-rata populasi.
n
Kita coba tinggalkan dulu kebingungan peneliti terhadap usaha
estimasinya, kita coba bahas dulu apa maksud kalimat z / 2 dari
n
rata-rata populasi. Sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kita
melihat beberapa penjelasan berikut.
Masih ingat ketika kita membahas mengenai estimasi titik? Kita tahu
bahwa rata-rata dari rata sampel akan sama dengan rata-rata populasi. Nah,
sesungguhnya kita sudah bicara mengenai distribusi sampling. Distribusi
sampling adalah sejumlah nilai yang didapatkan dari hasil sejumlah
pengamatan atau sampel, yang menggambarkan penyebaran dan pemusatan
data di tingkat populasi, yang cenderung akan membentuk kurva normal.
6.10 Pengantar Statistik Sosial
Nah, apabila kita mengenal standar deviasi di tingkat sampel dan populasi
maka dalam distribusi sampling standar deviasi disebut sebagai standard
error. Standar deviasi ini sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya sampel.
Apabila jumlah sampel semakin besar maka standard error akan semakin
kecil, demikian pula sebaliknya. Rumus dari standard error adalah:
X
n
X z / 2 X z / 2
n n
Gambar 6.3.
Untuk nilai Z maka kita perlu melihat pada tabel Z berapa nilai yang ada,
yang tentunya dipengaruhi oleh besar-kecilnya interval kepercayaan yang
diberikan. Kita lihat 3 nilai yang umum dipakai oleh ahli ilmu sosial.
Nah, kini kita kembali pada peneliti yang sedang melakukan estimasi di
desa Tegalarang.
Diketahui: X = 36,3
n = 120
s = 13,3
Jawab:
13,3
x z / 2 36,3 1,96
n 120
36,3 1,96 36,3 1,96
120 120
33,92 38, 68
Gambar 6.4
Nah, kita sama-sama tahu bahwa berdasar data kelurahan, memang benar
bahwa rata-rata populasi (36,3) memang berada pada interval 33,95 sampai
38,65. Dengan demikian, peneliti sudah benar dalam melakukan estimasi
terhadap nilai parameter populasi dengan memakai data statistik yang ia
miliki di tingkat sampel.
6.12 Pengantar Statistik Sosial
Diketahui:
x 120.000
s 2.300
t( / 2, v ) 4, 604
n5
2.300
120.000 4, 604
5
115.264,37 124.735, 63
Dengan demikian, bisa kita simpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan 99%,
dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah penduduk pada suatu wilayah berada
di antara 115.264,37 – 124.735,63 orang. Karena Jumlah penduduk
merupakan variabel diskret maka harus dibulatkan menjadi 115.264 –
124.736.
yang sudah kita dapatkan di tingkat sampel mewakili populasinya maka kita
harus menetapkan jumlah (besaran) sampel yang memang dapat dikatakan
mewakili populasi. Tentu tidak mungkin kita hanya mengambil sampel
sebanyak 100 orang untuk mewakili populasi yang berjumlah 100.000 orang.
Lalu berapa jumlah sampel yang bisa kita ambil?
Dalam hal besaran sampel yang ideal, memang masih banyak
diperdebatkan oleh ahli sosial. Ada yang mengatakan bahwa kita bisa
mengambil 10% dari seluruh populasi yang ada. Ada juga yang mengatakan
bahwa minimal 25% dari populasi. Terlepas dari perdebatan ahli sosial,
setidaknya kita dapat mempertimbangkan untuk menentukan besaran sampel
dengan mengingat bahwa semakin besar sampel atau semakin jumlah sampel
mendekati jumlah populasi maka penelitian kita akan semakin akurat. Dalam
Tabel 6.2 berikut, Anda akan melihat bagaimana besaran sampel akan
memengaruhi pada besarnya range interval sehingga ketepatan data lebih
akurat.
Tabel 6.2
Perubahan Besaran Sampel terhadap Range Interval
dengan Alpha 0.05
L AT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
d. melakukan perhitungan;
e. mengambil keputusan atau kesimpulan.
Rata-rata usia mahasiswa UT < 35 (bila satu sisi) kita gunakan notasi <
karena kita tahu bahwa rata-rata usia di sampel 32 (kurang dari 35)
Tabel 6.3
Uji Statistik untuk Satu Sampel
Tabel 6.4
Uji Statistik Dua Sampel Independen
Tabel 6.5
Uji Statistik untuk Lebih dari Dua Sampel Independen
Tabel 6.6
Uji Statistik untuk Dua Sampel Dependen
Ordinal Wilcoxon
Catatan yang Anda harus ingat adalah apabila dalam satu kasus ternyata
ada dua skala yang berbeda maka kita akan memakai skala yang terendah
sebagai dasar untuk menentukan pemilihan uji statistik. Dengan demikian,
bila dalam satu kasus dua sampel dependen, ternyata satu variabel berskala
ordinal, sedangkan variabel lainnya berskala nominal maka berdasar
Tabel 6.6, kita akan memakai McNemar dan bukannya Wilcoxon.
Dalam kasus mahasiswa UT, kita ketahui bahwa kita ingin mengukur
rata-rata usia, dengan demikian variabel yang kita miliki adalah berskala
rasio dan kita ingin mengukur satu sampel . Dengan demikian, uji statistik
yang akan kita gunakan adalah memakai tes-z untuk rata-rata, apabila standar
deviasi populasi diketahui atau tes-t untuk rata-rata, apabila standar deviasi
populasi tidak diketahui.
e. Melakukan Perhitungan
Langkah berikutnya setelah kita menetapkan tingkat signifikansi adalah
melakukan perhitungan. Dalam kasus mahasiswa UT maka perhitungannya
adalah
x
Rumus tes z :
n
6.22 Pengantar Statistik Sosial
di ketahui: = 35
= 2 (misalkan)
x = 32
n = 10.000
= 0,05 (dari tabel z, nilainya adalah 1,96)
maka:
32 35 3
150
2 / 10.000 0, 02
-150 -1,96
Oleh karena Ho ditolak, yang berarti kita menolak bahwa rata-rata usia
mahasiswa UT = 35 maka kita menerima Ha, yaitu rata-rata usia mahasiswa
UT 35 atau rata-rata usia mahasiswa UT < 35. Dengan demikian, kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa rata-rata usia mahasiswa UT adalah benar
32 tahun.
Keputusan statistik
Realita
Menolak Ho Menerima Ho
Ho benar Galat I Tepat
Ho salah Tepat Galat II
Nah, berapa tingkat signifikansi yang akan Anda berikan? Apakah Anda
akan menetapkan nilai signifikansi sebesar 0,10 atau nilai signifikansi sebesar
0,01? Sebelum Anda memutuskan mari kita berandai-andai untuk melihat apa
akibat yang akan terjadi, setelah Anda mengambil keputusan.
6.24 Pengantar Statistik Sosial
apabila kita memakai notasi > maka kita akan menggambarkan daerah
penolakan di sebelah kanan. Coba Anda perhatikan kurva berikut:
Ha : < Ha : >
Berdasar data tersebut, maka kita bisa memulai melakukan uji hipotesis.
a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif
Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:
Ho: µ = 32 (ingat bahwa yang dirumuskan dalam Ho adalah data di
populasi dan notasi untuk Ho adalah sama dengan)
Ha: µ < 32 (karena data di sampel lebih kecil maka kita memakai notasi
kurang dari )
b. Memilih uji statistik yang sesuai
Oleh karena kita ketahui bahwa data yang ada adalah berskala rasio dan
uji yang dilakukan adalah uji hipotesis untuk satu sampel, serta standar
deviasi populasi (a) diketahui maka kita akan menggunakan Tes-z.
c. Menentukan taraf signifikansi (alpha)
Dalam kasus di atas, nilai signifikansinya sudah ditentukan sehingga
tahap ini sudah dilalui.
6.26 Pengantar Statistik Sosial
d. Melakukan perhitungan
x 31,8 32
z 1
2
n 100
Perumusan hipotesis:
Ho : µ = 40
Ha : µ > 40
Perhitungan:
x 50 40
z 5, 48
10
n 30
1,64 5,48
Satu hal yang perlu diingat karena dalam uji dua sisi ada dua daerah
penolakan maka nilai alpha yang sudah kita tentukan juga akan dibagi dua.
Dengan demikian, kita akan menolak Ho apabila nilai z hitung (hasil
perhitungan) lebih dari atau sama dengan nilai z alpha/2 atau apabila nilai z
hitung (hasil perhitungan) kurang dari atau sama dengan nilai –z alpha/2.
Sebaiknya kita langsung pada contoh berikut:
Apabila dari suatu hasil penelitian di dapat data sebagai berikut:
Diketahui: = 100
s = 11
x = 94
n = 20
= 0,10 (dari tabel t, nilai alpha/2 dengan derajat bebas
19 (didapat dari rumus n-1) adalah 1,729 atau
-1.729
Berdasar data tersebut maka kita bisa memulai melakukan uji hipotesis.
a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif
Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:
Ho: . = 100 (ingat bahwa yang dirumuskan dalam Ho adalah data di
populasi dan notasi untuk Ho adalah sama dengan).
Ha : 100 (karena data di sampel dianggap berbeda dengan data di
populasi maka kita gunakan notasi tidak sama dengan).
b. Memilih uji statistik yang sesuai
Oleh karena kita ketahui bahwa data yang ada adalah berskala rasio dan
uji yang dilakukan adalah uji hipotesis untuk satu sampel dan standar
deviasi populasi (a) tidak diketahui (yang kita ketahui adalah standar
deviasi sampel (s)) maka kita akan menggunakan Tes-t.
c. Menentukan taraf signifikansi (alpha)
Dalam kasus di atas nilai signifikansinya sudah ditentukan sehingga
tahap ini sudah dilalui.
d. Melakukan perhitungan
x 94 100
t 2, 44
11
n 20
e. Mengambil keputusan atau kesimpulan
Setelah hasil perhitungan kita dapat maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa Ho ditolak (karena nilai t hitung (-2,44) < t alpha/2
ISIP4215/MODUL 6 6.29
-2.44 1.729
Perumusan hipotesis:
Ho : µ = 1000
Ha : µ ≠ 1000
Perhitungan:
x 800 1000
t 3, 46
100
n 3
LAT IH A N
Coba Anda buat pertimbangan nilai signifikansi yang akan Anda ambil,
apabila ada laporan bahwa mahasiswa UT di Jakarta memakai obat terlarang.
R A NG KU M AN
terjadi, yaitu kita menolak Ho, padahal Ho itu benar (disebut galat I),
dan kesalahan kedua adalah kita menerima Ho, padahal Ho itu salah
(disebut galat II).
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada beberapa bentuk, yaitu
uji hipotesis untuk rata-rata dan uji hipotesis untuk proporsi. Baik uji
hipotesis rata-rata maupun proporsi, dikenal adanya uji satu sisi dan uji
dua sisi. Uji satu sisi digunakan bila kita ingin membuktikan apakah data
yang sebenarnya kurang dari atau lebih dari data di populasi, sedangkan
uji dua sisi digunakan apabila kita ingin membuktikan apakah data
sebenarnya tidak sama dengan data di populasi.
TES F OR M AT IF 2
3) Apabila dalam uji dua sisi, diketahui nilai z hitung -2 dan nilai z alpha/2
= 1.96 maka ....
A. Ho ditolak karena 2 1.96
B. Ho ditolak karena 2 1.96
C. Ho diterima karena 2 1.96
D. Ho diterima karena 2 1.96
C. 32 100
D. 32/100
Tes Formatif 1
1) A. Estimasi adalah salah satu cara untuk mengemukakan pernyataan
induktif (menyatakan karakteristik populasi dengan menggunakan
karakteristik yang didapat dari sampel). Kita menduga data populasi
dengan memakai data sampel.
2) A. Dalam estimasi, kita menduga kenyataan yang ada di tingkat
populasi dengan memakai data di sampel dan bukan sebaliknya,
sedangkan untuk melihat perbedaan nilai antara populasi dan sampel
memakai uji hipotesis dan bukan estimasi.
3) D. Pengertian dari distribusi sampling adalah rata-rata dari rata-rata
sejumlah sampel, akan sama nilainya dengan rata-rata populasi.
Dengan demikian, ada beberapa sampel yang diambil dari satu
populasi.
4) B. Estimasi titik terhadap proporsi adalah pendugaan terhadap sesuatu
hal yang proporsi populasinya tidak kita ketahui.
5) A. Notasi untuk rata-rata populasi adalah µ.
Tes Formatif 2
1) C. Notasi untuk standard error proporsi adalah p. Untuk
mendapatkan nilai p didapat dengan rumus ( pq / n) .
2) D. Berdasar rumus standard error proporsi, yaitu ( pq / n) maka kita
cari dulu nilai Q, yaitu 1 p 0, 2, setelah itu kita hitung.
3) B. Oleh karena dua sisi maka nilai z alpha mencakup nilai positif dan
negatif, sedangkan ketentuan yang berlaku adalah kita menolak Ho
bila z hitung lebih dari atau sama dengan z alpha atau apabila nilai
z hitung kurang dari atau sama dengan nilai z alpha.
4) A. Rumus untuk standard error rata-rata adalah .
n
5) D. Karena data yang diketahui berupa proporsi maka uji hipotesis yang
digunakan adalah uji hipotesis proporsi.
6.36 Pengantar Statistik Sosial
Glosarium
Daftar Pustaka
R. Lymann Ott, et. all. 1992. Statistics, A tool for the Social Sciences.
Belmont, Duxbury Press.
Siagian dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wim Van Zanten. 1993. Statistika untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
Modul 7
Pengujian Hipotesis
Satu Sampel
Bambang Prasetyo, M.Si.
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
A G A A A G G G A A A A A G G G G G G A
1 2 3 4 5 6 7
7.4 Pengantar Statistik Sosial
Dari hasil uji coba terhadap lemparan tadi, kita lihat bahwa terdapat 7
run atau tujuh kali perubahan peristiwa, dari angka menjadi gambar, menjadi
angka, menjadi gambar, menjadi angka, menjadi gambar, dan terakhir
menjadi angka.
Pengujian hipotesis null dilakukan dengan cara membandingkan jumlah
run dalam hasil pengamatan, dengan nilai yang ada pada tabel untuk tes run,
dengan memperhitungkan nilai alpha tertentu. Bila jumlah run dari hasil
pengamatan berada diantara tabel yang kecil (lihat lampiran untuk tabel run
satu sampel) dan tabel yang besar (lihat lampiran untuk tabel run dua sampel)
maka hipotesis null akan diterima.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat sebagian dari tabel run berikut ini:
7 4 4 4 5 5
8 4 4 5 5 5
9 4 5 5 5 6
10 5 5 5 6 6
Dari contoh kasus yang ada, kita ketahui jumlah munculnya angka (A)
adalah 10, dan jumlah munculnya gambar (G) adalah 10, maka kita bisa lihat
berdasarkan tabel run untuk satu sampel nilai run-nya adalah 6, sedangkan
dari tabel run untuk dua sampel, nilai run-nya adalah 16, seperti terlihat
dalam cuplikan dari tabel run dua sampel berikut:
ISIP4215/MODUL 7 7.5
7 13 13 14 14 14
8 13 14 14 15 15
9 14 14 15 16 16
10 14 15 16 16 17
6 7 16
Dalam tabel sebenarnya (lihat lampiran tabel), kedua nilai berada dalam
satu tabel yang diletakkan di atas dan di bawah. Angka di atas, merupakan
batas bawah dan angka di atas, merupakan batas atas dalam kurva.
S S B S S B S S S B B S
12 13 14 15 16 17 18
Dari tabel run untuk satu sampel dan dua sampel (lihat lampiran tabel) maka
nilai run-nya adalah 7 sampai 18. Dengan demikian, nilai run hasil
pengamatan (18) berada tepat di batas penerimaan (berada di dalam daerah
penerimaan) sehingga Ho diterima. Dengan kata lain, tidak cukup bukti untuk
mengatakan bahwa peluang mahasiswa membeli modul sebelum dan
sesudah mendaftar adalah sama.
S S S B B B S S S S
1 2 3
B B S S S B B S S S
4 5 6 7
ISIP4215/MODUL 7 7.7
Jawaban:
Dari tabel run untuk satu sampel dan dua sampel maka nilai run-nya
adalah 5 sampai 15. Dengan demikian, nilai run hasil pengamatan (7) berada
di antara 5-15 (berada di dalam daerah penerimaan) sehingga Ho diterima.
Dalam kenyataannya, sering kali jumlah data (sampel)-nya besar (lebih
dari 30) sehingga tabel run test tidak bisa lagi digunakan untuk mengambil
kesimpulan. Kondisi ini, bisa kita anggap sebagai sebuah distribusi yang
mendekati distribusi normal. Dengan demikian, kita bisa menggunakan
pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus untuk tes z, yang sudah kita
pelajari dalam modul enam. Tentunya untuk bisa menggunakan rumus tes z
maka kita perlu melakukan konversi dari ordinal ke interval/rasio. Untuk
mendapatkan nilai µ kita gunakan rumus sebagai berikut:
2n1n2
r 1 , sedangkan untuk mendapatkan nilai σ kita gunakan
N
rumus sebagai berikut:
N 2 2N
r sehingga jika kita masukkan ke dalam rumus tes z menjadi
4( N 1)
sebagai berikut:
2n n
r 1 2 1
r r N
r N 2N
2
4( N 1)
Kita langsung saja menggunakan sebuah contoh, agar materi ini dapat lebih
kita pahami. Pada sebuah perusahaan dilakukan penelitian secara random
untuk mengetahui apakah karyawan akan mengambil cuti saat musim liburan
sekolah ataukah di luar musim liburan sekolah. Dari 40 orang yang diteliti,
ternyata 21 orang ingin mengambil cuti saat musim liburan sekolah dan 19
orang lagi mengambil cuti di luar musim liburan sekolah. Hasil pengamatan
memberikan gambaran sebagai berikut:
Keterangan: Y (mengambil cuti saat liburan sekolah).
T (mengambil cuti di luar musim liburan sekolah).
7.8 Pengantar Statistik Sosial
Y T T Y Y T Y T T Y Y T T Y T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y T T Y Y T T T Y T Y T Y T
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Y Y Y T Y Y T Y T T T
21 22 23 24 25 26
Kita terapkan kasus ini ke dalam rumus konversi menjadi sebagai berikut:
2n n 2.21.19
r 1 2 1 26 1
r r N 40 1, 62
r N 2N
2
40 2.40
2
4( N 1) 4(40 1)
Dengan menggunakan tabel z, maka kita tahu bahwa nilai 1,62 terwakili
dengan daerah 0,0526. Nilai ini lebih besar dari alpha 0,05, sehingga Ho
diterima.
0,0526 0,05
Kini kita coba terapkan program SPSS untuk menganalisis kasus berikut ini.
ISIP4215/MODUL 7 7.9
Runs test
Staff group
Test value 2
Yunior 8
Senior 14
Total cases 22
Number of runs 14
Z 1,099
Asymp sig. (2 tailed) .272
LAT IH A N
S T T S S T T T S T
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
T S T T S T S S S S
T S S S T T S S S S
2) Nilai run untuk tabel test run satu sampel adalah ....
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
3) Nilai run untuk tabel test run dua sampel adalah ........
A. 13
B. 14
C. 15
D. 16
Kegiatan Belajar 2
P ada uji satu sampel, pertanyaan yang ingin kita jawab adalah apakah
penarikan sampel yang kita lakukan berasal dari suatu populasi dengan
distribusi yang telah ditentukan, atau dapat diketahui apakah ada perbedaan
yang signifikan pada ukuran pemusatan antara sampel dengan populasi, atau
antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan, atau
antara proporsi hasil pengamatan dengan proporsi yang diharapkan. Uji ini
dikenal dengan istilah goodness of fit.
Salah satu jenis dari uji goodness of fit adalah chi square dengan notasi
2
x . Pengujian ini dipergunakan pada kasus-kasus yang dikelompokkan ke
dalam beberapa kelompok yang tidak tumpang tindih antara satu kategori
dengan kategori yang lainnya. Kita perlu membedakan antara uji chi square
untuk satu sampel dan uji chi square untuk melihat ada tidaknya hubungan
antara dua variabel. Meskipun rumus yang digunakan adalah sama, namun
dalam penerapannya berbeda. Dalam uji satu sampel, nilai yang kita hitung
adalah nilai dari setiap kategori yang ada, sedangkan dalam uji hubungan,
yang kita hitung adalah nilai dari setiap sel. Untuk uji hubungan akan Anda
pelajari dalam buku materi pokok statistik sosial.
Kita ambil contoh berikut. Dalam sebuah penelitian kita ingin menguji
sebuah hipotesis bahwa mahasiswa UT mempunyai minat yang sama untuk
membaca buku dengan jenis yang berbeda, yaitu novel, cerita bergambar,
cerita pendek, cerita bersambung, serta kartun. Maka rumusan hipotesis yang
dapat dibuat adalah
Ho : p 1 = p 2 = p 3 = p 4 = p 5 =1/5
Ha : p 1 p 2 p n p 4 = p 5 =1/5
Tabel 7.1
Minat Mahasiswa UT Membaca Jenis Buku
(n=135)
Jadi, untuk kasus mengenai minat mahasiswa UT ini , nilai E nya adalah
135 : 5 27
31 27 19 27 19 27 25 27 41 27
2 2 2 2 2
x
2
27 27 27 27 27
0,593 2,370 2,370 0,148 7, 259 12, 740
9,49 12,74
Bila kita menggunakan alat bantu SPSS maka hasil dari perhitungan
akan kita lihat sebagai berikut:
7.16 Pengantar Statistik Sosial
Tes Statitics
Jenis buku
Chi Square 12,740
Df 4
Asymp. Sig .000
Dari hasil perhitungan statistik tersebut kita bisa lihat bahwa program SPSS
sudah menampilkan deskripsi mengenai nilai observed dan nilai expected.
Sementara nilai residual didapat dengan mengurangi nilai observed dengan
nilai expected-nya. Untuk melihat ditolak atau diterimanya hipotesis null
maka kita bisa lihat pada tabel tes statistik. Untuk hasil chi square
menunjukkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus sehingga hasil
ini kita bandingkan nilai yang didapat dari tabel. Selain menggunakan hasil
perhitungan Chi square, kita juga bisa membandingkan asymp sig dengan
alpha yang kita gunakan. Ho akan ditolak jika nilai signifikansi (asymp sig)
kurang dari atau sama dengan alpha.
Jawaban:
Untuk kasus mengenai variasi pekerjaan mahasiswa UT ini, nilai E nya
adalah 120 : 5 = 24
hasil perhitungan x 2 adalah
20 24 50 24 25 24 5 24 40 24
2 2 2 2 2
x2
24 24 24 24 24
0, 667 28,167 0, 042 15, 042 0, 667 44.585
9,49 44.585
Jika suatu pengujian akan dilakukan terhadap satu sampel mengenai satu
variabel yang memiliki dua kategori maka yang dipergunakan adalah Uji
Binomial. Pengujian ini menggunakan proporsi dari kategori tersebut. Uji
binomial digunakan jika skala variabelnya adalah nominal dengan jumlah
sampel yang kecil.
Rumus yang digunakan adalah:
N
p x pxqN x
n
N N!
di mana
n x ! N x !
7.18 Pengantar Statistik Sosial
Keterangan:
p = proporsi yang diharapkan untuk salah satu kategori
q = p –1
50
p 12 0,1012 0,9050 12
2
50 50!
dimana 1, 214 1014
2 12! 50 12 !
Untuk pengujian dua arah, yaitu bila z hitung > z /2 atau z hitung < -z /2.
Dengan demikian, untuk kasus di atas maka hasilnya adalah:
12 50.0.10
z
50.0,10.0,90
z 3, 2998
LAT IH A N
Tabel 7.2
Agama yang Dianut Mahasiswa UT
(n = 300)
Agama Frekuensi
Islam 60
Kristen 30
Katolik 40
Hindu 5
Budha 1
Jumlah 136
7.20 Pengantar Statistik Sosial
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Agar Anda lebih memahami materi pada bagian ini, coba kerjakan soal-
soal berikut. Pilihlah salah satu jawaban yang benar.
Tabel 7.3
Pemakaian buku perpustakaan
(n = 550)
3) Berdasar hasil perhitungan chi square untuk Tabel 7.3 maka kesimpulan
yang bisa diambil adalah....
A. cukup bukti untuk menerima bahwa ada perbedaan dalam memilih
buku
B. tidak cukup bukti untuk menerima bahwa ada perbedaan dalam
memilih buku
C. Ho diterima
D. Ha ditolak
Tes Formatif 1
1) D. Nilai run-nya 10.
2) A. Nilai run untuk n1 7 dan n2 13 adalah 5.
3) C. Nilai run untuk n1 7 dan n2 13 adalah 15.
4) B. Batas daerah penolakan Ho adalah 5 - 15.
5) C. Ho diterima karena nilai run (10) berada di antara 5 - 15.
Tes Formatif 2
1) D. Expected didapat dengan cara membagi jumlah responden dengan
jumlah kategori, yaitu: 550 : 5 = 110.
(100 110) 2 (200 110) 2 (50 110) 2 (50 110) 2
2) C.
110 110 110 110
(150 110) 2
154,559
110
3) A. Nilai 154,559 berada di sebelah kanan nilai 9,48773 (di daerah
penolakan). Berarti Ho ditolak sehingga cukup bukti untuk
menerima bahwa ada perbedaan dalam memilih buku.
4) A. df didapat melalui rumus: jumlah kategori – 1 = 4.
5) C. Ho akan ditolak jika z hitung.
7.24 Pengantar Statistik Sosial
Glosarium
Daftar Pustaka
R. Lymann Ott, et. all. 1992. Statistics, A tool for the Social Sciences.
Belmont: Duxbury Press.
Siagian dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wim Van Zanten. 1993. Statistika untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
7.26 Pengantar Statistik Sosial
LAMPIRAN
TABLE G
Critical values of r in the runs test*
Given in the tables are various critical values of r for values of m and n less than or
equal to 20. For the one-sample runs test, any observed value of r which is less than
or equal to the smaller value, or is greater than or equal to the larger value in a pair is
significant at the a = .05 level.
m 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
9 9 - -
5 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
9 1010 11.
11
6 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6
- 9 1110 1212 13 13 13 13
7 2 2 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6
- - 1211 1313 14 14 14 14 15 15 15
8 2 3 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 7 7
- - 1211 1314 14 15 15 16 16 16 16 17 17 17 17 17
9 2 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 8
- - 13 - 1414 15 16 16 16 17 17 18 18 18 18 18 18
10 2 3 4 3 5 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 8 8 9
- - 13 - 1415 16 16 17 17 18 18 18 19 19 19 20 20
11 2 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 8 8 8 9 9 9 9
- - 13 - 1415 16 17 17 18 19 19 19 20 20 20 21 21
12 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 7 8 8 8 9 9 9 10 10
- - -- 13 1416 16 17 18 19 19 20 20 21 21 21 22 22
13 2 2 3 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 9 10 10 10 10
1516 17 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23
14 2 2 3 4 5 5 6 7 7 8 8 9 9 9 10 10 10 11 11
1516 17 18 19 20 20 21 22 22 23 23 23 24
15 2 3 3 4 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 II 12
1516 18 18 19 20 21 22 22 23 23 24 24 25
16 2 3 4 4 5 6 6 7 8 8 9 9 10 10 11 11 11 12 12
17 18 19 20 21 21 22 23 23 24 25 25 25
17 2 3 -4 4 5 6 7 7 8 9 9 10 10 11 11, 11 12 12 13
17 18 19 20 21 22 23 23 24 ' 25 25 26 26
18 2 3 4 5 5 6 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13
17 18 19 20 21 22 23 24 25 25 26 26 27
19 2 3 4 5 6 6 7 8 8 9 10 10 11 11 12 12 13 13 13
17 18 20 21 22 23 23 24 25 26 26 27 27
20 2 3 4 5 6 6 7 8 9 9 10 10 11 12 12 13 13 13 14
17 18 20 21 22 23 24 25 25 26 27 27 28
* Adapted from Swed, and Eisenhart, C. (1943). Tables for testing randomness of grouping in a
sequence of alter
natives. Annals of Mathematical Statistics, 14, 83-86, with the kind permission of the authors
and publisher.
Modul 8
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
S eperti halnya pada pengujian satu sampel, ada berbagai macam pengujian
dua sampel dengan menggunakan tes statistik parametrik, antara lain
pengujian binomial yang digunakan untuk membandingkan dua proporsi, tes
t untuk dua sampel independen, dan tes t untuk dua sampel berpasangan.
Rumus:
Pˆ1 Pˆ2
z
ˆˆ 1 1
Pq
n1 n 2
8.4 Pengantar Statistik Sosial
Keterangan:
x
pˆ1 1
n1
x2
pˆ 2
n2
x1 x2
pˆ
n1 n2
qˆ 1 pˆ
Contoh:
Dari masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil
sejumlah sampel yang sama, yaitu 60 guru secara random dan ternyata
kelompok yang setuju dari masing-masing sampel adalah 41 untuk kelompok
eksperimen dan 24 untuk kelompok kontrol.
1. Hipotesis Penelitian:
Ho : p1 p2
Ha : p1 p2
3. Melakukan Perhitungan:
x 41
pˆ1 1
n1 60
x2 24
pˆ 2
n2 60
41 24
pˆ1 pˆ 2 0, 28
60 60
x x 41 24
pˆ 1 2 0,54
n1 n2 60 60
qˆ 1 pˆ 1 0,54 0, 46
ISIP4215/MODUL 8 8.5
Jawaban :
x 30
pˆ1 1
n1 50
x2 25
pˆ 2
n2 50
30 25
pˆ1 pˆ 2 0,1
50 50
x x 30 25
pˆ 1 2 0,55
n1 n2 50 50
qˆ 1 pˆ 1 0,55 0, 45
8.6 Pengantar Statistik Sosial
Z alpha 0,05 = 1,96. Karena nilai Z hitung <1,96 maka Ho diterima, dengan
kata lain tidak terdapat perbedaan proporsi yang signifikan di antara kedua
kelompok ini di tingkat populasi.
Tes t untuk dua sampel independen ini digunakan untuk data yang
berskala interval dan rasio. Yang akan diuji adalah perbedaan rata-rata hitung
(mean) dari dua kelompok yang ditarik secara random.
Rumus untuk menghitung nilai t adalah:
X1 X 2
t
1 1
Sp
n1 n2
Contoh:
Seorang peneliti tertarik untuk mengetahui minat mengunjungi
perpustakaan di kalangan mahasiswa. Dalam kasus kali ini, peneliti
mengambil sampel dari Perguruan Tinggi konvensional dan Perguruan
Tinggi Jarak Jauh, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian
diteliti rata-rata mahasiswa yang pergi ke perpustakaan untuk membaca
bahan/materi perkuliahan. Dari data di lapangan, ternyata rata-rata
mengunjungi perpustakaan untuk membaca materi/bahan perkuliahan dari
sampel 8 perguruan tinggi konvensional adalah 5,6 dengan standar deviasi
3,23 dan dari 8 perguruan tinggi jarak jauh yang ditarik secara random, rata-
ratanya 5,95 dengan standar deviasi 4,18. Untuk membandingkan dua
sampel, apakah berbeda secara nyata di tingkat populasinya maka dapat
dilakukan tes statistik dengan tes t, sebagai berikut:
ISIP4215/MODUL 8 8.7
1. Hipotesis
Ho : 1 2
Ha : 1 2
3. Melakukan Perhitungan
X1 X 2
t
1 1
Sp
n1 n2
di mana
(n1 1) S12 (n2 1) S22
Sp
n1 n2 2
(8 1)(3, 23) 2 (8 1)(4,178) 2
8 8- 2
3, 74
X1 X2 5, 6 5,95
Sehingga t 0,19
1 1 1 1
Sp 3, 74
n1 n2 8 8
Karena nilai -0,19 > dari nilai -2,624 maka Ho tak ditolak, dengan
demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antara minat mahasiswa
perguruan tinggi konvensional dan perguruan tinggi jarak jauh untuk
berkunjung ke perpustakaan di tingkat populasi.
8.8 Pengantar Statistik Sosial
Jawaban:
0,05 n1 10 n2 10 df n1 n2 2 10 10 2 18
2 2
(n1 1) S1 (n2 1) S 2 (10 1)2, 232 (10 -1)1,182
Sp 1, 78
n1 n2 2 10 10 2
X1 X2 10 7
Sehingga t 3, 77
1 1 1 1
Sp 1, 78
n1 n2 10 10
t alpha 0,05 = 1,734. Karena 3,77 >1,734 maka Ho ditolak, dengan demikian
terdapat perbedaan proporsi yang signifikan di antara kedua kelompok ini di
tingkat populasi.
pendapat Ayah dengan Ibu. Pertanyaan yang ada diberi skor sehingga kita
akan tahu total skor untuk suami dan total skor untuk istri. Rumus yang
digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis untuk dua sampel
berpasangan adalah sebagai berikut:
Rumus:
d
t
Sd
n
di mana
d
d
n
d x1 x2
d 2 d n
2
Sd
n 1
Suami Istri d
Keluarga d2
X1 X2 ( X1 X2 )
Andika 68 63 5 25
Barito 49 41 8 64
Cittra 53 54 -1 1
Danurwindo 75 71 4 16
Endang 49 39 10 100
Fitriyanah 41 44 -3 9
Gerald 75 67 8 64
Herbert 58 56 2 4
Indrawan 52 46 6 36
Jauhari 49 37 12 144
Kristianto 55 61 -6 36
Lewokeda 69 68 1 1
Manurung 57 59 -2 4
∑ d = 44 d 2 504
Dengan demikian, kini kita bisa memasukkan data yang ada ke dalam rumus
yang ada.
d 44
d 3.38
n 13
d x1 x2
d 2 d n 504 44 13
2 2
Sd 5, 44
n 1 13 1
1. Hipotesis
Ho : d 0 atau ( 1 2 0)
Ha : d 0 atau ( 1 2 0)
3. Melakukan perhitungan:
d 3,38
t 2, 24
Sd 5, 44
n 13
ISIP4215/MODUL 8 8.11
Karena nilai 2,24 > 2,179, maka Ho ditolak, dengan kata lain ada perbedaan
yang signifikan antara rata-rata hitung skor untuk kedua kelompok di tingkat
populasi.
LAT IH A N
1. Pada dasarnya setiap uji hipotesis selalu dilakukan dalam tahapan yang
sama, mulai dari merumuskan hipotesis hingga pengambilan kesimpulan.
2. Diskusikan jawaban Anda dengan rekan yang lain.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Apabila diketahui nilai z alpha adalah 1,65 untuk uji dua arah. Maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah......
A. tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan antara kelompok
a dengan kelompok b di populasi
B. tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan antara kelompok
a dengan kelompok b di sampel
C. ada perbedaan proporsi yang signifikan antara kelompok a dengan
kelompok b di populasi
D. ada perbedaan proporsi yang signifikan antara kelompok a dengan
kelompok b di sampel
5) Data di bawah ini adalah mengenai jumlah tahun kenaikan pangkat dari
golongan IV a ke IV b antara dosen perguruan tinggi negeri (PTN)
dengan dosen perguruan tinggi swasta (PTS). Data yang tercatat dari
10 dosen PTS dan 10 dosen PTN adalah sebagai berikut:
Rata-rata hitung dari jumlah tahun kenaikan pangkat antara dosen PTN
dengan dosen PTS adalah ....
A. X PTN = 1 X PTS = 1,1
B. X PTN = 1,1 X PTS = 1
C. X PTN = 1,9 X PTS = 2,1
D. X PTN = 2,1 X PTS = 1,9
8.14 Pengantar Statistik Sosial
Kegiatan Belajar 2
n1 (n1 1) n (n 1)
U n1 . n2 R1 atau U n1 . n2 2 2 R2
2 2
Tentu saja kedua rumus di atas akan menghasilkan nilai U yang berbeda.
Yang diinginkan adalah hasil U yang lebih kecil. Jika nilai n 1 . n2 semakin
besar maka distribusi U akan semakin mendekati distribusi normal sehingga
dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan rumus:
U u
z
u
(n1 . n2 ) n1 . n2 (n1 n2 1)
di mana u dan u2
2 12
Seperti pada pengujian yang lainnya maka pada pengujian Mann-Whitney ini
pun digunakan Ho maupun Ha.
Ho : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2 untuk pengujian dua arah
atau Ha : 1 > 2 dan Ha : 1 < 2 untuk pengujian satu arah
Sebagai contoh kasus: seorang peneliti hendak melihat apakah ada perbedaan
antara jenis printer yang digunakan dengan jumlah hasil cetakan. Hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah mengurutkan data yang ada
mulai dari ranking 1 hingga 14 (tergantung banyaknya data). Bila ada data
yang sama, seperti data 403 yang terdiri dari 3 data maka cara membuat
rankingnya adalah dengan menambahkan No. 5 + 6 + 7 dan kemudian dibagi
3 (sesuai dengan banyaknya data yang sama) sehingga hasilnya menjadi 6.
Sementara itu, data berikutnya akan melanjutkan ranking yang seharusnya,
yaitu 8. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu:
Dari kedua hitungan di atas, maka nilai yang digunakan adalah nilai U
yang terkecil, yaitu 8,5.
Selanjutnya kita dapat melakukan pengujian dengan distribusi normal,
yaitu:
(7.7)
u 24,5
2
7.7 (7 7 1)
u2 61, 25
12
u 61, 25 7,83
8,5 24,5
sehingga z 2, 0434 dibulatkan menjadi -2,04
7,83
Jika alpha yang digunakan adalah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak karena nilai z hitung (-2,04) lebih kecil dari -z (-1,645).
Kesimpulannya adalah jumlah hasil cetakan dengan menggunakan printer
deskjet akan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah hasil cetakan
menggunakan printer laserjet.
ISIP4215/MODUL 8 8.19
Jawaban Kasus:
Rumusan Hipotesis:
Ho : jumlah produksi mesin A sama dengan jumlah produksi mesin B di
tingkat populasi.
Ha : jumlah produksi mesin A lebih besar dari jumlah produksi mesin B di
tingkat populasi.
Ranking:
Banyak produksi mesin Ranking
103 B 1,5
103 B 1,5
107 B 3
124 A 4,5
124 B 4,5
145 A 6
183 A 7
196 B 8
224 A 9
234 B 10
239 A 11,5
239 A 11,5
269 A 13
278 B 14
8.20 Pengantar Statistik Sosial
7(7 1) 7(7 1)
U 7.7 62,5 atau U 7.7 45,5
2 2
U 49 56 / 2 62,5 U 49 56 / 2 45,5
U 14,5 U 31,5
Dari kedua hitungan di atas, maka nilai yang digunakan adalah nilai U
yang terkecil, yaitu 14,5.
14,5 24,5
sehingga z 1, 277 dibulatkan menjadi -1,28
7,83
ISIP4215/MODUL 8 8.21
Jika alpha yang digunakan adalah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak karena nilai z hitung (-1,28) lebih kecil dari -z (-1,645).
Kesimpulannya adalah jumlah hasil produksi dengan menggunakan mesin A
akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah hasil cetakan menggunakan
mesin B.
sesudah
Sebelum
- +
+ A B
- C D
( A D) 2
cM2
A D
dengan derajat bebas (degree of freedom) = 1
Namun demikian, kadang-kadang perlu pula dilakukan koreksi
kontinuitas sehingga rumusnya menjadi:
( A D 1) 2
cM2
A D
Kemudian hasil pengujian ini dibandingkan dengan nilai c 2 pada tabel
distribusi chi square terlampir. Jika hasil pengujian sama atau lebih besar
dengan nilai c2 pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa efek yang
signifikan telah ditunjukkan dalam jawaban sebelum dan sesudah.
Kita langsung saja dengan menggunakan contoh, agar lebih mudah
memahami materi yang ada. Suatu pengamat pemilu ingin melihat apakah
ada perubahan pilihan terhadap presiden sebelum putaran pertama dan
sesudah putaran kedua .
Tabel 8.1
Perubahan Pilihan Parpol Sebelum dan Sesudah Masa Kampanye
Kini kita tinggal memasukkan saja ke dalam rumus sehingga hasilnya adalah:
(14 4 1)2
cM2
14 4
c 4,50
2
M
dengan menggunakan alpha 0,01 dan derajat bebas 1 maka hasil tabel chi-
square menunjukkan nilai 6,635. Ini berarti nilai Mc Nemar tes < dari nilai
tabel. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho tidak ditolak
yang berarti kemungkinan masyarakat akan mengubah pilihan dari kandidat
A ke kandidat B adalah sama dengan kemungkinan masyarakat akan
mengubah pilihan dari kandidat B ke kandidat A, yaitu ½.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
n1 (n1 1)
U n1 . n2 R1
2
atau sama dengan
n2 (n2 1)
U n1 . n2 R2
2
( A D 1) 2
cM2
A D
ISIP4215/MODUL 8 8.25
TES F OR M AT IF 2
1) Seorang psikolog anak ingin melihat apakah ada perbedaan antara anak
dengan orang tua lengkap dan anak dengan single parents dalam hal
keinginan berinteraksi dengan orang lain. Hasil tes yang diberikan
kepada anak-anak tersebut adalah sebagai berikut:
4) Pengamat sosial ingin melihat apakah ada perubahan pada para ibu untuk
menghidangkan makanan sehat, setelah penyuluhan terhadap gizi bagi
anak diberikan. Dari penelitian ini, didapat hasil sebelum dan sesudah
kampanye terhadap pilihan makanan sehat sebagai berikut ....
Sesudah penyuluhan
Makanan bergizi Makanan kurang
bergizi
Sebelum Makanan kurang 20 8
penyuluhan bergizi
Makanan bergizi 6 12
Tes Formatif 1
1) C. Masukkan dalam rumus (gunakan pembulatan dua angka desimal!)
2) C. Nilai z hitung > z tabel sehingga yang diterima adalah hipotesis
alternatif, yang rumusannya ada pada jawaban C.
3) C. Masukkan dalam rumus z.
4) D. Nilai z tabel dengan 0,05 untuk uji dua arah adalah 1,65. Karena
2,27 > 1,65 maka hipotesis nol ditolak atau Ha diterima.
5) C. Rata-rata jumlah tahun kenaikan pangkat dosen PTN didapat dari
19/10 = 1,9. Rata-rata jumlah tahun kenaikan pangkat dosen PTS
didapat dari 21/10 = 2,1.
Tes Formatif 2
1) A. Dengan jumlah skor ranking anak orang tua 29 dan jumlah skor
ranking anak single parents 26 maka nilai U terendah adalah pada
anak dengan orang tua, yaitu sebesar 11.
2) A. Nilai standar deviasi atau didapat dengan memasukkan nilai n,
kedua kelompok sebanyak 5. Akan didapat sebesar 4,79.
3) D. Nilai z hitung akan didapat sebesar -0,313. Nilai tersebut berasal
dari u = 12,5, = 4,79 dan U = 11. Sementara itu, nilai z dari
distribusi normal adalah –2,33.
4) D. Nilai C2M ini didapatkan dengan memasukkan pada rumus C 2M
nilai-nilai A = 20 dan D = 12. Nilai yang didapat sebesar 1,53.
5) B. Nilai tabel chi square 0,1 adalah 2,706. Hal ini berarti lebih besar
dari nilai C2M sebesar 1,53. Dengan demikian, penelitian tersebut
akan menerima Ho.
ISIP4215/MODUL 8 8.29
Glosarium
Daftar Pustaka
R. Lymann Ott, et. all. 1992. Statistics, A tool for the Social Sciences.
Belmont: Duxbury Press.
Siagian dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wim Van Zanten. 1993. Statistika untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
Modul 9
Pengujian Hipotesis
Lebih dari Dua Sampel dan
Dua Rata-rata Populasi
Bambang Prasetyo, M.Si.
besar kita akan gunakan tes z, sedangkan untuk sampel kecil akan kita
gunakan tes t.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu melakukan
pengujian hipotesis untuk lebih dari dua sampel dan juga pengujian hipotesis
untuk dua populasi.
Secara lebih spesifik, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan
mampu melakukan pengujian hipotesis:
1. Cohran;
2. Friedman;
3. Chi Kuadrat;
4. Kruskall Wallis;
5. tes z;
6. tes t.
ISIP4215/MODUL 9 9.3
Kegiatan Belajar 1
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung uji Cohran adalah:
k C 2 C 2
Q k 1
K R R 2
4. Mengambil kesimpulan
Ho akan ditolak jika Q hasil perhitungan ≥ nilai Q tabel
Kini, kita akan mencoba dengan melakukan perhitungan pada kasus
sebenarnya.
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah cara yang
dilakukan oleh tiga kelompok jurusan yang berbeda memiliki efektivitas
dalam mencapai nilai ujian. Nilai ujian dinyatakan baik dengan kode 1 dan
dinyatakan buruk dengan kode nol.
ISIP4215/MODUL 9 9.5
Tabel chi kuadrat yang lengkap bisa dilihat dalam lampiran tabel.
9.6 Pengantar Statistik Sosial
3. Melakukan Perhitungan
Sebelum kita memasukkan data yang ada ke dalam rumus, kita coba
lengkapi tabel yang ada sehingga kita lebih mudah untuk memasukkan
datanya ke dalam rumus.
Sehingga untuk kasus yang ada kita masukkan datanya ke dalam rumus.
Q 3 1
35 7
2 2
72 19
2
1,33
3 19 45
ISIP4215/MODUL 9 9.7
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika Q hasil perhitungan ≥ nilai Q tabel, dengan
demikian karena nilai q hitung (1,33) < nilai Q tabel (5,991) maka Ho
diterima sehingga semua kelompok memiliki efektivitas yang sama dalam
metode pembelajarannya.
Uji Friedman dilakukan untuk variabel yang memiliki skala ordinal dan
berbentuk ranking. Apabila dalam penelitian didapat data yang berskala
interval atau rasio maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu ke dalam
skala ordinal dalam bentuk ranking. Uji Friedman dilakukan jika asumsi
dalam statistik parametrik tidak terpenuhi, atau jika jumlah sampelnya
terlalu sedikit.
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung uji Friedman adalah:
12
X2 R 3n k 1
2
nk k 1
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan ≥ nilai yang ditunjukkan tabel.
Kini kita akan mencoba dengan melakukan perhitungan pada kasus
sebenarnya.
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
pada nilai ujian yang dilakukan oleh tiga kelompok belajar yang
menggunakan metode belajar berbeda. Kelompok pertama menggunakan
metode belajar bersama (diskusi), kelompok kedua menggunakan metode
belajar dengan memanfaatkan tutorial online (tuton), sedangkan kelompok
ketiga menggunakan metode belajar dengan memanfaatkan tutorial tatap
muka (TTM). Masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang. Data yang
berhasil di dapat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel chi kuadrat yang lengkap bisa dilihat dalam lampiran tabel.
3. Melakukan Perhitungan
Sebelum kita memasukkan data yang ada ke dalam rumus, kita coba
lengkapi tabel yang ada sehingga kita lebih mudah untuk memasukkan
datanya ke dalam rumus. Kita buat ranking untuk setiap nilai yang ada
dengan membandingkan nilai yang didapat setiap nomor.
12
X2 R 3n k 1
2
nk k 1
Sehingga untuk kasus yang ada kita masukkan datanya ke dalam rumus.
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan ≥ nilai tabel, dengan demikian
karena nilai hitung (6,93) > nilai tabel (4,60517) maka Ho ditolak sehingga
semua metode belajar memiliki pengaruh yang berbeda pada nilai ujian yang
didapat.
Uji Chi Kuadrat dilakukan untuk variabel yang memiliki skala nominal
dan berbentuk diskret. Pada dasarnya, uji Chi Kuadrat k sampel serupa
dengan uji chi kuadrat untuk dua sampel, demikian pula rumus yang
digunakan pun sama. Seperti juga uji hipotesis lainnya maka dalam uji Chi
Kuadrat kita juga melakukan tahapan yang sama.
Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan uji Chi Kuadrat:
1. Menyusun Hipotesis
Ho: tidak ada perbedaan antara frekuensi yang diamati dengan
frekuensi yang diharapkan.
Ha: terdapat perbedaan antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi
yang diharapkan.
ISIP4215/MODUL 9 9.11
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung uji Chi Kuadrat adalah:
fo fe
2
X
2
fe
fo adalah nilai hasil pengamatan
fe adalah nilai yang diharapkan
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan ≥ nilai yang ditunjukkan tabel.
Kini kita akan mencoba dengan melakukan perhitungan pada kasus
sebenarnya.
Suatu penelitian dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
mahasiswa yang berasal dari UT dan mahasiswa yang non-UT terhadap
kecenderungan untuk memilih jenis mobil disukai. Data yang berhasil
dikumpulkan sebagai berikut:
Tabel chi kuadrat yang lengkap bisa dilihat dalam lampiran tabel.
3. Melakukan Perhitungan
Sebelum kita memasukkan data yang ada ke dalam rumus, kita coba
hitung terlebih dahulu nilai yang diharapkan. Untuk menghitung nilai yang
diharapkan dari setiap sel, kita bisa lakukan perhitungan dengan cara
mengalikan total dari setiap sel, lalu dibagi dengan total keseluruhan data,
misalnya untuk sel mahasiswa UT yang memilih Toyota, nilai yang
diharapkan adalah 50 100 dibagi 200. Untuk sel mahasiswa UT yang
memilih Daihatsu, nilai yang diharapkan adalah 80 100 dibagi 200.
Demikian seterusnya untuk setiap sel sehingga jika dibuat nilai yang
diharapkan dalam tabel, akan terlihat sebagai berikut:
fo fe
2
X2
fe
Sehingga untuk kasus yang ada, kita masukkan datanya ke dalam rumus.
20 25 30 25 40 40 40 40
2 2 2 2
X
2
25 25 40 40
40 35 30 35
2 2
3, 428
35 35
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan ≥ nilai tabel, dengan demikian
karena nilai hitung ( 3,428) < nilai tabel (4,60517) maka Ho diterima
sehingga tidak ada perbedaan pilihan mobil yang disukai berdasarkan asal
mahasiswa.
3. Melakukan perhitungan
Rumus untuk menghitung uji Kruskall Wallis adalah:
12 R1 2 R2 2 Rk
2
H 3 N 1
N N 1 n1 n2 nk
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan ≥ nilai yang ditunjukkan tabel.
Kini kita akan mencoba dengan melakukan perhitungan pada kasus
sebenarnya.
Suatu penelitian dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
nilai mata kuliah Pengantar Statistik, Statistik Sosial, dan Metode Penelitian
Sosial. Data yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut:
3. Melakukan Perhitungan
Sebelum kita memasukkan data yang ada ke dalam rumus, kita buat
ranking terlebih dahulu untuk seluruh nilai pengamatan yang ada, dengan
cara mengurutkan dari nilai pengamatan terkecil dan akan terlihat dalam tabel
berikut:
Nilai 50 50 55 55 60 60 60 60 65 65
Ranking 1,5 1,5 3,5 3,5 6,5 6,5 6,5 6,5 10,5 10,5
Nilai 65 65 70 70 75 75 75 75 80 80 85
Ranking 10,5 10,5 13,5 13,5 16,5 16,5 16,5 16,5 19,5 19,5 21
Setelah kita mengetahui ranking dari setiap nilai pengamatan maka kita
kembali ke data untuk setiap sampel untuk menghitung nilai R untuk setiap
sampel sehingga akan terlihat dalam tabel berikut;
Nilai
Nilai Nilai
Metode
Pengantar Ranking Statistik Ranking Ranking
Penelitian
Statistik Sosial
Sosial
70 13,5 55 3,5 75 16,5
65 10,5 75 16,5 70 13,5
60 6,5 60 6,5 75 16,5
75 16,5 65 10,5 60 6,5
80 19,5 65 10,5 50 1,5
60 6,5 80 19,5 55 3,5
65 10,5 50 1,5 85 21
R= 83,5 R= 68,5 R= 79
Sehingga untuk kasus yang ada, kita masukkan datanya ke dalam rumus.
12 83,5 2 68,5 2 79
2
H 3 21 1
21 21 1 7 7 7
10, 74
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan ≥ nilai tabel, dengan demikian
karena nilai hitung ( 10,74) > nilai tabel (4,60517) maka Ho ditolak
sehingga ada perbedaan nilai antara Pengantar Statistik, Statistik Sosial, dan
Metode Penelitian Sosial.
ISIP4215/MODUL 9 9.17
1. Pada dasarnya, setiap uji hipotesis selalu dilakukan dalam tahapan yang
sama, mulai dari merumuskan hipotesis hingga pengambilan kesimpulan.
2. Gunakan uji Cohran bila data Anda nominal, dan gunakan uji Friedman
bila data Anda ordinal.
3. Diskusikan jawaban Anda dengan rekan yang lain.
C. 36
D. 37
Kegiatan Belajar 2
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung tes z adalah:
ISIP4215/MODUL 9 9.21
x1 x2
z
S12 S2
2
n1 n2
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan tes z ≥ nilai yang ditunjukkan
tabel.
Kini kita akan mencoba dengan melakukan perhitungan pada kasus
sebenarnya.
Suatu penelitian dilakukan untuk membandingkan antara penghasilan
yang didapat dosen di perguruan tinggi swasta dan penghasilan yang didapat
dosen dari perguruan tinggi negeri. Ternyata, dari 50 sampel yang diambil di
perguruan tinggi swasta, rata-rata penghasilan dosen adalah 8.000.000
dengan standar deviasi 300.000. Sementara itu dari 50 sampel yang diambil
di perguruan tinggi negeri, rata-rata penghasilan dosen adalah 5.000.000
dengan standar deviasi 200.000.
Dengan demikian, bila kita ingin melakukan uji hipotesis rata-rata kedua
populasi tersebut, kita bisa melakukan langkah berikut:
1. Menyusun Hipotesis
Ho: tidak ada perbedaan antara rata-rata penghasilan dosen PTS dan
dosen PTN.
Ha: terdapat perbedaan antara rata-rata penghasilan dosen PTS dan
dosen PTN/rata-rata penghasilan dosen PTS > rata-rata
penghasilan dosen PTN.
9.22 Pengantar Statistik Sosial
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung tes z adalah:
8.000.000 5.000.000
z
300.0002 200.0002
50 50
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan tes z ≥ nilai yang ditunjukkan
tabel, dengan demikian karena z hitung (42,23) lebih dari z alpha (1,645)
maka Ho ditolak sehingga kesimpulannya adalah memang terdapat perbedaan
antara rata-rata penghasilan dosen PTS dan dosen PTN/rata-rata penghasilan
dosen PTS > rata-rata penghasilan dosen PTN.
Untuk uji hipotesis dua rata-rata populasi untuk sampel kecil, kita akan
gunakan tes t (kurang dari 30) karena ukuran sampelnya sangat kecil
sehingga kita tidak bisa mengetahui simpangan bakunya (deviasi standar).
Demikian pula karena yang akan kita lakukan adalah uji rata-rata, maka
variabel yang akan diukur berskala interval/rasio.
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung tes z adalah
x1 x2
t
1 1
n1 1 S12 n2 1 S 22
n1 n2
n1 n 2 2
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan tes t ≥ nilai yang ditunjukkan
tabel.
Kini kita akan mencoba dengan melakukan perhitungan pada kasus
sebenarnya.
Suatu penelitian dilakukan untuk membandingkan antara jumlah
kunjungan mahasiswa ke bagian pelayanan mahasiswa dengan
membandingkan antara mahasiswa FISIP dan mahasiswa FKIP. Untuk
mahasiswa FISIP diambil 15 mahasiswa, sedangkan untuk mahasiswa FKIP
diambil sebanyak 12 mahasiswa. Dari data yang ada, ternyata jumlah
kunjungan mahasiswa FISIP ke Pelma sebanyak 4 kali dengan deviasi
standar 2 dan mahasiswa FKIP sebanyak 6 kali dengan deviasi standar 3.
3. Melakukan Perhitungan
Rumus untuk menghitung tes z adalah:
46
t 2, 08
15 1 22 12 1 32
1 1
15 12
15 12 2
4. Mengambil Kesimpulan
Ho akan ditolak jika hasil perhitungan tes t ≥ nilai yang ditunjukkan
tabel sehingga 2, 08 2, 787 , dengan demikian Ho diterima. Artinya tidak
ada perbedaan antara rata-rata kunjungan mahasiswa FISIP dan FKIP ke
Pelma.
Tes Formatif 1
1) B. Total ranking dengan cara 1 adalah 34.
2) A. Total ranking dengan cara 2 adalah 33.
3) C. Total ranking dengan cara 3 adalah 36.
4) D. Total ranking dengan cara 4 adalah 37.
5) B. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Friedman adalah
12 32 2 333 36 2 37 2 3 14 4 1
r2
14 4 4 1
12
r2 4.910 210 0.43
280
Tes Formatif 2
1) C. 23 didapat dengan rumus 10 + 15 – 2.
2) B 1,319 mencari titik temu antara alpha 0,1 dan df 23.
3) A. tidak ada perbedaan jumlah kunjungan ke Taman Mini antara
penduduk Jakarta dan luar Jakarta.
58
4) A. t 3, 67
2 1 1
10 1 2 15 1 2
2
10 15
10 15 2
5) D. Ho ditolak.
9.28 Pengantar Statistik Sosial
Glosarium
Daftar Pustaka
R. Lymann Ott, et. all. (1992). Statistics, A tool for the Social Sciences.
Belmont: Duxbury Press.
Siagian dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wim Van Zanten. 1993. Statistika untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
9.30 Pengantar Statistik Sosial
Lampiran
Tabel chi Square
df\area .995 .990 .975 .950 .900 .750 .500 .250 .100 .050 .025 .010 .005
1 0.00004 0.00016 0.00098 0.00393 0.01579 0.10153 0.45494 1.32330 2.70554 3.84146 5.02389 6.63490 7.87944
2 0.01003 0.02010 0.05064 0.10259 0.21072 0.57536 1.38629 2.77259 4.60517 5.99146 7.37776 9.21034 10.59663
3 0.07172 0.11483 0.21580 0.35185 0.58437 1.21253 2.36597 4.10834 6.25139 7.81473 9.34840 11.34487 12.83816
4 0.20699 0.29711 0.48442 0.71072 1.06362 1.92256 3.35669 5.38527 7.77944 9.48773 11.14329 13.27670 14.86026
5 0.41174 0.55430 0.83121 1.14548 1.61031 2.67460 4.35146 6.62568 9.23636 11.07050 12.83250 15.08627 16.74960
6 0.67573 0.87209 1.23734 1.63538 2.20413 3.45460 5.34812 7.84080 10.64464 12.59159 14.44938 16.81189 18.54758
7 0.98926 1.23904 1.68987 2.16735 2.83311 4.25485 6.34581 9.03715 12.01704 14.06714 16.01276 18.47531 20.27774
8 1.34441 1.64650 2.17973 2.73264 3.48954 5.07064 7.34412 10.21885 13.36157 15.50731 17.53455 20.09024 21.95495
9 1.73493 2.08790 2.70039 3.32511 4.16816 5.89883 8.34283 11.38875 14.68366 16.91898 19.02277 21.66599 23.58935
10 2.15586 2.55821 3.24697 3.94030 4.86518 6.73720 9.34182 12.54886 15.98718 18.30704 20.48318 23.20925 25.18818
11 2.60322 3.05348 3.81575 4.57481 5.57778 7.58414 10.34100 13.70069 17.27501 19.67514 21.92005 24.72497 26.75685
12 3.07382 3.57057 4.40379 5.22603 6.30380 8.43842 11.34032 14.84540 18.54935 21.02607 23.33666 26.21697 28.29952
13 3.56503 4.10692 5.00875 5.89186 7.04150 9.29907 12.33976 15.98391 19.81193 22.36203 24.73560 27.68825 29.81947
14 4.07467 4.66043 5.62873 6.57063 7.78953 10.16531 13.33927 17.11693 21.06414 23.68479 26.11895 29.14124 31.31935
15 4.60092 5.22935 6.26214 7.26094 8.54676 11.03654 14.33886 18.24509 22.30713 24.99579 27.48839 30.57791 32.80132
16 5.14221 5.81221 6.90766 7.96165 9.31224 11.91222 15.33850 19.36886 23.54183 26.29623 28.84535 31.99993 34.26719
17 5.69722 6.40776 7.56419 8.67176 10.08519 12.79193 16.33818 20.48868 24.76904 27.58711 30.19101 33.40866 35.71847
18 6.26480 7.01491 8.23075 9.39046 10.86494 13.67529 17.33790 21.60489 25.98942 28.86930 31.52638 34.80531 37.15645
19 6.84397 7.63273 8.90652 10.11701 11.65091 14.56200 18.33765 22.71781 27.20357 30.14353 32.85233 36.19087 38.58226
20 7.43384 8.26040 9.59078 10.85081 12.44261 15.45177 19.33743 23.82769 28.41198 31.41043 34.16961 37.56623 39.99685
21 8.03365 8.89720 10.28290 11.59131 13.23960 16.34438 20.33723 24.93478 29.61509 32.67057 35.47888 38.93217 41.40106
22 8.64272 9.54249 10.98232 12.33801 14.04149 17.23962 21.33704 26.03927 30.81328 33.92444 36.78071 40.28936 42.79565
23 9.26042 10.19572 11.68855 13.09051 14.84796 18.13730 22.33688 27.14134 32.00690 35.17246 38.07563 41.63840 44.18128
ISIP4215/MODUL 9 9.31
24 9.88623 10.85636 12.40115 13.84843 15.65868 19.03725 23.33673 28.24115 33.19624 36.41503 39.36408 42.97982 45.55851
25 10.51965 11.52398 13.11972 14.61141 16.47341 19.93934 24.33659 29.33885 34.38159 37.65248 40.64647 44.31410 46.92789
26 11.16024 12.19815 13.84390 15.37916 17.29188 20.84343 25.33646 30.43457 35.56317 38.88514 41.92317 45.64168 48.28988
27 11.80759 12.87850 14.57338 16.15140 18.11390 21.74940 26.33634 31.52841 36.74122 40.11327 43.19451 46.96294 49.64492
28 12.46134 13.56471 15.30786 16.92788 18.93924 22.65716 27.33623 32.62049 37.91592 41.33714 44.46079 48.27824 50.99338
29 13.12115 14.25645 16.04707 17.70837 19.76774 23.56659 28.33613 33.71091 39.08747 42.55697 45.72229 49.58788 52.33562
30 13.78672 14.95346 16.79077 18.49266 20.59923 24.47761 29.33603 34.79974 40.25602 43.77297 46.97924 50.89218 53.67196
9.32 Pengantar Statistik Sosial
DISTRIBUSI BINOMIAL
n!
b( x, n, p) p x q n x
x!(n x)!
Contoh:
a. x = 5, p = 0,40, n = 20
20!
b(5,20;0,40) 0,40 5 0,60 205 0,0746
5!(20 5)!
Jadi peluang 5 orang warga tidak setuju diadakannya
ronda malam adalah 0,0746 atau 7,46%
atau dapat menggunakan alat bantu tabel distribusi
binomial berjudul cumulative binomial distribution.
Sehingga nilai-nilai yang ada pada setiap sel adalah
nilai kumulatif. Sehingga jika kita menemukan nilai
0,1256 pada sel p=0,40, n=20, dan x=5, itu berarti
nilai tersebut adalah penjumlahan untuk x≤5.
Sedangkan untuk x=5 nilainya adalah 0,1256-0,0510
= 0,0746.
Jawaban
ISIP4215/MODUL 9 9.35
2 0 0.9801 0.9025 0.8100 0.7225 0.6400 0.5625 0.4900 0.4225 0.3600 0.3025 0.2500
1 0.9999 0.9975 0.9900 0.9775 0.9600 0.9375 0.9100 0.8775 0.8400 0.7975 0.7500
2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
3 0 0.97030 0.85738 0.729 0.61413 0.512 0.42187 0.343 0.27463 0.216 0.16638 0.125
1 0.99970 0.99275 0.972 0.93925 0.896 0.84375 0.784 0.71825 0.648 0.57475 0.500
2 1.00000 0.99988 0.999 0.99663 0.992 0.98437 0.973 0.95713 0.936 0.90887 0.875
3 1.00000 1.00000 1.000 1.00000 1.000 1.00000 1.000 1.00000 1.000 1.00000 1.000
4 0 0.96060 0.81451 0.6561 0.52201 0.4096 0.31641 0.2401 0.17851 0.1296 0.09151 0.0625
1 0.99941 0.98598 0.9477 0.89048 0.8192 0.73828 0.6517 0.56298 0.4752 0.39098 0.3125
2 1.00000 0.99952 0.9963 0.98802 0.9728 0.94922 0.9163 0.87352 0.8208 0.75852 0.6875
3 1.00000 0.99999 0.9999 0.99949 0.9984 0.99609 0.9919 0.98499 0.9744 0.95899 0.9375
4 1.00000 1.00000 1.0000 1.00000 1.0000 1.00000 1.0000 1.00000 1.0000 1.00000 1.0000
5 0 0.95099 0.77378 0.59049 0.44371 0.32768 0.23730 0.16807 0.11603 0.07776 0.05033 0.03125
1 0.99902 0.97741 0.91854 0.83521 0.73728 0.63281 0.52822 0.42842 0.33696 0.25622 0.18750
2 0.99999 0.99884 0.99144 0.97339 0.94208 0.89648 0.83692 0.76483 0.68256 0.59313 0.50000
3 1.00000 0.99997 0.99954 0.99777 0.99328 0.98437 0.96922 0.94598 0.91296 0.86878 0.81250
4 1.00000 1.00000 0.99999 0.99992 0.99968 0.99902 0.99757 0.99475 0.98976 0.98155 0.96875
5 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
6 0 0.94148 0.73509 0.53144 0.37715 0.26214 0.17798 0.11765 0.07542 0.04666 0.02768 0.01563
1 0.99854 0.96723 0.88573 0.77648 0.65536 0.53394 0.42017 0.31908 0.23328 0.16357 0.10938
2 0.99998 0.99777 0.98415 0.95266 0.90112 0.83057 0.74431 0.64709 0.54432 0.44152 0.34375
3 1.00000 0.99991 0.99873 0.99411 0.98304 0.96240 0.92953 0.88258 0.82080 0.74474 0.65625
4 1.00000 1.00000 0.99994 0.99960 0.99840 0.99536 0.98906 0.97768 0.95904 0.93080 0.89062
5 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99994 0.99976 0.99927 0.99816 0.99590 0.99170 0.98437
6 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
7 0 0.93207 0.69834 0.47830 0.32058 0.20972 0.13348 0.08235 0.04902 0.02799 0.01522 0.00781
1 0.99797 0.95562 0.85031 0.71658 0.57672 0.44495 0.32942 0.23380 0.15863 0.10242 0.06250
2 0.99997 0.99624 0.97431 0.92623 0.85197 0.75641 0.64707 0.53228 0.41990 0.31644 0.22656
3 1.00000 0.99981 0.99727 0.98790 0.96666 0.92944 0.87396 0.80015 0.71021 0.60829 0.50000
4 1.00000 0.99999 0.99982 0.99878 0.99533 0.98712 0.97120 0.94439 0.90374 0.84707 0.77344
5 1.00000 1.00000 0.99999 0.99993 0.99963 0.99866 0.99621 0.99099 0.98116 0.96429 0.93750
6 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99994 0.99978 0.99936 0.99836 0.99626 0.99219
7 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
8 0 0.92274 0.66342 0.43047 0.27249 0.16777 0.10011 0.05765 0.03186 0.01680 0.00837 0.00391
1 0.99731 0.94276 0.81310 0.65718 0.50332 0.36708 0.25530 0.16913 0.10638 0.06318 0.03516
2 0.99995 0.99421 0.96191 0.89479 0.79692 0.67854 0.55177 0.42781 0.31539 0.22013 0.14453
3 1.00000 0.99963 0.99498 0.97865 0.94372 0.88618 0.80590 0.70640 0.59409 0.47696 0.36328
4 1.00000 0.99998 0.99957 0.99715 0.98959 0.97270 0.94203 0.89391 0.82633 0.73962 0.63672
5 1.00000 1.00000 0.99998 0.99976 0.99877 0.99577 0.98871 0.97468 0.95019 0.91154 0.85547
6 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99992 0.99962 0.99871 0.99643 0.99148 0.98188 0.96484
7 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99993 0.99977 0.99934 0.99832 0.99609
8 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
ISIP4215/MODUL 9 9.37
9 0 0.91352 0.63025 0.38742 0.23162 0.13422 0.07508 0.04035 0.02071 0.01008 0.00461 0.00195
1 0.99656 0.92879 0.77484 0.59948 0.43621 0.30034 0.19600 0.12109 0.07054 0.03852 0.01953
2 0.99992 0.99164 0.94703 0.85915 0.73820 0.60068 0.46283 0.33727 0.23179 0.14950 0.08984
3 1.00000 0.99936 0.99167 0.96607 0.91436 0.83427 0.72966 0.60889 0.48261 0.36138 0.25391
4 1.00000 0.99997 0.99911 0.99437 0.98042 0.95107 0.90119 0.82828 0.73343 0.62142 0.50000
5 1.00000 1.00000 0.99994 0.99937 0.99693 0.99001 0.97471 0.94641 0.90065 0.83418 0.74609
6 1.00000 1.00000 1.00000 0.99995 0.99969 0.99866 0.99571 0.98882 0.97497 0.95023 0.91016
7 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99989 0.99957 0.99860 0.99620 0.99092 0.98047
8 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99992 0.99974 0.99924 0.99805
9 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
10 0 0.90438 0.59874 0.34868 0.19687 0.10737 0.05631 0.02825 0.01346 0.00605 0.00253 0.00098
1 0.99573 0.91386 0.73610 0.54430 0.37581 0.24403 0.14931 0.08595 0.04636 0.02326 0.01074
2 0.99989 0.98850 0.92981 0.82020 0.67780 0.52559 0.38278 0.26161 0.16729 0.09956 0.05469
3 1.00000 0.99897 0.98720 0.95003 0.87913 0.77588 0.64961 0.51383 0.38228 0.26604 0.17188
4 1.00000 0.99994 0.99837 0.99013 0.96721 0.92187 0.84973 0.75150 0.63310 0.50440 0.37695
5 1.00000 1.00000 0.99985 0.99862 0.99363 0.98027 0.95265 0.90507 0.83376 0.73844 0.62305
6 1.00000 1.00000 0.99999 0.99987 0.99914 0.99649 0.98941 0.97398 0.94524 0.89801 0.82812
7 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99992 0.99958 0.99841 0.99518 0.98771 0.97261 0.94531
8 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99986 0.99946 0.99832 0.99550 0.98926
9 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99997 0.99990 0.99966 0.99902
10 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
11 0 0.89534 0.56880 0.31381 0.16734 0.08590 0.04224 0.01977 0.00875 0.00363 0.00139 0.00049
1 0.99482 0.89811 0.69736 0.49219 0.32212 0.19710 0.11299 0.06058 0.03023 0.01393 0.00586
2 0.99984 0.98476 0.91044 0.77881 0.61740 0.45520 0.31274 0.20013 0.11892 0.06522 0.03271
3 1.00000 0.99845 0.98147 0.93056 0.83886 0.71330 0.56956 0.42555 0.29628 0.19112 0.11328
4 1.00000 0.99989 0.99725 0.98411 0.94959 0.88537 0.78970 0.66831 0.53277 0.39714 0.27441
5 1.00000 0.99999 0.99970 0.99734 0.98835 0.96567 0.92178 0.85132 0.75350 0.63312 0.50000
6 1.00000 1.00000 0.99998 0.99968 0.99803 0.99244 0.97838 0.94986 0.90065 0.82620 0.72559
7 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99976 0.99881 0.99571 0.98776 0.97072 0.93904 0.88672
8 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99987 0.99942 0.99796 0.99408 0.98520 0.96729
9 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99995 0.99979 0.99927 0.99779 0.99414
10 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99996 0.99985 0.99951
11 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
12 0 0.88638 0.54036 0.28243 0.14224 0.06872 0.03168 0.01384 0.00569 0.00218 0.00077 0.00024
1 0.99383 0.88164 0.65900 0.44346 0.27488 0.15838 0.08503 0.04244 0.01959 0.00829 0.00317
2 0.99979 0.98043 0.88913 0.73582 0.55835 0.39068 0.25282 0.15129 0.08344 0.04214 0.01929
3 1.00000 0.99776 0.97436 0.90779 0.79457 0.64878 0.49252 0.34665 0.22534 0.13447 0.07300
4 1.00000 0.99982 0.99567 0.97608 0.92744 0.84236 0.72366 0.58335 0.43818 0.30443 0.19385
5 1.00000 0.99999 0.99946 0.99536 0.98059 0.94560 0.88215 0.78726 0.66521 0.52693 0.38721
6 1.00000 1.00000 0.99995 0.99933 0.99610 0.98575 0.96140 0.91537 0.84179 0.73931 0.61279
7 1.00000 1.00000 1.00000 0.99993 0.99942 0.99722 0.99051 0.97449 0.94269 0.88826 0.80615
8 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99994 0.99961 0.99831 0.99439 0.98473 0.96443 0.92700
9.38 Pengantar Statistik Sosial
12 9 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99979 0.99915 0.99719 0.99212 0.98071
10 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99992 0.99968 0.99892 0.99683
11 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99993 0.99976
12 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
13 0 0.87752 0.51334 0.25419 0.12091 0.05498 0.02376 0.00969 0.00370 0.00131 0.00042 0.00012
1 0.99275 0.86458 0.62134 0.39828 0.23365 0.12671 0.06367 0.02958 0.01263 0.00490 0.00171
2 0.99973 0.97549 0.86612 0.69196 0.50165 0.33260 0.20248 0.11319 0.05790 0.02691 0.01123
3 0.99999 0.99690 0.96584 0.88200 0.74732 0.58425 0.42061 0.27827 0.16858 0.09292 0.04614
4 1.00000 0.99971 0.99354 0.96584 0.90087 0.79396 0.65431 0.50050 0.35304 0.22795 0.13342
5 1.00000 0.99998 0.99908 0.99247 0.96996 0.91979 0.83460 0.71589 0.57440 0.42681 0.29053
6 1.00000 1.00000 0.99990 0.99873 0.99300 0.97571 0.93762 0.87053 0.77116 0.64374 0.50000
7 1.00000 1.00000 0.99999 0.99984 0.99875 0.99435 0.98178 0.95380 0.90233 0.82123 0.70947
8 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99983 0.99901 0.99597 0.98743 0.96792 0.93015 0.86658
9 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99987 0.99935 0.99749 0.99221 0.97966 0.95386
10 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99993 0.99965 0.99868 0.99586 0.98877
11 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99997 0.99986 0.99948 0.99829
12 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99997 0.99988
13 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
14 0 0.86875 0.48767 0.22877 0.10277 0.04398 0.01782 0.00678 0.00240 0.00078 0.00023 0.00006
1 0.99160 0.84701 0.58463 0.35667 0.19791 0.10097 0.04748 0.02052 0.00810 0.00289 0.00092
2 0.99966 0.96995 0.84164 0.64791 0.44805 0.28113 0.16084 0.08393 0.03979 0.01701 0.00647
3 0.99999 0.99583 0.95587 0.85349 0.69819 0.52134 0.35517 0.22050 0.12431 0.06322 0.02869
4 1.00000 0.99957 0.99077 0.95326 0.87016 0.74153 0.58420 0.42272 0.27926 0.16719 0.08978
5 1.00000 0.99997 0.99853 0.98847 0.95615 0.88833 0.78052 0.64051 0.48585 0.33732 0.21198
6 1.00000 1.00000 0.99982 0.99779 0.98839 0.96173 0.90672 0.81641 0.69245 0.54612 0.39526
7 1.00000 1.00000 0.99998 0.99967 0.99760 0.98969 0.96853 0.92466 0.84986 0.74136 0.60474
8 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99962 0.99785 0.99171 0.97566 0.94168 0.88114 0.78802
9 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99995 0.99966 0.99833 0.99396 0.98249 0.95738 0.91022
10 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99975 0.99889 0.99609 0.98857 0.97131
11 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99986 0.99939 0.99785 0.99353
12 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99994 0.99975 0.99908
13 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99994
14 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
ISIP4215/MODUL 9 9.39
15 0 0.86006 0.46329 0.20589 0.08735 0.03518 0.01336 0.00475 0.00156 0.00047 0.00013 0.00003
1 0.99037 0.82905 0.54904 0.31859 0.16713 0.08018 0.03527 0.01418 0.00517 0.00169 0.00049
2 0.99958 0.96380 0.81594 0.60423 0.39802 0.23609 0.12683 0.06173 0.02711 0.01065 0.00369
3 0.99999 0.99453 0.94444 0.82266 0.64816 0.46129 0.29687 0.17270 0.09050 0.04242 0.01758
4 1.00000 0.99939 0.98728 0.93829 0.83577 0.68649 0.51549 0.35194 0.21728 0.12040 0.05923
5 1.00000 0.99995 0.99775 0.98319 0.93895 0.85163 0.72162 0.56428 0.40322 0.26076 0.15088
6 1.00000 1.00000 0.99969 0.99639 0.98194 0.94338 0.86886 0.75484 0.60981 0.45216 0.30362
7 1.00000 1.00000 0.99997 0.99939 0.99576 0.98270 0.94999 0.88677 0.78690 0.65350 0.50000
8 1.00000 1.00000 1.00000 0.99992 0.99922 0.99581 0.98476 0.95781 0.90495 0.81824 0.69638
9 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99989 0.99921 0.99635 0.98756 0.96617 0.92307 0.84912
10 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99988 0.99933 0.99717 0.99065 0.97453 0.94077
11 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99991 0.99952 0.99807 0.99367 0.98242
12 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99994 0.99972 0.99889 0.99631
13 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99988 0.99951
14 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99997
15 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
20 0 0.81791 0.35849 0.12158 0.03876 0.01153 0.00317 0.00080 0.00018 0.00004 0.00001 0.00000
1 0.98314 0.73584 0.39175 0.17556 0.06918 0.02431 0.00764 0.00213 0.00052 0.00011 0.00002
2 0.99900 0.92452 0.67693 0.40490 0.20608 0.09126 0.03548 0.01212 0.00361 0.00093 0.00020
3 0.99996 0.98410 0.86705 0.64773 0.41145 0.22516 0.10709 0.04438 0.01596 0.00493 0.00129
4 1.00000 0.99743 0.95683 0.82985 0.62965 0.41484 0.23751 0.11820 0.05095 0.01886 0.00591
5 1.00000 0.99967 0.98875 0.93269 0.80421 0.61717 0.41637 0.24540 0.12560 0.05533 0.02069
6 1.00000 0.99997 0.99761 0.97806 0.91331 0.78578 0.60801 0.41663 0.25001 0.12993 0.05766
7 1.00000 1.00000 0.99958 0.99408 0.96786 0.89819 0.77227 0.60103 0.41589 0.25201 0.13159
8 1.00000 1.00000 0.99994 0.99867 0.99002 0.95907 0.88667 0.76238 0.59560 0.41431 0.25172
9 1.00000 1.00000 0.99999 0.99975 0.99741 0.98614 0.95204 0.87822 0.75534 0.59136 0.41190
10 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99944 0.99606 0.98286 0.94683 0.87248 0.75071 0.58810
11 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99990 0.99906 0.99486 0.98042 0.94347 0.86923 0.74828
12 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99982 0.99872 0.99398 0.97897 0.94197 0.86841
13 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99974 0.99848 0.99353 0.97859 0.94234
14 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99969 0.99839 0.99357 0.97931
15 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99995 0.99968 0.99847 0.99409
16 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99995 0.99972 0.99871
17 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99996 0.99980
18 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998
19 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
20 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
9.40 Pengantar Statistik Sosial
50 0 0.60501 0.07694 0.00515 0.00030 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
1 0.91056 0.27943 0.03379 0.00291 0.00019 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
2 0.98618 0.54053 0.11173 0.01419 0.00129 0.00009 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
3 0.99840 0.76041 0.25029 0.04605 0.00566 0.00050 0.00003 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
4 0.99985 0.89638 0.43120 0.11211 0.01850 0.00211 0.00017 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000
5 0.99999 0.96222 0.61612 0.21935 0.04803 0.00705 0.00072 0.00005 0.00000 0.00000 0.00000
6 1.00000 0.98821 0.77023 0.36130 0.10340 0.01939 0.00249 0.00022 0.00001 0.00000 0.00000
7 1.00000 0.99681 0.87785 0.51875 0.19041 0.04526 0.00726 0.00080 0.00006 0.00000 0.00000
8 1.00000 0.99924 0.94213 0.66810 0.30733 0.09160 0.01825 0.00248 0.00023 0.00001 0.00000
9 1.00000 0.99984 0.97546 0.79109 0.44374 0.16368 0.04023 0.00670 0.00076 0.00006 0.00000
10 1.00000 0.99997 0.99065 0.88008 0.58356 0.26220 0.07885 0.01601 0.00220 0.00020 0.00001
11 1.00000 1.00000 0.99678 0.93719 0.71067 0.38162 0.13904 0.03423 0.00569 0.00063 0.00005
12 1.00000 1.00000 0.99900 0.96994 0.81394 0.51099 0.22287 0.06613 0.01325 0.00177 0.00015
13 1.00000 1.00000 0.99971 0.98683 0.88941 0.63704 0.32788 0.11633 0.02799 0.00449 0.00047
14 1.00000 1.00000 0.99993 0.99471 0.93928 0.74808 0.44683 0.18778 0.05395 0.01038 0.00130
15 1.00000 1.00000 0.99998 0.99805 0.96920 0.83692 0.56918 0.28010 0.09550 0.02195 0.00330
16 1.00000 1.00000 1.00000 0.99934 0.98556 0.90169 0.68388 0.38886 0.15609 0.04265 0.00767
17 1.00000 1.00000 1.00000 0.99979 0.99374 0.94488 0.78219 0.50597 0.23688 0.07653 0.01642
18 1.00000 1.00000 1.00000 0.99994 0.99749 0.97127 0.85944 0.62159 0.33561 0.12734 0.03245
19 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99907 0.98608 0.91520 0.72644 0.44648 0.19737 0.05946
20 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99968 0.99374 0.95224 0.81394 0.56103 0.28617 0.10132
ISIP4215/MODUL 9 9.41
50 21 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99990 0.99738 0.97491 0.88126 0.67014 0.38996 0.16112
ctd 22 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99898 0.98772 0.92904 0.76602 0.50191 0.23994
23 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99963 0.99441 0.96036 0.84383 0.61341 0.33591
24 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99988 0.99763 0.97933 0.90219 0.71604 0.44386
25 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99907 0.98996 0.94266 0.80337 0.55614
26 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99966 0.99546 0.96859 0.87207 0.66409
27 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99988 0.99809 0.98397 0.92204 0.76006
28 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99925 0.99238 0.95562 0.83888
29 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99973 0.99664 0.97646 0.89868
30 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99991 0.99863 0.98840 0.94054
31 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99948 0.99470 0.96755
32 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99982 0.99776 0.98358
33 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99994 0.99913 0.99233
34 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99969 0.99670
35 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99990 0.99870
36 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99953
37 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99985
38 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99995
39 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999
40 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
41 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
42 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
43 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
44 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
45 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
46 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
47 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
48 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
49 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
50 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
100 0 0.36603 0.00592 0.00003 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
1 0.73576 0.03708 0.00032 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
2 0.92063 0.11826 0.00194 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
3 0.98163 0.25784 0.00784 0.00009 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
4 0.99657 0.43598 0.02371 0.00043 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
5 0.99947 0.61600 0.05758 0.00155 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
6 0.99993 0.76601 0.11716 0.00470 0.00008 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
7 0.99999 0.87204 0.20605 0.01217 0.00028 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
8 1.00000 0.93691 0.32087 0.02748 0.00086 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
9 1.00000 0.97181 0.45129 0.05509 0.00233 0.00004 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
10 1.00000 0.98853 0.58316 0.09945 0.00570 0.00014 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
11 1.00000 0.99573 0.70303 0.16349 0.01257 0.00039 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
12 1.00000 0.99854 0.80182 0.24730 0.02533 0.00103 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
13 1.00000 0.99954 0.87612 0.34742 0.04691 0.00246 0.00006 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
14 1.00000 0.99986 0.92743 0.45722 0.08044 0.00542 0.00016 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
15 1.00000 0.99996 0.96011 0.56832 0.12851 0.01108 0.00040 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000
9.42 Pengantar Statistik Sosial
100 16 1.00000 0.99999 0.97940 0.67246 0.19234 0.02111 0.00097 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000
ctd 17 1.00000 1.00000 0.98999 0.76328 0.27119 0.03763 0.00216 0.00005 0.00000 0.00000 0.00000
18 1.00000 1.00000 0.99542 0.83717 0.36209 0.06301 0.00452 0.00014 0.00000 0.00000 0.00000
19 1.00000 1.00000 0.99802 0.89346 0.46016 0.09953 0.00889 0.00034 0.00001 0.00000 0.00000
20 1.00000 1.00000 0.99919 0.93368 0.55946 0.14883 0.01646 0.00078 0.00002 0.00000 0.00000
21 1.00000 1.00000 0.99969 0.96072 0.65403 0.21144 0.02883 0.00169 0.00004 0.00000 0.00000
22 1.00000 1.00000 0.99989 0.97786 0.73893 0.28637 0.04787 0.00343 0.00011 0.00000 0.00000
23 1.00000 1.00000 0.99996 0.98811 0.81091 0.37108 0.07553 0.00662 0.00025 0.00000 0.00000
24 1.00000 1.00000 0.99999 0.99392 0.86865 0.46167 0.11357 0.01213 0.00056 0.00001 0.00000
25 1.00000 1.00000 1.00000 0.99703 0.91252 0.55347 0.16313 0.02114 0.00119 0.00003 0.00000
26 1.00000 1.00000 1.00000 0.99862 0.94417 0.64174 0.22440 0.03514 0.00240 0.00007 0.00000
27 1.00000 1.00000 1.00000 0.99939 0.96585 0.72238 0.29637 0.05581 0.00460 0.00016 0.00000
28 1.00000 1.00000 1.00000 0.99974 0.97998 0.79246 0.37678 0.08482 0.00843 0.00036 0.00001
29 1.00000 1.00000 1.00000 0.99989 0.98875 0.85046 0.46234 0.12360 0.01478 0.00076 0.00002
30 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99394 0.89621 0.54912 0.17302 0.02478 0.00154 0.00004
31 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99687 0.93065 0.63311 0.23311 0.03985 0.00297 0.00009
32 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99845 0.95540 0.71072 0.30288 0.06150 0.00550 0.00020
33 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99926 0.97241 0.77926 0.38029 0.09125 0.00976 0.00044
34 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99966 0.98357 0.83714 0.46243 0.13034 0.01663 0.00089
35 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99985 0.99059 0.88392 0.54584 0.17947 0.02724 0.00176
36 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99994 0.99482 0.92012 0.62692 0.23861 0.04290 0.00332
37 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99725 0.94695 0.70245 0.30681 0.06507 0.00602
38 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99860 0.96602 0.76987 0.38219 0.09514 0.01049
39 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99931 0.97901 0.82758 0.46208 0.13425 0.01760
40 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99968 0.98750 0.87498 0.54329 0.18306 0.02844
41 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99985 0.99283 0.91232 0.62253 0.24149 0.04431
42 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99994 0.99603 0.94057 0.69674 0.30865 0.06661
43 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99789 0.96109 0.76347 0.38277 0.09667
44 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99891 0.97540 0.82110 0.46133 0.13563
45 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99946 0.98499 0.86891 0.54132 0.18410
46 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99974 0.99116 0.90702 0.61956 0.24206
47 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99988 0.99498 0.93621 0.69312 0.30865
48 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99995 0.99725 0.95770 0.75957 0.38218
49 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99855 0.97290 0.81727 0.46020
50 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99926 0.98324 0.86542 0.53979
51 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99964 0.98999 0.90405 0.61782
52 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99983 0.99424 0.93383 0.69135
53 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99992 0.99680 0.95589 0.75794
54 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99997 0.99829 0.97161 0.81590
55 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99912 0.98236 0.86437
56 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99956 0.98943 0.90333
57 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99979 0.99389 0.93339
58 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99990 0.99660 0.95569
59 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99818 0.97156
60 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99906 0.98240
61 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99953 0.98951
62 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99978 0.99398
63 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99990 0.99668
64 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99824
65 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99911
ISIP4215/MODUL 9 9.43
100 66 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99956
ctd 67 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99980
68 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99991
69 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996
70 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998
71 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999
72 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
73 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
74 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
75 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
76 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
77 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
78 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
79 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
80 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
81 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
82 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
83 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
84 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
85 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
86 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
87 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
88 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
89 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
90 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
91 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
92 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
93 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
94 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
95 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
96 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
97 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
98 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
99 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
100 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
9.44 Pengantar Statistik Sosial
b. x ≤ 3
20!
b(0,20;0,40) 0,40 0 0,60 20 0 0,0000
0!(20 0)!
20!
b(1,20;0,40) 0,4010,60 20 1 0,0005
1!(20 1)!
20!
b(2,20;0,40) 0,40 2 0,60 20 2 0,0031
2!(20 2)!
20!
b(3,20;0,40) 0,40 3 0,60 20 3 0,0124
3!(20 3)!
jadi b(0 3,20;0,40) 0,0160
jadi peluang paling banyak 3 orang warga tidak
Setuju adalah 0,0160 atau 1,6%.
c. x ≥ 4
20!
b(0,20;0,60) 0,60 0 0,40 20 0 0,0000
0!(20 0)!
20!
b(1,20;0,60) 0,6010,40 201 0,0000
1!(20 1)!
20!
b(2,20;0,60) 0,60 20,40 20 2 0,0000
2!(20 2)!
20!
b(3,20;0,60) 0,6030,40 203 0,0001
3!(20 3)!
jadi b(0 3,20;0,60) 0,0001
ingat : peluang seluruh kejadian jumlahnya 1, sehingga jika ingin
dicari peluang x 4, maka 1 - p(x 4) 1 - 0,0001 0,9999
ISIP4215/MODUL 9 9.45
2. DISTRIBUSI POISSON
xe
p ( , x)
x!
µ = rata-rata populasi
x = nilai yang diharapkan
e = nilai eksponensial = 2,71828
9.46 Pengantar Statistik Sosial
Contoh :
a. x = 2, µ = 40 x 0,05 = 2
22 e2
P(2,2) 0,2707
2!
Jadi peluang 2 buah kendaraan rusak adalah 0,2707 = 27,07%
b. 2 ≤ x ≤ 5, µ = 40 x 0,05 = 2
2 2 e 2
P(2,2) 0,2707
2!
2 3 e 2 sehingga peluang 2-5 kendaraan
P(3,2) 0,1804 rusak adalah :
3!
0,2707+0,1804+0,0902+0,0361
2 3 e 2 = 0,5774 atau 57,74%
P(4,2) 0,0902
4!
5 2
2 e
P(5,2) 0,0361
5!
ISIP4215/MODUL 9 9.47
c. x = 0, µ = 40 x 0,05 = 2
20 e 2
P(2,0) 0,1353
0!
sehingga peluang tidak ada kendaraan yang rusak
adalah 0,1353 atau 13,53%.
9.48 Pengantar Statistik Sosial
t
x 0.01 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0 0.9950 0.9900 0.9802 0.9704 0.9608 0.9512 0.9418 0.9324 0.9231 0.9139
1 1.0000 1.0000 0.9998 0.9996 0.9992 0.9988 0.9983 0.9977 0.9970 0.9962
2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999
3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
t
x 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
0 0.9048 0.8187 0.7408 0.6703 0.6065 0.5488 0.4966 0.4493 0.4066 0.3679
1 0.9953 0.9825 0.9631 0.9384 0.9098 0.8781 0.8442 0.8088 0.7725 0.7358
2 0.9998 0.9989 0.9964 0.9921 0.9856 0.9769 0.9659 0.9526 0.9371 0.9197
3 1.0000 0.9999 0.9997 0.9992 0.9982 0.9966 0.9942 0.9909 0.9865 0.9810
4 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998 0.9996 0.9992 0.9986 0.9977 0.9963
5 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998 0.9997 0.9994
6 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999
7 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
t
x 1.10 1.20 1.30 1.40 1.50 1.60 1.70 1.80 1.90 2.00
0 0.3329 0.3012 0.2725 0.2466 0.2231 0.2019 0.1827 0.1653 0.1496 0.1353
1 0.6990 0.6626 0.6268 0.5918 0.5578 0.5249 0.4932 0.4628 0.4337 0.4060
2 0.9004 0.8795 0.8571 0.8335 0.8088 0.7834 0.7572 0.7306 0.7037 0.6767
3 0.9743 0.9662 0.9569 0.9463 0.9344 0.9212 0.9068 0.8913 0.8747 0.8571
4 0.9946 0.9923 0.9893 0.9857 0.9814 0.9763 0.9704 0.9636 0.9559 0.9473
5 0.9990 0.9985 0.9978 0.9968 0.9955 0.9940 0.9920 0.9896 0.9868 0.9834
6 0.9999 0.9997 0.9996 0.9994 0.9991 0.9987 0.9981 0.9974 0.9966 0.9955
7 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9998 0.9997 0.9996 0.9994 0.9992 0.9989
8 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998
9 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
t
x 2.10 2.20 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 2.80 2.90 3.00
0 0.1225 0.1108 0.1003 0.0907 0.0821 0.0743 0.0672 0.0608 0.0550 0.0498
1 0.3796 0.3546 0.3309 0.3084 0.2873 0.2674 0.2487 0.2311 0.2146 0.1991
2 0.6496 0.6227 0.5960 0.5697 0.5438 0.5184 0.4936 0.4695 0.4460 0.4232
3 0.8386 0.8194 0.7993 0.7787 0.7576 0.7360 0.7141 0.6919 0.6696 0.6472
4 0.9379 0.9275 0.9162 0.9041 0.8912 0.8774 0.8629 0.8477 0.8318 0.8153
5 0.9796 0.9751 0.9700 0.9643 0.9580 0.9510 0.9433 0.9349 0.9258 0.9161
6 0.9941 0.9925 0.9906 0.9884 0.9858 0.9828 0.9794 0.9756 0.9713 0.9665
7 0.9985 0.9980 0.9974 0.9967 0.9958 0.9947 0.9934 0.9919 0.9901 0.9881
8 0.9997 0.9995 0.9994 0.9991 0.9989 0.9985 0.9981 0.9976 0.9969 0.9962
9 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9997 0.9996 0.9995 0.9993 0.9991 0.9989
10 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998 0.9997
11 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999
12 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
7 0.9858 0.9832 0.9802 0.9769 0.9733 0.9692 0.9648 0.9599 0.9546 0.9489
8 0.9953 0.9943 0.9931 0.9917 0.9901 0.9883 0.9863 0.9840 0.9815 0.9786
9 0.9986 0.9982 0.9978 0.9973 0.9967 0.9960 0.9952 0.9942 0.9931 0.9919
10 0.9996 0.9995 0.9994 0.9992 0.9990 0.9987 0.9984 0.9981 0.9977 0.9972
11 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998 0.9997 0.9996 0.9995 0.9994 0.9993 0.9991
12 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998 0.9997
13 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999
14 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
t
x 4.10 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 4.90 5.00
0 0.0166 0.0150 0.0136 0.0123 0.0111 0.0101 0.0091 0.0082 0.0074 0.0067
1 0.0845 0.0780 0.0719 0.0663 0.0611 0.0563 0.0518 0.0477 0.0439 0.0404
2 0.2238 0.2102 0.1974 0.1851 0.1736 0.1626 0.1523 0.1425 0.1333 0.1247
3 0.4142 0.3954 0.3772 0.3594 0.3423 0.3257 0.3097 0.2942 0.2793 0.2650
4 0.6093 0.5898 0.5704 0.5512 0.5321 0.5132 0.4946 0.4763 0.4582 0.4405
5 0.7693 0.7531 0.7367 0.7199 0.7029 0.6858 0.6684 0.6510 0.6335 0.6160
6 0.8786 0.8675 0.8558 0.8436 0.8311 0.8180 0.8046 0.7908 0.7767 0.7622
7 0.9427 0.9361 0.9290 0.9214 0.9134 0.9049 0.8960 0.8867 0.8769 0.8666
8 0.9755 0.9721 0.9683 0.9642 0.9597 0.9549 0.9497 0.9442 0.9382 0.9319
9 0.9905 0.9889 0.9871 0.9851 0.9829 0.9805 0.9778 0.9749 0.9717 0.9682
10 0.9966 0.9959 0.9952 0.9943 0.9933 0.9922 0.9910 0.9896 0.9880 0.9863
11 0.9989 0.9986 0.9983 0.9980 0.9976 0.9971 0.9966 0.9960 0.9953 0.9945
12 0.9997 0.9996 0.9995 0.9993 0.9992 0.9990 0.9988 0.9986 0.9983 0.9980
13 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998 0.9997 0.9997 0.9996 0.9995 0.9994 0.9993
14 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998
15 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999
16 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
t
x 6.10 6.20 6.30 6.40 6.50 6.60 6.70 6.80 6.90 7.00
0 0.0022 0.0020 0.0018 0.0017 0.0015 0.0014 0.0012 0.0011 0.0010 0.0009
1 0.0159 0.0146 0.0134 0.0123 0.0113 0.0103 0.0095 0.0087 0.0080 0.0073
2 0.0577 0.0536 0.0498 0.0463 0.0430 0.0400 0.0371 0.0344 0.0320 0.0296
3 0.1425 0.1342 0.1264 0.1189 0.1118 0.1052 0.0988 0.0928 0.0871 0.0818
0.2719 0.2592 0.2469 0.2351 0.2237 0.2127 0.2022 0.1920 0.1823 0.1730
9.50 Pengantar Statistik Sosial
5 0.4298 0.4141 0.3988 0.3837 0.3690 0.3547 0.3406 0.3270 0.3137 0.3007
6 0.5902 0.5742 0.5582 0.5423 0.5265 0.5108 0.4953 0.4799 0.4647 0.4497
7 0.7301 0.7160 0.7017 0.6873 0.6728 0.6581 0.6433 0.6285 0.6136 0.5987
8 0.8367 0.8259 0.8148 0.8033 0.7916 0.7796 0.7673 0.7548 0.7420 0.7291
9 0.9090 0.9016 0.8939 0.8858 0.8774 0.8686 0.8596 0.8502 0.8405 0.8305
10 0.9531 0.9486 0.9437 0.9386 0.9332 0.9274 0.9214 0.9151 0.9084 0.9015
11 0.9776 0.9750 0.9723 0.9693 0.9661 0.9627 0.9591 0.9552 0.9510 0.9467
12 0.9900 0.9887 0.9873 0.9857 0.9840 0.9821 0.9801 0.9779 0.9755 0.9730
13 0.9958 0.9952 0.9945 0.9937 0.9929 0.9920 0.9909 0.9898 0.9885 0.9872
14 0.9984 0.9981 0.9978 0.9974 0.9970 0.9966 0.9961 0.9956 0.9950 0.9943
15 0.9994 0.9993 0.9992 0.9990 0.9988 0.9986 0.9984 0.9982 0.9979 0.9976
16 0.9998 0.9997 0.9997 0.9996 0.9996 0.9995 0.9994 0.9993 0.9992 0.9990
17 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998 0.9998 0.9997 0.9997 0.9996
18 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999
19 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
20 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
14 0.9810 0.9791 0.9771 0.9749 0.9726 0.9701 0.9675 0.9647 0.9617 0.9585
15 0.9908 0.9898 0.9887 0.9875 0.9862 0.9848 0.9832 0.9816 0.9798 0.9780
16 0.9958 0.9953 0.9947 0.9941 0.9934 0.9926 0.9918 0.9909 0.9899 0.9889
17 0.9982 0.9979 0.9977 0.9973 0.9970 0.9966 0.9962 0.9957 0.9952 0.9947
18 0.9992 0.9991 0.9990 0.9989 0.9987 0.9985 0.9983 0.9981 0.9978 0.9976
19 0.9997 0.9997 0.9996 0.9995 0.9995 0.9994 0.9993 0.9992 0.9991 0.9989
20 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998 0.9998 0.9998 0.9997 0.9997 0.9996 0.9996
21 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9999 0.9998 0.9998
22 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9999
23 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
17 0.9678 0.9370 0.8905 0.8272 0.7489 0.6593 0.5640 0.4686 0.3784 0.2970
18 0.9823 0.9626 0.9302 0.8826 0.8195 0.7423 0.6550 0.5622 0.4695 0.3814
19 0.9907 0.9787 0.9573 0.9235 0.8752 0.8122 0.7363 0.6509 0.5606 0.4703
20 0.9953 0.9884 0.9750 0.9521 0.9170 0.8682 0.8055 0.7307 0.6472 0.5591
21 0.9977 0.9939 0.9859 0.9712 0.9469 0.9108 0.8615 0.7991 0.7255 0.6437
22 0.9990 0.9970 0.9924 0.9833 0.9673 0.9418 0.9047 0.8551 0.7931 0.7206
23 0.9995 0.9985 0.9960 0.9907 0.9805 0.9633 0.9367 0.8989 0.8490 0.7875
24 0.9998 0.9993 0.9980 0.9950 0.9888 0.9777 0.9594 0.9317 0.8933 0.8432
25 0.9999 0.9997 0.9990 0.9974 0.9938 0.9869 0.9748 0.9554 0.9269 0.8878
26 1.0000 0.9999 0.9995 0.9987 0.9967 0.9925 0.9848 0.9718 0.9514 0.9221
27 1.0000 0.9999 0.9998 0.9994 0.9983 0.9959 0.9912 0.9827 0.9687 0.9475
28 1.0000 1.0000 0.9999 0.9997 0.9991 0.9978 0.9950 0.9897 0.9805 0.9657
29 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9996 0.9989 0.9973 0.9941 0.9882 0.9782
30 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998 0.9994 0.9986 0.9967 0.9930 0.9865
31 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9997 0.9993 0.9982 0.9960 0.9919
32 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9996 0.9990 0.9978 0.9953
33 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998 0.9995 0.9988 0.9973
34 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998 0.9994 0.9985
35 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9997 0.9992
36 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998 0.9996
37 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9998
38 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999
39 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999
40 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
DISTRIBUSI NORMAL
Distribusi normal memiliki ciri-ciri:
berbentuk lonceng/genta
n > 30
x
z
µ = Me=Mo
ISIP4215/MODUL 9 9.53
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549
0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389
1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830
1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
1.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545
1.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633
1.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706
1.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767
2.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817
2.1 0.4821 0.4826 0.4830 0.4834 0.4838 0.4842 0.4846 0.4850 0.4854 0.4857
2.2 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.4890
2.3 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.4916
2.4 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.4936
2.5 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.4952
2.6 0.4953 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.4964
2.7 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.4974
2.8 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.4981
2.9 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.4986
3.0 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.4990
9.54 Pengantar Statistik Sosial
µ z
CONTOH :
Jika di suatu klub bola basket yang terdiri dari 60
orang diketahui rata-rata pemain memiliki tinggi
183 cm dengan standar deviasi 10 cm, berapakah
peluang diperoleh pemain dengan tinggi:
≥186 cm
178-184,5 cm
≤185,7 cm
ISIP4215/MODUL 9 9.55
A. X>186 CM
186 183
z 0,30
10
untuk z 0,30 maka p = 0,1179
183 186
183 186
B. 178 – 184,5
178 183
z 0,50 dengan nilai p 0,1915
10
184,5 183
z 0,15 dengan nilai p 0,0596
10
sehingga peluang pemain memiliki tinggi antara
178 hingga 184,5 cm adalah 0,1915 0,0596
0,2511 atau 25,11%.
9.56 Pengantar Statistik Sosial
C. X ≤185,7 CM
183 185,7
185,7 183
z 0,27 dengan nilai p 0,1064
10
sehingga peluang pemain memiliki tinggi 185,7 cm
adalah 0,1064 0,5 0,6064 atau 60,64%.
ISIP4215/MODUL 9 9.57
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549
0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389
1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830
1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
1.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545
1.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633
1.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706
1.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767
2.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817
2.1 0.4821 0.4826 0.4830 0.4834 0.4838 0.4842 0.4846 0.4850 0.4854 0.4857
2.2 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.4890
2.3 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.4916
2.4 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.4936
2.5 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.4952
2.6 0.4953 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.4964
2.7 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.4974
2.8 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.4981
2.9 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.4986
3.0 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.4990
9.58 Pengantar Statistik Sosial
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0753
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.2549
0.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389
1.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830
1.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
1.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545
1.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633
1.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706
1.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767
2.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817