Anda di halaman 1dari 6

PSA ganda

Tujuan dari preparasi saluran akar adalah Cleaning dan shapping


1. Cleaning membersihkan saluran akar dari berbagai pathogen dari saluran akar
2. Shaping membentuk saluran akar agar bisa dilakukan pengisian/obturasi secara optimal
Tujuan secara umum cleaning dah shapping:
1. Hapus jaringan lunak dan keras yang terinfeksi
2. Berikan akses irigasi desinfektan ke ruang saluran apical
3. Ciptakan ruang untuk medikamen dan obturasi selanjutnya
4. Pertahankan integritas struktur radikular

Cleaning
Cleaning artinya mengeluarkan iritan yang ada maupun yang mampu menjadi iritan dari maupun
yang mampu menjadi iritan dari seluruh sistem saluran akar seperti jaringan nektorik, affected
dentik, dan debris

A. Irigasi
Tujuan irigasi dalam endodontik adalah mekanis, kimia, dan biologis. Tujuan mekanis dan kimia
adalah sebagai berikut:
1. membersihkan debris,
2. melumasi saluran akar,
3. melarutkan jaringan organik dan anorganik,
4. mencegah pembentukan smear layer selama instrumentasi

Debris organik yang ada pada smear layer mungkin merupakan substrat untuk pertumbuhan bakteri,
dan telah disarankan bahwa smear layer mencegah kontak sealer dengan dinding saluran akar, yang
memungkinkan kebocoran.

Shapping (cara preparasi)


A. Tekhnik dasar gerakan Kfile
1. Filling
Kfile ditekan ke dinding saluran akar. Kemudian file didorong dan ditarik
2. Reaming
Kfile diputar searah jarum jam kemudian ditarik, hal tersebut untuk menghilangkan dentin
lunak , jaringan nekrotik, dan memperlebar saluran akar
B. Tekhnik kombinasi Filling dan Reaming
1. Kombinasi (circumferential)
Kfile diputar searah jarum jam sepanjang kerja ¼ putaran kearah apikal dan ditarik kearah
koronal
2. Watch Winding
Gerakan kfile searah jarum jam 30-60 o dan ditarik berlawanan searah jarum jam 30-60 o
tanpa tekanan ke apikal
3. Balance Force
Gerakan kfile dimasukan ke apical lallu putar 1/4 searah jarum jam lallu kfile ditarik
berlawanan arah jam dan rotasi 120o
Bentuk penampang Kfile

Triangular
1.
Square
2.
Belah Ketupat (Modifikasi K file [K-flex]
3.
Kesalahan cleaning dan shaping (endodontic) / accident procedural
1. Canal blockage
Penyumbatan saluran akar pada dasarnya karena adanya debris yang terjebak pada
sepertiga apical akibat preparasi dan dari irigasi yang kurang
2. Ledge
Ledge adalah penyimpangan yang dibuat tidak sengaja dari dinding saluran akar yang
mencegah lewatnya instrumen ke bagian apical pada saluran akar. Penyebabnya adalah (1)
akses yang tidak memadai ke dalam saluran, (2) irigasi atau pelumasan yang tidak memadai, (3)
pembesaran berlebihan dari saluran melengkung dengan kfile, dan (4) penumpukan sisa
preprarasi/debrish di bagian apical saluran akar
3. Zipping
Keselahan preparasi akibat cara preparasi yang salah dan kurang fleksibel instrumentasi
sehingga menyebabkan saluran akar di bagian apical menjadi melebar
4. Preporasi (saluran akarm, lateral dan furkasi)
Akibat kesalahan preparasi hingga menyebabkan preporasi biasanya ditandai dengan
adanya bleeding. Penyebabnya dapat karena Pencarian kamar pulpa atau orifis saluran akar yg
salah dan penentuan panjang kerja yang salah. Penatakansanaanya adalah ditutup dengan MTA
(mineral trioxide aggregate)
5. Separation of instrument
Fleksibilitas dan kekuatan instrumen intrakanal yang terbatas, bersama dengan
penggunaan yang tidak tepat, dapat mengakibatkan separasi instrument . Instrumen apa pun
bisa rusak seperti stainless steel, nikel-titanium, baik itu hand, atau rotary instrument.
Penggunaan berlebihan atau kekuatan berlebihan yang diterapkan pada file adalah penyebab
utama pemisahan. Cacat manufaktur dalam file jarang terjadi.

6. Flare up

Suatu kondisi adanya inflamasi pada peripaikal gigi karena disebabkan oleh beberapa hal yaitu
bahan obturasi atau debris yang keluar melalui apical gigi . teknik instrumentasi yang meminimalkan
ekstrusi apikal dari debris akan menguntungkan. Banyak faktor seperti teknik irigasi yang tidak
tepat, instrumentasi yang berlebihan, jenis file yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah
ekstrusi apikal. Berbagai teknik instrumentasi telah dianjurkan untuk meminimalkan ekstrusi debris
ke apikal. Dengan kemajuan dalam teknik preparasi dan instrumentasi, penting untuk
mengidentifikasi teknik yang mengurangi ekstrusi debris kearah apikal.

Tekhnik Preparasi
1. Konvensiolan/standard
Konsensional adalah dimana kita melakukan preparasi saluran akar menggunakan panjang kerja
yang sama dari awal preparasi hingga akhir preparasi. Tekhnik ini digunakan pada kasus dimana
saluran akar lurus sehingga cukup menggunakan panjang kerja yang sama hal itu mengacu ke
cleaning dan shapping. Bentuk saluran akar lebih membulat
2. Stepback
Tekhnik ini digunakan pada kasus saluran akar yang melengkung dan sempit pada 1/3 apikal
dimana untuk mendapatkan akses pada saluran akar yang bengkok. Pada teknik ini dilakukan
pengurangan panjang kerja pada setiap penambahan ukuran file, sehingga dapat mengurangi
tekanan pada saat preparasi dan Setiap pergantian file perlu dilakukan rekapitulasi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya penumpukan debris atau sisa preparasi pada saluran akar.
3. Stepdown
Teknik ini dimaksudkan untuk meminimalkan atau menghilangkan jumlah debris nekrotik yang
dapat dikeluarkan melalui foramen apikal selama Peralatan. Tekhnik ini menganjurkan
pembentukan aspek koronal saluran akar terlebih dahulu, sebelum instrumentasi apikal dimulai
Selain itu, dengan melebarkan dua pertiga koronal saluran akar terlebih dahulu, instrumen
apikal tidak terhalangi sepanjang sebagian besar panjangnya. Hal ini pada dapat memfasilitasi
kontrol yang lebih besar dan lebih sedikit kemungkinan zipping di dekat apical konstriksi
4. Crowndown
5. Balance force

Bahan Irigasi

Manfaat Menggunakan Irigasi dalam Perawatan Saluran Akar


1. pembuangan debrish dan memberikan membasahi dinding saluran akar
2. Pemusnahan mikroorganisme
3. Pembubaran debrish organik
4. menghilangkan smear layer
5. Desinfeksi dan pembersihan area yang tidak dapat diakses oleh instrumen endodontic/kfile

Tipe needle yang digunakan

Untuk meningkatkan keamanan irigasi dan mencegah ekstrusi irigasi melalui foramen apikal,
beberapa jarum melepaskan larutan melalui bukaan lateral dan memiliki ujung tertutup yang aman.
Orientasi bevel sangat penting untuk menghasilkan efek turbulensi pada dinding dentin kanal.
Jarum berventilasi samping dan berventilasi samping ganda menghasilkan terkanan maksimum yang
terkonsentrasi pada dinding yang menghadap saluran keluar (saluran keluar proksimal untuk saluran
berventilasi samping ganda

Sebuah irigasi yang ideal harus memiliki hal berikut:


1. Mudah diaplikasikan
2. Mempunyai sifat antibakteri
3. Tidak mengiritasi jaringan periapikal
4. Larutan bersifat stabil
5. Memiliki efek antimikroba yang berkepanjangan
6. Bersifat non karsinogenik terhadap jaringan di sekitar gigi
7. Tidak memiliki efek buruk pada filling material
8. Menjadi relatif murah
9. Aktif dengan adanya darah, serum, dan turunan protein jaringan
10. Memiliki tegangan permukaan yang rendah
11. Tidak menodai struktur gigi
12. Tidak menginduksi respon imun yang diperantarai sel
13. Mampu menghilangkan smear layer sepenuhnya, dan mampu mendisinfeksi dentin di bawahnya
dan tubulusnya

Untuk memaksimalkan hasil irigasi perlu dilakukan aktivasi rirgasi dengan beberapa cara:
1. Manual active irrigation
Cairan yang ditempatkan di dalam saluran akar lebih efektif mencapai celah-celah dan area yang
tidak tersentuh secara mekanis jika diaduk (Agitasi) di dalam saluran akar. Gerakan coronoapikal
dari jarum irigasi, gerakan mengaduk dengan instrumen endodontik kecil, telah
direkomendasikan.
2. Ultrasonic activied irrigation
Sistem EndoActivator menggunakan ujung polimer yang aman dan subsonik yang mudah
digunakan untuk mengaduk (agitasi) larutan irigasi dengan cepat selama terapi endodontik
3. Passive ultrasonic irrigation
Irigasi ultrasonik pasif (PUI) pertama kali dijelaskan oleh Weller dan rekan. Istilah pasif terkait
dengan tindakan noncutting dari file yang diaktifkan secara ultrasonik. PUI bergantung pada
transmisi energi akustik dari file berosilasi atau kawat halus ke irigasi di saluran akar.

Bahan Irigasi:
1. NaOCL 2,5% ( 0,5- 5,25%)
NaOCl adalah larutan irigasi yang paling umum digunakan karena memiliki sifat
antibakteri dan kemampuan untuk melarutkan jaringan nekrotik, jaringan pulpa, dan
kemampuan untuk lubricant
Larutan NaOCl sering digunakan sebagai desinfektan atau bahan pemutih. Ini adalah
irigasi pilihan dalam endodontik, karena kemanjurannya melawan organisme patogen dan
pencernaan pulpa, dan memenuhi sebagian besar karakteristik yang disukai yang disebutkan
sebelumnya.
2. Chorhexidine 0,2%
CHX adalah agen antimikroba spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif, bakteri
gram negatif.
CHX dapat memiliki efek bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan
bakterisida (membunuh bakteri). Pada konsentrasi tinggi, CHX bertindak sebagai deterjen; dan
memberikan efek bakterisida dengan merusak membran sel dan menyebabkan pengendapan
sitoplasma. Pada konsentrasi rendah, CHX bersifat bakteriostatik, menyebabkan zat dengan
berat molekul rendah (yaitu, kalium dan fosfor) bocor keluar tanpa merusak sel secara
permanen.
3. EDTA
Ethylenediamine tetra-acetic acid, disingkat EDTA, disarankan sebagai larutan irigasi karena
dapat menghilangkan jaringan anorganik dalam smear layer (Smear layer merupakan
kombinasi dari dentin, pulpa, dan debris bakteri) . Secara klinis, ini menunjukkan bahwa EDTA
dan NaOCl harus digunakan secara terpisah. Dalam rejimen irigasi bergantian, jumlah berlebihan
NaOCl harus diberikan untuk membersihkan sisa-sisa EDTA.
EDTA digunakan setelah pembersihan dan pembentukan selesai selama sekitar 1
menit. Ini dapat diaktifkan dengan aktivasi ultrasonik untuk penetrasi yang lebih baik di tubulus
dentin.
4. Hidrogen peroksida
5. Eugenol

Note:

1. NaOCl dan CHX ketika bersentuhan menghasilkan perubahan warna dan endapan. Reaksi
tergantung pada konsentrasi NaOCl. Semakin tinggi konsentrasi NaOCl, semakin banyak
endapan yang dihasilkan dengan adanya 2% CHX
2. Kombinasi NaOCl dan CHX menyebabkan perubahan warna dan pembentukan endapan tidak
larut yang mungkin bersifat toksik yang dapat mengganggu penutupan obturasi akar. Sebagai
alternatif, saluran akar dapat dikeringkan menggunakan paper point sebelum pembilasan CHX
terakhir
3. Apabila pasien alergi bahan NaOCL jgn diberikan cholhexidine sebagai pengganti alergi karena di
chorhexidine mengandung mengandung cholrine

Sterilisai
- CHKM 1-3 hari
Mempunyai efek antibakteri spectrum luas dan jamur serta dapat membunuh mikrooragnisme
di dalam saluran akar, dan memiliki efek sedative ringan. Choropenol (antibakteri &
mikkroorganisme) Kamper (mengurangi efek toksik dari cholopenol dan memperpanjang durasi
antibakteri) Mentol(Sedatif ringan), Digunakan pada kasus Periodontitis apikalis Kronis
- Cresophen 3-5 hari
Mempunyai efek antibakteri gram positif yg lebih baik dari CHKM, mempunyai efek
dexametason antiinflamasi, digunakan pada kasus Periodontitis Apikalis Akut
- Cresatine
Mempunyai sifat antibakteri yg lebih rendah dan iritasi dibandingkan dengan CHKM dan
cresophene, mempunyai sifat antiseptic dan mempunyai efek sedative ringan, digunakan pada
kelainan periapikal
Dressing
- Kalsium hiroside
- Formocresol
- eugenol
Obutasi PSA
 Sifat Ideal Sealer
1. Menempel dengan baik dengan memberikan adhesi yang baik antara itu dan dinding saluran
saat diaplikasikan
2. Bersifat radiopak agar bisa dilihat secara radiografi
3. Tidak megalami skrikage/mengkerut
4. Tidak menyebabkan perubahan warna gigi
5. tidak mengiritasi jaringan periradikular
6. Bakteriostatik
7. Tidak larut dalam cairan
8. Larut dalam pelarut umum jika perlu untuk menghilangkan pengisian saluran akar
 Bahan obturasi: Gutap (tekhnik kondensasi lateral, kondensasi vertical, single cone)
 Bahan sealer: resin dan non resin
 non-resin: Zoe, Kalsium hidrokside, resin sealer(AH26, AH+), silicone, calcium silicate, medicated
sealer

Penggunaan bahan Basis


 Bahan basis: zinc phosphate, GIC, resin flowable
 Tujuan Basis : Cohen hal 315. Coronal Orifice seal/barrier intraorifice (juga disebut sebagai barrier
orifice)/ Basis: sering ditempatkan koronal setebal 1-2mm ke bahan pengisi saluran akar bertujuan
melindungi obturasi dan mencegah terjadinya kebocoran pada sealer untuk mencegah terjadi
infasi bakteri / kontaminasi bakteri pasca perawatan

Anda mungkin juga menyukai