Anda di halaman 1dari 3

Tugas Akhir

Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia

Nama : Ahyar imantunang

NIM : E1B019006

Kelas : PPKn 5A

Isi Tugas :

 Analisis Video “DIAJAK DISKUSI KOK NGAJAK BERANTEM”

Covid-19 merupakan wabah atau musuh bagi seluruh umat manusia. Tak hanya
menyerang nyawa manusia, ternyata wabah Covid-19 ini berpengaruh kepada berbagai sendi-
sendi-sendi atau tiap-tiap lini kehidupan di dunia pemerintahan, termasuk kesehatan, ekonomi,
pendidkan, bahkan politik yang digandang-gadang sebagai ladang untuk memperkaya diri dan
famili, terutama bagi pemerintah yang menyelewengkan kewenangannya, utamanya terhadap
kebijakan ekonomi di kalangan masyarakat. Pada umumnya, jikalau kita berkaca terhadap
segala kebijakan pemerintah pada era pandemi covid-19 ini, beberapa kebijakan yang dianggap
tidak pro terhadap kepentingan rakyat yang notabenenya dianggap menguntungkan atau
keberpihakan terhadap Warga Negara Asing (WNA). Yang mana artinya, pertumbuhan
ekonomi masyarakat yang melemah makin melemah. Dengan kata lain, yang kaya makin kaya
dan yang miskin makin miskin.

Dengan demikian, untuk menstabilkan perekonomian dalam negeri. Maka pemerintah


mengambil langkah alternatif lainnya, salah satunya adalah berhutang kepada negara-negara
sahabat atau negara-negara yang dianggap sebagai mitra kerjasama di bidang ekonomi. Salah
satunya adalah Chinna yang dianggap sebagai negara yang memiliki kapasitas dalam konteks
perekonomiannya stabil atau dikatakan tuntas dalam hal mengatasi pandemi Covid-19. Dalam
implementasinya sebagai mitra kerjasama, pemerintah China ini kerpa kali membantu
pemerintah Indonesia, terutama dalam konteks pemberian vaksin kepada Indonesia. Vaksinasi
ini bertujuan untuk memberikan imun kepada masyarakat, agar daya tahan tubuhnya kebal
terhadap segala virus, terutama virus Covid-19. Nampaknya, langkah yang dimabil tersebut,
menuai berbagai kontra di kalangan masyarakat. Misalnya, mereka berpendapat bahwa utang
negara semakin hari semakin bertambah, hal itu tentunya beriplikasi terhadap kesejahteraan
rakyat dalam hal perekonomian.
Dalam konteks perekonomian dalam negeri, ada berbagai problem yang sangat besar
yang menurut saya belum secara komprehensif diatasi oleh pemerintah, salah satunya adalah
mensejahterahkan rakyat dalam konteks penghidupan yang layak, dalam artian bahwa
rakyatnya makmur serta mampu mengentaskan angka kemiskinan. Oleh sebab itu, perlu upaya
lain yang menurut saya solutif dalam hal memecahkan permasalahan ini. Contohnya adalah
kembalinya pemerintahan Indonesia kepada Konstitusi Ekonomi. Konstitusi Ekonomi adalah
sebuah peraturan yang mengatur penguasaan dan kepemilikan kekayaan Sumber Daya Alam,
hak milik perorangan, hingga peran negara dan perusahaan negara (BUMN), yang mana
subtasinya adalah demi kemakmuran bersama. Adapun struktural permasalahan pemerintahan
Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Ekspor bahan mentah, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya Indonesia
merupakan negara yang dapat kita katakan sebagai negara yang rajin dalam hal
mengekspor kekayaan alamnya, mulai dari nikel, pertambangan, hingga kekayaan biota
laut, misalnya lobster. Jikalau kita telaah lebih lanjut, sebenarnya negara kita kekurangan
ahli dalam hal mengolah dan mengembangkan potensi kekayaan negara. Padahal jikalau
negara kita dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam negeri, maka
sebenarnya negara kita dapat bersaing dengan negara-negara yang dijuluki super power,
Amerika misalnya. Dalam konteks perekonomian global.
2. Ketergantungan Investasi Asing, masuknya modal asing dipengaruhi oleh tingginya
kepercayaan para investor pada prospek perekonomian domestik. Hal itu tentunya
berimpilikasi bertujuan untuk menutupi defisit transaksi berjalan masih tinggin. Namun
menurut hemat saya, hal ini tidak berujung kepada dampak yang lebih negatif.
Kemudian, ketergantungan kepada dana asing cukup tinggi karena investasi asing lebih
dapat mengoptimalkan keuntungan yang lebih besar pada negara negara berkembang,
misalnya Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat kaya.
3. Sumberdaya dikuasai asing, hal itu disebabkan karena BUMN belum optimal dalam hal
mengembang sumber daya alam di negara kita. Misalnya freeport hingga saat ini masih
saja dikuasasi oleh pihak asing.
4. 2010-2019 target pajak tidak pernah tercapai, hal itu disebabkan karena harga komoditas
yang menurun. Hal itu menyebabkan kinjera penerimaan pajak disektor perkebunan,
migas, dan pertambangan terkontraksi. Kemudian, perdaganagn internasional yang turun
sehingga berdampak kepada realisasi penerimaan pajak menurun.
5. Intervensi BI untuk stabilkan nyaris sia-sia, menurut saya intervensi rupiah yang
dilakukan BI untuk menguatkan nilai tukar terhadap Dollar AS, dikatakan sia-sia.
Lumrahnya ketika penurunan suku bunga maka akan menimbulkan melemahnya rupiah.
Namun disisi lain dapat dimanfaatkan untuk nilai ekspor dapat kompetitif.

Selanjutnya, eksistensi dari partai politik dari persfektif ekonomi, seharusnya


membawa angin segar kepada rakyat Indonesia. Partai politik seharusnya mampu
membebaskan rakyat Indonesia mulai dari kebodohan hingga kemiskinan. Namun pada
faktanya, hal itu berbanding terbalik realita yang kita lihat dalam dunia pemerintahan saat ini.
Dimana partai politik berlomba-lomba merebut kekayaan dan mementingkan diri sendiri atau
kita katakan memperkaya diri sendiri dan famili hingga kelompok-kelompoknya tertentu.
Terbukti bahwa diera pandemi ini, banyak dari anggota partai politik hingga pejabat mulai dari
pemerintah daerah hingga pusat tertangkap tangan dalam menggelapkan dana diera pandemi
ini. Itu artinya, keberpihakan pemerintah terhadap rakyatnya dapat kita katakan hampir tidak
ada sama sekali.

Sebetulnya dalam merealisasaikan program kerjanya, partai politik seharusnya


berlandaskan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi, ”berkat rahmat Allah yang maha
kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur”. Artinya bahwa, dari narasi tersebut dapat
kita simpulkan bahwa subtansi dari partai politik adalah mementingkan kepentingn publik,
dengan semangat leluhur yang merdeka. Merdeka artian dalam konteks ini adalah bebas dari
kemiskinan, kebodohan, dan penindasan terhadap rakyat kecil. Itulah dasar yang harus
direalisasikan oleh partai politik dengan semangat iklhas, jujur, dan sungguh-sungguh dalam
mengatasi segala permasalahan yang ada di negara kita tercinta ini.

Anda mungkin juga menyukai